Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187372 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hesti Asmiliaty
"Penelitian ini meneliti korelasi panjang depa, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, dan usia puber dengan tinggi badan untuk mendapatkan model prediksi tinggi badan dan faktor-faktor apa saja yang terbukti dominan berpengaruh pada prediksi tinggi badan. Penelitian menggunakan disain cross sectional melibatkan 146 (laki-laki=71; perempuan=75) mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia berusia 20-40 tahun yang didapat dengan cara stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran antropometri (tinggi badan dan panjang depa) dan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata tinggi badan pada laki-laki (167,9 cm) lebih tinggi dibandingkan perempuan (155,6 cm). Pada penelitian ini seluruh variabel yaitu panjang depa, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, dan usia puber memiliki hubungan bermakna dengan tinggi badan.
Hasil analisis multiregresi menunjukkan variabel yang dominan adalah jenis kelamin dan panjang depa dengan persamaan model prediksi TB = 34,796 - (1,287 x Jenis Kelamin) + (0,774 x Panjang Depa). Dari hasil uji sensitifitas, spesifisitas dan penilaian reliabilitas model, prediksi tinggi badan menggunakan panjang depa yang didapatkan merupakan model yang visibel digunakan dalam mengenali status gizi dan reliabel (dapat dipercaya) digunakan pada kelompok usia 20-40 tahun. Namun demikian masih diperlukan penelitian lain untuk memvalidasi temuan ini terkait dengan variasi etnis.

The primary purpose of this study was to examine the correlation of arm span, sex, birth weight, birth length, and age at puberty with height to developed a height prediction model from the dominant variables. The method of this study is cross sectional design. The sample was 146 (male = 71; female = 75) students among 20-40 years old from Faculty of Public Health University of Indonesia and they obtained by stratified random sampling. The databases were collected by measuring height and arm span and questionnaire. The mean of height in male students was higher than female students (male = 167,9 cm; female = 155,6 cm). In this study, all independent variable, sex, birth weight, birth length, and age at puberty was significantly related to height.
Multiple regression analysis to predict height was this following model : Height 34,796 - (1,287 x Sex) + (0,774 x Arm Span). By sensitivity, spesitivity and reliability analisys of model, this model prediction of height from arm span was the visible model used to compute the nutritional status and reliable model used in adult 20-40 years old. However, another similar studies were still needed to validate this result related to ethnic variation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika Putri Paramitha
"Tinggi badan merupakan salah satu indeks antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi. Namun berbagai kondisi seperti kecacatan, kelainan tulang belakang, amputasi kaki, maupun disabilitas lainnya membuat pengukuran tinggi badan aktual tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, adanya metode alternatif yag dapat digunakan sebagai prediktor tinggi badan menjadi penting untuk diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model prediksi tinggi badan pada kelompok usia dewasa muda berdasarkan korelasinya dengan tinggi lutut dan karakteristik individu yang diperkirakan berhubungan dengan tinggi badan, yaitu jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, dan usia puber. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebanyak 75 laki-laki dan 75 perempuan yang merupakan mahasiswa FKM UI dengan kisaran usia 20 ? 40 tahun pada bulan April 2012.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi lutut memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap tinggi badan pada usia dewasa dengan nilai r = 0,921. Demikian pula semua karakteristik individu yang diteliti memiliki hubungan yang signifikan dengan tinggi badan. Sedangkan model prediksinya adalah : Tinggi Badan (cm) = 57,824 + 2,132 (Tinggi Lutut (cm)) ? 3,965 (Jenis Kelamin), dengan koefisien 0 untuk laki-laki dan 1 untuk perempuan. Disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan dengan jumlah sampel yang lebih besar, cakupan usia yang lebih luas, dan dengan menyertakan variabel etnis agar persamaan yang dibuat menjadi lebih representatif lagi untuk digunakan di Indonesia.

