Ditemukan 187078 dokumen yang sesuai dengan query
Pattinasarany, Indera Ratna Irawati
"
ABSTRAKTujuan disertasi untuk melakukan kategorisasi kelas sosial dan analisis mobilitas sosial. Kategorisasi kelas menggunakan model socio-economic index dari Duncan dan class categories dari Goldthorpe. Mobilitas sosial dianalisis dengan mobilitas absolut, relatif, dan faktor-faktor yang berpengaruh pada mobilitas naik. Konsep yang digunakan adalah kelas, kategorisasi kelas, dan mobilitas sosial. Metode penelitian berupa data sekunder IFLS dan wawancara mendalam. Temuan mobilitas absolut berupa kecenderungan kesamaan kelas responden dengan orang tua. Mobilitas kelas teratas dan terendah sangat terbatas, sedangkan pada empat kelas lainnya terjadi peluang mobilitas naik. Hasil mobilitas relatif menunjukkan rendahnya kecairan sosial. Faktor jender, usia dan pendidikan berpengaruh pada mobilitas naik.
ABSTRACTThe dissertation purposes are to construct categorization of social class and analysis of social mobility. Class categorization uses Duncan?s socio-economic index and Goldthorpe?s class categories models. Social mobility is analyzed by absolute- and relative mobility, and factors affecting upward mobility. Concepts of class, class categorization, and social mobility are utilized in the study. Research methods used are secondary data of IFLS and in-depth interview. The findings include a tendency for social class similarity between respondents and parents, a limited chance of mobility among the highest and lowest classes, and an upward mobility in other classes. The data also indicates low level of social fluidity. Gender, age and education are factors that affect upward mobility."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
D1354
UI - Disertasi Open Universitas Indonesia Library
Marchi Rizqa Millenia
"Data mengenai mobilitas antargenerasi di Indonesia menunjukkan bahwa peluang individu untuk melakukan perubahan status dan sosial di Indonesia masih beragam. Studi mengenai mobilitas sosial banyak membahas mengenai faktor pendidikan dan kondisi kesehatan individu. Peneliti mencoba memperkaya studi sebelumnya dengan berfokus pada faktor lain dalam melakukan mobilitas sosial antargenerasi seperti kelas orang tua, tingkat literasi digital dan tingkat modal karier. Peelitian ini menggunakan jenis kelamin sebagai variabel kontrol. Penelitian dilakukan menggunakan teknik survei pada 161 individu berusia 35-44 tahun di Kelurahan Cinere, Kota Depok. Wawancara mendalam dan observasi dilakukan untuk mendapatkan data tambahan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan peluang mobilitas sosial pada responden laki-laki dan perempuan. Selain itu, semakin rendah kelas yang dimiliki orang tua maka semakin rendah peluang mobilitas yang dimiliki. Sedangkan semakin tinggi tingkat literasi digital yang dimiliki, semakin tinggi pula peluang mobilitas sosial antargenerasinya. Dalam penelitian ini, tingkat modal karier tidak berpengaruh secara signifikan pada peluang mobilitas sosial antargenerasi. Variabel yang digunakan menjelaskan peluang mobilitas sosial antargenerasi pada responden laki-laki namun tidak signifikan pada responden perempuan.
