Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183134 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Pola konsumsi telah diketahui sebagai salah satu faktor risiko dari masalah gizi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan pola konsumsi dengan kadar hemoglobin ibu hamil. Disain penelitian adalah cross sectional dengan jumlah sampel 200 ibu hamil yang dipilih secara proportional stratified random sampling. Data dikumpulkan oleh petugas lapangan yang terlatih meliputi pola konsumsi, kadar hemoglobin, berat dan tinggi badan ibu hamil.
Analisis multivariat digunakan untuk melihat hubungan pola konsumsi dan kadar hemoglobin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia ibu hamil sebesar 41% di mana umumnya anemia ringan dan sedang (54,9% dan 43,9%). Pola makan ibu hamil pada umumnya nasi, ikan, dan sayur-sayuran secukupnya. Sayuran dan buah sangat
jarang dikonsumsi dan hanya 3-6 kali seminggu. Asupan energi dan protein hanya 59% dan 72% AKG (angka kecukupan gizi) atau 1300 kcal dan 48 gr. Umumnya vitamin hanya dikonsumsi sekitar 40% AKG kecuali untuk vitamin A (76%, 605 RE), asam folat (195%, 1170 ug), dan Vitamin B12 (142%, 3,7 ug). Analisis multivariat menunjukkan lama sekolah, status gizi lingkar lengan atas (LILA), konsumsi tablet besi, asupan vitamin C dan B6 berhubungan bermakna dengan kadar hemoglobin ibu hamil (p = 0,001; R2 = 0,24). Disimpulkan bahwa kadar hemoglobin ibu hamil berhubungan dengan pendidikan, status gizi, konsumsi tablet besi dan pola konsumsi. Diharapkan perbaikan pola konsumsi dapat dijadikan program dalam mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.
Food consumption pattern is known as a determinant factor for nutritional problems among pregnant mothers. This study was intended to assess food consumption and its relationship to anemia in Maros Districts, Indonesia. This study was conducted in two sub-districts and pregnant mothers was randomly selected (n = 200) and proportionally from both districts. Data was collected by train field workers including measurement of hemoglobin, height and weight, 24-hour recall and food frequency questionnaire. Multivariate analyses were performed to see the relationship between food consumption and anemia. It showed that anemia prevalence was 41% whereas mostly in mild and moderate levels (44% and 55% respectively). The most common pattern of food consumption was rice, fish, and some vegetables. However, vegetables and fruit mostly consumed only 3-6 time a week. Energy and protein intakes were only 59% to 72% recommended dietary allowance (RDA) or 1300 kcal and 48 gr respectively. Most vitamin was consumed only around 40% except for vitamin A (76%, 605 RE), folic acid (195%, 1170 ug), and Vitamin B12 (142%, 3,7 ug). However, iron and zinc intakes were only 6.1 gr (17.5% RDA) and 5.9 gr (44% RDA), respectively. Multivariate analyses showed that
education duration of mothers, nutritional status, iron tablet intakes, vitamin C, and B6 consumption were significantly related to anemia of pregnant mothers in the study and accounted for 24% (p<0.05). We conclude that food consumption was relatively low and caused lack intakes for both macro and micro nutrients of pregnant mothers in the
study. Education and nutritional status of the mothers contributed also to the anemia prevalence."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat;Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muslim Indonesia, Makassar. Fakultas Kesehatan Masyarakat], 2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pola konsumsi pangan sumber karbohidrat di Indonesia.Analisis akan di fokuskan untuk daerah perdesaan dengan pertimbangan bahwa proporsi jumlah penduduk Indonesia sebagian besar berada di perdesaan sejak tahun 2002...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Sudaryati
"The Sufficiency and The Quality of Family Food Consumption in Backward Village and Non Backward Village Kabupaten Simalungun North Sumatera in The Year 1995The causes of the emerge of this nutrition problem depend on the level of nutrition sufficiency. For that reason, the quality and quantity of food and nutrition are the important matter to pay attention. Food consumed has to be balanced in both the quantity and the type. Generally, the energy contribution of rice is still greater than the other foods energy contribution, namely 64.3 a for Simalungun. In the mean time, the calorie consumption for North Sumatera in 1993 is still 1976.37 cal with the quality score 69.3. The real information of food consumption, with in counting the family composition, is not available. Besides, the food consumption related to many factors, some of than are economy, production, and social factor. The poverty is a description of the lack of and the low of population socio-economy condition. One of the program alleviated the poverty has been made by the government by means of IDT program. IDT program described that there is backward village , include in Kabupaten Simalungun. For the reason, the problem of family food consumption, both the quality and the quantity based on backward village and non backward village , is an interesting matter to investigate.
