Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mita Puspita Sari
"Latar Belakang: Orangtua perlu berperan aktif dalam pengasuhan dimulai sejak masa awal kehidupan bayi. Sejauh ini, pengasuhan sendiri lebih banyak dihubungkan dengan ibu daripada ayah. Hal ini membuat ayah kurang terlibat dalam pengasuhan bayi. Keterlibatan ayah dalam pengasuhan ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah sikap ibu terhadap pengasuhan oleh ayah.
Metode: Penelitian ini akan melihat perbandingan sikap dan gambaran jarak sikap orangtua terhadap pengasuhan oleh ayah yang memiliki bayi 0 ? 12 bulan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan cara accidental sampling sebagai metode sampling. Peneliti menganalisis 102 data pasangan ayah dan ibu.
Analisis Statistik: Peneliti menggunakan uji T-Test dependent sample untuk membandingkan sikap orangtua terkait pengasuhan oleh ayah pada bayi usia 0 - 12 bulan.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan signifikan dalam sikap orangtua terhadap pengasuhan oleh ayah yang memiliki bayi 0 ? 12 bulan. Selanjutnya, mayoritas pasangan tidak memiliki perbedaan sikap terhadap pengasuhan oleh ayah. Hal ini berarti jika ibu memiliki sikap yang positif terhadap pengasuhan bayi oleh ayah, maka ayah cenderung memiliki sikap positif. Begitu juga sebaliknya, jika ibu memiliki sikap yang negatif terhadap pengasuhan bayi oleh ayah, maka ayah cenderung memiliki sikap yang negatif pula.
Kesimpulan: Di dalam penelitian ini, ditemukan bahwa ibu memiliki sikap yang lebih positif terhadap pengasuhan oleh ayah daripada ayah. Sikap ayah yang rendah bisa dikarenakan kurang percaya diri terhadap kemampuannya dalam merawat bayi dan juga karena kurangnya umpan balik positif atas aktifitas perawatan bayi yang dilakukannya. Berdasarkan analisis tambahan, sikap ayah terhadap pengasuhan tidak dipengaruhi oleh pengetahuan ayah. Ayah juga memiliki sikap positif pada beberapa kegiatan di dalam pengasuhan anak, seperti mengetahui penyakit bayi, mengantarkan bayi ke dokter, mengetahui makanan yang dikonsumsi bayi dan mengajak bayi bermain.

Background: Parents need to be active in child rearing activities from the beginning of the baby?s life. So far, child rearing activities more related to mother than father. That?s why fathers not involved in baby rearing activities. Many factor influenced father involvement in child rearing activities, one of the factor is mother's attitude toward father involvement.
Methods: this research will compare attitude difference and gap between fathers and mothers toward father involvement in child rearing activities among couples with 0-12 months old babies. This research used quantitative methods with accidental sampling as sampling methods. Researcher analyzed 102 data of fathers and mothers.
Statistical analysis: researcher used T-Test dependent sample for compare fathers and mothers attitude toward father involvement in child rearing activities.
Result: research showed significance difference in parents attitude toward father involvement in child rearing activities among couples with 0-12 months old babies. Most of the couples didn?t have difference attitude toward father involvement in child rearing activities. It means if mothers have positive attitude toward father involvement, fathers will also have positive attitude. And if mothers have negative attitude toward fathers involvement in child rearing activites, fathers will have negative attitude.
Conclusion: this research found that mothers had more positive attitude toward father involvement rather than father. The reason why fathers have lower attitude rather than mothers because of lack of confidence and lack of positive feedback in child rearing activities. Based on additional analysis, father's attitude in child rearing activities not affected by fathers knowledge. Fathers also positive attitude in some child rearing activities, such as knowing child disease, accompany baby to the doctor, knowing which food that can be consume by baby and play with baby.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fania Kusharyani
"Latar Belakang : Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku keterlibatan ayah adalah tingkat pendidikan. Ayah yang berpendidikan tinggi menghabiskan waktu lebih banyak dalam pengasuhan dibandingkan dengan ayah yang kurang berpendidikan (Sayer et. al., 2004).
Metode : Peneliti akan melihat bagaimana perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi usia 0-12 bulan antara ayah berpendidikan dasar, menengah, dan tinggi dengan melibatkan 95 data ayah.
