Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98800 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Resti Widaningrum
"ABSTRAK
Orang tua merupakan individu yang menyokong semua aspek pertumbuhan anak,
memelihara, melindungi dan membimbing kehidupan anak sepanjang
perkembangan hidup anak, di mana semua tugas tersebut tertuang dalam sebuah
proses yang disebut dengan pengasuhan. Selama proses pengasuhan ini
berlangsung, terciptalah pandangan anak mengenai dunianya. Pandangan ini
tercipta berdasarkan interaksi antara pengalaman dan rasa yang akhirnya
menciptakan antologi persepsi tentang pengasuhan di mata anak yang kemudian
akan melekat di sepanjang kehidupan anak. Nicholas dan Bieber (1997)
mengemukakan terdapat dua lingkungan pengasuhan orang tua, yaitu pengasuhan
suportif dan abusif. Pengasuhan suportif dipercaya akan berdampak pada
munculnya perilaku adaptif, sedangkan pengasuhan abusif dipercaya berdampak
pada munculnya masalah tingkah laku di masa yang akan datang. Salah satu
perilaku bermasalah yang ditampilkan individu sebagai dampak dari pengasuhan
abusif ini adalah perilaku perkelahian. Berdasarkan asumsi ini maka penelitian ini
dilakukan, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemunculan
perilaku perkelahian berdasarkan persepsi tentang perilaku abusif orang tua.
Sebanyak 184 pria emerging adult menjadi partisipan dalam studi ini dengan
mengisi kuesioner Exposure to Abusive Supportive Environments Parenting
Inventory (EASE-PI) dan indikator perilaku perkelahian. Untuk mendapatkan
kelompok pengasuhan abusif, peneliti membagi partisipan kedalam tiga
kelompok, yaitu kelompok yang mempersepsikan mendapat pengasuhan abusif
dari kedua orang tua, salah satu orang tua dan tidak mendapat pengasuhan abusif
orang tua. Kelompok pengasuhan abusif ini ditentukan berdasarkan skor yang
diperoleh partisipan dari faktor abusif alat ukur EASE-PI dengan menggunakan
persentil ke 66 dan persentil ke 33, sehingga menyisakan 134 partisipan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kemunculan perilaku perkelahian pada ketiga
kelompok tersebut tidak jauh berbeda. Baik kelompok individu yang mendapatkan
pengasuhan abusif maupun yang tidak mendapatkan pengasuhan abusif pernah
terlibat dalam perkelahian

Abstract
Parents are individual who support all aspects of child development, they are
nurturing, protecting ang guiding children throughout the life span. All these
tasks are in a process called parenting. During this process, child?s world view is
created. This view is created base on the interaction between the experience and
the sense that ultimatelly creates a child?s perception, and it will be in child
throughout the life. Nicholas and Bieber (1997) suggested there are two parenting
environment, supportive parenting dan abusive parenting. Supportive parenting
have an impact on the emergence of adaptive behavior and allow individuals to
avoid risky behavior, while abusive parenting believed to have an impact on the
emergence of behavioral problems in the future. One of behavioral problem who
estimate as a result of abusive parenting is fighting behavior. Based on this
asumption, recent study is conducted to find out the difference of fighting
behavior based on perceived of parental behavior in emerging adults male. Total
of 184 emerging adults male remained in this study, they filled out Exposure to
Abusive Supportive Environment Parenting Inventory (EASE-PI) and Fighting
behavior indicator. To get groups of abusive parenting, researcher divided the
participants into three groups, group who perceived having abusive parenting
from both parents, one parent, and non having abusive parenting. Abusive
parenting group are determined based on total score of EASE-PI by using 33th
and 66th percentil, 134 data of participants. The result showed that there were no
significant difference of fighting behavior in three groups study. It means that
both group of individual who perceived get abusive and non-abusive parenting
ever get involved in a fight."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nurdiana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan lingkungan pengasuhan suportif dan abusif dengan penyalahgunaan narkoba pada pria dewasa awal. Penelitian dilakukan dengan membandingkan persepsi individu terhadap lingkungan pengasuhan orang tua antara kelompok penyalah guna narkoba dengan yang bukan penyalahguna. Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlah 69 orang dengan komposisi sejumlah 29 orang untuk kelompok penyalah guna narkoba dan 40 orang untuk kelompok bukan penyalah guna. Alat ukur EASE-PI (The Exposure to Abusive and Supportive Environments Parenting Inventory) digunakan untuk melihat lingkungan pengasuhan suportif dan abusif yang diberikan oleh orang tua partisipan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada lingkungan pengasuhan suportif-baik dari ayah-antara kelompok penyalah guna narkoba dan bukan penyalah guna, di mana kelompok penyalah guna memiliki rata-rata skor lingkungan suportif yang lebih rendah dibanding dengan mereka yang bukan penyalah guna. Namun, tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada skor lingkungan pengasuhan suportif dari ibu antara kedua kelompok. Selain itu, persepsi terhadap lingkungan abusif dari ayah dan ibu pada kelompok penyalah guna narkoba cenderung lebih tinggi secara signifikan dibanding dengan kelompok bukan penyalah guna.