The objective of this research is to understand the description and difference in the quantity of family food consumption, based on the average of energy consumption and the level of energy consumption sufficiency, and to under-stand the quality of food family consumption based on the score of food quality in backward village and non backward village.
This research is an analysis of Nutrition Consumption Survey data held by Ministry of Health, Republic of Indonesia. Design used is cross sectional with the number of sample is 1876 house-hold. Analysis are univariat and bivariat analysis, by using Epi Info version 6.0 and SPSS for windos release 6.0.
The result from the analysis is that there is no significant difference (p > 0.05) between the average of energy consumption, the level of energy consumption sufficiency and the score of food quality among family in back-ward village and non backward village.
From the research result, it is suggested to reconsider the determination of backward village which is held for this time. More over, it is suggested to consider the family composition in counting the average of energy consumption. It is also suggested to formulate the policy for the group of family which consume food greater than the sufficiency level or in balanced food, so that the family behave to consume balanced food. Besides it is suggested to carry out the advanced research about the trend of dietary pattern changing related to some possibilities which related to nutrition disorder. And the last, the implementation of the Nutrition Consumption Survey should have used 'food models'.

Penyebab timbulnya masalah gizi tidak terlepas dari tingkat kecukupan gizi, oleh karena itu kualitas dan kuantitas pangan dan gizi merupakan masalah penting yang harus diperhatikan. Pangan yang dikonsumsi harus seimbang balk jumlah maupun jenisnya. Umumnya sumbangan energi dari beras masih lebih banyak dari sumbangan energi pangan lainnya, yaitu 64,3 persen di Kab. Simalungun. Sementara itu konsumsi kalori untuk Sumatera Utara tahun 1993 masih 1976,37 kalori dengan skor mutu 69,3. Informasi konsumsi pangan yang sebenarnya, dengan memperhitungkan komposisi keluarga, belum tersedia: Disamping -itu konsumsi pangan berkaitan dengan banyak faktor, diantaranya faktor ekonomi, produksi, dan sosial. Kemiskinan merupakan gambaran dari serba kekurangan dan rendahnya keadaan sosial ekonomi penduduk, untuk itu keadaan ini harus diatasi. Salah satu program mengurangi kemiskinan telah diupayakan pemerintah melalui program IDT (Inpres Desa Tertinggal). Program IDT menggambarkan masih adanya desa tertinggal, termasuk di Kai. Simalungun. Untuk itu masalah konsumsi pangan keluarga, baik kualitas maupun kuantitas yang dilihat di desa tertinggal dan desa tidak tertinggal merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti.
Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran dan perbedaan konsumsi pangan keluarga yang dilihat dari rata-rata konsumsi energi dan tingkat kecukupan konsumsi energi, serta kualitas konsumsi pangan keluarga yang dilihat dari skor mutu pangan di desa tertinggal dengan di desa tidak tertinggal.
Penelitian ini merupakan analisa terhadap data Survei Konsumsi Gizi Tahun 1995 yang dilaksanakan oleh Depkes RI. Disain yang digunakan cross sectional, dengan jumlah sampel 1876 rumah tangga. Analisis ini dilakukan dengan analisa univariat dan bivariat, menggunakan bantuan 'Epi Info' dan 'SPSS for Windows release 6.0.
