Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Karlinaswaty
"Skripsi ini membahas tentang pelayanan unit gawat darurat rumah sakit ditinjau dari aspek hukum perikatan dan hukum kesehatan yang didasarkan atas literatur dan perundang-undangan, dengan studi kasus penelitian di rumah sakit Tugu Ibu. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk perikatan antara dokter dan pasien dalam hal pelayanan medis di unit gawat darurat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat yuridis normatif dimana penelitian ini menyatakan bahwa terdapat aspek hukum perikatan dalam tindakan pelayanan medis di unit gawat darurat yang didasarkan oleh literatur dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Aspek hukum perikatan medis tersebut dapat digunakan dalam menganalisis kasus dalam pelayanan medis yang terjadi antara dokter dan pasien unit gawat darurat. Selain itu, hasil penelitian menunjukan bahwa dalam pelayanan medis yang dilakukan di unit gawat darurat rumah sakit Tugu Ibu terdapat pengaturan dan prosedur yang tunduk pada ketentuan Undang-undang, literatur maupun praktik kedokteran.

This thesis is focusing on services emergency unit at hospital in terms of Legal Aspects of engagement and health laws is based from the literature and regulations, with Tugu Ibu Hospital as a case study. The problem in this case is how the engagement type between a doctor and medical patient in terms of emergency unit services. This thesis is using Juridical Normative method to explain that there are legal aspects in medical measure of emergency unit services based of the literature and regulation in Indonesia. This medical legal aspects of engagement can be used to analyze medical services among doctor and medical patient in emergency unit. Another result from this study show the medical services held by Tugu Ibu emergency unit there are regulations and procedures based on law, literatures and medical practice."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S21554
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
E. Kartini
"Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur yang berdiri sejak tahun 1914 merupakan rumah sakit pembina dan pusat rujukan penderita kusta se Sumatera dan Kalimantan Barat dengan kapasitas 450 tempat tidur, terletak di kecamatan Banyuasin I desa Mariana, Kabupaten Musi Banyuasin, dengan jarak ± 20 km dari kota Palembang.
Mulai tahun 1995 terjadi penurunan kunjungan penderita kusta untuk rawat jalan dan rawat inap sehingga dalam upaya memanfaatkan sarana dan prasarana dan sumber daya manusia, berdasarkan surat dari Dirjen. Yan. Med. No. BM.01.03.3.2.04929.A tanggal 31 Oktober 1995, RS Kusta Sungai Kundur telah mendapat izin untuk memberikan pelayanan umum. Akan tetapi pemanfaatan pelayanan pada poliklinik umum oleh masyarakat di kecamatan Banyuasin I masih rendah, dimana angka kunjungan sampai dengan tahun 2001 hanya berkisar ± 15 - 16 orang/hari. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan pelayanan di poliklinik umum tersebut.
Jenis penelitian dilakukan menurut analisis kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan metode wawancara dan kuesioner. Pengisian kuesioner telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dimana hasilnya adalah valid dan reliabel. Metode analisis yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan Chi Square dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil penelitian menyimpulkan masih rendahnya rata-rata pemanfaatan yaitu 54,3 %, faktor internal yang bermakna yang berhubungan dengan pemanfaatan adalah variabel sarana prasarana dan tarif, sedangkan faktor eksternal adalah variabel pengetahuan dan pekerjaan, dan faktor dominan adalah variabel sarana prasarana.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa sarana prasarana yang baik berhubungan signifikan untuk meningkatkan pelayanan di poliklinik RSKSK dengan peluang 4,137 kali dibandingkan dengan sarana prasarana yang kurang baik.
Dari penelitian ini disarankan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan di poliklinik RSKSK antara lain : memenuhi kebutuhan alat kesehatan, alat kedokteran, alat rumah tangga sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan. Selain itu memenuhi kebutuhan ruangan pelayanan sehingga dapat memberikan kenyamanan kepada pasien, serta menciptakan lingkungan yang sehat.