Height is one of the most important anthropometric indexes to determine people?s nutritional status. But in some particular cases, e.g.: impairment, disabilities, spine curving, and amputated leg, the actual height measurement could be impossible to measure. These conditions encouraged the presence of researches aiming to find the alternative methods to predict actual height. The purpose of this study was to find a formula referred to the correlation of height with knee height, sex, birth weight, birth length, and pubertal age in adult population. The design study was cross sectional and total of 75 men and 75 women aged 20 ? 40 years were participated in this study that held on April 2012.
The result of this study shown a very strong correlation between height and knee height of adults (r = 0,921), and the other variables studied in this study also significantly correlated with height. Multiple regression analysis has done and it generated a formula to predict adults? height in this population: Height (cm) = 57,824 + 2,132 (Knee Height (cm)) ? 3,965 (Sex), with 0 as a cofficient for men and 1 is for women. Nevertheless, more further research with more specific variable, and even more participants with wider age range is still needed to complete the result of this study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Subhania
"Tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang penting, salah satunya untuk mengetahui status gizi individu. Ketika pengukuran tinggi badan secara berdiri tidak dapat dilakukan seperti pada pasien di rumah sakit dan individu dengan kondisi tertentu disabilitas , maka dibutuhkan pengukuran antropometri pengganti agar hasil yang diperoleh akurat. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna, panjang telapak kaki dan tinggi lutut pada kelompok usia dewasa muda. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indoesia berusia 21 ndash; 30 tahun, sebanyak 58 orang laki-laki dan 78 orang perempuan. Desain studi pada penelitian ini menggunakan desain cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara tinggi badan dengan panjang ulna kiri laki-laki r=0.853, perempuan r=0.76 , panjang ulna kanan laki-laki r=0.865, perempuan r=0.726 , panjang telapak kaki kiri laki-laki r=0.799, perempuan r=0.708 , panjang telapak kaki kanan laki-laki r=0.791, perempuan r=0.862 , tinggi lutut kiri laki-laki r=0.862, perempuan r=0.841 , tinggi lutut kanan laki-laki r=0.87, perempuan r=0.833 . Panjang ulna, panjang telapak kaki dan tinggi lutut merupakan prediktor tingi badan yang baik karena memiliki korelasi yang kuat pada laki-laki dan perempuan serta mudah dalam melakukan pengukuran.

Height is one of the important anthropometry measurements to determine nutritional status. When the measurement of height is difficult to conduct especially on patient in hospital or individual with disabilites, an alternative measurement is needed to define an accurate height. The purpose of this study was to develop a prediction model of height based on ulna length, foot length and knee height for young adults. A cross sectional design study was used in this study. Participants were 58 men and 78 women aged 21 30 years who were currently studying at Faculty of Public Health Universitas Indonesia.
Strong correlations were found between height and left ulna length men r 0.853, women r 0.76, height and right ulna length men r 0.865, women r 0.726, height and left foot lenght men r 0.799, women r 0.708, height and right foot length men r 0.791, women r 0.862, height and left knee height men r 0.862, women r 0.841 , height and right knee height men r 0.87, women r 0.833 . Ulna length, foot length and knee height are good predictors of height because they have strong correlations either for men or women and also they can be measured easily.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jarot Sri Mawardi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penetrasi broadband terhadap pertumbuhan ekonomi di daerah kabupaten/kota pada tahun 2016. Peneliti menggunakan data cross section seluruh kabupaten/kota yang telah memiliki infrastrukur broadband pada tahun 2016. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Penetrasi Broadband terhadap Pertumbuhan Ekonomi, digunakan analisis regresi linear dengan metode Ordinary Least Square (OLS). PDRB sebagai wakil Pertumbuhan Ekonomi sebagai variabel dependen dan Penetrasi Broadband (fixed dan mobile) sebagai variabel independen dengan mempertimbangkan faktor kualitas SDM (MYS), belanja modal, dan jumlah penduduk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penetrasi fixed broadband dan mobile broadband akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi kabupaten /kota.

This study aims to determine the effect of broadband penetration on economic growth in districts / municipalities in 2016. Researchers use cross section data of all districts / cities that already have broadband infrastructure in 2016. To know how the influence of Broadband Penetration on Economic Growth, regression with Ordinary Least Square (OLS) method. PDRB as the representative of Economic Growth as dependent variable and Penetration Broadband (fixed and mobile) as independent variable by considering MYS, capital expenditure, and population. The results show that the increase in fixed broadband and mobile broadband will increase the economic growth.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henny Liauw
"Tesis ini membahas mengenai analisis yuridis penentuan formasi jabataan notaris dalam kaitan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi, pemekaran wilayah dan peningkatan lulusan magister kenotariatan berdasarjkan PermenKumHam Nomor 26 Tahun 2014 tentang Formasi Jabatan Notaris. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif dengan tipe penelitian preskriptif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengaturan formasi jabatan notaris belum memperhatikan tingkat pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah di Indonesia hal ini terbukti dari belum diaturnya didalam PermenKumHam Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Formasi Jabatan Notaris. Pemekaran wilayah di daerah di Indonesia juga belum dijadikan tolak ukur sebagai salah satu indikator dalam penentuan formasi jabatan notaris yang diatur didalam PermenKumHam Nomor 26 Tahun 2014 Tentang Formasi jabatan notaris. Sedangkan apabila terjadi peningkatan jumlah lulusan magister kenotariatan seiring dengan dinamika yang terjadi di masyarakat sementara formasi jabatan notaris yang sangat terbatas juga belum dijadikan kriteria dalam penentuan formasi jabatan notaris ini.