Analisis Statistik : Dari teknik analysis of variance (ANOVA) akan diperoleh perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi usia 0-12 bulan antara kelompok ayah.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perebedaan yang signifikan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi usia 0-12 bulan antara ayah berpendidikan dasar, menengah, dan tinggi.
Kesimpulan : Tingkat pendidikan ayah tidak menyebabkan adanya perbedaan pengetahuan, sikap, dan perilaku keterlibatan ayah dalam pengasuhan bayi usia 0-12 bulan. Peneliti menduga adanya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya disebabkan karena adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi keterlibatan ayah, seperti faktor budaya, jumlah anak, status pekerjaan istri, dan adanya bantuan dari pihak lain dalam pengasuhan.

Background : One of the factors which influence the involvement behaviour of the father is the level of his education. Higher educated fathers spend more time in childcare than less educated fathers (Sayer et. al. 2004).
Methode : This research was conducted to find the difference of knowledge, attitude, and paternal involvement behaviour in child rearing of 0-12 monthsaged baby, among the fathers who have elementary, intermediate, and advance education, involving 95 father's data.
Statistical Analysis : By applying analisys of variance technique (ANOVA) the difference of knowledge, attitude, and paternal involvement behaviour in childrearing of 0-12 months-aged baby among the group of fathers can be identified.
Result: The result shows that there is no significant difference of knowledge, attitude, and paternal involvement behaviour in child rearing of the 0-12 monthsaged baby among the fathers who have elementary, intermediate, and advance education.
Conclusion : The education level of the father does not cause any knowledge, attitude, or paternal involvement behaviour differences in child rearing of the 0-12 months-aged baby. The researcher infer that the difference between the result of this research and the result of the previous result is caused by the other factors which influence the involvement of the father, such as culture, number of children, wife's employment status, and the assistance of others in child care.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Weston, Denise Chapman
New York: G.P. Putnam's Sons, 1996
649.1 WES p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Vitriani Sumarlis
"Menumt Erikson (dalam Hamner & Turner, 1990) krisis perkembangan yang dialami anak pada masa usia sekolah adalah industry vs inferiority. Keberhasilan anak mengatasi krisis in! akan menimbulkan rasa industri yang akan membentuk konsep diri yang posltif. Rasa industri seorang anak pada masa ini sangat ditentukan oleh prestasi belajamya di sekolah (Erikson dalam Hjelle & Ziegler 1991). Prestasi belajar anak di sekolah ditentukan oleh banyak faktor, salah satunya adalah keluarga karena dalam perkembangan seorang anak tidak ada pengalaman lain yang bisa mempengaruhi anak sebanyak pengaruh hubungan orangtua dan anak (Turner & Helms, 1991). Orangtua melalui interaksinya dengan anak dalam proses pengasuhan dapat berperan dalam upaya pencapaian prestasi' belajar anak.
Berkaitan dengan peran orangtua, secara tradisional pengasuhan dalam arti mendidik dan membesarkan anak lebih dibebankan kepada ibu. Peran ayah lebih dikaitkan dengan peran sebagai pendukung ekonomi yang membutuhkan keterampilan dan kemampuan intelektual (Signer, 1994; Hamner & Turner, 1990; Parsons & Bales dalam Signer 1994; Phares, 1996) sehingga keterllbatan ayah dalam pengasuhan anak tidak mendalam. Namun jaman berkembang dan jumlah wanita yang bekerja meningkat. Ayah pun mulai dituntut untuk terlibat dalam pengasuhan anak.
