Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129719 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilman Zulkifli Amin
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain di Kecamatan Bayah. Dalam memberantas DBD diperlukan data dasar antara lain tingkat pengetahuan warga mengenai DBD. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD di kecamatan Bayah. Penelitian ini merupakan survei menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dengan mewawancarai warga yang berada di kecamatan Bayah pada saat itu. Data diolah menggunakan uji chi square.
Hasilnya menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik mengenai vektor DBD ialah 10 orang (9,4%), cukup 27 orang (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Warga tersebar merata pada berbagai kelompok usia. Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Sebagian besar warga mempunyai tingkat pendidikan rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%). Lebih dari setengah warga yang tergabung dalam penelitian ini tidak bekerja yaitu sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%) sedangkan informasi dari tetangga menempati urutan kedua (28,3%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak berbeda bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai vektor DBD kurang dan berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan.

ABSTRACT
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) is a health problem for Indonesian people, like in Bayah. In order to exterminate DHF, basic data of people knowledge level of DHF are needed. Therefore, the objective of this research is to know people knowledge level about DHF vector. This research used cross sectional design; done to Bayah?s people by interviewing and filling questionnaires about people knowledge of DHF vector. Data was taken on August 12th-14th, 2009 by interviewing the people at that time. Data was analyzed using chi square test.
The result showed that the people with good, fair, and bad knowledge level of DHF vector are 10 people (9,4%), 27 (25,5%), and 69 (65,1%), consecutively. The people fairly distributed at the age group. The amount at the group of age 18-34 years old is 45 (42,5%), at the group of age 35-50 years old is 39 (36,8%), at the group of age > 50 years old is 22 (20,8%). Most of the people have bad education that is 68 (64,2%). More than half of the people that join in this research don?t work. Most of the people are female 83 (72,3%) Most of the people got information from one information sources (43%) and the most impressive source was electronic media (48,1%); while information from neighbour hold the second position (28,3%). From chi square analysis test, there were significance relation between knowledge level of DHF vector with age and education level. But, there were no significance relation between knowledge level of DHF vector with sex, information sources, and job status. It was concluded that the knowledge of the people was bad and the knowledge level had significant relation with age and education level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Adenan
"ABSTRAK
Sejak pertama kali dilaporkan adanya penderita DBD tahun 1974 dari Palembang, jumlah penderita DBD di Sumatera Selatan terus menunjukkan kecenderungan untuk meningkat dan merupakan suatu masalah kesehatan yang sulit ditanggulangi. Khusus untuk Kotamadya Palembang, menunjukkan bahwa angka penderita DBD didaerah ini selalu merupakan jumlah, prosentase maupun Incidence Rate DBD tertinggi dibandingkan daerali tingkat II lain yang terdapat di Sumatera Selatan.
Cara mencegah penularan demam berdarah dengue adalah dengan memutuskan rantai penularannya. Kebijaksanaan maupun strategi yang dianggap paling efektif oleh Departemen Kesehatan RI untuk memutuskan rantai penularan tersebut dewasa ini adalah dengan pengendalian vektor utama penular DBD di Indonesia yaitu Aedes Aegypti. Pengendalian vektor tersebut sangat berkaitan erat dengan perilaku manusia, terutama perilaku pencegahan penyakit DBD.
Survey yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI cq Proyek P2M Propinsi Sumatera Selatan tahun 1990 menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap dan perilaku penduduk Kotamadya Palembang mengenai hal yang berhubungan dengan penyakit DBD ternyata menunjukkan suatu tingkat pengetahuan yang baik dan tinggi. Dilain pihak hasil survey index vektor di Kotamadya Palembang menggambarkan tingkat index yang tinggi atau jelek.
Penelitian ini ingin mengetahui bagaimana hubungan dan pengaruh perilaku pencegahan DBD yang dilaksanakan penduduk Palembang terhadap index vektor DBD sendiri. Dengan metode survey analitik dan deskriptif serta pendekatan cross sectional, dilakukan pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner wawancara untuk memperoleh data perilaku dan formulir survey index vektor untuk mengetahui index vektor disaat penelitian.