The focus of this thesis discusses about the juridical analysis of the determination of position formations notary in relation to the rate of economic growth, regional expansion and improvement of master graduates notaries based PermenKumHam Number 26 year 2014 on Formation of Notary. Forms of research used in this research is a normative juridical research with the type of prescriptive research. The results of this study concluded that the regulation of the formation of the post of notary has not noticed the rate of economic growth in various regions in Indonesia it is evident from not arranged in PermenKumHam No. 26 of 2014 About Formation of Notary. Regional divisions in the region in Indonesia has not been used as a benchmark as one of the indicators in determining formation of notary positions arranged in PermenKumHam Number 26 Year 2014 About Formation of notary. Whereas in case of an increase in the number of graduates master notary along with the dynamics that occur in the formation of notary while very limited also not be used as criteria in determining the formation of a notary's position.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2015
T44935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Haerunnisa
"Pengukuran panjang badan anak dilakukan untuk memantau status gizi dan juga pertumbuhan anak. Di Indonesia pemantauan panjang badan pada anak jarang dilakukan, karena tidak adanya alat pengukur panjang badan yang sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan model prediksi panjang badan berdasarkan panjang lengan dan panjang ulna. Penelitian ini dilakukan pada bulan mei pada anak usia 12-24 bulan di Kelurahan Ratu Jaya Kota Depok Tahun 2016 dengan jumlah responden 40 anak laki-laki dan 41 anak perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan variabel terikat berupa panjang badan dan variabel bebas berupa panjang lengan, panjang ulna, usia, dan jenis kelamin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara umur anak dengan panjang badan (r= 0,662) dan panjang lengan dengan panjang badan (r= 0,617) serta terdapat korelasi yang sedang antara panjang ulna dengan panjang badan (r= 0,364). Model prediksi panjang badan yang didapatkan dalam penelitian ini adalah PB= 51,086+[0,571×PL(cm)]+[0,559×U (bulan)]-[0.940×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)] dan PB= 62,338+[0,433×PU(cm)]+[0,697×U (bulan)]-[1,488×JK (1=laki,laki, 2= perempuan)]. Panjang lengan dan panjang ulna terbukti dapat digunakan sebagai prediktor pengukuran panajng badan, namun dalam penelitian ini model prediksi menggunakan panjang lengan memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan panjang ulna.

Measuring recumbent length was used to monitor nuritional status and growth in children. In Indonesia, monitoring recumbent length rarely do, because there are no appropriate measuring instrument. The purpose of this study was to developed predictive model of recumbent length based arm length and ulna length. This study was held in May at Ratu Jaya Village, Depok City 2016 with total respondents 40 boys and 41 girls. The study design was cross-sectional by measuring recumbent length as the dependent variabel and independent variabels such as arm length, ulna length, age, and gender.
The results showed that there were a strong correlation between age with recumbent length (r=0,662) and arm length with recumbent length (r=0,617), there are also moderate correlation betwen ulna length with recumbent length (r= 0,364). The prediction model of recumbent length which obtained in this tudy was RL= 51,086+[0,571×AL (cm)]+[0,559×Age (month)]-[0940×Sex (1= male, 2= female)] and RL= 62,338+[0,433×UL (cm)]+[0,697xAge (month)]-[1,488×Sex (1= male, 2= female)]. Arm length and ulna length can be used as a preditor of recumbent length, but in this study prediction model using the arm length is more accurate than ulna length.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa
"Pengukuran tinggi badan merupakan salah satu pengukuran dimensi tubuh yang penting untuk memantau status kesehatan. Metode pengukuran antropometri pengganti dibutuhkan ketika tinggi badan aktual tidak dapat dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional yang bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki dengan menggunakan persamaan regresi linier. Sebanyak 47 anak laki-laki, dan 44 anak perempuan tanpa disabilitas yang berasal dari SDIT X di Depok dilibatkan dalam penelitian ini selama bulan April-Mei 2017. Karakteristik antropometri yang diukur adalah tinggi badan, usia, panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki.
Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan signifikan dan korelasi yang yang kuat antara tinggi badan dengan panjang ulna kanan laki-laki r= 0.849, perempuan r= 0.880, panjang ulna kiri laki-laki r= 0.857, perempuan r= 0.880, panjang telapak tangan kanan laki-laki r= 0.831, perempuan r= 0.842, panjang telapak tangan kiri laki-laki r= 0.843, perempuan r= 0.851, panjang telapak kaki kanan laki-laki r= 0.838, perempuan r= 0.900, panjang telapak kaki kiri laki-laki r= 0.8443, perempuan r= 0.902.
Penelitian ini menghasilkan persamaan regresi linier ganda untuk memprediksi tinggi badan. Panjang ulna, panjang telapak tangan, dan panjang telapak kaki merupakan prediktor yang baik dalam memprediksi tinggi badan anak usia 6-9 tahun R2 ulna kanan= 0.796, R2 ulna kiri= 0.800, R2 telapak tangan kanan= 0.761, R2 telapak tangan kiri= 0.772, dan R2 telapak kaki kiri= 0.820. Model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang telapak kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan prediktor lainnya.

