Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 174046 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Patron Mohammad Hara
"ABSTRAK
Penelitian dalam karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang
terjadi antara faktor-faktor jeda waktu, besaran biaya kegiatan promosi, sengketa
hukum (kasus litigasi), waktu pelaksanaan listing dan pemberian waran dengan
tingkat underpricing yang terjadi pada saham-saham IPO yang listing di Bursa
Efek Indonesia pada periode tahun 2007 sampai dengan 2011. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hanya faktor besaran biaya kegiatan promosi terkait
penjualan saham IPO dan pemberian waran yang memiliki pengaruh terhadap
besaran atau tingkat underpricing saham-saham IPO yang listing di Bursa Efek
Indonesia pada periode Januari 2007 sampai dengan Oktober 2011, sedangkan
ketiga faktor lainnya tidak memiliki pengaruh. Hasil penelitian ini juga
menunjukkan bahwa kinerja saham-saham underpricing yang listing pada periode
Januari 2007 sampai dengan Oktober 2011 adalah lebih baik daripada kinerja
pasar yang diwakili oleh IHSG, baik pada saat hari pertama listing maupun pada
saat satu tahun setelah listing.

ABSTRACT
The objective of this research is to explore the effects of the listing delays factor,
promotion expenses factor, legal cases (litigation) factor, the timing of listings
factor and warrant issuances factor on the degree of underpricings of the shares
listed on the Indonesia Stock Exchange during the year 2007 until 2011. This
research shows that only promotion expenses factor and warrant issuances factor
have significant effects on the degree of underpricings of the shares listed on the
Indonesia Stock Exchange during the year 2007 until 2011, while the other three
factors do not have any significant effect on the degree of underpricings of these
shares. This research further shows that the performances of the underpriced
shares listed on the Indonesia Stock Exchange during the year 2007 until 2011
were better than the performance of the market itself (represented by IHSG), both
on the first day of listing and a year after the listing day."
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surya Bina Brahmana
"Penelitian ini menunjukkan dua kemungkinan misspesifikasi dalam pengukuran kemampuan market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia. Pertama, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan frekuensi (harian dengan bulanan) yang bisa terjadi apabila dinamika aktifitas manajer reksa dana yang sifatnya day-to-day dan seharusnya diukur dengan menggunakan data harian namun diukur dengan data bulanan. Karenanya peneliti memakai data harian agar mampu menangkap kontribusi aktifitas timing manajer reksa dana saham terhadap kinerja portfolionya. Kedua, misspesifikasi karena perbedaan penggunaan timing fiinction/strategy oleh manajer reksa dana dan peneliti yang bisa menyebabkan pelanggaran asumsi regresi dalam cara yang mungkin tidak dapat diketahui (unknown) dan dengan cara yang berbeda-beda menurut waktu (time-varying way). Akibatnya metode koreksi yang biasa/standar untuk masalah heteroscedasticity dan serial correlation mungkin tidak mampu menangkap efek dari pelanggaran pelanggaran tersebut terhadap standard error dari koefisien regresi. Untuk mengatasinya penulis menggunakan Bootstrapping Technique dan metode estimasi ML-ARCH GARCH.
Penelitian yang memusatkan perhatian pada reksa dana saham (Equity Funds) dan mengadaptasi Carhart's four factor model (1997) ini menguji kemampuan market liming dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia dengan menggunakan frekuensi harian dan membandingkannya dengan frekuensi bulanan. Hasilnya konsisten dengan penelitian Bollen & Busse (2001) di mana pengujian dengan data harian jauh lebih powerful dan memperlihatkan kemampuan timing signifikan yang lebih banyak dibanding pengujian dengan data bulanan. Model HM (TM) memperlihatkan sebanyak 23.53% (29.41%) dari seluruh sampel reksa dana saham dideteksi memiliki stock picking ability positif signifikan. Sementara dalam analisis dengan data bulanan, kedua model TM dan HM hanya mampu mendeteksi 5.88% saja dari seluruh sampel reksa dana saham. Menggunakan data harian, sebanyak 17.65% (5.88%) dari seluruh sampel reksa dana saham ditemukan memiliki market timing ability positif signifikan dari model HM (I'M), namun dengan data bulanan hanya model HM yang mampu mendeteksi sebanyak 5.88% saja reksa dana yang memiliki timing ability sedangkan model TM tidak mampu mendeteksi sama sekali.
