Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wenni Haristia
"Pencegahan obesitas perlu dilakukan sejak remaja karena berpotensi menjadi obesitas saat dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor predisposisi yaitu umur; jenis kelarnin; status gizi siswa; pengetahuan; sikap; status gizi ibu, faktor pemungkin yaitu status pekerjaan ibu; tingkat pendidikan ibu; dan pola makan, dan faktor penguat yaitu pengaruh teman sebaya dengan perilaku pencegahan obesitas. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain crosssectional. Pengambilan data dilakukan di SMP Negeri 1 Depok dengan instrumen kuesioner.
Penelitian menemukan bahwa 69,1% siswa melakukan pencegahan obesitas. Analisis lebih lanjut menemukan bahwa status gizi siswa, asupan lemak harian, kebiasaan sarapan, konsumsi sayur, serta konsumsi susu dan hasil olahannya berhubungan dengan perilaku pencegahan obesitas pada siswa SMP di Kota Depok tahun 2012.
Prevention of obesity needs to be done as adolescent because of the potential of becoming obese as adults. This study aims to determine the relationship between predisposing factors are age; sex; nutritional status of students; knowledge, attitude; maternal nutritional status, enabling factors, namely maternal employment status; level of maternal education, and diet, and reinforcing factors namely the influence of peer groups with obesity prevention behaviors. This study is quantitative with crosssectional design. Data is collected in state junior high school 1 Depok (SMP Negeri 1 Depok) with a questionnaire instrument.
The study found that 69.1% of students do prevention of obesity. Further analysis found that the nutritional status of students, the daily fat intake, breakfast habits, consumption of vegetables, as Well as the consumption of milk and processed products, was related to obesity prevention behaviors in students of state junior high school in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirunnisa Damayanti
"Kejadian berat badan berlebih dan obesitas merupakan masalah serius yang terus meningkat dan ditimbulkan karena multifaktorial. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara jenis kelamin, pengetahuan, pendidikan orangtua, status gizi orangtua, pendapatan orangtua, kebiasaan makan yaitu sarapan; fastfood; jajan; sayur; buah; susu dan olahannya; frekuensi makan; total energi harian; aktivitas fisik, pengaruh teman sebaya, jumlah uang saku dengan kejadian berat badan berlebih dan obesitas. Desain penelitian ini adalah analisis observasional dengan pendekatan cross sectional dan menggunakan instrumen kuesioner serta formulir food recall 24 hours. Penelitian ini melibatkan 111 responden siswa SMA di Depok yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian berat badan berlebih dan obesitas p=0,04; p>0,05 . Namun pada faktor lain tidak ditemukan hubungan bermakna. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tenaga kesehatan dalam menanggulangi kejadian berat badan berlebih dan obesitas pada siswa SMA dengan mempertimbangkan jenis kelamin siswa.