Data on intergenerational mobility in Indonesia shows that the opportunities for individuals to make changes to their status and social status in Indonesia are still diverse. The study of social mobility about discussing factors such as education and health conditions of individuals. Researchers try to enrich previous studies by questioning other factors in intergenerational social mobility such as parent class, digital literacy level and career capital level. There are differences in opportunities for social mobility in women and men so that gender is a control variable in this study. The study was conducted using survey techniques in 161 people who participated 35-44 years in the Cinere, Depok City. In-depth interviews and observations were carried out to obtain additional data. The results showed that there were no differences in the estimated social mobility of male and female respondents. In addition, the lower the class needed by parents, the lower the mobility opportunities they have. While the higher the level of digital literacy is needed, the higher the opportunity for intergenerational social mobility. In this study, the level of training capital is not significant on intergenerational social mobility opportunities. The variable used explains intergenerational social mobility opportunities in male respondents but is not significant in female respondents."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lipset, Seymour Martin
Berkeley: University of California, 1967
305.513 LIP s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Lipset, Seymour Martin
Berkeley: University of California, 1967
305.513 LIP s
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Dufri Andreas
"Skripsi ini meneliti prospek mobilitas sosial anak-anak yang berlatih di sekolah sepakbola Internasional, khususnya di Liverpool International Soccer Schools menjadi pemain sepakbola profesional. Konsep yang digunakan adalah mobilitas sosial dan stratifikasi sosial. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif, peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi langsung terhadap subjek yang diteliti serta mengkaji berbagai literatur terkait. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa anak-anak yang berlatih di Liverpool International Soccer Schools memiliki prospek perkembangan masa depan yang kurang baik untuk menjadi pemain sepakbola profesional. Kecilnya prospek perkembangan anak-anak tersebut disebabkan SSB ini hanya dapat di akses oleh anak-anak kelas menengah ke atas. Bagi sebagian masyarakat kelas menengah atas, khususnya yang berlatih di SSB ini, program kegiatan olahraga seperti sepakbola merupakan kegiatan pengisi waktu luang yang terbaik dan dapat memperkuat status kelas sosial dan prestise mereka.
This under-graduate thesis examines the prospect Social Mobility of Children who practice in International Football Schools especially practicing in liverpool international soccer schools to be professional football player. This research uses a social mobility and social stratification. The research used Qualitative method approach. The researcher directly observe to the people being studied and also review of various literature that related. The results of this study show that Children who practice in liverpool international soccer schools has prospect of future developments not good enough for to be a professional football player, because liverpool international soccer schools can only be in access by the middle and upper class, For some people from middle upper-class, especially that practice in this Football Schools, programs of sport activies such as football is the best pastime activity and able to strengthen social class status and prestige."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wanti Hidayah
"Skripsi ini mencoba untuk memberikan penjelasan bagaimana film komedi dapat dijadikan media representasi kehidupan pembantu rumah tangga pada masa Orde Baru yang menjadi persoalan tersendiri bagi sektor informal di ibukota, mulai dari dari permasalahan upah, urbanisasi, regulasi hukum mengenai belum adanya RUU Perlindungan Pembantu Rumah Tangga. Representasi dalam film Film Inem Pelayan Sexy 1-3 diuraikan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menguraikan terlebih dahulu pokok permasalahan yang diikuti uraian-uraian terperinci. Film Inem Pelayan Sexy 1-3 menunjukkan terjadinya mobilitas sosial pembantu rumah tangga yang dialami oleh Inem, pembantu rumah tangga yang berubah berubah status menjadi nyonya besar, perubahan status tersebut juga mengubah gaya hidupnya, dan perjuangannya mengangkat harkat pembantu lainnya.
This thesis describes about how a comedy movie could turn out to be a media to represent the life of maids in New Order, which was a common issue in the city of Jakarta at that time, which included the salary issue, urbanization, law regulation about maids, and many other. The representation in "Inem Pelayan Sexy 1-3" movies was described with descriptive analytical and it explained the main problem first, then followed by the details descriptions. The "Inem Pelayan Sexy 1-3" movies showed that the social mobility of maids happened to Inem, a maid who turned into a royal lady. Not only she moved from a lower class society to an upper class society, she also changed her whole lifestyle, and tried to help the other maids to climb the social class."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57259
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Artati Ajeng Nariswari
"Tesis ini membahas proses mobilitas sosial petani plasma dan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya. Penelitian mempergunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan muncul fenomena mobilitas sosial dari petani plasma dari dimensi okupasi atau pekerjaan, konsumsi, kelas sosial, dan kekuasaan melalui beragam saluran mobilitas. Namun dimensidimensi mobilitas yang dicapai tampaknya belum berhasil mengangkat masyarakat desa secara signifikan, disebabkan karena saluran mobilitas yang dominan digunakan hanya menyentuh ranah pada level pemberdayaan individu, sehingga perkembangan tidak menjadi gejala komunal.