Untuk mengurangi/menghilangkan kemungkinan bias dalam pengukuran kinerja portfolio dan mengantisipasi pengaruh sifat-sifat yang sangat dinamis dari perubahan harga saham yang sangat cepat terhadap kinerja reksa dana, penelitian ini mencoba menggunakan pendekatan yang memperhitungkan varabel ekonomi makro sebagai control variable untuk melihat interaksinya terhadap kinerja market timing dan stock picking manajer reksa dana saham Indonesia, namun seeara urnum variabel-varabel ini ternyata tidak memberikan kontribusi dalam memperlihatkan market timing dan stock picking ability yang lebih baik, karena hasil yang diperoleh identik dengan model tanpa indikator makro. Konsisten dengan banyak penelitian reksa dana saham, baik di luar negeri maupun di Indonesia, secara keseluruhan rata-rata manajer reksa dana saham Indonesia tidak memiliki market timing dan stock picking ability. Ini dibuktikan dengan maksimum hanya 29.41% dan 23.53% saja dari seluruh sampel reksa dana saham dalam penelitian yang remiliki stock picking dan market timing ability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T20200
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susana Makahinda
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan kinerja keuangan perusahaan yang terimplikasi oleh strategi organisasional yaitu strategi prospektor dan defender dan menyebutkan perbedaan antara abnormal return dari setiap strategi organisasional.
Variabel yang diimplikasikan berpengaruh terhadap strategi organisasional adalah pertumbuhan laba, pertumbuhan penjualan, dividers payout ratio dan return on investment. Life cycle theory digunakan untuk menganalisa perbedaan dari kinerja keuangan perusahaan prospector dan defender.
Hasil penelitian memperlihatkan pertumbuhan laba perusahaan prospektor dan defender berbeda secara nyata (signifikan pada 0.05). untuk pertumbuhan penjualan perusahaan prospektor dan defender berbeda tetapi tidak signifikan (pertumbuhan penjualan perusahaan prospektor dan defender hampir sama). Sedangkan untuk Dividen Payout Ratio perusahaan prospector dan defender berbeda tetapi tidak signifikan (hampir sama). Return on Investment perusahaan prospektor berbeda secara signifikan dengan Return on Investment perusahan defender.
Uji multivariate dilakukan untuk melihat perbedaan antara prospektor dan defender dihubungkan dengan abnormal return. Hasil pengujian memperlihatkan pertumbuhan laba dari perusahan prospektor dan defender, berpengaruh secara signifikan terhadap abnormal return. Untuk pertumbuhan penjualan dan Dividend Payout Ratio bagi masing-masing tipe perusahaan tidak berpengaruh terhadap abnormal return. Sedangkan pada perusahaan defender Return on Investment mempunyai pengaruh yang signifikan (nyata)."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T20467
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Dwi Setia Kuncoro
"Pasar modal merupakan salah satu alternatif tempat investasi untuk mengelola dana masyarakat dalam perdagangan instrumen keuangan jangka panjang. Investasi di pasar saham menjanjikan tingkat pengembalian yang tinggi dalam kurun waktu yang lebih singkat, namun risiko kerugian yang akan dihadapi juga relatif besar. Investor membutuhkan pengetahuan dan pemahaman yang tepat mengenai kinerja suatu portofolio saham agar dapat mengoptimalkan tingkat pengembalian dan risiko atas investasi. Analisis kinerja indeks harga saham dapat digunakan sebagai acuan pertimbangan untuk melakukan investasi di pasar modal.
