Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154601 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Sartika Wijayanti
"Persepsi ketidakcukupan ASI (PKA) merupakan alasan terbanyak ibu menghentikan menyusui secara eksklusif dan mulai memberikan makanan/minuman tambahan selain ASI kepada bayinya. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional terhadap 65 ibu bayi 0-6 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Pandanaran Kota Semarang pada bulan Maret-Mei 2012. Sebanyak 49,2% ibu memiliki PKA. Masih terdapat angka yang cukup besar, dimana ibu memiliki PKA yang benar (42,86%), yaitu persepsi ibu benar mengenai jumlah ASInya yang tidak mencukupi kebutuhan bayinya.
Dari hasil analisis bivariat ditemukan hubungan yang bermakna antara kebiasaan menyusui dengan PKA. Disarankan bidan/ tenaga kesehatan untuk menerapkan konseling laktasi dan mengoptimalkan kegiatan promosi kesehatan mengenai pemberian ASI eksklusif, serta melatih ibu untuk dapat mengenali tanda-tanda yang dapat dipercaya kecukupan ASI. Dinas Kesehatan Kota Semarang disarankan dapat meningkatkan jumlah tenaga kesehatan yang diletih sebagai konselor ASI dan mengoptimalkan keberadaan konselor ASI, baik dari tenaga kesehatan maupun dari AIMI Kota Semarang.

Perception insufficient milk (PIM) is the most reason for mother to stop exclusive breastfeeding and start to give extra food and drink to their babies. A crosssectional study was carried out to 65 mothers of 0-6 months babies whom visited Puskesmas Pandanaran in March-May 2012. 49,2% mothers have PIM. The big part of number is mother has the true PIM (42,86%) which means mother's PIM is true, that mother's perception is true about milk produce not enough what their babies need.
Result ofbivariat analisis met significantly related between breastfeeding habit with PIM. Midwife/ nurse should have to give counseling lactation and optimalize medical promotion about exclusive breastfeeding and give exercise to mothers for knowing about reliable signs that the babies get enough breast milk. Department of Health Semarang City should increase amount nurse whom exercised as breast milk counselor and optimalize breast milk counselors which are midwifes/ nurses and breast milk counselors of AIMI of Semarang City as well as.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Wahyuni
"Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) adalah pikiran atau perasaan ibu terhadap kondisi ketiadaan atau berkurangnya produksi ASI sehingga ibu merasa bahwa ASI-nya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. PKA menjadi alasan utama ibu berhenti menyusui pada usia bayi yang masih dini dan alasan untuk memberikan makanan tambahan lebih awal pada bayinya. Prevalensi PKA belum diketahui secara pasti, diperkirakan antara 30-80% dari ibu menyusui mempunyai persepsi ketidakcukupan ASI.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali berbagai faktor yang dapat mempengaruhi Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) di Wilayah Puskesmas Cicantayan Kabupaten Sukabumi pada tahun 2012. Desain penelitian ini menggunakan metoda campuran (Concurrent Mixed Methods). Jumlah sampel untuk pendekatan kuantitatif sebanyak 68 ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan.
Hasil analisis didapatkan sebanyak 43 (63,2%) ibu yang memiliki Persepsi Ketidakcukupan ASI. Ada hubungan yang signifikan antara bimbingan laktasi pranatal dengan PKA, ibu yang tidak mendapat bimbingan laktasi pranatal berpeluang 3,5 kali mempunyai persepsi ketidakcukupan ASI, p=0,05; OR=3,48 (1,1-10,3). Informan untuk pendekatan kualitatif sebanyak sembilan orang dengan kriteria ibu yang memiliki Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA).
Persepsi Ketidakcukupan ASI (PKA) dipengaruhi oleh faktor ibu, faktor bayi, dan faktor laktasi. Bimbingan laktasi pranatal yang berkualitas merupakan hal yang sangat penting dilaksanakan oleh petugas kesehatan untuk persiapan menyusui. Pemanfaatan ?temu wicara? dalam konsep 10T dalam ANC perlu diefektifkan untuk membahas persiapan laktasi.