Lokasi penelitian Kotamadya Palembang dengan sample dipilih seiumlah kelurahan yang dianggap memenuhi kriteria sample yang telah ditentukan. Sedangkan responden adalah kepala keluarga atau yang mewakili.
Data diberi skor hingga berbentuk skala interval, lalu diolah dengan uji statistik parametrik secara univariate (deskriptif), bivariate ( korelasi) dan multivariate (multiple regressi), menggunakan piranti lunak SPSS/PC+ dan EPI INFO versi 5.
Hasil penelitian membuktikan secara statistik bahwa perilaku PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan Proteksi mempunyai hubungan bermakna dan berpengaruh terhadap tingkat index vektor yangdiukur dengan CI (Container Index) dan HI (House Index). Sedangkan perilaku Abatisasi secara statistik tidak mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap CI dan HI. Secara keseluruhan perilaku pencegahan penyakit DBD mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap index vektor CI dan HI. Khususnya beberapa perilaku spesifik seperti menanam sampah bekas yang bisa terisi air, membersihkan saluran air limbah hujan, PSN secara massal dan mengurangi pakaian tergantung mempunyai peranan penting dalam hubungan dan pengaruh terhadap CI dan HI.
Beberapa saran antara lain untuk memperhatikan peranan "social support" dan perilaku spesifik daerah agar perilaku pencegahan DBD bisa ditingkatkan sehingga dapat mengendalikan vektor penular DBD. Perencanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD hendaknya juga dikaitkan dengan geiala sosial yang ada disuatu daerah selain angka insidens dan kematian."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Rusnanta
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Kasus DBD juga menjadi masalah kesehatan di Jakarta, termasuk Kelurahan Rawasari dan Cempaka Putih Barat. Dalam pemberantasan vektor, perlu dilakukan survei entomologi terkait pengukuran tingkat penyebaran dan kepadatan vektor DBD. Melalui survei ini, dilakukan identifikasi jenis container dan wilayah rumah sebagai faktor pendukung berkembangnya vektor DBD. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional. Data diambil pada tanggal 28 Maret 2010 dengan mengunjungi total 200 rumah masing-masing 100 rumah di Rawasari dan 100 rumah di Cempaka Putih Barat. Sampel diambil dengan menggunakan single larval method dan dianalisis dengan uji Chi-square.
Hasil ketiga indeks larva Aedes aegypti menunjukkan Rawasari memiliki nilai Container Index (CI) 6%, House Index (HI)14%, dan Breteau Index (BI) 15 sedangkan Cempaka Putih Barat memiliki nilai CI 6,1%, HI 17%, dan BI 21. Berdasarkan standar WHO, kedua wilayah tersebut termasuk area yang berpotensi menjadi risiko tinggi penularan DBD (CI>5%, HI>10%, 5

Dengue Haemorraghic Fever (DHF) is one of a public health problem in Indonesia, especially in Jakarta, including Rawasari and Cempaka Putih Barat. Entomological survey had to be done for measuring the distribution and density level of DHF vector. The study used cross-sectional design. It was conducted by visiting total of 200 houses with each region consisting of 100 houses that have been choosen at randomly on March 28th 2010. The researcher performed single larval method to choose the sample and analyzed by Chi-square test.
The outcome of Aedes aegypti larval indices showed Rawasari has a value of Container Index (CI) 6%, House Index (HI) 14%, and Breteau Index (BI) 15 while in Cempaka Putih Barat has a value of CI 6,1%, HI 17%, and BI 21. Based on WHO standards, both areas are include in the area where potentially high risk of dengue transmission (CI>5%, HI>10%, 5"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ghany Hendra Wijaya
"ABSTRAK
Salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Demam Berdarah Dengue (DBD) dan tempat yang tersering terkena penyakit ini, salah satunya adalah di daerah Kecamatan Bayah. Untuk menanggulangi serta memberantas penyakit DBD, diperlukan data dasar yaitu pengetahuan dasar warga. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan warga mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida di kecamatan Bayah. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional; dengan menggunakan metode wawancara mengisi kuisioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan mengenai pemberantasan DBD menggunakan insektisida. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 dan diolah dengan uji chi square. Hasil dari penelitian ini menunjukkan warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Warga yang mempunyai tingkat pendidikan yang rendah yaitu sebanyak 68 orang (64,2%) dan tidak bekerja sebanyak 63 orang (59,4%). Kebanyakan dari warga berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%) . Sebagian besar warga hanya mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan usia dan tingkat pendidikan. Tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan menggunakan insektisida dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang paling berkesan, dan status pekerjaan tidak terdapat perbedaan bermakna. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga mengenai cara pencegahan dan pemberantasan DBD sangat kurang dengan adanya pengaruh yang signifikan dari faktor usia dan tingkat pendidikan.

