Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 224321 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Faudji
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kadar testosteron dan cortisol dalam darah akibat pajanan polutan di udara serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik, metode cross sectional dengan analisis kuantitatif. Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas (terpajan polutan) dan polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) DKI Jakarta, dengan besar sampel 30 polisi lalul intas dan 30 polisi yang bertugas di kantor. Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik menggunakan chisquare test.
Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata kadar testosteron dalam darah antara polisi lalu lintas (terpajan polutan) lebih tinggi yaitu 516,5133 dibandingkan nilai rata-rata kadar testosteron dalam darah pada polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) yaitu 472,77.Nilai rata-rata kadar cortisol dalam darah pada polisi lalu lintas (terpajan polutan) lebih tinggi yaitu 10,8883 dibandingkan nilai rata-rata kadar cortisol dalam darah pada polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) yaitu 10,5607.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel riwayat merokok, usia, jarak rumah ketempat kerja, jenis kendaraan yang digunakan indek smassa tubuh dengan kadar testosteron dan cortisol dengan nilai P.Value > 0,05. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan namun perlu dilakukan tindakan pencegahan berupa pengukuran kadar polutan di udara dan medical check-up untuk mengurangi dampak gangguan fungsi reproduksi jika terpajan polutan dalam waktu yang cukup lama.

This study aimed to describe levels of testosterone and cortisol in the blood due to exposure to pollutants in the air and to know what factors that influence it. This type of research is descriptive analytic, cross sectional methode with a quantitative analysis. The samples were traffic policemen (exposed to pollutants) and police on duty at the office (not exposed to pollutants) in Jakarta, with a large sample of 30 traffic policemen and 30 police on duty at the office. The data obtained were then processed statistically using the chisquare test.
Based on the results of the study, the mean testosterone levels in the blood between the traffic policemen (exposed to pollutants) is 516.5133 which is higher than the average levels of testosterone in the blood to the police on duty at the office (not exposed to pollutants) which is 472.77. The average value of cortisol levels in the blood at the traffic policemen (exposed to pollutants) is higher which is 10.8883 compared to the average levels of cortisol in the blood at the police on duty at the office (not exposed to pollutants) which is 10.5607.
There was no significant association between smoking history variables, age, distance from home to the workplace, type of vehicle used by the body mass index levels of testosterone and cortisol with P.Value value> 0.05. Although there is no significant relationship but precautions need to be done in the form of measured levels of pollutants in the air and medical check-up to reduce the impact ofreproductive dysfunction when exposed to pollutants in a long time.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdian Nurdiono
"Pekerja yang berisiko terkena pajanan polutan udara di jalan raya adalah polisi lalu lintas. Hal ini dikarenakan hampir sepanjang waktu kerjanya polisi lalu lintas berada di jalan raya. Semakin meningkatnya jumlah pengguna kendaraan di daerah DKI Jakarta menyebabkan meningkatnya tingkat polusi udara di jalan raya salah satunya adalah partikulat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kajian kadar gula darah polisi yang bertugas di jalan raya dengan kadar gula darah pada polisi yang tidak bertugas di jalan raya DKI Jakarta tahun 2012 . Desain penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data didapatkan dari hasil observasi dan wawancara.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa tidak ada hubungan kadar gula darah dengan usia, riwayat merokok, riwayat minum kopi, IMT, dan usia.

Workers at risk of exposure to air pollutants on the highway is a traffic cop. This is because most of the time it works the traffic police were on the highway. The increasing number of vehicle users in Jakarta area led to increased levels of air pollution on the highway one of which is particulate.
This research study aims to determine the blood sugar level police on duty on the highway with glukose levels that are not on police duty in Jakarta highway in 2012. The design is an observational study conducted by cross-sectional approach. The collection of data obtained from observations and interviews.