Overweight and obesity is a serious problem that continues to rise and caused by multifactorial. This study aims to determine the relationship between sex, knowledge, education status of parents, nutritional status of parents, family income, eating habits ie breakfast fast food snack vegetable fruit milk and dairy products the frequency of eating total daily energy physical activity, peer influence, amount of allowance with overweight and obesity. Research design in this study with observational with cross sectional approach and using questionnaires and food recall instruments 24 hours. This study involved 111 respondents High School Students in Depok selected by consecutive sampling technique. The results showed the relationship between sex with the overweight and obesity p 0.04 p 0.05 . But on other factors not found relationship. This study is expected to be useful for health workers in overcoming excessive weight and obesity in high school students with the term gender of students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67364
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Nova Nurhayati
"ABSTRAK
Prevalensi perokok pada remaja mengalami peningkatan. Mortalitas serta
morbiditas yang berkaitan dengan rokok juga terus meningkat. Tujuannya
diketahuinya proporsi perilaku merokok dan faktor – faktor yang berhubungan
pada siswa/i remaja Paket B atau setara SMP di PKBM Bina Insan Mandiri, Kota
Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan
cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan responden yang merokok ada 35.3
% dengan usia 10 – 20 tahun dan faktor – faktor yang berhubungan secara
signifikan dengan perilaku merokok adalah jenis kelamin, sikap terhadap rokok,
persepsi responden terhadap kemudahan untuk mendapatkan rokok, persepsi
responden terhadap kemampuan untuk membeli rokok yang diinginkannya dan
perilaku teman yang merokok. Saran untuk peningkatan promosi kesehatan
tentang efek merugikan dari rokok dan perokok pasif, pembentukan teman sebaya
untuk mengingatkan remaja dalam hal merokok, pembuatan kebijakan tentang
kawasan tanpa rokok di Yayasan Bina Insan Mandiri

ABSTRACT
Prevalence of smoking in adolescents is increasing. Both mortality and morbidity
associated with smoking also increased. The aim of this study was to assess the
proportion of smoking behavior and factors related to students smoking behavior
in the above school. This study was a cross sectional survey. The results showed
35.3 % of the students, aged 10 -20 years smoked. The following variables i.e sex,
attitudes toward smoking, perceptions of both accesibility and abbility to purchase
cigarettes and friends who smoked correlated significantly with smoking behavior
among students. It is sugessted to intensify of health promotion about the
detrimental effects of smoking and passive smoking the establishment of peers to
support no smoking behavior and making policy of free smoking area in the
institusion."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinil Santina
"Remaja menurut WHO adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu batasan usia 10 sampai 19 tahun. Permasalahan remaja begitu kompleks. Pengaruh media massa memancing remaja untuk mengadaptasi kebiasaan tidak sehat. Akibatnya remaja rawan terjangkit penyakit Menular seksual, aborsi dan ketergantungan Napza. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi siswa Paket B Setara SMP PKBM Bina Insan Mandiri, Kota Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 54,6% responden pernah berperilaku berisiko dan faktor personal yang berhubungan secara signifikan adalah pada variabel jenis kelamin, pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dan faktor lingkungan yang berhubungan signifikan adalah variabel akses terhadap media informasi. Berdasarkan hasil penelitian, perlunya diselenggarakan pendidikan kesehatan bagi remaja dan program pelayanan kesehatan peduli remaja di PKBM Bina Insan mandiri, Kota Depok.

WHO defined adolescent period refery to stage aged 10-19 years. Some common issues related to adolescent reproductive health are sexually transmitted disease, abortion dan drug dependenc. This study aims to issues the adolescent behavior and factor associated with adolescent reproductive health behavior among the students PKBM Bina Insan Mandiri Depok. This Survey was a cros-sectional design the result showed 54,6% of responden had performed risk behavior such as smoking, substance abused, drinking alkohol, and sexual engagement. Personal factor such as sex, knowledge of reproductive health and enviromental factors i.e mass media exposure the pornographic mentioned significantly related civil the adolescent behavior."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Hilmar
"Di SLTP Swasta Kecamatan Tapos, proporsi tindakan merokok siswa laki-laki (30,4%) dibandingkan pada siswa perempuan (1,5%) pada tahun 2012. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran prilaku merokok pada siswa SLTP Swasta Kecamatan Tapos dan juga faktor-faktor yang berhubungan. Disain yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan pemilihan sample menggunakan cluster random.
Hasil dari penelitian adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku merokok siswa SLTP Swasta di Kecamatan Tapos adalah Fakor pengetahuan terhadap bahaya rokok (p value=0,00) faktor sikap responden terhadap prilaku merokok sebesar (p value=0,02), faktor keluarga terhadap prilaku merokok (p value=0,01), dan faktor pertemanan berkelompok (peer group) dengan prilaku merokok siswa (p value=0,01).

Private Junior High School District in Tapos, measures the proportion of male students smoked (30.4%) than among female students (1.5%) in 2012. The purpose of this study to know the description of smoking behavior in junior high school students as well as Private Sub Tapos related factors. Design used in this study was cross sectional with a selection of sample using a random cluster.