Beberapa basil penelitian menunjukkan bahwa ayah memiliki kemampuan yang sama dengan Ibu dalam mengasuh anak. Penelitian lain pun menunjukkan bahwa keteriibatan ayah dalam pengasuhan dapat berpengaruh terhadap keseluruhan perkembangan sosial, emoslonal dan Intelektual anak (Crouter & Jenkins 1987)^ Khususnya bag! anak usia sekolah pengaruh ayah lebih ditekankan pada perkembangan intelektual anak dalam kaltannya dalam pencapaian prestasi belajar. Karakteristik-karakteristik tertentu yang ditampilkan ayah selama proses pengasuhan -hangat atau kontrol- akan berpengaruh bagi pencapaian prestasi belajar anak. Dari beberapa peneiitian yang dilakukan oleh Radin (1981) terhadap ayah anak prasekolah menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kehangatan yang diberikan ayah dengan fungsi intelektual dan prestasi belajar anak. Sedangkan kontrol ayah berhubungan negatif dengan prestasi belajar anak. Di Indonesia, peneiitian Yusuf (1996) menunjukkan bahwa kebanyakan orangtua siswa yang berprestasi unggul memiliki pengasuhan yang cenderung demokratis maupun tidak demokratis. Oleh karena itu, peneiitian ini akan melihat bagaimanakah karakteristik pengasuhan ayah anak usia sekolah yang berprestasi belajar tinggi dan rendah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk memperoleh gambaran mengenai dua kelompok sampel yaitu para ayah yang memiliki anak usia sekolah berprestasi belajar tinggi dan rendah. Subjek peneiitian ini adalah 65 orang ayah. Mereka memiliki anak yang duduk di kelas Vl sekolah dasar dan tergolong siswa yang berprestasi belajar tinggi dan rendah. Pengambilan sampel akan dilakukan dengan menggunakan metode purposive. Mat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner yang diberikan kepada para ayah dari kedua kelompok ayah tersebut.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kebanyakan ayah dalam peneiitian ini memiliki tingkat kehangatan dan kontrol yang tinggi dalam pengasuhan. Saran bagi peneiitian yang akan datang adalah menyeimbangkan jumlah item pengasuhan ayah yang hangat dan kontrol serta membandingkan tingkat pendidikan, tingkat pendidikan yang diharapkan maupun yang diharuskan ayah dan ibu. Untuk peneiitian serupa, diharapkan dapat memperbesar jumlah sampel sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih mendalam tentang variabelvariabel yang berkaitan dengan pengasuhan ayah seperti faktor budaya, pengalaman bersama ayah atau karakteristik kepribadian ayah."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inna Mutmainnah
"Child-Rearing Practices Report (CRPR) merupakan suatu alat yang dikembangkan oleh Block (1981) untuk mengukur praktek pengasuhan yang dijalankan orang tua pada anak tertentu. Terdiri 91 item yang berisi nilai-nilai, sikap-sikap, dan tujuan-tujuan dari pengasuhan item-item ini dihasilkan dari observasi empirik interaksi ibu terhadap anaknya, Iaporan-laporan perilaku, dan literatur-Iiteratur sosialisasi.
Dalam penelitian pendahuluan terhadap CRPR, Kochanska, Kuchynski, dan Radke-Yarow (1982) telah mendapatkan dua bentuk pola pengasuhan pada CRPR, yaitu pola authoritative dan pola authoritarian. Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini peneliti akan meneliti struktur faktor dari CRPR berdasarkan karakteristik pola pengasuhan pada orangtua pada budaya Indonesia, yaitu otoritatif, otoriter, dan permisif (Baumrind, 1967).
Penelitian ini menggunakan metode analisis faktor dengan rotasi varimaks untuk 3 kelompok faktor berdasarkan ketiga pola pengasuhan yang ada. CRPR yang telah diadaptasi dibuat dalam bentuk kuesioner dengan 6 alternatif jawaban skala Likert, yaitu untuk alternatif 1= sangat tidak sesuai dengan sikap dan cara saya, sampai alternatif 6= sangat sesuai dengan sikap dan cara saya.
Subyek yang digunakan adalah ibu untuk praktek pengasuhan pada anak usia sekolah (6-12 tahun). Dipilihnya subyek ibu karena, ibulah yang berada pada garis depan pengasuhan anak, dan banyak berhadapan dengan anak dalam kesehariannya. Sedangkan dipilihnya anak usia sekolah sebagai objek pengasuhan karena pada masa ini pengasuhan yang dijalankan orangtua sudah membentuk pola yang stabil dan intensif sebagai usaha untuk melatih kontrol dan disiplin pada anak usia sekoIah. Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proportional purposive accidental sampling.
Jumlah subyek yang terjaring adalah 302 orang yang berasal dari berbagai tingkat sosial ekonomi dan pendidikan di daerah Jakarta Selatan. Diambil dari orang tua murid SDN 02 Ulujami , SDN O3 Cipulir, SDN O7 Petukangan, dan SDI Al-lzhar Pondok Labu Jakarta Selatan.