Height measurement is fundamental to assessing growth and nutrition. The surrogate measurement method is needed when actual height can not be obtained directly. The design of this study was cross sectional which purposed to develop prediction models based on ulna length, hand length, and foot length. Males and females aged 6 to 9 years without disability were recruited from Private Elementary School in Depok on April until May 2017. The anthropometric characteristics of their height, age, ulna length, hand length, and foot length were measured. Height was measured with a stadiometer, ulna, hand, and foot length were measured with caliper.
The result of this study showed significant differences and strong correlation between stature and right ulna length boys r 0.849, girls r 0.880, left ulna length boys r 0.857, girls r 0.880, right hand length boys r 0.831, girls r 0.842, left hand length boys r 0.843, girls r 0.851, right foot length boys r 0.838, girls r 0.900, left foot length boys r 0.8443, girls r 0.902.
The study derived a multiple linear regression equation for predicting height. Ulna length, hand length, and foot length are good predictor for estimating height in children aged 6 9 years right ulna R2 0.796, left ulna R2 0.800, right hand R2 0.761, left hand R2 0.772, dan left foot R2 0.820. Prediction model based on left foot more accurate in estimating height than other predictors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Jastiffani Nurdin
"Tinggi badan merupakan salah satu pengukuran antropometri yang penting untuk memantau pertumbuhan dan status gizi anak. Pengukuran antropometri pengganti (surrogate anthropometric measurement) dibutuhkan dalam kondisi dimana pengukuran tinggi badan sulit untuk dilakukan dan tidak akurat. Penelitian dengan desain cross-sectional ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang ulna dan panjang kaki dengan menggunakan regresi linier. Sebanyak 49 orang anak laki-laki, dan 62 orang anak perempuan yang berasal dari 3 Pra TK/ TK di Depok, dilibatkan di dalam penelitian ini selama bulan April-Mei 2016. Tinggi badan diukur menggunakan stadiometer, panjang ulna menggunakan pita ukur non elastis, dan panjang kaki menggunakan kaliper kayu.
Hasil penelitian menunjukkan, terdapat korelasi yang sedang dan kuat antara panjang ulna dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.682, perempuan r = 0.461), korelasi yang kuat juga ditunjukkan pada panjang kaki kanan dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.726, perempuan r = 0.770), dan korelasi yang sangat kuat pada panjang kaki kiri dengan tinggi badan (laki-laki r = 0.830, perempuan r = 0.740). Panjang ulna dan panjang kaki merupakan indikator tinggi badan yang baik, akan tetapi, model prediksi tinggi badan berdasarkan panjang kaki kiri memiliki akurasi yang lebih baik dan lebih mudah digunakan.

