Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Feni Fitriani Agustin
"ABSTRAK
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2007, secara keseluruhan di Indonesia
sebanyak 27,3% rumah tangga memanfaatkan pelayanan Posyandu/Poskesdes
sedangkan sebanyak 62,5% rumah tangga tidak memanfaatkan Poskesdes dengan
berbagai alasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Poskesdes. Desain
Penelitian menggunakan cross sectional, cara pengambilan sampel dengan teknik
Purposive sampling. Masyarakat yang pernah memanfaatkan Poskesdes sebesar
62,1% lebih tinggi dari data riskedas 2007. Variabel yang berhubungan terdiri dari
Pendidikan, Jarak Tempuh, Sikap dan Dukungan Keluarga. Berdasarkan hasil
studi disarankan untuk meningkatkan sosialisasi tentang Poskesdes, mengadakan
Pelatihan bagi petugas kesehatan , kader dan tokoh masyarakat tentang Poskesdes.

Abstract
Based on Basic Health Research on 2007, Overall in Indonesia as much as 27.3%
of households utilized Posyandu/Poskesdes service while 62.5% did not for any
reason. This study aims to find out information about factors related to utilization
of Poskesdes. Study design uses cross sectional, and samples were obtained by
purposive sampling technic. Society who had ever utilized Poskesdes were 62.1%
higher than Riskesdas data 2007. Related variable comprises of education,
travelled distance, attitude, and family support. Based on study, it suggests to
develop socialization about Poskesdes, provide training to health personnel, cadre
and public figure regarding to Poskesdes."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hikmawati
"Rendahnya cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan disebabkan adanya keterbatasan dan ketidak-tersediaan biaya. Pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 KH dan Angka kematian bayi menurun dari 34 pada tahun 2007 menjadi 23 per1000 KH. Pemanfaatan pelayanan JAMKESMAS oleh masyarakat miskin di wilayah puskesmas Bukoposo pada tahun 2010 hanya 10,04% untuk pelayanan persalinan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan program JAMPERSAL di Puskesmas Bukoposo tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 87 responden. Analisa statistik menggunakan analisa univariat dan analisa bivariat di lakukan untuk menilai perbedaan proporsi maupun korelasi antar variabel. Uji statistik yang digunakan adalah uji Kai kuadrat (Chi Square).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya peningkatan pemanfaatan program Jaminan persalinan menjadi 27,3%. Dari enam variabel yang di teliti didapatkan bahwa ada tiga faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan program Jampersal, yaitu : Pekerjaan, Pengetahuan dan Aksesibilitas responden. Sedangkan variabel umur, pendidikan dan adanya sarana transportasi tidak berhubungan dengan pemanfaatan program Jampersal. Di harapkan adanya peningkatan sarana dan prasarana kesehatan serta sosialisasi tentang program Jampersal kepada masyarakat baik secara langsung maupun melalui media informasi, dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Low number of labor support coverage by health officer due to fund limitation and unavailability. On 2015, expected number of maternal mortality 2007 decrease from 228 to 102 per 100.000 KH and infant one decrease from 34 to 23 per 1000 KH. Labor Assurance Program (JAMKESMAS) of low income society in Bukoposo public health center area 2010 was only 10.04% for labor program.
This study aims to find out on how JAMPERSAL program utilization in Bukoposo Public Health Center 2012. It is quantitative study by Cross sectional design, with number of samples are 87 respondents. Statistical analysis using univariat and bivariat one. Statistical test using Chi Square.
Study result shows that there is escalation in utilizing labor assurance program becoming 27.3%. From six variables of study, there are three factors that associated with Jampersal program utilization, they are: work, knowledge, and respondent accessibility. Whereas age, education variable, and transportation facility variable do not. It is expected that there is increment of health facility and infrastructure and also promotion about Jampersal program to society either directly or through information media, in order to enhance society knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nida Amalina
"ABSTRAK
Meningkatnya penduduk lansia mengakibatkan penaikan pada UHH dari 70,2
tahun menjadi 72 tahun di tahun 2014 .Berdasarkan Hasil Susenas tahun 2012
jumlah lansia yang bergantung dengan orang lain sebesar 934505 jiwa sedangkan
di Kota Depok sebesar 15.369 jiwa. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menilai
dan mengetahui faktor faktor ysng mempengaruhi kemandirian lansia di Posbindu
Kota Depok tahun 2012.Penelitian ini menggunakan data sekunder dari laporan
bulanan kegiatan pelayanan lansia di Posbindu pada bulan desember tahun
2012.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain ekologi . Prevalensi
lansia yang mandiri sebesar 99%, prevaleni hipertensi sebesar 16 %, prevalensi
obesitas sebesar 13,1%, prevalensi gangguan mental sebesar 9% dan prevalensi
lansia yang mengikuti penyuluhan sebesar 27,5%.Tidak ada hubungan yang
signifikan antara prevalensi mandiri dengan prevalensi hipertensi,gangguan
mental,obesitas dan penyuluhan.