Dalam penelitian ini tingkat pengembalian dan risiko investasi untuk pengukuran kinerja yang akan diperbandingkan adalah Indeks LQ-45 dan Jakarta Islamic Index (JII), di mana tingkat pengembalian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) digunakan sebagai parameter kinerja pasar dan rate Sertifikat Bank Indonesia sebagai tingkat pengembalian babas risiko. Selanjutnya analisis kinerja tingkat pengembalian dan risiko atas investasi saham pada indeks harga saham di karya akhir ini akan dibatasi pada hasil investasi saham pada Indeks LQ-45 dan Jakarta Islamic Index (JII) dari tahun 2002 hingga tahun 2005 dengan menggunakan data penutupan mingguan.
Hasil analisis ini ditujukan untuk memberikan gambaran tentang tingkat pengembalian dan risiko atas investasi saham pada Indeks LQ-45 dan JII serta bagaimana strategi memilih portofolio saham yang akan dijualldibeli pada pasar saham. Penelitian ini juga dimaksudkan untuk mernbuktikan seberapa baik kinerja Indeks LQ 45 dan JII dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat pengembalian pasar. Penilaian kinerja tingkat pengembalian dan risiko investasi saham akan menggunakan Metode Sharpe, Traynor, day, Jensen. Metode ini dapat menggambarkan perbandingan kinerja tingkat pengembalian indeks harga saham berdasarkan risiko portfolio yang dimiliki. Komposisi optimal alokasi dana investasi melalui portofolio saham di papan Indeks LQ-45 dan III akan ditentukan dengan Metode Markowitz. Dengan penilaian tersebut, investor akan memiliki alternatif preferensi keputusan investasi pada komposisi portofolio yang paling efisien.
Berdasarkan hasil pengukuran dengan menggunakan Metode Sharpe diketahui bahwa kinerja JII untuk periode tahun 2002 sampai dengan tahun 2005 lebih baik dibandingkan dengan kinerja Indeks LQ-45 dengan nilai perhitungan Sharpe sebesar 0.12458 berbanding 0.12270. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Metode Traynor, di mana Indeks Harga Saham Gabungan digunakan sebagai parameter kinerja pasar, kinerja indeks harga saham pada JII juga lebih baik dibandingkan dengan LQ-45 (0.00395 berbanding dengan 0.00376). Selanjutnya perhitungan kinerja indeks harga saham dengan menggunakan Metode Alpha Jensen menunjukkan kinerja JII lebih baik dibandingkan dengan kinerja LQ-45 (0.00013 berbanding dengan -0.00009).
Apabila rata-rata tingkat pengembalian investasi pada portofolio JII sebesar 34,24% per tahun dibandingkan dengan rata-rata tingkat pengembalian pasar (IHSG) sebesar 30,35 % per tahun dan mempertimbangkan tingkat pengembalian babas risiko (SBI) sebesar 10,38 % per tahun maka tingkat pengembalian JII lebih tinggi sebesar 12,82 % dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Sedangkan rata-rata tingkat pengembalian investasi pada portofolio Indeks LQ-45 (rp = 32,92 %) lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat pengembalian pasar sebesar 8,47 %. Berdasarkan pengukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa JII memiliki tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan tingkat pengembalian LQ-45, kedua indeks harga saham tersebut memiliki nilai tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan dengan kinerja pasar (IHSG).
Optimalisasi tingkat pengembalian dan risiko portofolio investasi pada Indeks LQ-45 dan JII ditentukan dengan Metode Markowitz berdasarkan data historis penutupan indeks mingguan dalam rentang waktu dari tahun 2002 sampai dengan 2005. Berdasarkan perhitungan tersebut, diketahui komposisi optimal investasi pada kedua indeks harga saham pada jumlah 68 % investasi di papan Indeks LQ-45 dan 32 % di papan JII. Nilai proporsi aset dalam investasi tersebut merupakan kombinasi paling efisien antara tingkat pengembalian yang dapat dicapai dengan risiko pada level tertentu. Komposisi portofolio yang optimal tersebut dapat menjadi dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi oleh para investor di pasar modal.