From the survey results revealed that there was no association of blood sugar levels with age, smoking history, history of coffee drinking, BMI, and age.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Selfi Mayasari
"This research purpose for explain content of Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL in blood because pollutant exposure on air and knowing what are the influence factor to them. This research is analytic descriptif using t-test with quantitative analysis. Sampels are traffic Policemen (exposure pollutant) and Office Policemen (unexposure pollutant) in DKI Jakarta with total sampel are 30 Policeman in Traffic and 30 Policeman in Office. Base on research result that no significally different average Glyceride, Total Cholesterol, LDL and HDL content between traffic policemen with office policemen. There are difference in the average Glyceride content traffic policemen in case normal body mass index, overweight and obesity. There are significally difference in the average Glyceride content for office policemen and HDL content for traffic policemen in case diabetes mellitus history. ?Ditlantas Polda Metro Jaya? was suggested for implementing program like health promotion, application of a healthy lifestyle, periodic medical check up, work rotation, and provide safety equipment.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, dan HDL dalam darah akibat pajanan polutan di udara serta mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Jenis penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan uji beda dua rata-rata atau uji-t (t-test) dengan analisis kuantitatif, Sampel penelitian adalah polisi lalu lintas (terpajan polutan) dan polisi yang bertugas di kantor (tidak terpajan polutan) DKI Jakarta, dengan besar sampel 30 polisi lalu lintas dan 30 polisi yang bertugas di kantor. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida, kolesterol total, LDL, HDL antara polisi lalu lintas dengan polisi bertugas di kantor. Ada perbedaan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi lalu lintas diantara status IMT normal, overweight, dan obesitas. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata kadar trigliserida dalam darah polisi bertugas di kantor dan kadar HDL dalam darah polisi lalu lintas diantara yang DM dengan yang tidak. Disarankan kepada pihak Ditlantas Polda Metro Jaya untuk melaksanakan program promosi kesehatan, penerapan pola hidup sehat, medical check up secara rutin, rotasi kerja dan mempersiapkan alat pelindung diri."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Fajar Wicaksono
"Indonesia saat ini masih menggunakan bensin bertimbal dengan tingkat pencemaran timbal di udara tinggi. Jakarta Barat merupakan wilayah di DKI Jakarta yang paling padat dilalui kendaraan bermotor. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kadar timbal di dalam darah terhadap terjadinya hipertensi pada polisi yang bekerja di jalan dan faktor-faktor lain, seperti obesitas, riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok, konsumsi kopi, perilaku memakai masker dan olahraga dengan terjadinya hipertensi.
Metode penelitian: Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja polsek Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah polisi yang bekerja di jalan. Disain penelitian adalah studi Cross Sectional, dengan analisis kasus kontrol, 30 kasus dan 60 kontrol diikutsertakan dalam penelitian ini. Kasus diperoleh dengan cara consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darah dan analisis kadar timbal dalam darah.
Hasil penelitian: Rerata kadar timbal di dalam darah adalah 19.83 pg/dl, dengan nilai median 18.80 pg/dl. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor obesitas (OR = 5,l) riwayat keluarga hipertensi (0R=17,68) dan kadar Pb dalam darah (0R=4,5) dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan dan Saran: Ada pengaruh kadar timbal di dalam darah, dengan kejadian hipertensi. Saran yang diajukan adalah melakukan pemeriksaan kadar timbal dalam darah minimal sekali setahun, termasuk melakukan upaya penurunan pajanan timbal, dan menumnkan berat badan polisi yang bekerja di jalan.

The Background and The Objectives: Most of the cities in Indonesia are still using lead gases,which causes high lead level pollution . West Jakarta is one of the areas that high burden of motor vehicles and is among the worst polluted area in Jakarta city. The aim of this study is to identity the relation of blood lead levels and hypertension among traffic police and other related factors such as obesity ,family history of hypertension, smoking, consumption of coffee, use of mask as protection and physical exercise.
The Research Method: This research was carried out in the work territory Sector Police West Jakarta. The research population was traffic police assigned on the road. A cross sectional study design was used with case control analysis. Sixty cases and 30 controls were recruited for this study Cases were recruited consecutively. Data was`collected by interviews, physical examination and measuring blood lead level.