ABSTRACT
The increasing elderly population resulting in the increase of the life expectancy
of 70.2 years to 72 years in 2014. Based on the results Susenas in 2012 the
number of elderly who depend on others for life 934 505 while in Depok for 15
369 inhabitants. The purpose of this study was to assess and determine the factors
affecting the independence of the elderly arrives in Depok Posbindu 2012.This
research using secondary data from the monthly reports of activities at Posbindu
elderly services in December 2012.Yhis research using ecological design. The
prevalence of independent elderly at 99%, 16% prevalence hypertension, obesity
prevalence of 13.1%, the prevalence of mental disorders was 9% and the
prevalence of elderly who followed the extension of 27.5%. There was no
significant association between the prevalence of self-prevalence hypertension,
mental disorders, obesity, and counseling."
Universitas Indonesia, 2014
S53661
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestri Suryaningsih
"Posyandu merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk memberikan pelayanan tumbuh kembang pada balita dimana cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan indikator cakupan pelayanan gizi pada balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi serta prevalensi gizi kurang. Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara berkesinambungan dapat menurunkan prevalensi angka gizi kurang bahkan gizi buruk. Selain itu, melalui posyandu dapat diketahui ada tidaknya gangguan pemenuhan kebutuhan gizi secara lebih dini. Puskesmas Kemiri Muka cakupan D/S 78,9% sudah mencapai target Depkes dalam RAPGM (Rencana Aksi Pembangunan Gizi Masyarakat) 2010-2014 sebesar 75% tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan perilaku kunjungan ibu bayi dan balita berkunjung ke posyandu di Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok tahun 2012. Desain yang digunakan adalah cross sectional, jumlah sampel 242, pengambilan sampel secara cluster sampling design. Sumber data primer menggunakan kuisioner dan dianalisis menggunakan Chi Square. Didapat hasil hubungan yang bermakna Sikap, kepemilikan buku KIA dan Bimbingan petugas kesehatan dengan perilaku kunjungan ke posyandu, diperlukan bimbingan petugas kesehatan dan kader dalam meningkatkan cakupan kunjungan balita ke posyandu.

IHC is one of the places that used to serve the growth and development in infants weighing under five years old child, in which the coverage IHC (D / S) is an indicator of nutritional care coverage in young children, basic health care coverage especially immunization and the prevalence of undernourishment. Monitoring growth and sustainable early childhood development can reduce the prevalence rate of undernutrition even malnutrition. In addition, it can be seen through IHC interference nutritional needs early. Kemiri Muka Public Health Center range D / S 78.9% is getting the goal of RAPGM (Nutrition Action Plan for Community Development) 2010-2014 by 75% in 2012.
The aim of this study is to determine of related factors to the behavior of mothers of infants and toddlers visit to IHC in Kemiri Muka Public Health Center Depok City in 2012. The design was cross sectional, the total numbers were 242 samples, sampling by cluster sampling design. Primary data sources were the questionnaire and Chi Square analyzed. Results obtained in a significance association: attitude, ownership KIA books and Guidance health workers to conduct visit to IHC, needed guidance and cadres of health workers in improving the coverage of the visit to the IHC toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wuri Noviyanti
"Anggaran kesehatan di Kota Bogor berasal dari usulan kepala seksi yang ada di Dinas Kesehatan dan musrenbang tingkat Kelurahan, Kecamatan, Kota serta reses anggota DPRD. Besarnya alokasi anggaran kesehatan Kota Bogor masih dibawah aturan UU No 36 Tahun 2009 pasal 171 yang menyebutkan anggaran kesehatan yang berasal dari APBD Provinsi, Kabupaten/Kota minimal 10%. Pada anggaran kesehatan Kota Bogor masih belum merupakan anggaran prioritas hanya sebagai faktor pendukung utama prioritas pembangunan Kota Bogor. Selain itu, anggaran kesehatan yang terdapat di Dinas Kesehatan lebih diutamakan pada pelayanan kuratif bukan pelayanan promotif dan preventif. Penelitian ini dilakukan pada instansi yang memiliki peran penting dalam proses perencanaan dan penganggaran. Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil penelitian menyarankan agar Dinas Kesehatan Kota Bogor dalam perencanaan anggaran lebih mengutamakan anggaran untuk pelayanan promotif dan preventif serta lebih sering melakukan konsolidasi kepada Bappeda, BPKAD dan DPRD.