This study examined the relationship between the exposure to abusive and supportive parenting environments and substance abuse in a sample of emerging adults male. The study conducted by comparing individual's perceptions of parenting environments between substance abusers and non abusers. The participants involved in this study were 69 emerging adults which consisted of 29 substance abusers and 40 non abusers. The Exposure to Abusive and Supportive Environments Parenting Inventory (EASE-PI) was used to measure the level of exposure to supportive and abusive environments the participant's parent provided.
Results of the research show that there are significant differences in supportive parenting (paternal) between the two groups, where the mean score tend to be lower among substance abusers than among non abusers. Meanwhile there are no significant differences in maternal score for supportive parenting between the two groups. Moreover, both perceived paternal and maternal abusive parenting tend to be significantly higher among substance abusers than non abusers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bani Bacan Hacantya Yudanagara
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan perilaku kekerasan antara remaja laki-laki yang memiliki orang tua dengan gaya pengasuhan otoritatif, otoritarian, permisif, dan uninvolved. Penelitian ini menggunakan penggolongan gaya pengasuhan yang dikemukakan oleh Baumrind dan terdiri dari dua dimensi, yaitu control dan warmth. Sedangkan daftar perilaku kekerasan dibuat berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya tentang kekerasan remaja. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, partisipan penelitian sebanyak 163 orang yang terdiri dari narapidana dan siswa SMP dan SMA dengan rentang usia 12 sampai 19 tahun. Dari hasil perhitungan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan nilai rata-rata yang signifikan antara skor perilaku kekerasan dengan gaya gaya pengasuhan orang tua otoritatif, otoritarian, permisif, dan uninvolved.

The purpose of this research is to indicate that there is a difference of violence behavior between participants who have authoritative, authoritarian, permissive, and uninvolved parent. This research uses classification of parenting style from Baumrind, which consist of two dimension, control and warmth. The list of violence behavior is made from previously research about youth violence. This research uses quantitative method. The participants of this research consist of 163 participant from jail, junior high school, and senior high school, whose age 12-19 years old. This research indicate that there is difference of violence behavior between participants who have authoritative, authoritarian, permissive, and uninvolved parent."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan hal yang dapat menimbulkan berbagai masalah bagi perempuan. Namun demikian, jumlah sebenarnya angka kejadian KDRT masih sukar dipastikan karena banyak korban kekerasan di rumah tangga yang enggan melaporkan kejadian ke aparat yang berwenang atau bahkan tidak menyadari bahwa dirinya telah mengalami KDRT. Selain faktor eksternal, faktor internal dari perempuan merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adattidaknya hubungan antara tipe kepribadian perempuan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kekerasan perempuan dalam rumah tangga. Penelitian dilakukan di kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan. Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Berdasarkan rumus Isaac & Michael didapatkan jumlah sampel sebanyak 80 orang. Analisis data dilakukan dengan univariat dan bivariat: analisis korelasi. Setelah dilakukan pengambilan data, didapatkan karakteristik responden karakteristik responden sebagian besar berusia dewasa menengah (30 — 40 tahun) dengan pendidikan SMA, usia pernikahan antara 10 — 25 tahun dan memiliki kecenderungan tipe kepribadian B. Hasil uji statistik antara tips kepribadian perempuan dengan tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap KDRT masing-masing diperoleh nilai p=0,373, p=0,856 dan p=0,651. Dari uraian analisis hubungan, baik pada tingkat pengetahuan, sikap maupun perilaku ketiganya memiliki nilai p value lebih besar daripada λ. Dengan demikian, Ho gagal ditolak. Sehingga tidak ada hubungan bermakna antara tipe kepribadian perempuan dengan pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap KDRT. Untuk penelitian berikutnya, peneliti merekomendasikan untuk menggunakan desain penelitian kualitatif agar eksplorasi data dapat lebih maksimal."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5291
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kekerasan dalam rumah tangga dikategorikan sebagai pola perilaku koersif yang termasuk didalamnya antara Iain: pemukulan berulang sehingga menyebabkan injuri, kekerasan psikologis, penyerangan seksual, isolasi sosial progresiii pelucutan, dan intimidasi (Flitcraft, dkk., 1992). Melihat angka kejadian yang sangat mengkhawatirkan, pemahaman KDRT yang benar mungkin dapat menjadi kunci dalam upaya mengurangi angka kejadian KDRT. Pria dan wanita hams mengetahui batasan dalam KDRT, untuk itu diperlukan pengetahuan yang cukup tentang KDRT. Berdasarkan hal diatas peneliti melakukan penelitian yang berjudul perbedaan tingkat pengetahuan tentang KDRT antara mahasiwa dengan rnahasiswi UI yang bertujuan mengidentifikasi adanya perbedaan tingkat pengetahuan tentang KDRT antara mahasiswa dengan mahasiswi UI. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi UI yang setiap kelompok berjumlah 68 orang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif perbandingan dengan menggunakan uji t dengan alpha 10%. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat pengetahuan tentang KDRT yang signifikan antara mahasiswa dengan mahasiswi UI. Peneliti menyarankan perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang KDRT."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA5404
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risna
"Kekerasan dalarn rumah tangga (KDRT) yang teijadi pada istri sudah menjadi isu publik di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan tujuan untuk mengidentiiikasi tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang kekefasan dalam rumah tangga (KDRT) terhadap istri yang mcliputi pengertian, bentuk-bentuk, penyebab, dampak dan solusi.
Hasil akhir penelitian terdiri dari tingkat pengetahuan tinggi, sedang, hendah. Penelitian dilakukan di RW 08 kelurahan Pondok Cina kecamatan Beji kota Depok. Jumlah SGIIIPCI 62 orang dengan lcriteria bisa baca tulis, masih memiliki suami, dan berusia 18-65 tahun. Tehnik sampling yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 36 responden (58,l%) memiliki tingkat pengetahuan tinggi, 25 responden (40,3%) memiliki tingkat pengetahuan sedang dan hanya l responden (1,6%) memiliki tingkat pengetahuan rendah."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5763
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Clara
"Kekerasan dalam rumah tangga menjadi isu yang semakin banyak ditemukan di masyarakat. Berbagai upaya dilakukan oleh banyak pihak untuk mengurangi angka kekerasan yang terus meningkat setiap tahunnya. Salah satunya merupakan pencegahan yang dilakukan melalui program Men Care. Program tersebut mengusung keikutsertaan laki-laki. Penelitian ini menggambarkan tentang program Men Care yang dilaksanakan oleh Yayasan PULIH di Jakarta. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menggambarkan bentuk-bentuk keikutsertaan laki-laki termasuk didalamnya kemudahan dan kesulitan yang dihadapi oleh lembaga dalam menyebarluaskan isu keikutsertaan laki-laki. Selain itu, terdapat juga strategi yang dilakukan oleh lembaga untuk menarik masyarakat terlibat dalam program.