Capital market is one of alternatives of investment place to manage public fund in long term financial instrument trade. Investment in share market promises high return in shorter period, but the risk of loss to have is relatively high. Investor needs proper knowledge and understanding on performance of a share portfolio in order to be able to optimize return and risk of investment. Share price index performance analysis can be used as reference of consideration to make investment in capital market.
In this research return and risk of investment for performance measurement to compare is LQ-45 Index and Jakarta Islamic Index (JII), in which the return of Jakarta Composite Index (1HSG) is used as market performance parameter and Bank Indonesia Certificate (SRI) rate as risk free return. Subsequently analysis of return performance and risk of share investment at share price index in this paper will be limited to the result of share investment at LQ-45 Index and JII from 2002 through 2005 by using data on weekly closing.
This analysis finding is intended to provide description on return and risk of share investment at LQ-45 Index and JII as well as the strategy to select share portfolio sold to/purchased at share market. This research is also intended to prove to what extent the performance of LQ 45 Index and JII is able to provide return higher than the market return. Assessment to the return performance and risk of share investment will use Sharpe, Treynor, and Jensen Methods. These methods are able to describe the ratio of performance of share price index return based on risk of portfolio it has. Optimal composition of investment fund allocation through share portfolio in LQ-45 Index and JII Board will he determined by using Markowitz Method. By this assessment, investor will have preference alternative of investment decision in more efficient portfolio composition.
Measurement result by using Sharpe Method reveals that JII performance .for period of 2002 through 2005 is better than LQ-45 Index performance at Sharpe calculation value ratio of 0.12458 to 0.12270. Based on calculation by using Treynor Method in which Jakarta Composite Index (IHSG) is used as market performance parameter, share price index performance in JII is also better compared to LQ-45 (with ratio 0.00395 to 0.00376). Then share price index performance by using Alpha Jensen Method indicates that ill performance is better than LQ-45 (with ratio 0.00013 to - 0.00009).
If the investment return average in JII portfolio by 34.24% per annum is compared to the market return average (IHSG) by 30.35 % per annum and by taking into account risk free return (SBI) by 10,38 % per annum, then JII return is higher namely 12.82 % compared to the market return. While investment return average at LQ-45 Index portfolio Op = 32.92 %) is higher than market return average namely 8.47 %. Such measurement leads to conclusion that JII has return better than LQ-45 return, both share price indices have return value better than market performance (IHSG).
Optimizing return and risk of investment portfolio at LQ-45 Index and JII is determined by using Markowitz Method based on historical data on weekly index closing in tine interval from 2002 through 2005. Based on such calculation, it is known that the investment optimal composition in both share price indices is at figure of 68 % investment on LQ-45 Index Board and 32 % on JII board. The assets proportion value in such investment is the most efficient combination among return that can be reached by risk in certain level. Such optimum portfolio composition can serve as basis of consideration for investment decision making by investors at capital market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oerip Lestari D. Santoso
"Sebagai bagian integral dari negara kesatuan Republik Indonesia, Propinsi Jawa Tengah melaksanakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Pembangunan dilaksanakan disemua aspek kehidupan, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Untuk tujuan tersebut, Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Tengah merencanakan pertumbuhan ekonomi regional rata-rata 7% per-tahun pada Repelita VI.
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan sebesar diperkirakan adanya investasi sebesar Rp. 63.18 triliun, dan 76% (Rp. 18,132 triliun) dari total investasi diperoleh dari sektor swasta (non pemerintah), sedangkan sisanya yang 24% (Rp. 15,05 triliun) dari pemerintah. Secara nasional angka pertumbuhan yang direncanakan tersebut cukup beralasan, Pada Pelita V angka rata-rata pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah adalah 7,02%, dan lebih tinggi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,7%.