An Analytical Approach on the Health Services Sungai Kundur Hospital at Banyuasin in the Year 2003The Sungai Kundur Hospital for Leper which founded in 1914 is designed to become the center of leprosy treatment and research for Sumatera and West Kalimantan. Built with 450 people capacity it was located in Banyuasin C desa Mariana region, Musi Banyuasin regency, 20 km from Palembang.
Since 1995 there has been a decrease in the amount of leper patient that treated at the Hospital. In order to use the exceed man power and supra-infrastructure, the Sungai Kundur Hospital for Leper has been authorized to give public service to the common people. A letter from Dirjen Yan Med No. BM 01.03.3.2.04929.A posted in 31 October 1995 has legalized it. Not with standing the man power, infrastructure and suprastructure that available, people that had been using the health service provided by Sungai Kundur Hospital are still modest, with only ± 15 - 16 people a day. Therefore this research had been done to acquire information about the factor that related to the issue.
The research has been done according to quantitative analytics with cross sectional approach using interview and questioner method. The questioner had been tested to make sure there are both valid and reliable. Analytic methods that had been used are univariant, bivariant with Chi Square and multi variant with logistic regression.
The research conclude that the low used of public service (that is 54, 3 %) had been caused by internal factors with supra-infrastructure and tariff variable, external factors with knowledge and occupation variable, dominant factors with supra-infrastructure variable.
In conclusion of this research suffice to say that adequate supra-infrastructure had significant effects to increase public health care service in Sungai Kundur Hospital with a chance 4,137 to inadequate supra-infrastructure.
The research suggested there are some paths that can be used to increase the health service in Sungai Kundur Hospital for Leper. Which are: fulfilling the necessities of adequate equipment for health care and other equipment that also needed to perform service to the community (equipment that depends on the service). Not to forget giving a comfort of a service room to the patient and creating a healthy environment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T 10931
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sallimar Salim M.
"Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tersisanya anggaran JPSBK bantuan Pemda DKI tahun 2001 di RSUD Tarakan sebanyak Rp.383.647.977 yang belum sempat dimanfaatkan oleh Keluarga Miskin (Gakin) dan dikembalikan kepada Pemda DKI Jakarta, sementara adanya Rumah Sakit yang mengeluh tentang kurangnya data dalam pelayanan Gakin. Seperti diketahui anggaran JPSBK diturunkan pemerintah ke Rumah Sakit untuk pelayanan keluarga miskin secara cuma-cuma melalui program Kartu Sehat. Ada dua macam anggaran yang diturunkan ke RSUD yakni anggaran JPSBK dari Pemda DKI Jakarta dan anggaran dari APBN berupa anggaran Subsidi BBM dengan prosedur dan waktu pertanggung jawaban yang berbeda. Dibandingkan dengan dua (2) RSUD lainnya yakni RSUD Koja dan RSUD Budhi Asih anggaran tersebut dapat diserap secara penuh. Melihat kenyataan tersebut diatas perlu dilakukan suatu analisis sejauh mana pemanfaatan RSUD Tarakan oleh Gakin bila dikaitkan dengan anggaran JPSBK yang tersedia dengan tujuan mengidentifikasi faktor-faktor dari Rumah Sakit baik dari organisasinya maupun dari providernya serta dari Gakin sendiri.
Penelitian merupakan penelitian kualitatif dari faktor-faktor Rumah Sakit dan penelitian kuantitatif dari 107 orang Gakin yang mempunyai Kartu Sehat dari 3 kelurahan yang berjarak dekat dengan RSUD Tarakan. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan bahwa RSUD Tarakan telah menjalankan fungsi manajerialnya cukup baik dengan pembentukan Tim, Adanya Prosedur Tetap Pelayanan, Kebijakan Direktur tentang pelayanan Gakin. Tersisanya anggaran bantuan JPSBK kemungkinan disebabkan adanya kecenderungan menggunakan anggaran APBN terlebih dahulu yang mempunyai prosedur yang lebih jelas dan fleksibel. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian RSUD Tarakan yang bisa mempengaruhi juga penyerapan anggaran yakni belum meratanya sosialisasi tentang anggaran JPSBK, masih kurangnya koordinasi dengan Dinas Kesehatan Tingkat II dalam rangka sosialisasi anggaran dan sikap dalam pelayanan serta kurangnya fleksibiiitas dalam penerimaan pasien Gakin baru Rawat jalan di Loket penerimaan karena dalam petunjuk pelaksanaan diharuskan ada rujukan dari puskesmas.