Hasil dari penelitian ini didapatkan dua bentuk pola pengasuhan yaitu jenis otoritatif (N=26) dan otoriter (N=14), dengan Cronbach Alpha masing-masing untuk pola asuh otoritatif 0,89, dan pola asuh otoriter O,79. Sedangkan pola permisif tidak tergambarkan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kochanska, Kuchynski, dan Radke-Yarrow (1982) yang juga hanya menemukan dua bentuk pola pengasuhan pada CRPR, yaitu otoritatif dan otoriter.
Disarankan agar jumlah sampel diperbanyak, dan penelitian juga sebaiknya dilengkapi dengan observasi. Dengan didapatkannya dua bentuk pola pengasuhan dari CRPR maka disarankan untuk melakukan penelitian Iebih lanjut untuk melihat dampak pengasuhan ini pada anak usia sekolah, khususnya dalam beberapa aspek perkembangan, yaitu aspek mental, emosi, dan sosial."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairani Rizki Prasetya
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara jenis sumber informasi parenting dan parenting knowledge pada ibu generasi Millennial yang memiliki satu anak berusia 0 ndash; 24 bulan. Penelitian ini bersifat korelasional dengan menggunakan sampel ibu usia 18 - 35 tahun yang memiliki satu anak berusia 0 - 24 bulan dengan tingkat pendidikan tinggi yaitu minimal menyelesaikan jenjang pendidikan Diploma III n = 155. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Knowledge of Infant Development Inventory KIDI dan Maternal Sources of Information Questionnaire MSIQ. Hasil analisis korelasi dengan Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara parenting knowledge dan jenis sumber informasi r = 0,211, p < 0,01 . Dengan demikian, semakin tinggi tingkat keakuratan pengetahuan parenting ibu, diikuti dengan tingginya tingkat penggunaan dan pembelajaran yang didapat ibu dari sumber informasi parenting.

The purpose of this study was to find out whether there was a relationship between the type of parenting information and parenting knowledge on Millennial generation mothers who have one child 0 24 months old. This is a correlational study by using a sample of mother age 18 35 years old who have one child 0 24 month with a level of higher education that is minimum Diploma III education level n 155. Instruments used in this study are Knowledge of Baby Inventory Development KIDI and Sources of Mother Information Questionnaire MSIQ. The results of the study with Pearson has shown that there is a significant positive relationship between parenting knowledge and the type of parenting information r .211."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Buku ini ditulis oleh Chai’s Play, yaitu tim yang terdiri dari para ahli di bidang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), berpengalaman dalam mengobservasi proses tumbuh kembang dan perilaku anak. Jadi dapat dipastikan informasinya kredibel dan sangat bermanfaat untuk para ayah dan bunda baru. Buku ini bisa jadi bekal ilmu pengetahuan parenting sebelum si kecil lahir nantinya. Tapi juga bisa jadi pendamping untuk para orang tua baru yang sedang di masa melelahkan, bingung dan galau dalam proses pengasuhan si kecil. Pembahasannya lengkap mengenai panduan merawat anak, menyusui, MPASI, pola tidur anak, imunisasi, tips praktis bermain bersama si kecil, peran keluarga dalam pengasuhan anak, sampai kesehatan mental ayah dan bunda. Isinya juga menarik dilengkapi dengan illustrasi berwarna yang membuat lebih mudah dipahami."
Jakarta: Grasindo, 2022
649.1 BEC
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Yuanita Prananto
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S2388
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yufi Adriani
"Gallinski (dalam Martin & Colbert 1997) secara khusus menyebutkan bahwa proses interaksi antara orangtua dan anak sejak anak lahir hingga beranjak dewasa dan meninggalkan rumah dikenal dengan sebutan parenting. Parenting merupakan proses interaksi yang berkelanjutan, yang selalu melibatkan orangtua, anak, dan pengaruh lingkungan. Proses parenting yang melibatkan interaksi antara orangtua dan anak dapat diwujudkan dalam kegiatan yang berbeda sesuai dengan tingkat dan tahap perkembangan anak. Dalam proses parenting ini terdapat dua cara parenting (altachment parenting & detachment parenting) yang dapat dilakukan orangtua terhadap anaknya dan gambaran cara parenting ini dapat dilihat dari beberapa cara pengasuhan. Pada masa bayi (infancy), cara pengasuhan pada umumnya meliputi lima hal yaitu menyusui, menggendong, berbagi tempat tidur, pembentukan bonding dengan bayi, dan kesensitifan terhadap cues yang diberikan oleh bayi (Sears dalam Brooks, 2001).