The health budget in Bogor City comes from the section head exist in District Health Office and the community aspirations village level, district, city and member of legislative recess. The magnitude the health budget allocation of Bogor City still under the act no 37 of 2009 on health article 171 that mentions the health budget comes from APBD Province, Country/City is a minimum 10%. The health budget in Bogor City is still not a priority of the budget, but the main constituents of priority development of Bogor City. In addition, there are health budgets in health service preferred curative services rather than on promotif and preventive services. This research was conducted at establishments that have an important role in the planning and budgeting process. The design of this research is qualitative research. The results suggest that the health agency of Bogor City priorities budget for promotif and preventive services in budget planning and more often having consolidate with Bappeda, BPKAD and Legislative."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53099
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Theresia Rhabina Noviandari
"Jamkesmas merupakan program pemerintah untuk menjamin kebutuhan kesehatan masyarakat miskin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan pemanfaatan Jamkesmas. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Populasi penelitian ini adalah masyarakat wilayah kerja Puskesmas Paal Merah I Kecamatan Jambi Selatan. Responden penelitian ini adalah 100 orang yang dipilih secara acak.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 54% responden memanfaatkan Jamkesmas. Untuk mengoptimalkan pemanfaatan Jamkesmas diperlukan adanya dukungan keluarga dan petugas kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan, mempermudah aksesibilitas, serta meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang program Jamkesmas melalui sosialisasi yang efektif.

Jamkesmas is a government program for poor people to keeping their health needed. The purpose of this research is to find some factors related to utilization of Jamkesmas. This study is a quantitative research which uses cross sectional design. The population was community in public health service of Paal Merah I area. 100 respondents were selected by random sampling.
The results show 54% respondents used Jamkesmas. In order to increase utilization of Jamkesmas, people need supports from their family and health servants to using health service, easier accessibility, and more information about Jamkesmas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Dina Isnanda
"Kebiasaan kurangnya perilaku membaca label pangan dapat berdampak negatif bagi konsumen, salah satu di antaranya tingginya resiko obesitas dalam jangka panjang bagi Konsumen. Ibu rumah tangga menjadi salah satu faktor penentu pengatur penyelenggaraan makanan didalam rumah tangga.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan antara pengetahuan, karakteristik, dan motivasi pada ibu rumah tangga dengan perilaku membaca komponen gizi pada label pangan pada 4 Kelurahan di Kecamatan Pancoran Mas.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Data yang dikumpulkan menggunakan kuesioner ada 180 responden. Sebanyak 180 orang Ibu Rumah Tangga yang sudah mendapatkan penyuluhan, rata-rata IRT yang sering membaca komponen gizi pada label pangan sebesar 53,3%, ada 43,3% tergolong kadang-kadang, dan ada 3,3% tergolong tidak pernah dalam membaca komponen gizi pada label pangan. Pada penelitian ini tidak ada hubungan bermakna terlihat dari nilai p Value ≥0,05 pada setiap variabel yaitu pengetahuan (p Value 0,178), umur (p Value 0,232), pendidikan ibu (p Value 0,645), pendidikan suami (p Value 0,255), pekerjaan suami (p Value 0,546), dan motivasi (p Value 0,147).
Saran dari kegiatan ini perlu digulirkan secara terus-menerus sebagai konsep snowballing dan menyebarluaskan informasi untuk mengurangi faktor risiko penyakit degeneratif serta adanya pendidikan dari Ibu Rumah Tangga ke orang terdekat (suami, anak,saudara) harus dilakukan penyegaran terus-menerus.