Hasil penelitian kuantitatif di tiga Kelurahan Kecamatan Tambora kemungkinan juga akan mempengaruhi peayerapan anggaran di RSUD Tarakan karena hanya 49.5 % Gakin yang memanfaatkan kartu sehatnya di RSUD Tarakan sementara yang tidak memanfaatkan sebagian besar disebabkan oleh tidak mengerti dalam penggunaan Kartu Sehat dan memilih menggunakan fasilitas kesebatan lain. Secara statistik ada hubungan yang sangat bermakna antara pengetahuan kartu sehat dengan pemanfaatan pelayanan RSUD Tarakan. Sebanyak 44,4 % (4 orang) yang dirawat inap mengeluh pelayanan kurang baik dengan harapan pelayanan dengan senyum dan ramah.
Saran diberikan kepada RSUD Tarakan untuk menindak lanjuti hal-hal yang ditemukan dalam penelitian ini. Perlu intervensi dari Pemda DKI dalam perbaikan kebijakan pertanggungjawaban anggaran JPSBK petunjuk pelaksanaan serta prosedur pengganaannya serta penajaman sasaran Gakin dan perubahan nama Kartu Sehat. Untuk Depkes diperlukan kebijakan sosialisasi anggaran yang berasal dari Subsidi BBM."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T7734
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Asmono
"RS Kanker Dharmais telah mengembangkan paket Sistem Informasi Manajemen yang dibeli dari sebuah perusahaan software Australia yang dibeli nama Sistem Informasi ParaMedic, yang dirancang dapat mencakup hampir seluruh kegiatan di rumah sakit, dan sudah mulai dioperasikan sejak mulai dibukanya RS; yaitu pada tahun 1993.
Dari penelitian yang dilakukan dibeberapa unit kerja di RS Kanker Dharmais diketahui bahwa pemanfaatan Sistem Informasi ParaMedic masih belum seperti yang diharapkan, dalam arti masih ada beberapa unit kerja yang belum sepenuhnya memanfaatkan sistem tersebut contohnya Bagian Keuangan, Sub Bagian Kepegawaian, serta Sub Bagian Laporan dan Pelayanan Informasi, dan ada juga unit kerja yang menggunakan Sistem Informasi lain yang belum terintegrasi dengan Sistem Informasi ParaMedic contoh Instalasi Labotatorium Patologi Klinik.
Disamping itu pemanfaatan SIM-RS ParaMedic untuk keperluan Billing masih mengalami berbagai kendala.
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk menelaah proses pemanfaatan Sistem Informasi Rumah Sakit, mengenali permasalahan yang ada, serta sekaligus mencari cara pemecahan masalah yang tepat.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan mengadakan pendekatan kualitatif. Metoda kualitatif dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam (indepth interview) terhadap petugas yang berkaitan dengan pengelolaan dan pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen RS Kanker Dharmais.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dibalik keunggulankeunggulan yang dimiliki, Sistem Informasi ParaMedic juga mempunyai beberapa kelemahan sehingga belum bisa memenuhi kebutuhan pengguna sistem, baik dari segi kecepatan mengakses data, kemampuan dalam menampilkan infomasi, serta pelaporan tentang hasil pemeriksaan medis. Oleh karena itu diusulkan adanya pengembangan Sistem Informasi Manajemen RS Kanker Dharmais dalam rangka mendukung kebutuhan operasional pada masa sekarang dan masa yang akan datang. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susi Arfina Dewi
"Organisasi pelayanan kesehatan sekarang ini harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan kesehatan agar dapat memperoleh keunggulan dalam persaingan.