Perception of insufficient breast milk is mother thought or feeling of the condition of the absence or reduced production of milk that the mother feels that her breast milk is not sufficient to meet the needs of infants. Perception of insufficient breast milk is the main reason mothers stop breast-feeding infants at an early age and reason to give extra food earlier in the baby. Prevalence of Perception of insufficient breast milk is not known with certainly, estimated beetween 30%-80% of breast-feeding mothers have insufficient milk perceptions.
This study aimed to explore the various factors that can influence the perceptions of breast feding in the health center insufficiency Cicantayan Sukabumi district in 2012. The design of this study using Concurrent Mixed Methods. Number of samples for the quantitative approach as many as 68 mothers with babies 0-12 months.
Analytical results obtained for 43 (63.2%) mothers who have a perception of insufficient breast milk. There is a significant relationship between prenatal lactation guidance by Perception of insufficient breast milk, mothers who didn't receive prenatal lactation counseling 3.5 times likely to have a perception of insufficient milk, p= 0.05, or= 3.48 (1,1 to 10,03). Informants for the qualitative approach to the criteria as much as nine people have a perception if the inadequacy of mothers who breastfed.
Perception of insufficient breast milk is affected by maternal factors, infant factors, and factors lactation. Quality prenatal lactation counselling is very important implemented by health workers in preparation for breastfeeding. Utilization " colloqium" in the concept of 10T in the ANC to discuss the need to streamline the preparation of lactation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Komalasari
"Alasan terbanyak ibu berhenti menyusui secara eksklusif adalah ketidakcukupan ASI. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Desain penelitian kuantitatif adalah cross-sectional terhadap 60 ibu dengan bayi umur 0-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok tahun 2011.
Hasil penelitian menunjukkan 56,7% ibu memiliki persepsi ketidakcukupan ASI. Variabel yang terbukti berhubungan adalah umur ibu, paritas, dan pekerjaan. Sedangkan hasil wawancara mendalam menunjukkan hampir semua ibu merasa jumlah produksi ASI-nya tidak cukup karena bayinya masih menangis walaupun telah disusui. Setelah dicross-check dengan tanda yang dapat dipercaya, hanya ada sebagian kecil ibu yang berat badan bayinya tidak sesuai dengan rekomendasi Depkes.
Disarankan kepada petugas kesehatan untuk mengoptimalkan promosi ASI eksklusif. Kepada Dinas Kesehatan disarankan untuk memberikan pelatihan dan kegiatan yang dapat mendukung keberhasilan pemberian ASI.

The reason that most mothers stopped breastfeeding exclusively is insufficiency of breast milk. This is a quantitative and qualitative research. Quantitative research design is a cross-sectional of 60 mothers with babies aged 0-12 months in the work-area of Puskesmas Pancoran Mas Depok in 2011.
The results showed 56.7% of mothers have the perception of insufficiency of breast milk. Variables that are proven to relate are mother's age, parity, and occupation. Whereas the results of the in-depth interviews shown almost all mothers feel the amount of their production of breast milk is not enough because the baby was crying despite having been breast fed. After cross-checking the believed sign, there is only a small part of the baby's mother experienced no baby weight accordance with the recommendation of Depkes.
The health workers is recommended to optimize the promotion of breast-feeding exclusively. The health service is recommended to provide training and activities that can support the success of the granting of exclusive breast-feeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Frisky Valentina
"Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat sampai dengan usia 6 bulan. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi tahun 2016 adalah 43,5. Kondisi ini belum mencapai target nasional sebesar 80. Penelitian ini mengukur proporsi pemberian ASI eksklusif dan mempelajari faktor yang berhubungan pada bayi usia 0-6 bulan di Puskesmas Kecamatan Setiabudi dengan desain cross sectional. Penelitian menemukan bahwa proporsi pemberian ASI eksklusif untuk tahun 2017 sebesar 56,8 95 CI: 54 -66, hal ini mengindikasikan adanya perbaikan kondisi pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kecamatan Setiabudi. Temuan lain adalah ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Hal ini menunjukkan bahwa peran tenaga kesehatan sangatlah penting terhadap keberhasilan dalam ASI eksklusif. Bidan dan kader perlu berperan lebih besar dalam pemantauan pemberian ASI eksklusif.