ABSTRACT
One of the public health problem in Indonesia is Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). With one of the area is Bayah District. In order to combat and eradicate dengue, the basic data about basic knowledge of people are needed.Therefore this study aims to determine the level of people knowledge about dengue eradication using insecticides in district Bayah. This study uses cross sectional design. The data collected by interviewing people to fill the questionnaire contains questions related to knowledge about dengue eradication using insecticides. Data was taken on 12 to 14 August 2009 and processed by chi square test. Results from this study showed that subjects have a good knowledge level is 10 people (9.4%), fair 27 (25.5%) and poor knowledge level about 69 people (65.1%%). With the age group 18-34 year were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Residents who have a low education level is 68 people (64.2%) and not working is 63 people (59.4%). Most of the research subjects are female gender with 83 people (72.3%). Most of people only get the information from 1 source of information (43%) and the most memorable one was the electronic media (48.1%). From the chi square test there was no significant association between the level of knowledge about the eradication using insecticides with age and education level. And there was no significant difference between the level of knowledge about the eradication using insecticides with gender, number of sources of information, the most memorable source of information, and employment status. Inferred that people knowledge level about how to prevent and eradicate dengue is less with the existence of significant influence of age and education level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia
"ABSTRAK
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Untuk mencegah kematian, penderita DBD perlu mendapat pertolongan pertama dengan segera. Agar dapat memberikan pertolongan, masyarakat perlu diberikan pengetahuan dengan penyuluhan kesehatan setelah itu dievaluasi. DBD dapat menginfeksi semua umur tetapi lebih banyak menginfeksi anak-anak. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid sekolah mengenai pertolongan pertama DBD yang diwakili oleh santri. Penelitian di lakukan di pesantren X, Kecamatan Bayah, Provinsi Banten dengan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan mewawancarai semua santri yang berada di lokasi menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan uji chi-square.
Hasilnya 60% responden perempuan, 32,6% memperoleh informasi dari dua sumber, 45,7% memilih petugas kesehatan sebagai sumber informasi DBD paling berkesan dan 81,9% responden tidak memiliki riwayat DBD. Sebanyak 8 orang (8,4%) memiliki tingkat pengetahuan baik, 18 orang (18,9%) cukup, dan 69 orang (72,6%) kurang. Berdasarkan uji chi-square, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan santri mengenai pertolongan pertama DBD dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD. Disimpulkan tingkat pengetahuan santri setelah mendapat penyuluhan mengenai pertolongan pertama tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi paling berkesan, dan riwayat DBD.

ABSTRACT
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) can cause mortality. To prevent mortality, DHF patient needs immediate first aid. In order to be able to give the first aid, people need to be educated through health promotion and evaluated afterwards. DHF can infect all ages but more in kids. Thus this study is conducted to know students' knowledge level about DHF first aid, represented by santri. This cross-sectional study was conducted at Pesantren X, Bayah Subdistrict, Banten Province. Data was acquired on October 16-18 2009 by interviewing all santri who were at the venue using questionnaires. Data was analyzed with chi-square tests.
The result 60% of respondents were female, 32,6% got information about DHF from two sources, 45,7% chose health officers as the most impressive source, and 81,9% of respondents didn?t have DHF history. Eight respondents (8,4%) have good knowledge about DHF, 18 respondents (18,9%) fair and 69 respondents (72,6%) poor. Chi-square test showed no association between students' knowledge level about DHF first aid with gender, number of information sources, the most impressive source, and DHF history. In conclusion, students' knowledge level about DHF first aid is poor and unassociated with gender, amount of information sources, the most impressive source, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sonya Farah Diba
"Pada tahun 2007, sebelas provinsi di Indonesia mengalami kejadian luar biasa (KLB) DBD antara lain di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan di Desa Bayah Timur, Kabupaten Lebak dengan tujuan mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pengambilan data dilakukan secara random terhadap penduduk berusia 18-65 tahun pada tanggal 16-18 Oktober 2009 dengan wawancara dan kuesioner. Data diolah dengan SPSS 11.5 dan dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov.