Results of the Research: The average the blood lead level was 19,83 ug/dl, with a median of 18,80 pg/dl. Statistical analysis showed significant relation between hypertension and obesity (OR=5, l ), family of hypertension (OR=l 7,68) and blood lead level (OR=6,5).
The Conclusion and the Recommendation: A significant relationship was`found between blood lead level and hypertension incident. Police with the blood lead level 3 18,80 pg/dL had a risk almost of 6,5 times higher to get hypertension. It is recommended that blood lead level should be measured at least once a year and reduce police weight that worked in the road.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32867
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mirza Fajar Wicaksono
"Latar belakang dan Tujuan Indonesia saat ini masih mcnggunakan bensin bertimbal dengan tingkat pencemaran timbal di udara tinggi. Jakarta Barat merupakso wilayab di DKI Jakarta yang paling padat dilalul kendaraan bermotor.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan kadar timbal di dalam darah terbadap terjadinya hipertensi pada polisi yang bekerja di jalan dan faktor-faktor lain, seperti obesitas, riwayat keluarga hipertensi, kebiasaan merokok. konsmnsi kopi, perilaku memakai masker dan olahraga dengan terjadinya hipertensi.
Metode penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayab kerja polsek Jakarta Barat. Populasi penelitian adalah polisi yang bekerja di jalan. Disain penelitian adalah studi Cross Sectional, dengan analisis kasus konlrol, 30 kasus dan 60 konlrol dillrutsertakan ) da1am penelitian ini. Kastt; diperoleh dengan cam consecuiive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pengukuran berat badan, pengukuran tinggi badan, pengukuran tekanan darab dan analisis kadar timbal dalam darah.
Hasil penelitian Rerata kadar timbal di dalam darah adalab 19.83 , dengan nilai median 18.80. Terdapat hubungan yang signifikan antarn faktor obesitas (OR = 5,1) riwayat keluarga hipcrtensi (OR=l7,68) dan kadar Pb dalam darab (OR=4,5) dengan kejadian hipertensi.
Kesimpulan dan Saran
Ada pengarah kadar timbal di dalam darah, dengan kejadian hipertensi. Saran yang diajukan adalah melakukan pemeriksaan kadar timbal dalam darah minimal sekali setahun, termasuk melakukan upaya penurunan pajanan timbal, dan menurunkan berat badan polisi yang bekerja di jalan.

Tile Background and Tbe Objectives
Most of the cities in Indonesia are still using head gases which causes high lead level pollution. West Jakarta is one of the .areas that high burden of motor vehicles and is among the worst polluted area in Jakarta city. The aim of this study is to identify the relation of blood lead levels and hypertension among traffic police and other related factors such as obesity ,family history of hypertension, smoking,. consumption of coffee, use of mask as protection and physical exercise.
The Research Method
This research was carried out in the work territory Sector Police West Jakarta. The research population was traffic police assigned on the road. A cross sectional study design was used with case control analysis. Sixty cases and 30 controls Were recruited for this study Cases were recruited consecutively. Data was'collected by interviews, physical examination and measuring blood lead level.
The Conclusion and the Reccomendation
A significant relationship was'found between blood lead level and hypertension incident. Police with the blood lead level ?: 18,80 JWdL had a risk almost of 6,5 times higher to get hypertension. It is recommended that blood lead level should be measured at least once a year and reduce police weight that worked in the road."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21022
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosiana Rizky Amelia
"Tesis ini membahas pengaruh pajanan polusi udara dan karakteristik individu terhadap gangguan fungsi paru pada 45 polisi lalu lintas lapangan dan polisi bagian administrasi dan SIM. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain studi crossectional dan analisis bivariat Chi Square. Penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh penugasan kerja (OR=1,63), umur (OR=1,83), status gizi (OR=2,29), lama kerja seminggu (OR=9,20), riwayat penyakit (OR=2,50), kebiasaan merokok (OR=1,29) dan penggunaan APD (OR=1,83) terhadap gangguan fungsi paru pada polisi. Hasil penelitian menyarankan bahwa perlu adanya pemeriksaan spirometri secara berkala, peningkatan program penyelenggaraan alat pelindung diri, pengontrolan berat badan, dan upaya promosi serta preventif kesehatan.