Lack of behavioral habits of reading food labels can have a negative impact for consumers, one of them a high risk of obesity in the long term for consumers. Housewife become a determining factor to regulate food preparation in household life.
Objective of this research was held to know relationship between change of knowledge, characteristics, and motivation of housewives with reading behavior nutrition components in 4 village at Pancoran Mas district.
The design of the study is a quantitative study with cross-sectional design. The data were collected using questionnaire with 180 respondents. A total of 180 people Housewife who have received counseling, the average IRT which often reads nutritional components on the food label by 53.3%, 43.3% belong there sometimes, and there are never classified 3.3% of reading nutritional components in food labels. In this study there was no significant relationship seen from the p Value ≥0.05 in each variable, namely knowledge (p Value 0.178), age (p Value 0.232), maternal education (p Value 0.645), husband's education (p Value 0.255), husband's occupation (p Value 0.546), and motivation (p Value 0.147).
Suggestions of these activities need to be rolled out continuously as the concept of snowballing and disseminate information to reduce risk factors for degenerative diseases and the presence of educational Housewife to the nearest (husband, son, brother) have done a refresher constantly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Aziz
"Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia, khususnya di Kota Tasikmalaya yang telah menjadi daerah endemis DBD. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kejadian DBD di Kota Tasikmalaya tahun 2014. Penelitian ini merupakan analisis lanjutan dari data surveilans BBTKL-PP Jakarta tahun 2014 yang menggunakan desain studi cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah penderita DBD dan masyarakat di sekitar rumah penderita dengan radius 200 meter. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi DBD di Kota Tasikmalaya adalah 0,13%. Prevalensi DBD tertinggi ditemukan pada penduduk berumur di bawah 41 tahun (76,19%), berjenis kelamin perempuan (71,4%), berpendidikan rendah (57%), tidak bekerja (57,94%), berpengetahuan rendah (85,71%), berperilaku berisiko (61,9%), memiliki rumah dengan suhu sekitar 28-32oC (66,7%) dan kelembaban udara di luar kelembaban berisiko (95,2%).

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a major public health problem in Indonesia, especially in Tasikmalaya City which has become endemic area. This study aims to determine the picture incidence of dengue in Tasikmalaya City in 2014. This study is a follow-up analysis of BBTKL-PP Jakarta’s surveillance data in 2014 that uses a cross sectional study design. Samples were DHF patients and communities around the homes of people with a radius about 200 meters. The results of this study showed that the prevalence of dengue in the Tasikmalaya City is 0.13%. The highest prevalence of dengue was found in the population with age under 41 years (76.19%), female (71.4%), with low education (57%), did not have work (57.94%), knowledgeable low (85.71 %), risk behavior (61.9%), have a house with a temperature of about 28-32oC (66.7%) and the humidity outside humidity at risk (95.2%)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruly Wahyuni
"Pemanfaatan pelayanan kesehatan mempunyai pengaruh dalam meningkatkan status kesehatan lanjut usia. Jumlah lanjut usia di Indonesia tahun 2012 merupakan nomor lima terbesar di dunia dan jika dibandingkan dengan tahun 1990 jumlah tersebut diprediksikan akan meningkat 414% pada tahun 2025 namun tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan lansia di Indonesia paling rendah di antara tetangga di Asia Tenggara, sedangkan angka kesakitan lansia tahun 2005 29,98% dan tahun 2007 meningkat menjadi 31,11%.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder Susenas tahun 2012 yang merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional dan menggunakan uji chi square. Penelitian ini bertujuan untuk melihat determinan yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di rawat jalan (RJTP/RJTL) dan rawat inap pada lanjut usia di Indonesia. Unit analisis adalah lanjut usia berumur ≥ 60 tahun yang mengalami keluhan kesehatan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan yankes pada lansia memang sangat rendah dengan masih banyaknya lansia dengan keluhan kesehatan namun tidak memanfaatkan yankes (unmet need), faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat pertama (RJTP): pendidikan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, variabel urban/rural, gangguan aktivitas; sedangkan di rawat jalan tingkat lanjut(RJTL) yaitu: status kawin, pendidikan, pekerjaan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, urban/rural serta gangguan aktivitas; Serta di rawat inap(ranap): pendidikan, kepemilikan jamkes, status ekonomi, gangguan aktivitas.
Saran dari studi ini adalah Untuk meningkatkan utilisasi/pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas maka diharapkan adanya sosialisasi yang berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan lansia, meningkatkan akses informasi pelayanan kesehatan bagi lansia, mendorong Pemerintah Pusat dan Daerah untuk memberi dukungan anggaran dalam menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kondisi lansia, diantaranya Home Care bagi lansia, menambah dan memperkuat serta pemerataan tenaga kesehatan yang terlatih dalam menangani lansia, memperluas cakupan jaminan kesehatan yang menjamin seluruh biaya pengobatan para lansia termasuk lansia dengan kasus multipatologis, mendorong Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk mensosialisasikan ke para dokter di pelayanan kesehatan tingkat Pertama seperti Puskesmas, Dokter praktek Umum supaya lebih memahami konsep dan penerapan SJSN.