Dari hasil analisa didapat bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna (p > 0.05) antara rata-rata konsumsi energi, tingkat kecukupan konsumsi energi dan skor mutu pangan keluarga yang tinggal di desa tertinggal dengan keluarga di desa tidak tertinggal.
Disarankan dari hasil penelitian ini, untuk meninjau ulang kembali penentuan desa tertinggal yang selama ini dilakukan. Disamping itu disarankan untuk mempertimbangkan komposisi keluarga dalam perhitungan rata-rata konsumsi energi. Disarankan pula untuk menentukan kebijaksanaan bagi kelompok keluarga yang mengkonsumsi melebihi dari kecukupan atau mengkonsumsi pangan belum seimbang, agar berperilaku konsumsi makanan yang seimbang. Selain itu disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai kecenderungan perubahan pola makan dalam kaitannya dengan berbagai kemungkinan kelainan gizi. Selanjutnya bagi pelaksanaan Survei Konsumsi Gizi agar menggunakan food models."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T8412
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titus Priyo Harjatmo
"Di seluruh dunia penyakit kardiovaskuler merupakan pembunuh paling besar dengan kematian hampir 12 juta diikuti oleh penyakit diare 5 juta, kanker 4.8 juta dan tuberkolosis 3 juta kematian setiap tahunnya.
Di Indonesia, berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1996 proporsi penyakit utama sebagai sebab kematian, penyakit sirkulasi menduduki peringkat pertama sebesar 24.5%.
Profit lipida darah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler. Prevalensi hiperkolesterolmia cenderung meningkat dalam beberapa tahun. Hal ini terbukti dari hasil studi MONICA I pada tahun 1988 yang kemudian dilanjutkan dengan MONICA II pada tahun 1993 menunjukkan bahwa prevalensi dyslipidemia meningkat 3% selama 5 tahun (1988-1993).
Dari sejumlah teori telah diketahui bahwa konsumsi makan sangat menentukan profil lipida darah. Informasi yang belum banyak diungkap adalah pengaruh jenis makanan dan frekuensinya terhadap lipida darah.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dan penelitian "Survei Gizi dan Kesehatan pada Orang Dewasa di 12 Kota besar di Indonesia" yang merupakan kerjasama antara Direktorat Bina Gizi Masyarakat dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia tahun 1996. Rancangan penelitian adalah cross sectional yang dilakukan terhadap 309 responden di Kotamadya Bandung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58% adalah perempuan dan selebihnya (42%) berjenis kelamin laki-1aki. Bila diidentifikasi berdasarkan umur, sebanyak 26.6 % sampel berusia antara 18-24 tahun. Gambaran lipida darah sampel adalah rata-rata kolesterol total 183.5 mg% (95% CI: 177.1-189.7), kolesterol LDL 124.7 mg% (95% CI: 119.8-130.3), kolesterol HDL 36.7 mg% (95% CI: 34.9-38,3) dan trigliserida 109.5 mg % (95% Cl: 99.1-119.9), Indeks Massa Tubuh yang dikategorikan berdasarkan batasan WHO dan Departemen Kesehatan RI menunjukkan persentase yang hampir sama (61.2%) dalam kategori normal. Indeks aktifitas fisik sebagian besar dalam kategori ringan sebanyak 72.9% dan hanya sebagian kecil (0.3%) mempunyai aktifitas berat. Sebagian besar sampel (75.7%) mempunyai kebiasaan tidak merokok.
Gambaran konsumsi jenis makanan yang diidentifikasi menurut skor variasi konsumsi bahan makanan (food variety score) memperlihatkan bahwa sebagian besar (98%) dalam kategori kurang dan hanya 2% baik. Sedangkan frekuensi konsumsi jenis makanan per minggu menunjukkan bahwa ayarn goreng merupakan yang jarang dikonsumsi, sedangkan gula yang paling sering dikonsumsi.