Berawal dari keinginan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan itu Rumah Sakit Umum Palang Merah Indonesia Bogor yang merupakan satu-satunya rumah sakit milik Palang Merah Indonesia merencanakan pengembangan poliklinik spesialisnya. Hal ini didukung oleh fakta dari observasi pra penelitian di mana pelanggan berpendapat bahwa ruang periksa dan ruang tunggu sudah tidak memadai.
Usaha pengembangan ini dapat bermanfaat jika bisa menentukan posisi bersaing yang tepat. Sementara itu belum ada informasi mengenai karakteristik pelanggan dan posisi pesaing yang dapat digunakan oleh rumah sakit sebagai acuan untuk membuat kebijakan.
Penelitian yang ditujukan untuk menganalisis penentuan posisi bersaing ini, menggunakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa karakteristik pelanggan Poliklinik Spesialis RSU PMI Bogor terbanyak berasal dari kotamadya Bogor, mayoritas kelompok usia produktif dari kelas menengah bawah dengan pendidikan menengah dan pekerjaan pegawai negeri . Karakteristik pelanggan ini menjadi dasar persepsi mengenai posisi poliklinik itu sendiri dan posisi pesaing. Berdasar persepsi pelanggan disimpulkan posisi poliklinik ini dengan pelayanan yang baik dan terjangkau. Dari persepsi pelanggan didapatkan pula bahwa pesaing terdekat adalah Poliklinik Spesialis RS Azra, namun Poliklinik Spesialis RSU PMI Bogor mempunyai keunggulan dari jenis pelayanan yang lebih lengkap dan tarif pelayanan yang lebih murah.
Untuk dapat memenangkan persaingan disarankan agar RSU PMI membentuk bagian pemasaran dan melakukan fungsi pemasaran secara optimal sehingga rencana pengembangan poliklinik spesialis dapat diwujudkan dan memberikan manfaat.

Positioning Analysis of Specialized Polyclinic in Bogor Indonesian Red Cross HospitalHealth service organization these days should always increase its quality so that they could be the front runner in the course of highly competitive market.
It all begins from the idea to ameliorate the quality of health service at the Bogor Indonesian Red Cross Hospital, which is the only hospital belongs to the Indonesian Red Cross Organization to carry on the plan of its Specialized Polyclinic expansion. This is supported by the fact acquired from pre research observation where customers assume that examination room and waiting lounge are no longer eligible.
This expansion plan will surely come in handy if one is capable of determining the exact positioning. Meanwhile, absence of information concerning customers characteristics and competitors positioning as a parameter to set the hospital policy.
The research is conducted to analyze the determination of positioning , using descriptive analytic methodology of research with qualitative and quantitative approach.
From the research, it is found that the majority of the customer of this specialized polyclinic is originally from the district of Bogor belong to the productive age group ranging from low to middle class of society with average middle educational qualification and owning profession as civil servant. Perceptions on the positioning of the polyclinic its self and its competitors are made upon the data gained concerning the customers' characteristic. It is summed up, according to the perspective of the customers, that is polyclinic furnish an excellent service and affordable to all levels of society. It is also acknowledgeable that its closest competitor is the polyclinic owned lay Azra Hospital, though the one owned lay RSU PM1 Bogor posses a number of features mainly in its service and tariff.
With the intention of winning the competition, it is advised that Bogor Indonesian Red Cross Hospital should create marketing division and perform optimally marketing functions so that the plan of having specialized polyclinic expansion can be well carried out and last but not least will do bring the most advantage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T1397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Arofani
"Skripsi ini membahas peran sistem informasi dalam mengoordinasikan unit-unit untuk pelayanan rawat inap di RSUD Pasar Rebo tahun 2009. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem informasi terkomputerisasi memudahkan pertukaran informasi antarunit. Permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya jumlah karyawan, kesulitan menggunakan komputer ketika jaringan sedang sibuk, kurangnya jumlah dan kualitas printer di beberapa unit (seperti kasir dan admission) serta kesulitan mendapatkan data yang dikarenakan perawat dan dokter masih mengisi data klinis pasien secara manual dan mengambil hasil pemeriksaan.