Hasilnya menunjukkan 91 responden memiliki tingkat pengetahuan kurang (85,8%). Responden paling banyak berusia 18-34 tahun yaitu 48 orang (45,3%), tingkat pendidikan rendah 68 orang (64,2%), jenis kelamin perempuan 89 orang (84,0%), aktivitas pengajian 43 orang (40,6%), dan tidak memiliki pengalaman menderita DBD 89 orang (84,0%). Sebanyak 30 orang (28,3%) mendapat informasi mengenai DBD dari 2 sumber informasi. Sumber informasi paling berkesan adalah televisi (65,1%) dan petugas kesehatan (15,1%).
Pada uji Kolmogorov-Smirnov tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD di Desa Bayah Timur dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, aktivitas, pengalaman menderita DBD, jumlah sumber informasi, dan sumber informasi yang paling berkesan. Disimpulkan pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik responden.

In 2007, 11 provinces in Indonesia experienced outbreaks of DHF. One of the area was the Lebak district, Banten province. Therefore, this research was conducted in Bayah Timur Village, Lebak district with the aim of knowing the level of villagers' knowledge about the first aid for DHF. This research used cross-sectional design. Data were taken randomly from respondents aged 18-65 years old on October 16-18th 2009 through interview and questionnaire. The data were processed using SPSS 11.5 program, then analyzed by Kolmogorov-Smirnov.
The results show that 91 respondents had low level of knowledge (85,8%). Most respondents are aged between 18-34 years old, 48 people (45,3%), 68 have low education (64,2%), 89 female (84,0%), and recitation activity 43 people (40,6%). Eightynine people had no experience with DHF. There are 30 respondents who got information about DHF from 2 sources (28,3%). The most attracting source of information is television (65,1%) and then the health workers (15,1%).
Kolmogorov-Smirnov test shows no significant correlation between the knowledge level of fist aid on DHF with age, education, sex, activities, experience on DHF, source of information, and the most attracting source of information. It was concluded that the community?s knowledge about first aid of DHF was low and has no association with respondents? characteristics.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elfikri Asril
"Keberhasilan pemberantasan DBD antara lain ditentukan oleh tingkat pengetahuan masyarakat mengenai DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid MTs Kecamatan Bayah mengenai vektor DBD setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16 - 18 Oktober 2009 dengan mewawancarai 107 murid MTs yang dipilih secara random. Murid tersebut telah mendapat penyuluhan DBD satu bulan sebelum survei. Hasilnya memperlihatkan, murid MTs yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 orang (2,9%), cukup 49 orang (47,1%) dan kurang 52 orang (50%). Responden laki-laki 43 orang (41,3%) dan perempuan 61 orang (58,7%). Murid yang tidak memiliki riwayat sakit DBD sebanyak 93 orang (89,4%). Sebagian besar Murid MTs mendapat informasi tentang DBD dari 2 atau 3 jenis sumber informasi dengan presentase masing- masing 28,8%. Sumber informasi yang paling berkesan adalah petugas kesehatan (59,6%) disusul oleh media elektronik (30,8%). Pada uji Kolmogorov Smirnov, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin (p=1,000), jumlah sumber informasi (p= 0,601), sumber informasi yang paling berkesan (p= 0,239), dan riwayat sakit DBD (p=1,000). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid madrasah mengenai vektor DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik mereka.