Jawa Tengah merupakan salah satu propinsi yang memiliki daya tarik bagi investor. Pada tahun 1993, daerah seluas 34.503 km2 ini dihuni oleh 29.093,507 orang penduduk, yang tersebar di 35 Daerah Tingkat II (29 Kabupaten dan 6 Kotamadya). Kepadatan penduduk 843 orang/km2, dan menempati papan atas dalam hal kepadatan penduduk (angka nasional adalah 105 orang/ km2). Jumlah perduduk yang tergolong padat ini menimbulkan berbagai permasalahan, seperti urbanisasi, kemiskinan, dan berbagai gangguan kamtibmas lainnya. Kondisi ini tentu kurang mendukung upaya pembangunan di Jawa Tengah, dan kurang menguntungkan bagi ketahanan regional serta pada gilirannya akan berdampak pula pada ketahanan nasional.
Masalah ketenagakerjaan berupa pengangguran merupakan faktor pendorong Pemda Jawa Tengah untuk meningkatkan investasi. Proyek-proyek baru yang diminati khususnya bersifat padat karya (labour intensive). Laju pertambahan penduduk Jawa Tengah selama kurun waktu 1980-1990 sebesar 1,18% per-tahun, Angka yang besar ini membutuhkan investasi yang besar pula, agar tersedia lapangan kerja yang cukup.
Dari segi ketersediaan lahan, potensi pertanian tidak mungkin lagi dikembangkan dengan cara ekstensifikasi. Salah satu upaya peningkatan ekonomi yang dilakukan adalah pengembangan sektor industri. Sektor industri ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang sangat banyak, sehingga tingkat pengganguran dapat ditekan, sumber daya alam dapat dimanfaatkan, serta terwujud pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhyah Madya Ruth Sri Ningrum
"Dewasa ini pasar modal telah melaksanakan transaksi efek melalui media elektronik tanpa diikuti penyerahan fisik efek (paperless transaction). Efek dikonversi menjadi catatan elektronik yaitu diubah ke dalam bentuk kode-kode tertentu yang disebut Isin Codification System. Akibatnya transaksi efek hanya dapat dilakukan melalui komputer, sehingga tidak ada bentuk formal pengalihan efek. Pengalihan kepemilikan efek dilakukan dengan melakukan pemindahbukuan efek diantara satu rekening efek dengan rekening efek lainnya melalui suatu jaringan komputer (elektronic book entry settlement). Hal ini dikenal sebagai perdagangan efek tanpa warkat (scripless trading). Transaksi akan terjadi pada saat match order yang kemudian dilanjutkan dengan proses settlement. Match order dapat dianalogikan sebagai kesepakatan mengenai jumlah dan jenis saham, harga serta tanggal penyelesaian transaksi bursa. Hal ini berbeda dengan ketentuan Pasal 1458 juncto Pasal 613 (1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dimana hak kepemilikan atas saham baru akan beralih setelah ada penyerahan secara nyata yaitu dengan membuat akta penyerahan balk berupa akta otentik atau akta bawah tangan. Efek tanpa warkat tersebut pada prinsipnya dapat diagunkan seperti melalui lembaga gadai. Pelaksanaan agunan saham diatur dalam Surat Edaran KSEI Nomor KSEI-0101/DIR/0101 tertanggal 15 Januari 2001. Apabila saham dalam status digadaikan maka saham tersebut harus dikuasai oleh Kreditur dan/atau kuasanya. Dalam mekanisme scripless trading, KSEI merupakan kuasa dari Kreditur untuk menjalankan haknya sebagai penerima gadai yang harus menguasai obyek gadai dalam rangka memenuhi asas inbezitstelling. KSEI selanjutnya akan memblokir saham yang berada dalam status gadai agar saham tersebut tidak dapat ditransaksikan. Gadai hanya dapat dicabut apabila terdapat permohonan pencabutan status gadai dari Kreditur sebagai penerima gadai dan/atau Debitur sebagai kuasa dari penerima gadai."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T19794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutikno
"Optimasi pendanaan investasi merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan perusahaan, terutama untuk perusahaan yang sedang berkembang seperti PT Perusahaan Gas Negara (Persero). Untuk mengetahui apakah pendanaan investasi telah dilaksanakan secara optimal dan kriteria apa yang digunakan untuk memilih sumber dana, maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian sehingga dapat diketahui langkah-langkah apa yang seharusnya ditempuh manajemen agar pemenuhan kebutuhan dana investasi dapat dilaksanakan secara optimal.