The results of the study are the factors associated with smoking behavior of junior high school students in District Private Tapos is Fakor knowledge of the dangers of smoking (p value = 0.00) respondents' attitudes factor for smoking behavior (p value = 0.02), family factors on smoking behavior (p value = 0.01), and the friendship factor group (peer group) with student smoking behavior (p value = 0.01).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Ikob
"Data kumulatif kasus HIV/AIDS di Indonesia hingga akhir 2001 sebanyak 2.575 kasus. Jumlah ini merupakan kasus yang dicatat dan dilaporkan oleh Ditjen PPM&PL. Sementara itu, masih banyak lagi kasus HIV/AIDS yang tidak terdeteksi atau tidak terlaporkan oleh petugas kesehatan sehingga kasus HIV/AIDS ini merupakan fenomena gunung es di Indonesia.
Kasus tersebut diatas diperparah oleh terjangkitnya remaja oleh HIV/AIDS akibat pergaulan bebas, seperti narkoba, minuman keras dan seks pra nikah. Dari 2.575 kasus, sebanyak 861 kasus diantaranya dialami oleh remaja berusia 15-29 tahun yang sebagian diantaranya masih merupakan pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Atas.
Hal tersebut di atas menunjukkan bahwa siswa SLTA sangat rentan terkena penyakit HIV/AIDS. Dalam kaitan inilah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deksripsi sejumlah faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan HIV/AIDS siswa SMUN 13 Palembang 2002.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional. Sampelnya adalah siswa-siswi kelas satu dan dua sebanyak 110 orang. Penelitian ini menggunakan data primer melalui kuesioner, yang dilaksanakan pada bulan Mei 2002.
Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa siswa yang berperilaku baik dalam usaha pencegahan HIV/AIDS sebesar 64,5%. Sedangkan dari hasil analisis bivariat didapat bahwa ada dua variabel yang berhubungan secara bermakna dengan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS siswa SMUN 13 Palembang 2002 yaitu ekstra kurikuler dan peran guru. Dari hasil analisis multivariat regresi logistik ternyata variabel ekstra kurikuler merupakan variabel yang paling dominan secara statistik terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS siswa SMUN 13 Palembang 2002.
Dari hasil penelitian ini ada berbagai saran yang perlu ditindak lanjuti. Pertama, hendaknya pihak penyelenggara program kesehatan memanfatkan kelompok potensial di sekolah seperti OSIS, guru bimbingan konseling, maupun guru olahraga dan agama untuk mempromosikan program pencegahan HIV/AIDS serta dilakukan penyuluhan secara berkala dan berkesinambungan. Kedua, tim perencanaan kurikulum sekolah hendaknya memasukkan materi HIV/AIDS sebagai muatan lokal sesegera mungkin. Ketiga, pihak sekolah hendaknya lebih menggalakkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja. Keempat, pihak sekolah hendaknya lebih banyak memberikan kesempatan dan dukungan kepada OSIS dalam mengadakan seminar, diskusi maupun lomba karya ilmiah tentang HIV/AIDS. Aktivitas ekstra kurikuler seperti drama, bermain peran, kunjungan ke Rumah Sakit serta Palang Merah Remaja dapat meningkatkan perilaku pencegahan terhadap HIV/AIDS dapat lebih baik.

Factors Related to HIV/AIDS Prevention Behavior by Students of Senior High School 13 in Palembang 2002The cumulative data of HIV/AIDS cases in Indonesia up to the end of 2001 are 2,575. This fiture shows only recorded and reported cases by Ditjen PPM&PL. On the other hand, there still remain a lot of cases which are not detected and reported which form an iceberg phenomenon.
The situation is also affected worsened by youth who are infected by HIV/AIDS through the use of drug (narkoba), alcohol and premarital sexual intercourse. From 2,575 cases, there are 861 cases suffered by youth aged 15-29 years old in which some of them are senior high school students.
The above mentioned fact shows that senior high school students are proned to HIV/AIDS. In this respect, there should be research conducted to describe factors related to the behavior of preventing HIV/AIDS by students of Senior High School 13 Palembang in 2002.