Utilization of health services have an influence in improving the health status of the elderly. The number of elderly people in Indonesia in 2012 is the fifth largest in the world and when compared with 1990 that number is projected to be increased 414% by the year 2025, but the level of utilization of health services in the Indonesian elderly is the lowest among Southeast Asian countries, while the morbidity of elderly in 2005 is 29.98% and increased in 2007 which reached 31.11%.
This study is a secondary data analysis of Susenas Panel in 2012 which is a quantitative study with cross-sectional design and the use of chi square test. This study aims to look at the determinant related to the utilization of health services in outpatient (RJTP / RJTL) and hospitalization in the sick elderly in Indonesia. The unit of analysis is the elderly aged ≥ 60 years who had health complaints.
The analysis showed that the utilization of health services is very low in the sick elderly because still many elderly with health complaints but does not utilize health services (unmet need), factors related to the utilization of outpatient health services first level (RJTP): education, ownership health insurance, economic status, variable urban / rural, impaired activity; while in outpatient settings (RJTL) ie: marital status, education, occupation, ownership health insurance, economic status, urban / rural and impaired activity; in the facility of hospitalization (ranap): education, ownership health insurance, economic status, impaired activity.
Suggestions of this study is to increase the utilization of health services at the health center, it is expected that continuous socialization to the community about the importance of elderly health maintenance, improving access to health care information for the elderly, encourage the Central and Local Government to provide budget support in providing health care facilities in accordance with the conditions of the elderly such as home care service, add and strengthend the equity of health personnel trained in handling elderly, expanding health insurance coverage that ensures the entire cost of treatment of the elderly including elderly with multipatologis case, encourage central and regional government to socialize the doctors at first level health services such as health centers, physician practices, so that the health personel at the first level better understand the concept and application of the Social Security System.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzia
"ABSTRAK
Pemanfaatan Posbindu PTM pada Usia 18-44 tahun rendah, ditandai dengan
adanya kesenjangan antara sasaran dan masyarakat yang memanfaatkannya.
Dilakukan penelitian untuk analisis pemanfaatan Posbindu PTM berdasarkan teori
Donabedian dan Model Andersen fase dua, untuk mendapatkan informasi yang
mendalam dari variabel kebijakan, sumberdaya, sikap dan persepsi konsumen,
sikap dan keahlian penyedia. Jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan
analisis isi. Validitas data dilakukan dengan triangulasi sumber dan data.
Hasilnya, dari semua determinan yang diteliti turut berkontribusi atas rendahnya
pemanfaatan Posbindu PTM ini. Sikap dan persepsi konsumen merupakan
determinan yang paling berpengaruh. Diharapkan dengan pelaksanaan program
yang sesuai dengan karakteristik tertentu dari sasaran, pendidikan kesehatan yang
berkesinambungan, peningkatan sosialisasi dan peran serta pemerintah daerah
masalah ini dapat teratasi.

ABSTRACT
The low utilization of Posbindu PTM Age 18-44 years, marked by gaps between
target and community users. Research was done for Posbindu PTM utilization
analize with Donabedian theory and phase two Andersen model, to get
information from the variables such as policy, resource, consumer attitudes and
perceptions, attitudes and membership provider. The kind of the qualitative
research used to content analysis. Validity of data is done by triangulation method
and sources . The low utilization of Posbindu PTM that was contributed of all
determinans. The attitude and perceptions of consumers is the most influential
determinant. Expected with the implementation of the program according to the
specific characteristics of the target, continuous health education, improved
socialization and participation of local governments this problem can be resolved."
2013
T35756
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>