The success of DHF control depends on people?s knowledge level of DHF. The objective of this study was to know the knowledge level of Madrasah Tsanawiyah Bayah students about DHF vector after given education. This cross sectional study was conducted on October 16th-18th 2009 by interviewing 107 students, chosen by random sampling technique. The students got education one month before the survey. The result showed that only 2,9% students had good knowledge, while students that had fair and bad knowledge are 47,1% and 50%, respectively. Forty three students (41,3%) were male while 61 others (58,7%) were female. Students that didn?t have family history of DHF were 93 students (89,4%). Most of the students got information from two and three information sources. The most impressive source was medical personels (59,6%); while information from electronic media hold the second position (30,8%). Kolmogorov Smirnov analysis test showed no significant differences between knowledge level of DHF vector and sex (p=1,000), the number of information sources (p=0,601), the most impressive source (p=0,239), and family history of DHF (p=1,000). It was concluded that the knowledge level of the students about DHF vector was bad and not associated with student?s characteristic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Zesario
"Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia termasuk di Kecamatan Bayah. Untuk mengurangi angka kejadian DBD perlu dilakukan penyuluhan kesehatan agar masyarakat dapat melakukan pemberantasan vektor. Sebelum memberikan penyuluhan, perlu diketahui tingkat pengetahuan masyarakat agar penyuluhan yang akan diberikan dapat disesuaikan dengan tingkat pengetahuan mereka. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pemberantasan vektor DBD. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner berisi pertanyaan yang berhubungan dengan pengetahuan warga mengenai pemberantasan vektor DBD. Data diambil pada tanggal 12 - 14 Agustus 2009 di Desa Ciwaru, Kecamatan Bayah. Data yang diperoleh diuji dengan chi square. Hasilnya menunjukkan bahwa warga yang mempunyai tingkat pengetahuan baik adalah 10 orang (9,4%), cukup 27 (25,5%) dan tingkat pengetahuan kurang 69 orang (65,1%%). Kelompok usia 18-34 tahun sebanyak 45 orang (42,5%), kelompok usia 35-50 tahun sebanyak 39 orang (36,8%), dan kelompok usia > 50 tahun sebanyak 22 orang (20,8%). Tingkat pendidikan rendah sebanyak 68 orang (64,2%). Kebanyakan responden tidak bekerja yaitu 63 orang (59,4%) dan berjenis kelamin perempuan 83 orang (72,3%). Umumnya responden mendapatkan informasi dari 1 sumber (43%) dan sumber informasi yang paling berkesan adalah media elektronik (48,1%). Dari uji chi square terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai pemberantasan vektor DBD dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berbeda bermakna dengan jenis kelamin dan sumber informasi. Disimpulkan tingkat pengetahuan warga Bayah berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan tetapi tidak berhubungan dengan jenis kelamin dan sumber informasi.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF), is one public health problem in Indonesia, including in Sub Bayah. To reduce the incidence of dengue health education needs to be done so that people can do to eradicate the vector. Prior to providing counseling, please note the level of public knowledge so that extension will be given can be tailored to their level of knowledge. Therefore this study aims to determine the level of public knowledge about the eradication of dengue vectors. This research was conducted using cross sectional method. The data were collected by interview using a questionnaire containing questions related to the knowledge of citizens regarding the eradication of dengue vectors. Data was taken on December 12 to 14 August 2009 in the Village Ciwaru, District Bayah. The data obtained were tested by chi square. The results showed that residents who have good knowledge level is 10 people (9.4%), just 27 (25.5%) and knowledge level about 69 people (65.1%%). 18-34 year age group were 45 men (42.5%), age group 35-50 years were 39 men (36.8%), and the age group> 50 years were 22 men (20.8%). Low education levels were 68 men (64.2%). Most respondents did not work the 63 men (59.4%) and 83 female (72.3%). Generally, respondents get information from 1 source (43%) and information sources of the most memorable was the electronic media (48.1%). From the chi square test significant difference between the level of knowledge about the eradication of dengue vectors with age and education level but did not differ significantly by gender and source of information. Inferred level of knowledge of age-related Bayah citizens and education level but not associated with gender and source of information."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pitt Akbar
"Kecamatan Bayah merupakan salah satu daerah endemis DBD yang sering mengalami kejadian luar biasa (KLB). Untuk memberantas DBD masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai pemberantasan vektor dengan cara penyuluhan. Agar penyuluhan sesuai dengan yang diharapkan perlu dilakukan survey untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan karakteristik demografinya. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional pada 107 murid Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MTs) yang dipilih secara acak. Data diambil pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan cara mengisi kuesioner.