This thesis discusses about the progress of plasma farmers social mobility with the supporting and inhibiting factors. The research use qualitative approach with case of study. The result of this research showed the emerging of social mobility phenomenon of the farmers from their dimension of occupational or employment, consumption, social level, and ascendancy through various channels of mobility. However, the mobility dimensions that already achieved seem has not succeeded to promote the villagers significantly, due to the channel of mobility which is dominant used only touches the realm level of individual empowerment, so that its development does not become communal symptoms."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Nurul Fajri
"Sosialisasi dan potensi mobilitas sosial di Pertamina Soccer School (PSS). Adanya peran korporasi PT Pertamina Persero dalam ranah pembinaan pesepak bola muda dengan program CSR adalah fenomena baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan berupa wawancara dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada ciri khas dari sekolah sepak bola yang dikelola oleh korporasi yakni tujuh nilai karakter bangsa yang disosialisasikan di PSS, meliputi nilai tanggung jawab, kedisiplinan, kejujuran, religi, persahabatan, menghargai prestasi, dan kepedulian lingkungan. Selective exposure merupakan tahapan proses sosialisasi yang dominan di PSS, di mana anak hanya diberikan penjelasan untuk bersikap dan berperilaku seperti yang diharapkan oleh agen sosialisasi. Dalam proses internalisasi nilai, anak cenderung bersikap menerima apa adanya (taken for granted) nilai dan norma yang disosialisasikan. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dengan mekanisme rekrutmen yang objektif PSS berpotensi sebagai sarana mobilitas sosial vertikal. Pada level makro, hasil penelitian menunjukkan bahwa PSS merupakan wujud konkret dari model pembangunan society centered yang dijalankan oleh program CSR PT Pertamina Persero.
This studi discusses about the socialization process, the role of socialization agents, and the potential for social mobility in Pertamina Soccer School. This study used qualitative method, interview technique, and observation. The role of PT Pertamina Persero corporate in the field of youth soccer development by corporate social responsibility is the new phenomenon. The result of research showed that there are characteristic from soccer school that managed by corporate, namely responsibility, discipline, honest, religious, friendly, respect for achievement, and caring environment. Selective exposure is the dominant stage of the socialization process in Pertamina Soccer School which children are given only explanation for the act and behave as expected by the agents of socialization. In the process of internalization, children tend to be accept with taken for granted about values and norms are socialized. In addition, the result of research that the objective of mechanism recruitment can be as means of vertical social mobility. At the macro level, the result of research showed that Pertamina Soccer School is the real form of the model development based on society centered that from the social responsibility program of PT Pertamina Persero."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56561
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Laila Nurul Sa’idah
"Penelitian ini bertujuan menganalisis proses mobilitas sosial vertikal intragenerasi pada pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam era digital di Taman Jajan BSD City, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan. Studi sebelumnya lebih berfokus pada peranan pendidikan, kesempatan, gender, dan kebijakan pemerintah sebagai aspek yang mendorong mobilitas sosial vertikal intragenerasi. Penelitian - penelitian tersebut belum banyak menelusuri peranan kemampuan literasi digital terhadap mobilitas vertikal. Maka, studi ini mengkaji kemampuan literasi digital pada pelaku UMKM. Peneliti berargumen bahwa kemampuan literasi digital berperan penting dalam terjadinya mobilitas sosial vertikal intragenerasi pada pelaku UMKM. Konsep yang digunakan adalah mobilitas vertikal intragenerasi dari Castellani, kategori kelas hasil pemikiran Goldthorpe, dan literasi digital dari Gilster. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan pengumpulan data berupa wawancara mendalam terhadap tujuh pelaku UMKM dan observasi di Taman Jajan BSD City, Tangerang Selatan. Hasil penelitian menunjukan adanya kesenjangan kemampuan literasi digital antar pelaku UMKM. Pelaku UMKM yang menguasai literasi digital mengalami mobilitas vertikal intragenerasi naik, sedangkan yang tidak memiliki kemampuan digital menghadapi mobilitas intragenerasi turun. Di era digital, pelaku UMKM dituntut untuk beradaptasi dengan penguasaan literasi digital untuk keberlanjutan usaha. Tuntutan ini semakin diperkuat oleh pandemi Covid-19. Pelaku UMKM yang usianya lebih muda bisa lebih adaptif dengan digital.