Saran dari penulis adalah menambah dan memperbaiki infrastruktur sistem informasi rawat inap (dari segi software dan hardware), merencanakan pengembangan sistem informasi untuk perawat, evaluasi terhadap penggunaan aplikasi sistem informasi, serta melakukan perhitungan kebutuhan jumlah karyawan dan memenuhi kebutuhan tersebut.

The focus of this thesis is the role of information system in coordinating the units for inpatient department service at Pasar Rebo District General Hospital in 2009. This research is a qualitative research with indepth interview and observation method.
Result of research shows that computerized information systems facilitates the information exchange among units. Problems that were found are the lack of number of employees; difficulties in using computer at busy hours; the lack of quantity and quality of the printer in some units (such as cashier and admission); difficulties of getting data that is because the nurses and doctors are still giving the patients? clinical data manually; nurses are still taking the results of the laboratory and radiology examination manually.
Author's suggestions are adding and improving inpatient information systems infrastructure (in terms of software and hardware), planning information system development for nurses, evaluating the use of information systems applications, calculating the number of employee needs then meet those needs.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aspino Abusamah
"Tujuan studi ini untuk mendapatkan gambaran berapa tarif Rumah Sakit yang ideal dengan mempertimbangkan kemampuan masyarakat membayar dan tarif fasilitas kesehatan lain yang ada di Banda Aceh.
Hasil dari analisis biaya dalam rangka penetapan tarif ideal (tarif optimum dengan tetap mempertahankan pemerataan pelayanan) akan dapat memberikan gambaran mengenai intervensi-intervensi yang harus dilakukan oleh pimpinan Rumah Sakit dalam rangka pengendalian biaya Rumah Sakit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui informasi biaya satuan aktual dan kemampuan masyarakat membayar serta tarif fasilitas kesehatan lain, sehingga akhirmya dapat ditentukan suatu tarif ideal di Poliklinik Penyakit Dalarn Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.
Dengan dilakukannya perhitungan analisis biaya, maka dapat disusun suatu perencanaan untuk penetapan tarif ideal sehingga tidak merugikan Rumah Sakit itu sendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian Cross Sectional dengan Cara mengumpulkan data sekunder dari biaya operasional dan pemeliharaan, pengunjung di Poliklinik Penyakit Dalam di Rumah Sakit Umum Dr. Zainoel Abidin serta tarif fasilitas lain yang ada di Banda Aceh.
Berdasarkan hasil analisis biaya ini didapat biaya satuan aktual Rp.4.941, ternyata bahwa tarif yang berlaku sekarang sangat kecil (Rp.1000,-) dibandingkan dengan tarif yang seharusnya, sehingga Rumah Sakit harus mensubsidi hampir 400%.
Untuk masa yang akan datang disarankan agar Rumah Sakit dapat melakukan pengendalian biaya operasional dan pemeliharaan seefektif mungkin dan menetapkan tarif ideal sesuai dengan kemampuan masyarakat membayar.

The Pricing Analisys at Internal Medicine Clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU Banda Aceh for Fiscal Year 1998-1999.The objective of this study is to obtain the description of ideal fees at hospital by considering the ability of finance and other health facility unit cost in Banda Aceh.
Cost analysis in determination of ideal fee (optimum fee but still maintaining even distribution of care) would provide the hospital staff to identify strategic intervention in case of controlling the hospital cost.
The purpose of this research is to generate the information of unit cost actual, community ability to pay and other health facility unit cost, so that the ideal fee structure can be formulated at internal medicine clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU.
By calculating the cost analysis, a plan for ascertaining the ideal fees can be formulated which would prevent financial problem for the hospital.
The study is a Cross Sectional study comprising the collection of secondary data on operational and maintenance cost, members of patients visit internal medicine clinic of Dr. Zainoel Abidin RSU as well as other health facility unit cost in Banda Aceh.