Exclusive breastfeeding is breastfeeding alone without any fluids or solids except vitamins, minerals or medicines up to 6 months of age. The exclusive breastfeeding coverage at Health Center of Setiabudi Subdistrict in 2016 was 43.5. This condition has not reached the national target of 80. This study among measured the proportion of exclusive breastfeeding and studied factors related to breastfeeding infants aged 0 6 months in Health Center of Setiabudi Subdistrict with cross sectional design. The study found that the proportion of exclusive breastfeeding for 2017 was 56.8 95 CI 54 66, indicating improvement in exclusive breastfeeding conditions in Health Center of Setiabudi Subdistrict. Another finding is that there is a relation between support of health workers and exclusive breastfeeding behaviors. This suggests that the role of health workers is crucial to success in exclusive breastfeeding, especially midwives and cadre roles in exclusive breastfeeding monitoring."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68520
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuning Wulandari
"ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi karena ASI mengandung lebih dari 200 unsur unsur pokok yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, zat kekebalan,dll. Pemberian ASI eksklusif selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, juga dapat menekan AKB yang merupakan salah satu indikator status kesehatan masyarakat. Menurut WHO (2008) han ya 36% kelahiran bayi di dunia yang mendapat ASI eksklusif di tahun 2004. Hasil dari SUSENAS (2007-2008) cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia menunjukkan penurunan dari 62,2% (2007) menjadi 56,2% (2008). Kota Karawang merupakan salah satu kota yang tingkat pencapaian ASI eksklusif masih rendah yaitu 9,5% pada tahun 2011. Rengas Dengklok merupakan salah satu kecamatan yang ada di kota Karawang yang mempunyai cakupan ASI eksklusif yang relatif rendah yaitu sebesar 4,27% di tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Rengas Dengklok Kota Karawang tahun 2012.
Metode penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain Cross Sectional. Sampel penelitian ini adalah 120 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Analisa statistik mengunakan analisa univariat dan analisa bivariat. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi Square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil (16,7%) ibu yang memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Dari 6 variabel yang diteliti (umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, pengetahuan dan sikap) diperoleh hanya faktor umur yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Diharapkan pada pemerintah Kota Karawang membuat kebijakan untuk mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif, dapat memberikan pelatihan kepada para bidan sebagai konselor ASI untuk memberikan perubahan perilaku masyarakat tentang pentingnya ASI eksklusif. Diharapkan pada penelitian selanjutnya secara kualitatif agar dapat menggali lebih dalam faktor faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif.

Breast milk is the most suitable food for babies because breast milk contains more than 200 elements of the basic elements needed for growth and development of infants, such as albumen, fat, carbohydrates, vitamins, minerals, immune substances, etc.. Exclusive breastfeeding can increase endurance in addition to the baby's body, also can reduce the infant mortality rate is one indicator of health status. According to WHO (2008) only 36% of infants in the world to receive exclusive breastfeeding in 2004. According to results of SUSENAS (2007-2008), Exclusive breastfeeding coverage in Indonesia showed a decrease of 62.2% (2007) to 56.2% (2008). Karawang City is one of the exclusive breastfeeding rates remain low achievement, namely 9.5% in 2011. Rengas Dengklok is one of the districts in the Karawang City that has a range of exclusive breastfeeding is relatively low, amounting to 4.27% in 2011. The purpose of this study is to determine the characteristics of the mother's relationship with the behavior of exclusive breastfeeding in the working area of the City Health Center Rengas Dengklok Karawang in 2012.
This research is descriptive method with Cross Sectional design. The research sample was 120 respondents. Techniques of data collection is done by using a questionnaire. Statistical analysis using univariate analysis and bivariate analysis. Statistical tests used were Chi Square test.
The result of this study showed only a small portion (16,7%) mothers who exclusively breasfed their infants. From 6 variables studied (age, education, occupation, parity, knowledge, and attitudes) obtained only age which related factor to the behavior of exclusive breastfeeding.
Karawang City government is expected to create policies to support mothers in exclusive breastfeeding, to provide training to midwives as a breastfeeding counselor to change community attitudes about the importance of exclusive breastfeeding. Expected in the future studies is qualitatively in order to deepen into the factors that most influence on the behaviour of exlusive breastfeeders.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
A. Muchtar Nasir
"Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian sakit pada bayi umur 0 ndash; 6 bulan, salah satunya pemberian ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian ASI terhadap riwayat sakit pada bayi umur 0-6 bulan. Sampel sebanyak 5.017 ibu yang memiliki bayi umur 0-6 bulan pada survei klaster Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013. Analisis menggunakan regresi Cox yang dimodifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI esklusif sebesar 30,24, prevalensi bayi sakit umur 0-6 bulan sebesar 18,24%, prevalensi bayi sakit pada ibu yang tidak memberikan ASI ekslusif sebesar 19,57, sedangkan prevalensi bayi sakit pada ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 15,16%. Rasio prevalensi kasar bayi sakit umur 0-6 bulan antara bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif sebesar 1,29 (95% CI 1,13-1,48), dan rasio prevalensi bayi sakit umur 0-6 bulan antara bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif dengan bayi yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol variabel pendidikan ibu sebesar 1,29 (95% CI 1,05-1,41).
Kesimpulan: Bayi umur 0-6 bulan yang tidak mendapat ASI eksklusif memiliki risiko sakit sebesar 1,29 kali dibandingkan bayi umur 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif, setelah dikontrol oleh variabel pendidikan ibu.