This thesis discusses the effects of air pollution exposure and individual characteristics of the pulmonary function impairment in 45 field traffic police and administration police and SIM. This quantitative study used crossectional study design and bivariat analysis Chi Square. This study shows the effect of job assignment (OR = 1,63), age (OR = 1,83), nutritional status (OR = 2,29), long working week (OR = 9,20), disease history (OR = 2,50), smoking (OR = 1,93) and use of PPE (OR = 1,29) on pulmonary function impairment in the police. The results of the study suggest the need of regular spirometry screening, improved implementation of PPE program, weight control, and health promotion and prevention.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Imelda Farida Mauly
"ABSTRAK
Latar belakang penelitian : Polisi Lalu Lintas yang bekerja di daerah lalu lintas yang padat terpajan emisi kendaraan selama bertahun-tahun. Banyak penelitian melaporkan pajanan asap, bahan kimia dan partikel dalam emisi akan merusak faal paru. Belum ada data mengenai faal paru polisi lalu lintas di Wilayah Jakarta Selatan
Metode penelitian :
Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian besar di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (JABODTABEK) dengan desain cross-sectional untuk menentukan faal paru polisi lalu lintas dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini dilakukan pada polisi lalu lintas di Wilayah Jakarta Selatan pada bulan Oktober-November 2012 dengan teknik pengambilan total sampling. Wawancara menggunakan Kuesioner Pneumobile Project Indonesia, dilakukan pemeriksaan uji faal paru, foto toraks dan pengukuran CO ekshalasi. Data dianalisis secara deskriptif dan multivariat dengan menggunakan SPSS versi 17.
Hasil penelitian : Pada penelitian ini kami menemukan sebanyak 181 subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi, kelompok umur terbanyak 41-50 tahun (35,4%), status gizi kelebihan berat badan (54,1%) dan perokok ringan (33,1). Sebanyak 9 subjek ditemukan kelainan faal paru dengan rincian 5 obstruksi ringan dan 4 restriksi ringan. Gambaran kelainan foto toraks ditemukan sebanyak 5 subjek. Nilai kadar CO ekshalasi didapatkan dengan rerata 14,0 ± 8,5. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini tidak didapatkan hubungan bermakna secara statisitik antara faktor usia, status gizi, merokok, masa kerja, pemakaian APD dan kualitas udara dengan faal paru.
Kesimpulan: Terdapat kelainan faal paru pada 9 (5%) polisi lalu lintas di Wilayah Jakarta Selatan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara gambaran faal paru dengan semua faktor-faktor yang diteliti.

ABSTRACT
Background: Traffic policemen working in the busy traffic signal areas get exposed to the vehicular missions for years together. Many studies have reported exposure to smoke, chemicals and particles in emissions will damage lung function. Since there were no data available on the parameters of traffic police personnel of South Jakarta.
Methods: This study is part of a major research area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang and Bekasi (JABODETABEK) with cross-sectional study to determine the pulmonary function of traffic police and the factors that influenc. The study was conducted traffic policemen in South Jakarta Regional in Oktober-November 2012. Interview using Kuesioner Pneumobile Project Indonesia, Pulmonary function test, Chest X-ray and CO exhaled. The data were analyze using descriptive and multivariate processed to look at the relationship between variables with SPSS version 17.
Results: In this study we found as many as 181 subjects the inclusion criteria with predominant age group between 41-50 years old (35,4%), over weight (54,1%) and mild smoker (33,1%). A total of nine subjects with pulmonary function abnormalities details mild obstruction 5 and 4 mild restriction.Chest X-ray abnormality was found by 5 subjects. Levels of CO exhalation values ​​obtained with a mean 14.0 ± 8.5. The analysis conducted in this study found no significant relationship between the statistics of age, nutritional status, smoking, length of service, use of mask and air quality index with lung function.