This study used cross sectional design. The samples are 110 senior high school students from first and second year. Data was collected using questioner in May 2002. Three types of analiysis were used in this research. Univariat analysis result shows that students with good behavior on preventing H1V/AIDS are 64,5%. Bivariate analysis results found two variables related to the Behavior of Preventing HIV/AIDS by Students of Senior High School 13 in Palembang in 2002, i.e. extra curricular activities and teachers role. Multivariat analysis using logostic regression shows that extra curricular is the dominant variable related to the behavior of preventing HIVIAIDS by students of Senior High School 13 in Palembang in 2002.
From the above result, some recommendations are suggested. First, health program provider should make use potential groups at school such as OSIS, counseling, sport and religion teacher in order to promote the prevention of HIV/AIDS and to provide routine and continuous counseling. Second, school curriculum planner should include HIV/AIDS topic as local material reproductive as soon as possible. Third, school should promote the educated of youth. School should give more chance and support OS1S to hold seminar, discussion and competition and popular scientific writing on HIV/AIDS. Extra curricular activities such as drama, role play, youth red cross club and visiting to hospital can improve the behavior of preventing HIV/AIDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T 10700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhisa Zalfa
"

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pencegahan anemia remaja pada siswi SMA Negeri 3 Depok tahun 2023. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode cross-sectional menggunakan data primer yang diselenggarakan di SMA Negeri 3 Depok pada bulan Oktober dan November 2023 dengan sampel berjumlah 110 responden. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah perilaku pencegahan anemia dengan variabel independen yaitu pengetahuan, sikap, keterlaksanaan program pencegahan anemia di sekolah, ketersediaan sarana kesehatan sekolah, dan dukungan teman sebaya. Data berupa hasil pengisian kuesioner yang diisi secara langsung oleh responden dan dianlisis dengan uji chi-square. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan bahwa sebanyak 69 responden (62,7%) sudah menunjukkan perilaku pencegahan anemia yang baik. Secara statistik, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan perilaku pencegahan anemia (p-value = 0,006). Hasil penelitian menyarankan untuk sekolah agar meningkatkan pemantauan terhadap konsumsi TTD oleh siswi, bekerja sama dengan fasilitas kesehatan setempat untuk mengadakan skrining atau deteksi dini anemia yang menyeluruh, serta meningkatkan lagi edukasi melalui anemia dan pencegahannya melalui media informasi dan pelatihan peer education.


The purpose of this study is to explore and confirm the factors related to behaviors in anemia prevention by female students at SMA Negeri 3 Depok in 2023. This is a quantitative study with a cross-sectional method with the usage of primary data, held at SMA Negeri 3 Depok in October and November of 2023 with a sampel size of 110 respondents. The dependent variable is the behaviors in anemia prevention, with knowledge, attitude, implementation of the school’s anemia prevention programs, availability of the school’s health infrastructure and resources, and peer social support as the independent variables. The data includes results from questionnares the respondents answered themselves and analyzed with the chi-square test. Analysis shows that 69 respondents (62,7%) has shown good behaviors in anemia prevention. Statistically, there’s a significant relation between attitude and good behaviors in anemia prevention (p-value = 0,006). Study results suggest that the school escalates their monitoring on the students’ monthly consumption of iron supplements, work together with local health facilities to organize an exhaustive screening for anemia in students, and improve education of anemia and its prevention methods through informative media and peer education training.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Wulan Dari
"ABSTRAK
Perilaku pencegahan obesitas yang kurang dapat meningkatkan risiko obesitas, yang nantinya memiliki berbagai dampak yang berbahaya saat mereka dewasa. Perilaku pencegahan obesitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi aktivitas fisik dan asupan energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku pencegahan obesitas pada siswa SMP Negeri 98 Jakarta Selatan pada tahun 2017. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 196 sampel. Pengukuran asupan energi menggunakan metode food recall 2x24 jam, aktivitas fisik menggunakan PAQ-for Older Children, persepsi citra tubuh menggunakan IMT/U dan kuesioner, pengetahuan gizi dan obesitas, sikap gizi dan obesitas, pengaruh teman sebaya dan media menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 15.8 melakukan perilaku pencegahan obesitas yang kurang, 52.6 yang cukup, serta 31.6 yang baik. Penelitian ini belum dapat menemukan perbedaan proporsi yang bermakna antara faktor risiko yang diteliti dengan perilaku pencegahan obesitas pada siswa SMP, namun ditemukan kecenderungan bahwa perilaku pencegahan obesitas yang kurang terjadi pada siswa yang mengalami distorsi citra tubuh, memiliki sikap yang negatif terkait gizi dan obesitas, serta yang mendapatkan pengaruh yang kuat dari teman dan media. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi sekolah untuk memantau status gizi siswa dan edukasi terkait gizi dan obesitas.