The results of the cost analyzing, unit cost actual is getable Rp.4.941, indicates that the current unit cost is too cheap Rp.1.000; , comparing to the real unit cost, that makes the hospital has to subsidize almost 400% of insufficient cost.
It is suggested that the hospital should carry out operational cost control as effective as possible and establish the ideal fee in accordance with community ability to pay.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T422
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Inas Pratiwi
"Bed Occupancy Ratio (BOR) Rumah Sakit Hermina Bekasi setiap tahunnya mengalami peningkatan, begitupula dengan jumlah pasien yang masuk rawat inap melalui instalasi gawat darurat. Peningkatan ini menyebabkan adanya penumpukan pasien boarding di instalasi gawat darurat yang belum dapat ditransfer ke ruang rawat inap. Penelitian ini menganalisis proses boarding dan transfer pasien dari IGD ke rawat inap melalui pendekatan lean six-sigma dengan teknik time motion study kepada 30 pasien. Pendekatan lean memperlihatkan persentase aktivitas value added dan non value added sedangkan six sigma memberikan gambaran variasi kegiatan pada proses.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien membutuhkan waktu selama 2 jam 31 menit 48 detik dalam proses boarding dan transfer dengan persentase aktivitas value added 20,77 dan non value added 79,23. Berdasarkan analisis 5whys didapatkan akar penyebab masalah yaitu pemulangan pasien yang belum terencana.

Every year, Bed Occupancy Ratio (BOR) of Hermina Hospital Bekasi has increased, as well as the number of patients who admitted to the hospital through emergency room. This increase leads to the buildup of boarding patients at emergency departments that can not be transferred to the inpatient room. This study analyzes the boarding and transfer of patients from ED to inpatient room through lean six sigma approach with time motion study from 30 patients. The lean approach shows the percentage of value added and non value added activities while six sigma provides an overview of the activity variations in the process.
The results showed that the patient took 2 hours 31 minutes 48 seconds in the process of boarding and transfer with the percentage of value added activities 20.77 and non value added activities 79.23. Based on 5whys analysis, the root cause of the problem is the unplanned discharge patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dicki Julianus
"Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu pintu gerbang masuknya pasien di rumah sakit untuk pelayanan gawat darurat, pelayanan harus dapat memilah pasienpasien dengan tingkatan kegawatdaruratan tertentu agar dapat dilakukan pengobatan yang cepat dan tepat untuk mengurangi kecacatan atau kematian pasien yang dilayaninya. Rumah sakit tempat meneliti adalah satu diantara dua rumah sakit rujukan kelas B yang ada di wilayah kota Depok, juga rumah sakit sudah melayani pasien yang menggunakan Jaminan Kesehatan Nasional dalam hal ini diatur oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Kerja sama ini membuat adanya peningkatan pasien di rumah sakit termasuk IGD nya. Kendala timbul bila kapasitas pelayanan yang ada tidak mencukupi dan terdapat antrian pelayanan di IGD, sehingga manajemen perlu mengadakan penambahan tempat tidur di instalasi tersebut. Evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauh mana pelayanan dapat diperbaiki. Penilaian/evaluasi adanya penambahan tempat tidur, juga menilai rujukan, merujuk, pasien rawat inap melalui IGD, kapasitas itu sendiri, variasi diagnosa yang ada,respon time, pembatalan berobat dan jumlah pemakaian pemeriksaan penunjang. Dari hasil penelitian didapat kunjungan pasien IGD, pasien BPJS, pasien rujukan, jumlah merawat dan pemeriksaan laboratorium ada peningkatan yang signifikan setelah ada penambahan kapasitas tempat tidur, sedangkan merujuk, pembatalan berobat dan response time ada penurunan tetapi tidak signifikan, diagnosa terbanyak untuk level I adalah Stroke Hemoragic dan level II adalah Stroke Iskemic, untuk radiologi ada peningkatan pemeriksaan tetapi tidak signifikan kendala tenaga dokter dan analis kurang sedangkan untuk tenaga perawat dan radiograper tidak di temui kendala.