Penelitian dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi kasus perusahaan dengan menggunakan landasan teori sebagai dasar analisis yang meliputi pengertian mengenai proses pelaksanaan investasi ditinjau dari sudut manajerial, metode-metode pemilihan investasi (kriteria investasi) dan metode-metode yang berkaitan dengan pemilihan sumber dana melalui perhitungan biaya penggunaan dana (cost of capital).
Hasil analisis dari aspek manajerial melalui tahapan kegiatan investasi dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan investasi di PT Perusahaan Gas Negara (Persero) belum dilakukan melalui tahapan yang benar, terutama yang menyangkut kegiatan penyusunan gagasan investasi, studi kelayakan investasi, koordinasi tugas di lapangan dan pemanfaatan investasi.
Untuk melakukan pilihan alternatif investasi, manajemen belum memiliki pola atau teknik analisis tertentu yang digunakan sebagai dasar penentuan pilihan. Dari analisis kriteria investasi dengan menggunakan metode NPV, IRR dan Pay Back Period terhadap 50 calon pelanggan industri dapat disimpulkan bahwa 28 calon pelanggan dinyatakan layak dan 22 calon pelanggan tidak layak.
Analisis kebutuhan dana yang ditujukan untuk memilih sumber dana yang paling optimal dengan menggunakan metode-metode perhitungan jangka waktu kritis hutang, Weighted Average Cost of Capital (WACC) dan Cost of Capital dari masing-masing sumber dana dapat disimpulkan bahwa penggunaan dana investasi yang ada sekarang dinilai optimal dengan skala prioritas dari prioritas I s/d IV sebagai berikut : Sumber Dana Bank Dunia/ADB, Obligasi Biasa, Obligasi Konversi dan Kredit Komersial.
Dari hasil-hasil analisis tersebut disarankan haI-hal sebagai berikut : pelaksanaan investasi dilakukan berdasarkan tahapan-tahapan yang benar, untuk melakukan pilihan alternatif investasi hendaknya selalu didasarkan pada analisis kriteria investasi, manajemen harus memikirkan untuk memilih alternatif sumber dana lainnya dengan menggunakan analisis cost of capital seperti tersebut diatas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Uncok Guruh R.J.T.
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pasar modal Indonesia telah berkembang dengan pesat sebagai salah satu
institusi keuangan bukan bank. Hingga akhir tahun 1997, tercatat 231
perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakal'ta
seiring meningkat pula keinginan investor baik institusi maupun perorangan
menginvestasikan dananya di bursa efek.
Untuk mendapatkan pengembalian yang diharapkan dalam jumlah relatif
tetap, investor berinvestasi tidak hanya pada satu macam saham tapi
beragam saham lainnya. E. J. Elton, M. J. Gruber, dan M. W. Padberg
mengembangkan persamaan-persamaan untu k memperoleh portofolio
saham yang optimum. Pada karya akhir ini, persamaan-persamaan tersebut
digunakan, yaitu dengan cara membandingkan antara rasio kelebihan
pengembalian terhadap beta dengan nilai tertentu (cutoff rate). Jika rasio
kelebihan pengembalian terhadap beta lebih besar dari cutoff rate, maka
saham tersebut terpilih sebagai bagian dari saham portofolio, namun hila
sebaliknya, maka saham tersebut tidak termasuk dalam portofolio.