Domestic violence is a delicate matter in our society. Many efforts have been made by many institutions to decrease the violence that continues to increase every year. One of them is a prevention effort through a Men Care program that presents the male-engagement. Therefore, this study specifically describes the Men Care program implemented by Yayasan PULIH in Jakarta. This research uses descriptive method with qualitative approach. The results is to describe the forms of male-engagement including advantages and disadvantages faced by Yayasan PULIH in disseminating those issue, as well as strategies undertaken to attract the public participation into the program."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60361
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rovika Trioclarise
"Penelitian membahas KDRT yang berakibat tidak terpenuhinya hak reproduksi istri. Tujuannya untuk mengidentifikasi kekerasan fisik, psikis, ekonomi, dan seksual serta akibatnya terhadap pemenuhan hak reproduksi, tempat korban mencari pertolongan, dan harapan terhadap pemerintah. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dan cross setional. Respondennya adalah perempuan menikah. Hasil analisis didapatkan KDRT sebanyak 86,2%, kekerasan psikis 77,7%, kekerasan ekonomi 59,8%, kekerasan seksual 53,1% dan 23,6% kekerasan fisik. Akibatnya terhadap tidak terpenuhi hak reproduksi istri sebanyak 58%. Kekerasan ekonomi, seksual, fisik bermakna secara statistik. Tempat korban mengadu adalah orang tua, 41,1%. Harapan kepada pemerintah adalah diberikannya bantuan hukum, 41,5%.

The research is aimed at describing the domestic violence occured in Indonesia which brings about the unfulfillment of the rights of wives. The objectives of the research are to identify physical, psychological, economical, and sexual violence and the impacts to the fulfillment of the rights of sexual reproduction, to figure out the place where the victims gets protection, and to explain the expectations of the victims toward the government. The research is qualitatively and descriptively done and cross sectional. Subject is the women who have been married. Having analyzed the data, it is found that 86.2 percentage of respondents had ever been the victims of domestic violence within their marriage, 77,7 % psychological, 59.8 % of the economical, 53.1% of sexual, and 23,6 % of physical violence. The impacts experienced are unfulfillment 58%. These violences are statistically meaningful. Parents are those to whom the violence mostly complain (41.1%). Around 41.5 % of the victims expect that the government will give them judicial support."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.R. Kinanti Putri Utami
"Latar Belakang: Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan penyebab tersering terjadinya kekerasan terhadap pasangan (KTP) karena ketidakseimbangan antar gender yang telah telah berlangsung sejak lama. Komisi Nasional Anti-Kekerasan terhadap Perempuan mencatat 280.710 kasus KDRT pada ibu rumah tanggatahun 2014. Faktor-faktor penyebab terjadinya KDRT antara lain faktor risiko individu, keluarga, komunitas, dan lingkungan sosial. Data yang diperoleh oleh dokter forensik dapat digunakan mencari faktor risiko KDRT guna melakukan tindakan preventif.
Tujuan: Menentukan hubungan antara faktor risiko individu dan keluarga dengan kejadian KDRT yang diperiksan di PKT RSCM.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain case controldi Departemen Forensik RSCM. Sampel penelitian adalah istri yang mengalami KDRT yang diperiksa di PKT RSCM selama tahun 2013-2014. Data pada kelompok kasus diambil dari rekam medik periode Januari 2013-Desember 2014 menggunakan formulir kekerasan dalam rumah tangga Guidelines WHO 2003. Kelompok kontrol adalah istri yang bukan korban KDRT yang merupakan pasien di Gedung A RSCM selama bulan September-Desember 2015. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data diuji menggunakan uji Chi-square dan hasil dinyatakan bermakna apabila nilai p<0,05 dan selain itu dilakukan pula analisis regresi logistik.
Hasil: Didapatkan 125 subyek untuk masing-masing kelompok kasus dan kontrol. Hasil analisis multivariat menunjukkan variabel yang mempengaruhi kekerasan terhadap perempuan adalah istri tidak berpendidikan (OR 0,23 IK95% 0,08-0,62), istri tidak bekerja (OR 0,18 IK95% 0,12-0,45), suami tidak bekerja (OR 26,49 IK95% 3,51-199,85), dan penggunaan alkohol (OR 13,50 IK95% 6,08-29,97).
Kesimpulan:Faktor-faktor yang berpengaruh bersama-sama terhadap kejadian kekerasan pada perempuan adalah istri yang tidak berpendidikan, istri tidak bekerja, suami tidak bekerja, dan penggunaan alkohol.