Hasil analisis bivariate dari sejumlah variabel independen terhadap kolesterol total menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin, umur, IMT dan frekuensi konsumsi telur per minggu mempunyai hubungan yang signifikan (p<0.05). Analisis lanjut menggunakan regresi liner ganda, variabel independen yang bertahan dalam model adalah jenis kelamin, umur, IMT, frekuensi konsumsi tempe goreng dan frekuensi konsumsi telur dengan koefisien determinan sebesar 20.4%. Sedangkan variabel yang bertahan dalam model terhadap kolesterol LDL adalah jenis kelamin, umur dan IMT dengan nilai R2 sebesar 13.4%.
Analisis regresi linier ganda dengan variabel dependen kolesterol HDL, variabel yang bertahan dalam model adalah jenis kelamin, IMT, aktifitas fisik, frekuensi konsumsi sayuran hijau dan interaksi antara aktifitas fisik dan IMT dengan nilai R2 sebesar 13.1%. Koefisien determinan dari persamaan regresi liner ganda dengan variabel dependen trigliserida sebesar 14.3 % dengan variabel yang bertahan dalam model adalah umur, IMT dan frekuensi konsumsi gula pasir.
Variabel yang dominan berhubungan dengan lipida darah berdasarkan perhitungan beta standardized lebih ditentukan variabel biologis sedangkan frekuensi konsumsi bahan makanan peranannya tidak terlalu besar.
Daftar bacaan: 49 (1981-1998).

Relationship Between Food Consumption and Lipid Profile for Adult in Bandung Municipality.Cardiovascular diseases is the major causes of fatality rate in the world with 12 million cases/ year, followed with diarrhea 5 million cases/ year, cancer 4.8 million and tuberculosis 3 million cases/year. In Indonesia, based on Household Survey 1996, the major causes of fatality is cardiovascular disease in the first rank (24.5%).
Lipid profiles one of the risk factor of cardiovascular diseases. The prevalence of hypercholesterolemia tend to increased by years. The result of MONICA 1st studied in 1988 and continued with MONICA II in 1993 showed that the prevalence of dislipidemia increased 3% in five years (1988-1993).
Based on the theories, it's proved that food consumption has significant caused of lipid profile, but the association of food items frequencies has not been proved yet.
This research was part of secondary data analysis from "Nutrition and Health Survey for Adult at 12 cities in Indonesia" as a project of Ministry of Health, and School of Public Health University of Indonesia in 1996. The method of the study was cross sectional and carried out of 309 respondents in Bandung municipalities.
The result showed that 58% female and 42% male. Respondent's age mostly (26.6%) in the age of 18-24 year. Mean of choresterol 183.5 mg %(95%CI:177.1-189.7), mean of LDL cholesterol 1243 mg % (95% CI:119.8-130.0), HDL cholesterol 36.7% (95% CI: 34.9-38.3) and Triglycerides 109.5 mg % (95% CI: 99.1-119.9). Body Mass Index (BMI) based WHO and Ministry of Health standard showed 61.2% respondents has normal category. Most of respondents (72.9%) has mild physical activity index and 0.3% has severe physical activity index. Most of the respondents (753%) are non smoking and 24.3% are smoker.
Based of food variety score showed that 98% respondents are in tow category and only 2% has good category. Food frequency per week showed that chicken was rarely consumed but frequency of sugar consumed was mostly.
The result of bivariate analysis between independent variables showed that sex, age, BMI and eggs consumption per week has significantly associated with cholesterol total (p<0,05). Further analysis with multiple linear regression showed that sex, age, BMI, frequency of tempe and eggs had determinant coefficient 20A%. The variable that fit to the model of LDL cholesterol where sex, age, BMI with R2= 13.4%.
Multiple linear regression analysis with dependent HDL cholesterol showed the variable that fit to the model were sex, BM, physical activity, green vegetables and interaction of physical activity and BMI with R2 13.1%. Coefficient of determinant of multiple linear regression with triglycerides variable was 14.3% with variable that fit to the model were sex, BMI, sugar consumption.
The variables associated with lipid profiles based on 13 standardized related to biological variables and the role of food item frequency has less associated.