This study aims to analyze the process of intragenerational vertical social mobility among Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) in the digital era in Taman Snack BSD City, Serpong District, South Tangerang City. Previous studies have focused more on the role of education, opportunity, gender, and government policies as aspects that encourage intragenerational vertical social mobility. Those studies have not explored the role of digital literacy skills on vertical mobility. Therefore, this study examines the digital literacy skills of MSME actors. This research argue that digital literacy skills play an important role in the occurrence of intragenerational vertical social mobility in MSME actors. The concepts used are intragenerational vertical mobility from Castellani, class categories created by Goldthorpe, and digital literacy from Gilster. This research approach is qualitative with data collection in the form of in-depth interviews with seven MSME actors and observations in Taman Snack BSD City, South Tangerang. The results of the study show that there is a gap in digital literacy skills between MSME actors. MSME actors who master digital literacy experience increased intragenerational vertical mobility, while those who do not have digital capabilities face decreased intragenerational mobility. In the digital era, MSME actors are required to adapt to mastering digital literacy for business sustainability. This demand is further strengthened by the Covid-19 pandemic. Younger MSME actors can be more adaptive to digital."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nanda Oktaviani
"Kebijakan rumah susun dianggap sebagai langkah efektif dalam mengatasi permasalahan perumahan di DKI Jakarta. Namun dalam pelaksanaannya terdapat masalah, antara lain bagaimana membuat warga untuk bersedia pindah dan menetap di rusun. Alasan penting warga bersedia pindah dan menetap di rusun adalah tercapainya perbaikan kehidupan, salah satunya mereka mampu melakukan mobilitas sosial. Proses mobilitas sosial tidak terlepas dari peran pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat. Ketiga aktor ini dibahas dalam konsep kelekatan kelembagaan.
Penelitian ini menjelaskan hubungan antara kelekatan kelembagaan dan mobilitas sosial vertikal penghuni bersubsidi di Rusunawa Marunda. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Temuan dalam penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kelekatan kelembagaan dan mobilitas sosial vertikal. Artinya, semakin kuat tingkat kelekatan kelembagaan, semakin besar peluang mobilitas sosial vertikal atas dan sebaliknya. Namun, penghuni rusun Marunda bersubsidi mayoritas belum berhasil melakukan mobilitas sosial vertikal. Kelekatan kelembagaan yang ada masih belum kuat, di mana hanya pemerintah yang lebih berperan dibandingkan dengan penghuni dan pelaku bisnis.
Vertical housing policy reputed as an effective ways to solve the housing problems in DKI Jakarta. But, there are few problems in the implementation, such as how o make occupants want to be replaced and stayed in vertical housing. The important reason why occupants want to be replaced and stayed in vertical housing is to reach their life improvement. One of the important reason is they able to do social mobility. The role of government, business agent and society influence the process of social mobility. Their roles discussed in institutional embededdness concept. This research explain the relationship between institutional embededdness and vertical social mobility among Marunda vertical housing?s subsidized occupant. This reasearch using quantitative approach. The result show that there is a positive relation between institutional embededdness and vertical social mobility. That means, stronger institutional embededdness, bigger opportunity of climbing social mobility and vice versa. Unfortunatey, majority of Marunda vertical housing's subsidized occupant not successful yet to do the climbing social mobility. Institutional embededdness not really strong, only government who takes more roler that occupant and business agent."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S59678
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library