Height is an essential anthropometric measurement to monitor growth and nutirional status in children. Surrogate anthropometric measurements are needed when height is unobtainable and unreliable. This cross-sectional study was aim to develop prediction models from ulna and foot length by using linear regression. Boys (n= 49) and girls (n= 62) from 3 preschools in Depok were recruited in this study from April-Mei 2016. Stadiometer was used to measure height, non elastic tape to measure ulna length, and a caliper to measure foot length.
The result of this study showed that there were a medium and strong correlation between ulna length and height (boys r = 0.682, girls r = 0.461), and right-foot length and height (boys r = 0.726, perempuan r = 0.770). Stronger correlation showed between left- foot length and height (boys r = 0.830, girls r = 0.740. Ulna and foot length are good predictors, however the prediction model based on left-foot length more accurate and easier to use than the prediction model based on ulna length.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kamaluddin
"Berat badan merupakan ukuran antropometri yang penting digunakan untuk beberapa prosedur medis dan gizi, tetapi dalam beberapa kondisi seperti remaja dengan disabilitas atau pasien tirah baring menyebabkan pengukuran berat badan yang akurat sulit untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus yang sederhana dalam memprediksi berat badan pada remaja di Bogor. Pengukuran berat badan (BB), lingkar lengan atas (LiLA) dan tinggi lutut (TL) dilakukan pada 130 siswa di SMA Budi Mulia Kota Bogor (14-18 tahun) pada bulan April 2016. Analisis korelasi dilakukan antara prediktor dengan berat badan aktual, serta dilakukan analisis regresi linier ganda untuk mendapatkan hasil rumus prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi yang sangat kuat antara BB dengan LiLA (r = 0,881) serta terdapat korelasi sedang antara BB dengan TL (r = 0,506). Model prediksi yang didapatkan pada remaja laki-laki adalah: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 70,1 dan pada remaja perempuan: berat badan estimasi (kg) = (LiLA (cm) x 2,6) + (TL (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). Rumus yang didapatkan dalam penelitian berhasil memprediksi berat badan remaja secara akurat dan rumus ini direkomendasikan untuk digunakan dalam mengestimasi berat badan remaja.

Body weight is an important anthropometric measurement for many medical and nutritional procedures, but in some conditions like people with disability or bedridden patients, it is difficult to be weighed accurately. The aim of this study is to create a simple body weight predicting equations for Bogor adolescents. body weight (BW), mid-upper arm circumference (MUAC), and knee height (KH) measurements were taken from 130 SMA Budi Mulia students (14-18 years) on April 2016. A correlation analysis was performed between predictors and actual body weight, and a multiple linear regression was performed for analysis of the results.
The result showed that there were a perfect correlation between BW and MUAC (r = 0,881), and a medium correlation between BW and KH (r = 0,506). The resulting equation for adolescent boys was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 70,1 and for adolescent girls was: estimated weight (kg) = (MUAC (cm) x 2,6) + (KH (cm) x 1,2) ? 72 (R-square 0,906, p < 0,001). The developed equations predicted accurately Bogor adolescents body weight and recommended to be used for estimating body weight in Bogor Adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64830
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Zaranadia
"ABSTRAK
Studi ini mengidentifikasi dan menganalisis pengaruh modal manusia terhadap
pertumbuhan tenaga kerja di kota dan kabupaten di sembilan area metropolitan di
Indonesia, dalam tiga periode waktu, yakni 2000 ke 2005, 2000 ke 2010, dan 2000
ke 2014. Menggunakan pendekatan OLS cross-section, ditemukan bahwa
peningkatan 1 poin persen stok modal manusia (proporsi lulusan D-I, D-II, D-III,
S1, dan di atasnya pada tahun 2000), meningkatkan pertumbuhan tenaga kerja
sebesar 1.68%, 2.12%, dan 2.35% pada tahun 2005, 2010, dan 2014,
mengindikasikan bahwa efek dari modal manusia meningkat dalam jangka waktu
yang panjang. Stok modal manusia pada tingkat metropolitan juga terbukti secara
positif dan signifikan mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja pada dua dari tiga
periode observasi dalam suatu kota. Faktor lain, seperti presentase PDRB di sektor
industri, terbukti mempengaruhi pertumbuhan tenaga kerja pada semua periode
observasi, sedangkan faktor lain seperti faktor daerah dan jumlah tenaga kerja pada
tahun awal ditemukan secara signifikan berhubungan dengan pertumbuhan tenaga
kerja pada jangka waktu yang pendek.

ABSTRACT
This study identifies the effect of human capital towards employment growth in
cities and regencies in nine Indonesian metropolitan areas. The scope of study
covers three time periods, namely 2000 to 2005, 2000 to 2010, and 2000 to 2014.
Using a cross-section OLS approach, it was revealed that the effect of human capital
concentration, measured by percentage of college graduates in 2000 (D-I, D-II, DIII,
S1, and upwards), increases employment growth by 1.68%, 2.12%, and 2.35%
by 2005, 2010, and 2014 respectively, indicating that the effect of human capital
amplifies over time. The effect of human capital in cities and regencies within the
same metropolitan area is also found to positively and significantly affects owncity
employment growth in two of the three observed periods, indicating that the
effect of human capital is not localized at a city or regency level. Other factors, such
as the share of industrial sector GRDP is also found to affect employment growth
in all observed periods, while other explanatory variables such as region and initial
level of employment are found to affect employment growth in short-term
observations."
2016
S65409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>