Conclusion: There pulmonary function abnormalities in 9 (5%) of traffic police in the area of South Jakarta. There was no statistically significant association between lung function overview with all the factors studied."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Lyanda
"Latar belakang penelitian: Polisi lalu lintas merupakan pekerjaan yang sehari-hari berada di jalan. Pajanan polusi udara jalan raya akibat kendaraan bermotor meningkatkan risiko kesehatan khususnya kelainan faal paru. Walaupun sudah banyak penelitian mengenai hubungan nilai faal paru dengan polutan, namun belum ada penelitian mengenai gambaran foto toraks dan kadar CO ekspirasi polisi lalu lintas Jakarta Barat tahun 2012.
Metode penelitian :). Studi potong lintang dilakukan pada 107 anggota polisi LALULINTAS yang masuk dalam kriteria inklusi. Pemeriksaan status kesehatan mencakup anamnesis dan wawancara singkat dengan Kuesioner berdasarkan Pneumobile Project Indonesia dan pertanyaan lain tentang kebiasaan menggunakan APD masker, anamnesis dan pemeriksaan fisis serta status kesehatan. Selain itu diperiksa nilai faal paru menggunakan spirometri dan kadar CO ekspirasi dengan CO analyzer. Analisis statistik dilakukan menggunakan SPSS PC software version 17.
Hasil : Sebagian besar responden, 80 responden (74,8%), tidak memiliki kelainan faal paru (normal) dan 27 responden (25,2%) terdapat gangguan restriksi ringan, obstruksi ringan dan gangguan obstruksi sedang. Foto toraks responden 100% dalam batas normal. Nilai p untuk hubungan antara umur, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, pemakaian masker dan masa kerja dengan gangguan faal paru adalah p>0.05.
Kesimpulan : Tidak ada hubungan yang bermakna antara umur, indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, pemakaian masker dan masa kerja dengan gangguan faal paru.

Background research : Traffic police is the day-to-day work on the road. Exposure to air pollution due to highway motor vehicles increases health risks especially pulmonary function abnormalities. Although many studies on the relationship of lung function values by pollutant, but there is no research on the radiographic image and expiratory CO levels in West Jakarta traffic police in 2012.
Methods: Cross-sectional study conducted in 107 traffic policemen in the inclusion criteria. Examination of the history and health status includes a short interview with a questionnaire based Pneumobile Project Indonesia and other questions about the habit of using PPE masks, history and physical examination and health status. Moreover examined lung function using spirometry values and expiratory CO levels by CO analyzer. Statistical analysis was performed using SPSS version 17 software PC.
Results: Most respondents, 80 respondents (74.8%), did not have lung function abnormalities (normal) and 27 respondents (25.2%) disorders are mild restriction, obstruction light and moderate obstruction interference. 100% of respondents CXR within normal limits. P value for the relationship between age, body mass index, smoking habits, use of masks and years of impaired lung function is p> 0.05.
Conclusion: There is no significant relationship between age, body mass index, smoking habits, use of masks and years of impaired lung function.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arri Vaviriyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan perilaku Polantas di Polres Singkawang terhadap masyarakat etnis Tionghoa berkaitan dengan aspek birokrasi dan pola komunikasi. Berbagai karakteristik komunikasi dan birokrasi dijadikan perspektif untuk mengungkap adanya pertukaran antara polisi dan masyarakat etnis Tionghoa. Stereotip dan kebudayaan masyarakat ctnis Tionghoa yang mempengaruhi praktik birokrasi di Satlantas Polres Singkawang juga menjadi fokus yang digali dalam penelitian ini.
Penelitian ini dilaksanakan di Polres Singkawang dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dimana teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam kepada informan kunci, pengamatan terlibat, dan studi dokumenter. Pendekatan penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif untuk menemukan dan mendeskripsikan secara komprehensif ape adanya data yang diperoleh melalui interpretasi dan pemahaman peneliti sebagai instrumen penelitian. Hal ini merupakan faktor penting yang digunakan untuk melakukan analisis terhadap fenomena yang diketemukan.