Background: Domestic violence is the most common cause of intimate partner violence because of gender inequality that has last for a long time. Indonesian National Commission on Violence against Women has recorded 280.710 domestic violence cases in housewives in 2014. Factors contributing for domestic violence are individual, family, community and social risk factors. Data obtained by forensic doctors can be used to identify domestic violence risk factors therefore useful for preventive measures.
Aim: To know the relationship between individual and family risk factors toward domestic violence cases which examined at Integrated Crisis Center in Cipto Mangunkusumo Hospital.
Method: This study use case control design in Department of Forensic at Cipto Mangunkusumo Hospital. Samples are housewives who have experienced domestic violenceand examined at Integrated Crisis Center in Cipto Mangunkusumo Hospital between period of 2013-2014. Data from case group were taken from medical record between period of January 2013-December 2014 using WHO Questionnaire Guideline 2003. Control group consisted of housewives who never experience domestic violence before and also a patient at Gedung A Cipto Mangunkusumo Hospital between period of September-December 2015. Samples were taken using purposive sampling technique. Analysis were done using Chi-square test and logistic regression for multivariate analysis and considered significant when p<0.05.
Result: There were 125 subjects for each case and control group. Multivariate analysis result showed that domestic violence toward female is influenced by wives with low education status (OR 0.23 95%CI 0.08-0.62), unemployed wives (OR 0.18 95%CI 0.120.45), unemployed husbands (OR 26.49 95%CI 3.51-199.85), and alcohol consumption (OR 13.50 95%CI 6.08-29.97).
Conclusion: The factors which contribute in domestic violence toward female were wives with low education status, unemployed wives, unemployed husbands, and alcohol consumption.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Emilirosy Roekman
"Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan isu yang penting di Indonesia, dengan penelitian yang sedikit. Beberapa faktor dianggap berkontribusi untuk memperparah kondisi pasien seperti usia ketika menikah (muda) dan lama kekerasan, serta rendahnya tingkat GAF score (fungsionalitas). Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi antara usia ketika menikah, lama kekerasan, dan current GAF scale saat pasien mengalami kondisi KDRT. Metode cross sectional digunakan serta data diambil dari Buku Laporan Jaga KDRT dan Rekam Medis pada Departemen Psikiatri RSCM-FKUI (2013-2017). Data yang digunakan sebanyak 50 pasien dengan kekerasan fisik dimana rerata (SD) usia ketika menikah adalah 25.45 (6.26) tahun, dengan 1921.10 (2554.51) hari rerata periode kekerasan, dan 69.10 (7.93) rerata dari GAF Score. Uji komparasi antara GAF dan periode kekerasan ditemukan rerata GAF lebih tinggi pada periode kekerasan berjangka panjang, juga periode kekerasan jangka panjang merupakan nilai tertinggi pada nilai rerata usia ketika menikah. Pada uji korelasi tidak ditemukan korelasi antara usia ketika menikah dan GAF (p = 0.975) serta periode kekerasan dengan GAF (0.132). Maka dari itu, usia ketika menikah dan periode kekerasan serta GAF tidak memiliki korelasi yang bermakna secara statistik. Menggunakan variabel yang berbeda serta kekuatan penilitian yang dikuatkan diharapkan dapat memberikan hasil yang lebih bermakna.

Domestic Violence has become an important issue in Indonesia with limited research. Several factors that contributes in affecting the patient's condition are early age at marriage, long term period of abuse, and low GAF. This study aims to find the correlation between age at marriage, period of abuse, and current GAF scale in responding to the domestic violence. Cross sectional study and data collection from the DV Report Book of Psychiatric Department and medical records at RSCM-FKUI (2013-2017) used in this research. Among 50 subjects, the mean (SD) age at marriage is 25.45 (6.26), with 1921.10 (2554.51) mean of period of abuse, and 69.10 (7.93) GAF mean. The comparison between mean of GAF and period of abuse shown higher long term physical abuse (26.16), and long term abuse is high in mean age at marriage (27.68). Moreover, there are no correlation between age at marriage and current GAF (p = 0.975) with no correlation between period of abuse and current GAF (p = 0.132). Thus, age at marriage, period of abuse, and GAF have no statistical significant correlation. It is recommended to use different variable that correlate with GAF, and increasing the power of research to give more meaningful result."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>