Emergency Room (ER) is one of the gateways of patients in the hospital for emergency services, the service must be able to sort out patients with certain emergency levels in order to make prompt and appropriate treatment to reduce the disability or death of the patients it serves. The researching hospital is one of two type B referral hospitals in Depok city, as well as hospitals already serving patients using National Health Insurance in this case regulated by Badan Penyelenggara Jaminan sosial. This partnership makes the patient increase in hospital including his ER. Constraints arise when the existing service capacity is insufficient and there is a queue of services at the ER, so management needs to make additional beds in the installation. Evaluation is needed to measure the extent to which service can be improved. From the results of the study, IGD patient visits, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial patients, referral patients, number of treatments and laboratory examination there was a significant increase after the addition of bed capacity, whereas referring, treatment cancellation and response time was decreased but not significant, the most diagnosis for level I was Hemorrhagic stroke and level II is Ischemic Stroke, for radiology there is an increase in examination but no significant obstacles physicians and analysts less while for nurses and radiograper workers not encountered constraints."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatus Sholihah
"ABSTRACT
Bed Occupancy Rate BOR merupakan salah satu outputkoordinasi perawatan untuk mencapai outcome efisiensi dalam rumah sakit.Bed Occupancy Rate BOR di Instalasi Rawat Inap Kelas 3 RS Kanker Dharmais mengalami penurunan setelah terjadi penambahan tempat tidur di kelas 1 pada tahun 2016. Namn penurunan tersebut tidak diikuti dengan penurunan jumlah pasien rawat inap dan jumlah hari perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya variabel- variabel input kerangka kinerja rumah sakit yang menyebabkan Bed Occupancy Rate BOR di Instalasi Rawat Inap Kelas 3 RS Kanker Dharmais dibawah standar 60-85 . Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei ndash; Juli 2017, menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis depkriptif yang melibatkan wawancara mendalam terhadap 6 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel- variabel input kinerja rumah sakit yang berpengaruh signifikan dalam pencapaian Bed Occupancy Rate BOR adalah varaibel kepemimpinan dan sumber daya. Variabel kepemimpinan yang menyebabkan penurunan Bed Occupancy Rate BOR karenaketidakefektifan pembagian struktur organisasi Instalasi Rawat Inap menjadi 2 bagian, kualifikasi kepala Instalasi tidak sesuai dengan Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap, dan Pemimpin kurang melakukan komunikasi efektif, Variabel input kinerja rumah sakit lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan Bed Occupancy Rate BOR di Instalasi Rawat Inap Kelas 3 RS Kanker Dharmais. Diharapkan dengan diketahuinya faktor- faktor tersebut, bisa menjadi evaluasi untuk mencapai efisiensi dalam rumah sakit.

ABSTRACT
Bed Occupancy Rate BOR is one of the outputs of coordination of care to achieve the outcome of hospital efficiency. Bed Occupancy Rate BOR at the Inpatient Installation Class 3 Dharmais Cancer Hospital decreased after the addition of a first class bed in 2016. Decrease of Bed Occupancy Rate BOR number was not equally means the drop of patients number and inpatient day. So the purpose of this research is to know the variable of input of hospital performance framework causing Bed Occupancy Rate BOR at Inpatient Installation Class 3 Dharmais Cancer Hospital under 60 85 standard. This research was conducted in May to July 2017, using qualitative method with depth interview of 6 informants. The results showed that the variable of hospital performance input which have significant effect on the achievement of Bed Occupancy Rate BOR is the leadership and resource variables Leadership variable causing the decrease of Bed Occupancy Rate BOR due to the ineffective division of organizational structure Inpatient Installation into 2 parts , The qualification of the head of the Installation is not in accordance with the Inpatient Installation Service Guideline, and the Leader lacks effective communication. Other hospital performance input variables have no significant effect on the decrease of Bed Occupancy Rate BOR in the Inpatient Installation Class 3 Dharmais Cancer Hospital. Expected by knowing these factors, it could be an evaluation to achieve hospital efficiency. "
2017
S70020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>