Many factors are associated with illness of infant aged 0-6 months. The objective of this study is to see the association between exclusive breastfeeding and illness of infants aged 0-6 months. Sample of 5.017 infant aged 0-6 months are selected from Basic Health Research in 2013, and analyzed using modified Cox regression model.
Results showed the prevalence of infants who are exclusively breastfed was 30,24%, the prevalence of illness of infants aged 0 6 months was 18,24%, the prevalence of illness among non exclusive breastfeeding infants was 19,57%, the prevalence of illness among exclusive breastfeeding infants was 15,16. Crude prevalence ratio PR of illness among non exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants was 1,29 (95% CI 1,13 1,48), and PR of illness among non exclusive breastfeeding compared with PR of illness among exclusive breastfeeding infants adjusted by mother's education level was 1,29 (95% CI 1,05 1,41).
Conclusions: Infants aged 0-6 months who are not exclusively breastfed have 1,29 times higher risk of getting illness compared with 0-6 months old who receive exclusive breastfeeding, adjusted by mother's education level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmala Hayati, aurhor
"Pembahasan skripsi ini mengenai hubungan karakteristik ibu (pendidikan, pengetahuan, status pekerjaan, pendapatan keluarga, kenaikan berat badan selama kehamilan), karakteristik bayi (berat badan lahir, jenis kelamin), praktik pemberian makan (praktik pemberian ASI dan MP ASI) dengan status gizi bayi 6- 11 bulan di Kelurahan Jatinegara Kecamatan Cakung tahun 2012. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 77 bayi usia 6- 11 bulan. Variabel yang memiliki hubungan bermakna dalam penelitian ini adalah pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang gizi, pendapatan keluarga dan praktik pemberian ASI. Penulis menyarankan agar meningkatkan kegiatan pendidikan gizi bagi ibu, melalui penyuluhan di posyandu terutama yang berkaitan dengan pemberian ASI Eksklusif, PUGS (Panduan Umum Gizi Seimbang), serta meningkatkan pengawasan menganai sosialisasi terkait ASI Eksklusif.

This research is about the correlation maternal characteristics (educational level, level of knowledge, employment status, family income, the weight gain during pregnancy), infant characteristics (gender and birth weight), feeding practices (breastfeeding practices and complementary feeding) with nutritional status of infants aged 6 until 11 months in Jatinegara, Cakung Subdistrict, in 2012. The design of this research is cross sectional. The sampel of this research is 77 infants aged 6 until 11 months. The independent variabels are maternity education, maternity knowledge of nutrition, the family income, and the practice of breastfeeding. Based on the result of this research improving the activities about maternity knowledge of nutrition by attending illuminations at Posyandu especially related to exclusive breastfeeding and improving the control of socialization related to exclusive breastfeeding."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44581
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Azizah
"Pendahuluan: Pemberian ASI Eksklusif pada bayi baru lahir sampai enam bulan pertama kehidupan tanpa menambahkan dann/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat, vitamin dan mineral) dapat mengurangi tingkat kematian pada bayi baru lahir yang disebabkan oleh penyakit yang dapat disembuhkan oleh pemberian ASI Eksklusif. Pengetahuan dan sikap ibu dalam melakukan pemberian ASI dapat mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan pada bayi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan anatara pengetahuan dan sikap dengan perilaku ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan teknik quota sampling yang dilakukan secra daring. Jumlah responden sebanyak 109 ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di wilayah Jakarta Selatan. Hasil: penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu, sikap ibu dengan perilaku ibu terhadap pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan (p<0.05). Rekomendasi: Hasil peneltian ini diharapkan dapat menjadi dasar mengembangkan program dalam perilaku pemberian ASI Eksklusif pada bayi.