Persamaan-persamaan tersebut dipergunakan untuk memilih saham dan.
menentukan proporsi dana tiap saham.
Dalam karya akhir ini pula akan diamati proses diversivikasi dan
pengaruhnya terhadap rata-rata standard deviasi dimana rata-rata resiko
portofolio berkurang secara signifikan ketika sejumlah saham ditambahkan
dalam portofolio. Dari beherapa kombinasi dua saham akan diamati pula
pengaruh koefisien korelasi terhadap diversivikasi saham.
"
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Abdi Wibawa
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris bahwa timely loss recognition mampu menurunkan sensitivitas investment-cashflow perusahaan, dan penurunan itu akan semakin besar pada perusahaan dengan high agency cost dibandingkan perusahaan low agency cost. Selain itu, penelitian ini juga ingin membuktikan bahwa sebelum penerapan timely loss recognition, perusahaan dengan high agency cost akan memiliki sensitivitas investment-cashflow yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan dengan low agency cost. Berbeda dari penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan dividend payout ratio untuk mengukur besaran agency cost. Pengujian dilakukan dengan menggunakan regresi linier pada sampel yang dipilih dengan menggunakan purposive judgement sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timely loss recognition mampu menurunkan sensitivitas investment-cashflow perusahaan. Penurunan terjadi pada low agency cost firm namun pada high agency cost firm justru terjadi peningkatan sensitivitas. Selain itu, sebelum penerapan dari timely loss recognition, high agency cost firm memiliki sensitivitas yang lebih kecil daripada low agency cost firm.
This research aims to give empirical evidence that timely loss recognition could decrease company’s investment-cashflow sensitivity, and that decrease is strongest in high agency cost firms rather than low agency cost firms. Another empirical evidence that this research is trying to give is before the implementation of timely loss recognition, high agency cost firms have greater investment-cashflow sensitivity than low agency cost firms. Unlike prior research, this research uses dividend payout ratio as the measurer of agency cost. The test was done by using linear regression on sample selected by using purposive judgement sampling. The result shows that as the recognition of economic losses becomes more timely, the sensitivity of firm investment to cashflow decreases. Timely loss recognition decreases investment-cashflow sensitivity in low agency cost firms but increases the sensitivity in high agency cost firms. In fact, before implementation of timely loss recognition, high agency cost firms have smaller investment-cashflow sensitivity compared to the low agency cost one."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S57338
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Yudatmono
"Saham PT lndosat, Tbk. ("ISAT") merupakan satu dari beberapa saham yang masuk dalam kategori blue chip karena sahamnya sangat likuid disebabkan volume dan frekwensi perdagangannya yang tinggi. Disamping itu pula bila dilihat dari segi fundamental bisnisnya sangat bagus karena mempunyai kinerja keuangan yang bagus dari tahun ke tahun yang semakin baik dan mempunyai pangsa pasar yang signifikan di dalam bidang bisnis telepon seluler, sambungan telepon internasional, dan jasa penyewaan satelit. Atas alasan tersebut, saham ini banyak diburu oleh para investor yang berharap untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki saham tersebut dalam jangka waktu singkat maupun lama. Namun demikian investasi di saham ISAT tersebut, para investor tentunya akan menghadapi Risiko berupa potensi kerugian yang mungkin terjadi dari aktivitas melakukan perdagangan jual-beli saham tersebut. Potensi kerugian ini tentunya harus dipahami dan diukur betul agar para investor dapat memperkecil bahkan menghindari kerugian yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, para investor harus memiliki patokan ukuran kuantitatif yang jelas mengenai seberapa besar dalam hal ini batas kerugian maksimum yang dapat ditoleransi dalam bentuk angka agar dalam kegiatan investasinya tidak mengalami kerugian yang sangat besar.