References: 49 (1981-1998)"
Universitas Indonesia, 2000
T2823
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Orang-orang di seluruh dunia berperilaku berbeda terhadap makanan yang membuat budaya dan tradisi bangsa-bangsa menganggap makanan baik dalam upacara khusus atau sepanjang tahun. Pola konsumsi makanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama oleh budaya dan tradisi, geografis tertentu, serta status sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi jenis kelamin, pilihan makanan, kebiasaan makan, perilaku kompensasi, dan kebiasaan tidur pada mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dimana subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa universitas Iran yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia; sedangkan, tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

People all around the world behave differently towards food which makes the nationalities’ cultures and traditions regards to food whether in special ceremonies or all over the year. Food consumption patterns can be affected by several factors, particularly by culture and tradition, specific geographic, and social and economic status. This study was concluded to determine the differences in food consumption patterns and its influential factors including gender, food choices, eating habits, compensatory behaviors, and sleeping habits among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia. This research is quantitative with a cross-sectional approach with the subjects in this study are Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Tehran, Iran and Indonesian Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Jakarta, Indonesia. The results show that there are differences in food consumption patterns and its influential factors among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia; while, there is no significant relationship between food consumption patterns and its influential factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Pusposari
"Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor ? faktor yang mempengaruhi permintaan pangan rumah tangga khususnya pangan sumber karbohidrat di Provinsi Maluku dan mengetahui komoditas pangan lokal apa yang berpotensi menjadi pengganti beras sebagai sumber pangan pokok masyarakat di Provinsi Maluku. Analisis dilakukan dengan menggunakan metode analisis model Almost Ideal Demand System (AIDS). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) untuk Provinsi Maluku Tahun 2010. Pola permintaan sumber karbohidrat di Provinsi Maluku secara umum dipengaruhi oleh pendapatan dan harga komoditas baik harga sendiri maupun harga silang dan secara spesifik untuk masing-masing komoditas dipengaruhi faktor sosial demografi yang berbeda-beda. Komoditas yang bersifat substitusi terhadap beras dalam penelitian ini adalah komoditas sagu dan pangan lokal lain (jagung, talas, ubijalar dan kentang). Namun kendalanya, komoditas-komoditas tersebut termasuk dalam komoditas inferior di Provinsi ini. Selain itu, terigu yang merupakan produk impor menjadi salah satu ancaman dalam penyediaan pangan bagi masyarakat di Provinsi Maluku karena komoditas ini bersifat substitusi terhadap seluruh kelompok komoditas yang diteliti selain beras.

The general objective of this study was to determine the factors that affect the household food demand on source of carbohydrate and the commodities of local resources that could potentially be a substitute for rice as a staple food source for communities in Maluku. The analysis is using the Almost Ideal Demand System (AIDS) model. The data used in this study is data from the National Socioeconomic Survey (Susenas) of Maluku Province in 2010. The pattern of demand for carbohydrate sources in Maluku Province in general influenced by income and price. The social demographic variables influenced specifically on each commodity. Commodities that are substitutes for rice in this study are sagu and other local foods (corn, talas, sweet potato, and potato). But these commodities are inferior in this province based on income elasticity. In addition, wheat commodities that is imported become one of the threats on food providing specially for Maluku communities, because this commodities are substitutes of all commodities group in this study, except for rice."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T23017
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gabrielle Agustin Ternadi
"Individu dalam usia dewasa muda mulai mengembangkan gaya hidup mandiri, termasuk mengatur makanan yang dikonsumsi. Perubahan yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 menyebabkan perubahan gaya hidup, termasuk pola konsumsi. Pola konsumsi yang tidak sesuai dengan Pedoman Gizi Seimbang dapat meningkatkan risiko kejadian penyakit tidak menular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi saat dan setelah pandemi COVID-19 berdasarkan faktor individu dan sosioekonomi pada mahasiswa S1 Universitas Indonesia tahun 2023. Proses pengambilan data dalam penelitian dilakukan secara daring pada bulan April-Juni 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang dengan sampel mahasiswa UI yang didapatkan berdasarkan metode purposive sampling hingga mencapai 218 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden penelitian mengalami perubahan pola konsumsi setelah pandemi COVID-19 (71,1%), khususnya perubahan ke pola konsumsi sehat (37,2%). Analisis asupan zat gizi dengan uji Wilcoxon menyatakan asupan zat gizi yang terbukti secara signifikan berbeda hanya konsumsi air putih (p-value = < 0,001). Hasil uji chi-square dilakukan untuk melihat hubungan antar variabel dan menunjukkan perbedaan yang signifikan pada pola konsumsi saat dan setelah pandemi COVID-19 berdasarkan status tinggal setelah pandemi (p-value = 0,012), perubahan tingkat stres (p-value = 0,002), dan tingkat pengetahuan gizi (p-value = < 0,001).