Hasilnya menunjukkan tingkat pengetahuan murid MTs yang tergolong baik 18 orang (17%), cukup 42 orang (39%) dan kurang 47 orang (44%). Responden laki-laki 46 orang (43%) dan perempuan 61 orang (57%). Pada uji chi square tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin (p=0,192), jumlah sumber informasi (p=0,124), dan sumber informasi paling berekesan (p=0,301), tetapi berbeda bermakna dengan usia dan tingkat pendidikan.
Disimpulkan tingkat pengetahuan murid madrasah mengenai vektor DBD tergolong kurang (44%) dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, sumber informasi tetapi berhubungan dengan usia dan tingkat pendidikan.
Dengue hemorrhagic fever (DHF) is public health problem in Indonesia, including Bayah Village. To control DHF, community should be given knowledge regarding vector based on knowledge level and its related factor.
This study aims to determine knowledge level of Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Bayah students regarding DHF vector. This cross sectional design was conducted in August12th-14th 2009 by interviewing 107 students using questionnaire.
The results showed there were 18 people (17%) classified as good, 42 people (39%) as fair and 47 people (44%) as poor. There were 46 (43%) male and 61 (57%) female respondents. Chi-square test showed no significant difference between students knowledge level of DHF vectors and gender (p=0,192), source of information (p=0,124) and the most impressive information source (p=0,301). On the other hand, there were significant differences between knowledge level with respondents age and educational level.
It can be concluded that knowledge level of MTs students classified as poor and associated with age and educational level but not associated with gender, source of information and the most impressive information source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Putra Asmoro
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang gejalanya cepat memburuk sehingga dapat menyebabkan kematian. Karena itu masyarakat perlu diberikan pengetahuan agar dapat memberikan pertolongan pertama jika keluarganya mengalami DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama DBD pada murid Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s). Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional pada murid MT?s yang telah mendapat penyuluhan DBD. Sampel dihitung dengan rumus besar sampel dan diambil acak. Data diambil tanggal 16-18 oktober 2009 menggunakan metode wawancara dengan bantuan kuesioner. Data diuji dengan chi-square dan Kolmogorov-Smirnov, yang menggunakan chi-square yaitu hubungan tingkat pengetahuan dengan jenis kelamin (p=0,967), jumlah sumber informasi (p=0,140), dan sumber informasi paling berkesan (p=0,340). Hubungan tingkat pengetahuan pertolongan pertama dengan riwayat terkena DBD menggunakan Kolmogorov Smirnov(p=0,610). Hasil lain menunjukkan terdapat 29 orang (27,9%) memiliki tingkat pengetahuan baik, cukup 23 orang (27,1%) dan kurang 52 orang (50%).Perempuan berjumlah 61 orang dan laki-laki 43 orang. Semua responden pernah mendapat informasi. Uji chi square dan Kolmogorov Smirnov menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden. Disimpulkan tingkat pengetahuan terhadap pertolongan pertama DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan jenis kelamin, sumber informasi, dan riwayat terkena DBD.

Dengue High Fever (DHF) is a disease with symptoms that can deteriorate quickly, resulted in mortality. Thus people in community needs to be educated to be able to give first aids if there is one of their family members has this disease. The objective of this study is to find out the knowledge level about DHF first Aids in Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MT?s) Students. The study was conducted with cross-sectional method in MT's Students who already had DHF education. Sample was calculated with sample amount formula and was taken randomly. Data were collected from 16-18 October 2009 using interview method with questionnaires, then tested either with chi-square or Kolmogorov-Smirnov tests. The data tested using chi-square were the relationship between knowledge level and gender (p=0.967), between knowledge level and the amount of information sources (p=0.140), and between knowledge level and the most memorable source of information (p=0.340). The relationship between the knowledge level and DHF history was tested using Kolmogorov Smirnov(p=0.610). Other results showed that there were 29 students (27.9%) with good knowledge level, 23 students (27.1%) with medium knowledge level, and 52 students (50%) with poor knowledge level. The composition of sample was 61 females and 43 males. All respondents had received DHF educational information before tested. The chi-square and Kolmogorov Smirnov tests showed that there was no significant difference between the knowledge level and the respondents' characteristics. It is concluded that the knowledge level of DHF first aids was poor and had no relationship with gender, source of information, and DHF history."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>