Penelitian menemukan bahwa perilaku sebagian besar Polantas Polres Singkawang masih memanfaatkan komunikasi dengan masyarakat etnis Tionghoa untuk menjalankan birokrasi yang mengarah pada perilaku menyimpang. Hubungan kemanusiaan yang beriaku lebih kepada saling mengeksploitasi untuk mencari keuntungan antarpribadi dan kelompok, bukan kepada keikhlasan untuk saling membangun kepercayaan. Dengan demikian, cita-cita refommasi birokrasi Polri dalam membentuk sikap aparatur yang profbsional cara mempertahankan netralitas dalam pelayanan belum tercapai secara optimal.

This study is aimed to describe Traffic Police behavior in Singkawang Resort Police to Chinese society related to bureaucracy aspect and commrmication pattem. Various characteristics of communication and bureaucracy is used to reveal an exchange between police and Chinese society. The Chinese stereotype and culture also influencing of bureaucracies practices in Singkawang Police Traffic also becomes the focus to be explored in this research.
This research is made in Singkawang Police Resort with qualitative approach method, where employing data technic through in-depth interview to key informant, complete participant observation and documentary studies. The approach of this research are using qualitative descriptive to found and describe comprehensively any obtained data which have by researcher interpretation and comprehension as research instrument. This is an important factor to analyzed the phenomena that found it.
The research found that some Police Traflic Officers behavior still using communication with Chinese society to operate bureaucracy that direct to deviance behavior. So, the relationship between police and Chinese society not more than exploited for looking interpersonal and groups benefits, not for wholeheartedness to build trust each other. Thereby, bureaucracy police reform aspiration to compose a professional person and maintaining equality in services not yet achieved optimally.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33444
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Ryan Andaro
"ABSTRAK
Polisi memiliki peranan untuk selalu menindak berbagai macam jenis pelanggaran hukum yang terjadi. Namun, terkadang polisi membutuhkan analisa dan respon cepat apakah pelanggaran itu harus ditindaklanjuti atau tidak, sehingga memberikan kewenangan bagi polisi untuk bertindak di luar hukum, maka dari itu terdapat sebuah diskresi polisi. Tugas Karya Akhir ini membahas mengenai diskresi polisi dalam membiarkan terjadinya suatu pelanggaran lalu lintas yang diberikan kepada konvoi Harley Davidson Club Indonesia di Yogyakarta. Penulisan ini berusaha menggambarkan bahwa diskresi polisi yang diterapkan tersebut telah mengabaikan beberapa aspek diskresi, dan diskresi tersebut merupakan bentuk keberpihakan polisi kepada kelompok ekonomi kuat, yang pada akhirnya menciptakan konflik di masyarakat. Penulisan ini menggunakan teori konflik dalam menjelaskan hubungan antara polisi dan Harley Davidson Club Indonesia sehingga dapat mempengaruhi diskresi polisi yang menjadi bias kelas dan tidak mewakili kepentingan masyarakat luas sehingga muncul sebuah reaksi masyarakat. Ada pula konsep Pemolisian Demokratis dalam mengkritik polisi dalam menerapkan diskresi, karena diskresi tersebut seharusnya tetap menjaga supremasi hukum, dan melayani kepentingan masyarakat luas.

ABSTRACT
The police has a role to always crack down on various types of offense. However, sometimes the police needs analysis and rapid response whether the offense should be followed up or not, so as to provide the authority for the police to act outside the law, and therefore there is a police discretion. This thesis discusses the police discretion in allowing the traffic offense of convoy of Harley Davidson Club Indonesia in Yogyakarta. It is trying to portray how police discretion has overlooked some aspect of discretion, and it is a form of police partiality to the powerful economic groups, which in turn creates a conflict in society. This thesis uses conflict theory as the analytical tool in explaining the relationship between the police and the Harley Davidson Club Indonesia that potentially affects the police discretion to be class bias and does not represent the public interest, and it stimulates a public reaction. There is also the concept of Democratic Policing in criticizing the police in applying discretion, because discretion is supposed to maintain the rule of law, and serve the public interest."
2017
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>