Young adults start to adopt an independent lifestyle, including controlling the food consumed. Changes caused by the COVID-19 pandemic have led to lifestyle changes, including consumption patterns. Consumption patterns that are against with Pedoman Gizi Seimbang can increase the risk of developing non-communicable diseases. This study aims to determine differences in consumption patterns during and after the COVID-19 pandemic based on individual and socioeconomic factors among undergraduate students at Universitas Indonesia in 2023. The data collection was conducted online in April-June 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample of UI students based on purposive sampling method up to 218 respondents. The results showed that most of the respondents experienced changes in their consumption patterns after the COVID-19 pandemic (71.1%), especially the change to healthy consumption patterns (37.2%). Analysis of nutrient intake using the Wilcoxon test revealed that water intake was significantly different (p-value = < 0.001). Chi-square test findings were used to determine the association between variables and show significant differences in consumption patterns during and after the COVID-19 pandemic based on living arrangements after the pandemic (p-value = 0.012), changes in stress levels (p-value = 0.002), and level of nutrition knowledge (p-value = < 0.001)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti K. Susilo
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan faktor karakteristik individu dan faktor lain dengan konsumsi
mi instan pada mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011 program reguler di tahun 2012. Faktor
karakteristik individu meliputi jenis kelamin, tingkat pengetahuan mengenai gizi seimbang dan mi instan,
dan status tempat tinggal. Faktor lain meliputi peer pressure, keterpaparan terhadap media massa, uang
saku dan aksesibilitas makanan. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional di FKM UI
selama 25 April- 4 Mei 2012 dan sebanyak 132 orang mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011
program reguler menjadi responden pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian
besar mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011 program reguler (69,7%) memiliki tingkat
konsumsi mi instan yang rendah dan terdapat hubungan secara statistik yang bermakna antara status
tempat tinggal dengan tingkat konsumsi mi instan pada mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011
program reguler(p value: 0,021).

Abstract
This study focuses to see the relation between individual?s characteristic factor and other factors
with instant noodle consumption in FKM UI 2011 public health?s regular program students. The
individual factors are gender, knowledge level of balance nutrition and instant noodle, and student?s
residence status. The other factors are food accessibility, peer pressure, and exposure to instant noodle
promotion in mass media, monthly allowance and food accessibility. This study is using cross sectional
design, held in FKM UI at 25th of April until 4th of May 2012 and followed by 132 FKM UI public
health?s regular program students as respondents. This study?s result is showing that most of FKM UI
2011 public health students (69,7%) have a low instant noodle consumption?s level and there is a
significance relation between student?s residence status and instant noodle consumption level in FKM UI
2011 public health students(p value: 0,021)."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti K. Susilo
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas hubungan faktor karakteristik individu dan faktor lain dengan konsumsi
mi instan pada mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011 program reguler di tahun 2012. Faktor
karakteristik individu meliputi jenis kelamin, tingkat pengetahuan mengenai gizi seimbang dan mi instan,
dan status tempat tinggal. Faktor lain meliputi peer pressure, keterpaparan terhadap media massa, uang
saku dan aksesibilitas makanan. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional di FKM UI
selama 25 April- 4 Mei 2012 dan sebanyak 132 orang mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011
program reguler menjadi responden pada penelitian ini. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa sebagian
besar mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011 program reguler (69,7%) memiliki tingkat
konsumsi mi instan yang rendah dan terdapat hubungan secara statistik yang bermakna antara status
tempat tinggal dengan tingkat konsumsi mi instan pada mahasiswa kesehatan masyarakat FKM UI 2011
program reguler(p value: 0,021).