Introduction: Exclusive breastfeeding for newborns until the first six months of life without adding/or replacing with other foods or drinks (except drugs, vitamins and minerals) can reduce the mortality rate in newborns caused by diseases that can be cured by giving Exclusive Breastfeeding. Mother’s knowledge and attitude in breastfeeding can prevent unwanted things from happening to the baby. This study aims to determine the relationship between knowledge and attitudes with mother’s behavior towards exclusive breastfeeding for infants aged 0-6 months. Methods: The Research design used descriptive correlation with quota sampling technique which was conducted online. The number of respondents was 109 mothers who had babies aged 0-6 months in the South Jakarta area. Results: This study showed that there was a significant relationship between mother’s knowledge, mother’s attitude and mother’s behavior towards exclusive breastfeeding for infants aged 0-6 months (p<0.05). Recommendation: The result of this study are expected to be the basis for developing programs in exclusive breastfeeding behavior for infants."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Neni Apriyana
"Skripsi ini dilatar-belakangi oleh pentingnya pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Pasir Angin Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 dengan sampel ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan sebanyak 80 orang yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, dengan analisis data univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 77,5% tidak ASI eksklusif. Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara statistik adalah pendidikan, pengetahuan dan ASI segera.

The thesis was based on the importance of exclusive breastfeeding with the purpose of the study to knowing the description and relationship factors that influence the exclusive breastfeeding behavior in Pasir Angin Health Center Bogor District Cileungsi.
The design study is a cross sectional study was done in May-June 2012 with a sample of mothers that have a infants aged 6-12 months, as many as 80 people who obtained the accidental sampling technique. The instrument was used questionnaire, with univariate and bivariate data analysis.
The results showed 77.5% were exclusively breastfed. Variables that have statistically significant relationships are education, knowledge and Immediate breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Any Kuswardani
"Salah satu upaya dalam membantu menurunkan Angka kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) adalah dengan memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010, presentasi bayi yang mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan adalah 15,3%, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi ibu yang menyusui bayinya secara eksklusif dari 7 - 24 bulan dan karakteristik ibu yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wialayah kerja Puskesmas Liwa. Penelitian ini menggunakan rangcangan penelitian potong lintang . Responden adalah ibu yang mempunyai anak berusia 7 - 24 bulan dengan sampel 120. Hasil analisis univariat diperoleh ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 67,5%. Dari hasil bivariat diperoleh dua variabel yang berhubungan yaitu sikap dan pengetahuan. Saran dari peneliti diperlukan promosi kesehatan untuk menunjang peningkatan ASI eksklusif.

One of the effort to deflate an Infant Mortal Rate and Toddler Mortal Rate are by providing an exclusive Breast Feeding Mother (ASI). Based on Riskesdas data in 2010, 15,3% infant presentation who had an exclusive Breast Feeding Mother (ASI) for 6 months. This research is purposed to learning the proportion of Mother who feeding her baby exclusively from aged 7 to 24 month and maternal characteristic that related to distribution of an exclusive ASI at Puskesmas Liwa Regional work. This research is applying a cross line research. The respondents are consist of mother who has 7 to 24 month kid with 120 samples. Univariat analysis results were obtained from mother who provided an exclusive ASI for 67,5%. Two related variables are derived from bivariat result namely attitude and knowledge. Researcher?s suggest that In order to endorse an improvement of exclusive ASI therefore a health promotion is needed."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>