Potensi kerugian ini harus diukur dengan suatu metode yang ilmiah yang mana cara, proses, maupun hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah pula. Adapun metode di bidang ilmu keuangan untuk mengukur potensi kerugian yang ada saat ini banyak dipakai dan dikenal luas adalah Value-at-Risk (VAR) yang mana banyak digunakan di sektor perbankan, asuransi, dan pasar modal yang mana mulai dikembangkan di akhir tahun 1990-an. Diantara metode yang ada saat ini, VaR memiliki 3 pendekatan yang biasa digunakan untuk melakukan perhitungannya, yakni Histrorical Simulation Method, Variance-Covariance Method, dan Monte Carlo Simulation Method. Dari 3 tiga metode atau pendekatan ini tentunya bisa digunakan oleh para analis dan para investor untuk tujuan memperkecil kerugian di dalam aktivitas perdagangannya. Tentunya dari masing¬masing metode mempunyai kekurangan maupun kelebihan. Berdasarkan literatur dan pengalaman para praktisi, memang tidak ada metode yang paling akurat dalam setiap perhitungan dengan 3 pendekatan dengan menggunakan faktor pasar yang berbeda. Oleh karena itu, para analis dan para investor perlu mengetahui metode mana kiranya yang memberikan pencadangan kerugian yang paling besar dan yang paling akurat untuk memprediksi kerugian yang sebenarnya terjadi untuk kasus ini saja, khususnya saham ISAT untuk sepanjang periode tahun 2005 dengan menggunakan data time series 500 hari perdagangan (2 tahun) ke belakang.
Di dalam penulisan tesis ini setelah melakukan penelitian maka besarnya pencadangan yang hares dilakukan oleh para investor dalam melakukan perdagangan ISAT sepanjang periode tahun 2005 berdasarkan VaR harian adalah sebesar maksimum 52,24% (dengan Variance-Covariance Simulation Method dan Historical Simulation Method) dan minimum sebesar 1,06% (dengan Monte Carlo Simulation Method) serta metode yang paling akurat untuk mengukur VaR adalah dengan Variance-Covariance Simulation Method.

PT Indosat, Tbk. 'share ("ISAT") is one of shares which belongs blue chip share, it is due to the shares is very liquid in market because such shares have high volume and frequency in trading. In addition, if ISAT is reviewed its fundamental business, its financial report is very impressive from year to year and have good market share in cellular, international calls, and satellite rent. Based on such reasons, these shares are frequently seek by investors who have a hope for getting profits from owning such shares in short as well as long period. This loss potential should be measured to avoid the possible loss. Therefore, investor should have a clearly quantitative benchmark about how much the maximum loss is able to be tolerated in the investment activities in order to avoid a large number of potential losses.
This potential loss should be measured by a method scientifically, and its process, or its result which is able to be got responsibility scientifically. A method in financial science for measuring potential loss which widely recognized is Value-at-Risk (VAR). Such method is frequently used in sectors as banking, insurance and capital market in which is developed since year 1990 late. Currently, VAR has 3 approaches in calculating data such as Historical Simulation Method, Variance-Covariance Simulation Method, and Monte Carlo Simulation Method. From such methods, they are able to be used by analysts and investors for decreasing loss in their trading activities. Based on literature and analysts' experience, there is no best accurate method in every calculating data by using 3 approaches by using different market factors. Therefore, analysts and investors are necessary to know which method shall render greatest loss saving and the best accurate result for forecasting the real loss. The subject of this case is ISAT for along year 2005 by using time series data (500 trading days or 2 years) to past.
In this thesis, after doing research then the sum of saving should be committed by investors in trading ISAT for along 2005 based on daily VAR is maximum at 52,24% (calculated by using Monte Carlo Simulation Method). The best approached for calculating VAR is by using Variance-Covariance Simulation Method."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T19718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>