Pada umumnya, lima cara pengasuhan yang telah disebutkan di atas dilakukan oleh ibu yang berperan sebagai primary caregiver. Oleh karena itu penelitian ini dikhususkan untuk melihat gambaran cara parenting yang dilakukan ibu. Selain itu, penelitian mengenai gambaran cara parenting pada berbagai kebudayaan di Indonesia belum dapat diketahui secara rinci, terutama pada kebudayaan Minangkabau yang menganut sistem matrilineal.
Ibu memegang peranan penting dalam proses pendidikan, sosialisasi, dan perkembangan anak, sehingga penelitian ini dikhususkan untuk melihat bagaimana gambaran cara parenting ibu terhadap bayi usia 11-18 bulan pada suku Minangkabau; apakah ada perbedaan cara parenting ibu terhadap bayi laki-laki dan bayi perempuan; apa saja faktor yang berpengaruh terhadap cara parenting ibu. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui metoda wawancara. Subjek wawancara adalah empat orang ibu yang mempunyai bayi berusia 11-18 bulan yang berada dalam lingkungan budaya Minangkabau. Kerangka teoritis yang digunakan- dalam penelitian ini adalah teori perkembangan infancy, teori parenting : teori mothering; teori yang berhubungan dengan nilai dan adat budaya Minangkabau.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah bahwa keempat subjek merasa sudah teridentifikasi sebagai bagian dari suku bangsa Minangkabau dan sudah dapat memahami nilai-nilai yang ada dalam budaya Minangkabau. Namun keempat subjek merasa budaya Minangkabau belum memberikan pengaruh terhadap cara parenting yang mereka lakukan pada anak mereka. Hal itu karena cara parenting yang digunakan adalah ketika anak masih berada dalam tahap infancy (bayi). Pengaruh budaya akan lebih terlihat jika anak sudah berada dalam usia yang lebih besar, dimana ia sudah dapat mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari budaya Minang. Selain itu juga, pada masa ini orangtua mempunyai tujuan dan cara parenting yang berbeda, yang dapat dipengaruhi oleh usia dan tahap perkembangan anak dan harapan lingkungan sosial terhadap anak.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa harapan subjek terhadap anak laki-laki dan anak perempuannya berbeda, namun hal itu tidak berpengaruh terhadap perbedaan cara parenting pada bayi laki-laki dan perempuan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap cara parenting adalah pendidikan dan penghasilan yang cukup sehingga subjek dapat lebih terbuka terhadap informasi-informasi yang ada mengenai cara parenting pada bayi. Untuk penelitian lanjutan, disarankan agar melakukan penelitian di luar budaya Minangkabau mengenai cara parenting, terutama cara parenting pada tahap perkembangan anak yang berbeda-beda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virra Priscilla Ayuningtyas
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai perbedaan tingkat parenting stress dan coping stress pada ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam proses pengumpulan data. Tingkat parenting stress diukur melalui Parenting Stress Index-Short Form PSI-SF dan coping stress melalui Brief COPE. Partisipan penelitian ini berjumlah 37 pasang ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan parenting stress p = 0.850, p > 0.05 dan coping stress p = 0.899, p > 0.05 yang pada ayah dan ibu yang memiliki anak dengan autisme.

ABSTRACT
This research was conducted to decrypt the differences of parenting stress and coping stress in fathers and mothers of children with autism. This research used quantitative and qualitative design for collecting data. Level of parenting stress was measured by Parenting Stress Index Short Form PSI SF and coping stress was measured by Brief COPE. The participants of this research are 37 pairs of fathers and mothers of children with autism. The main result of this research showed that there are no differences of parenting stress p 0.850, p 0.05 and coping stress p 0.899, p 0.05 on fathers and mothers of children with autism."
2017
S68739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>