ABSTRACT
Poor obesity prevention behaviors can increase the risk of obesity. In this study obesity prevention behaviors referred to physical activity and energy intake. This study aims to determine the differences in the proportion of obesity prevention behavior based on perception of body image , knowledge and attitudes of nutrition and obesity, efect of peer group, and media influence on students of SMP Negeri 98 Jakarta. The study used cross sectional design with 196 total samples. Energy intake measured using 2x24 hour food recall, physical activity using PAQ for Older Children, body image perception using IMT U and questionnaire, knowledge and attitudes of nutrition and obesity, efect of peer group and media using questionnaire. The results showed 15.8 had less obesity prevention behaviors, 52.6 enough, and 31.6 good. This study has not been able to find a significant difference of proportion between risk factors with obesity prevention behavior in junior high school students, but found a tendency that less obesity prevention behavior occur in students who has distortion of body image, has a negative attitude of nutrition and obesity, and has strong influence from friends and the media. Based on the results of the study, it is recommended for schools to monitor the nutritional status of students and education related to nutrition and obesity."
2017
S68003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Kusumawati
"Remaja di dunia maupun di Indonesia yang jumlahnya sekitar seperlima dari jumlah penduduk sering mendapat hambatan didalam tumbuh kembangnya. Sifat rasa ingin tahu remaja yang besar serta keberanian untuk mencoba hal baru tanpa mempertimbangkan dampaknya sering membuat remaja terjerumus kedalam berbagai bentuk perilaku bersiko, salah satunya perilaku seksual beresiko. Penelitian dengan disain potong lintang untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja. Penelitian dilakukan pada 187 orang responden siswa kelas XI SMA sederajat di Kota Jambi dilaksanakan pada bulan April 2014.
Hasil penelitian ini menemukan sebanyak 89,8% siswa memiliki perilaku seksual resiko rendah dan 10,2% siswa memiliki perilaku seksual resiko tinggi. Usia termuda responden yang telah melakukan hubungan seks adalah 14 tahun dan tertua 17 tahun; bentuk hubungan seksual yang dilakukan adalah seks oral (4,81%), seks anal (1,60%) dan seks vaginal (3,74%). Hasil analisis mutivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang paling berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah jenis kelamin (laki-laki) dan umur pubertas (dini) dengan Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 ? 15.212) untuk jenis kelamin dan 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056) untuk umur pubertas. Oleh karena itu, disarankan agar para pemangku kepentingan utama serta para orang tua untuk dapat segera mengambil tindakan sesuai dengan porsi masing-masing. Hal ini demi menyelamatkan generasi muda dari kehancuran moral dan masa depan bangsa ini.

Adolescents of Indonesia and even the whole world constitute one fifth of total number of human. They often face various problems during their growth. Their curiousity and courage to try new things whilst ignoring the effects lead them entangled into many risky behaviour, sexual risky behavior. This cross-sectional is intended to find out factors related to adolescent sexual behavior. This research has 187 respondents who are students of 11thGrade of Senior High School in Kota Jambi for April 2014.