Abstract
This study focuses to see the relation between individual?s characteristic factor and other factors
with instant noodle consumption in FKM UI 2011 public health?s regular program students. The
individual factors are gender, knowledge level of balance nutrition and instant noodle, and student?s
residence status. The other factors are food accessibility, peer pressure, and exposure to instant noodle
promotion in mass media, monthly allowance and food accessibility. This study is using cross sectional
design, held in FKM UI at 25th of April until 4th of May 2012 and followed by 132 FKM UI public
health?s regular program students as respondents. This study?s result is showing that most of FKM UI
2011 public health students (69,7%) have a low instant noodle consumption?s level and there is a
significance relation between student?s residence status and instant noodle consumption level in FKM UI
2011 public health students(p value: 0,021)."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Sekar Ayu
"Pola konsumsi pangan didefinisikan sebagai kebiasaan makan yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Perbedaan kebiasaan makan seseorang sejatinya dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari faktor kesehatan, faktor harga, faktor agama, dan faktor budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengelompokkan individu dari lima kota besar di Indonesia berdasarkan pola konsumsi pangan. Terdapat 18 variabel yang digunakan dalam penelitian ini, 6 diantaranya merupakan variabel numerik dan 12 variabel lainnya merupakan variabel kategorik. Mengingat data yang digunakan terdiri dari dua jenis variabel yang berbeda, maka pengelompokan dilakukan secara terpisah. Variabel numerik dikelompokkan menggunakan metode K-Means Clustering, sementara variabel kategorik dikelompokkan menggunakan metode ROCK Clustering. Hasil kedua pengelompokan tersebut kemudian digabungkan dan dipandang sebagai data baru yang terdiri dari dua variabel bertipe kategorik. Variabel baru tersebut kemudian dikelompokkan kembali menggunakan metode pengelompokan data kategorik yang sebelumnya digunakan, yaitu ROCK Clustering. Proses pengelompokan data gabungan tersebut kemudian dikenal sebagai Ensemble Clustering. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok optimal yang terbentuk untuk data gabungan adalah sebanyak tiga klaster. Klaster satu terdiri dari 286 individu yang pola konsumsi pangannya cenderung dipengaruhi faktor harga, agama, dan budaya. Klaster dua terdiri dari 233 individu yang pola konsumsi pangannya cenderung dipengaruhi faktor kesehatan, agama, dan budaya serta cenderung netral akan faktor harga. Sementara itu, klaster tiga terdiri dari 191 individu yang pola konsumsi pangannya dipengaruhi faktor kesehatan, agama, dan budaya.

Food consumption patterns are defined as eating habits that differ from one individual to another. Differences in a person's eating habits can be caused by various factors, ranging from health factors, price factors, religious factors, and cultural factors. This study aims to clustering individuals from five cities in Indonesia based on food consumption patterns. There are 18 variables used in this study, 6 of them are numerical variables and 12 others are categorical variables. Since the data consists of two different types of variables, the clustering process will be done separately. Numerical variables were grouped using the K-Means Clustering, while categorical variables were grouped using the ROCK Clustering. The grouping result of numerical and categorical variables are then combined into a new data with two categorical variables. The new data then regrouped using the categorical data grouping method, namely ROCK Clustering. This process then known as Ensemble Clustering. The results of this study indicate that the optimal group formed for the new categorical data is three clusters. Cluster one consists of 286 individuals, where food consumption patterns in this cluster tend to be influenced by price, religion, and culture factors. Cluster two consists of 233 individuals, where food consumption patterns in this cluster tend to be influenced by health, religion, and cultural factors and tend to be neutral on price factors. Cluster three consists of 191 individuals, where food consumption patterns in this cluster are influenced by health, religion, and cultural factors."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>