The results are 89,8% for low risk sexual behaviour while 10,2% for high risk sexual behaviour. It is also surprisingly found that youngest respondent had sexual intercourse is 14 years of age while the oldest is 17 years; sexual activities among respondents are 4,81% for oral sex, 1,60% for anal sex and 3,74% for vaginal. Multivariate analysis results in gender (male) and age of puberty (earlier) as dominant factors with each Odss Ratio 4,01 (95% CI :1.059 - 15.212) and 3,98 (95% CI :1.130 ? 14.056), repectively. Therefore, it is highly envisaged that primary stake holders, including Dinas Kesehatan Kota Jambi, Dinas Pendidikan Kota Jambi, Kemenag Kota Jambi, Kementerian Kesehatan RI, schools and parents shall take proper actions and policies. This objective is to save our adolescents from moral failure and our nation?s future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pahmi Leni
"Penyakit gigi yang banyak diderita oleh masyarakat adalah karies dan penyakit periodontal. Pemeriksaan gigi yang dilakukan di SD Negeri 04 Jati Asih Kota Bekasi menunjukkan bahwa dari 405 siswa yang diperiksa ditemukan sebesar 352 (86,9 % ) menderita penyakit gigi dan mulut, dan karies gigi ditemukan sebanyak 164. Karies gigi merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan menanamkan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi sejak usia dini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pencegahan karies dan faktorfaktor yang berhubungan pada siswa SD Negeri 04 Jati Asih Kota Bekasi tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan disain cross sectional dimana variabel dependen (Perilaku pencegahan karies) dan variabel independen (Jenis kelamin, pengetahuan, ketersediaan sarana, dukungan orang tua dan dukungan guru) diteliti pada waktu yang bersamaan. Pengambilan sampel dengan cara Purposive yaitu berdasarkan pertimbangan bahwa penilaian perilaku benar menyikat gigi dinilai pada penduduk usia 10 tahun keatas, target yang ditetapkan oleh Depkes RI untuk penilaian DMF-T pada anak yaitu usia 12 tahun, dan pada usia 10-12 tahun seorang anak sudah mempunyai minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, realistik, ingin tahu dan ingin belajar, dan setelah usia 11 tahun anak sudah dapat menyelesaikan tugasnya tanpa tergantung orang lain. Sampel yang diambil adalah seluruh siswa kelas IV,V dan VI berjumlah 175 orang. Pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden.
Hasil penelitian menemukan bahwa siswa yang berperilaku buruk dalam pencegahan karies gigi sebesar 57,1 %. Variabel yang secara statistik berhubungan dengan perilaku pencegahan karies yaitu variabel pengetahuan dan dukungan orang tua. Sedangkan variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap perilaku pencegahan karies adalah dukungan orang tua.

Dental disease which most suffered by community were caries and periodontal disease. Dental investigation which performed in public Primary School 04 Jati Asih Bekasi City found that as much as 352 students (86,9%) suffer from dental disease and mouth one, and 164 students for caries of overall 405 students who were investigated. Caries was a disease which could be prevented by maintaining good behavior of dental health caring since the early age.
This study aims to find out about behavior of caries prevention and related factors to students of State Primary School 04 Jati Asih Bekasi City year 2011. It is a descriptive study using cross sectional design, which of dependent variable (caries prevention behavior) and independent variables (sex, knowledge, availability of facility, parent and teacher support) were inspected at the same time. Samples were obtained by purposive way, that is, based on consideration that good behavior of brushing teeth evaluated at people at age above 10 years old, and a child at age 10-12 years has had interest to concrete daily practical life, realistic, curious and study interest, after they are 11 years old, they have been able to do their own tasks by themselves without depend on other people. Taken samples are all of students of fourth, fifth and sixth class amount 175 students. Data were collected by giving a questionnaire to be filled by students.
Result study find that students which have bad behavior in preventing of caries as much as 57.1%. Statistically variables related to caries prevention behavior are knowledge and parent support. While the most influenced dominant variable to caries prevention behavior is parent support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>