Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121626 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Rahmadani
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menggambarkan pemahaman konsep CSR di level manajemen PT. Indonesia Comnets Plus (ICON+). Agar dapat menjelaskan hal tersebut maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini menggunakan enam aspek yang diperkenalkan oleh Bloom (1956) yaitu, pengetahuan, pemahaman, penerapan ide, analisa, sintesis, evaluasi. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman mengenai konsep CSR di level manajemen ICON+ yang dilihat dari keenam aspek dari teori Bloom.

The main purpose of this study is to describe the level of understanding CSR concept in PT. Indonesia Comnets Plus (ICON +) management. In order to clarify the matter, the research approach used in this study is a qualitative descriptive type. This study used six aspects introduced by Bloom (1956), namely, knowledge, understanding, application of ideas, analysis, synthesis, and evaluation. The results of this study conclude that there are differences in understanding concept of CSR at management level ICON+ which is viewed from the six aspects from Bloom‟s theory."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Setiawan
"Dengan bertambahnya jumlah pengguna internet dan penyelenggara jasa akses internet (ISP) di Indonesia membuat para penyelenggara interkoneksi internet (NAP) berlomba-lomba dalam memenuhi dan menawarkan jasa interkoneksi dan bandwidth internet internasional dengan harga yang kompetitif. ICON+ yang telah mendapatkan lisensi NAP ditahun 2008 pun tidak ketinggalan akan ambil bagian untuk meramaikan bisnis layanan NAP dan diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai sumber pendapatan baru bagi perusahaan. Kondisi persaingan yang begitu ketat akan sangat menentukan sekali dalam pemilihan strategi bersaing yang matang. Dari hasil analisis potensi kompetitif layanan NAP dengan menggunakan model Porter 5 Forces didapatkan bahwa layanan NAP IP Transit ICON+ memiliki potensi kompetitif medium dengan skala 60% dan memiliki tekanan tertinggi pada kekuatan pembeli. Sedangkan dari hasil analisis SWOT yang dilakukan terhadap layanan NAP IP Transit ICON+ didapatkan bahwa layanan tersebut berada di kuadran 1 sehingga harus didukung dengan strategi yang berorientasi tumbuh dan agresif dengan memanfaatkan kekuatan internal dan mengoptimalkan peluang yang ada. Pada tahap pemilihan strategi dari hasil analisis QSPM untuk layanan NAP ICON+ didapatkan bahwa ICON+ dapat menerapkan strategi mengembangkan produk NAP seperti IPLC (International Private Leased Circuit) dengan memanfaatkan infrastruktur jaringan fiber optik eksisting dan bekerjasama dengan potensial partner maupun konsorsium kabel laut.

With the increasing number of internet users and internet service providers (ISP) in Indonesia make the network access providers (NAP) compete to fulfill and offer interconnection services and international internet bandwidth at competitive prices. ICON+ which has got the NAP license in 2008 will also take a place in NAP service businesses in order to give contribution to the company as a new revenue generator. Competition is so tight conditions will determine the election once in a mature competitive strategy. From the analysis of potential competitive NAP service using Porter 5 Forces model results medium competitive potential value with 60 % scale and has the highest pressure at bargaining power of buyer and rivalry among competitors. While from SWOT analysis results NAP IP Transit ICON+ service in quadrant 1 and must be supported with growth and aggressive orientation strategy . The last analysis using QSPM method to choose attractive strategy is resulted that ICON+ can launch NAP product development as IPLC by utilizing the existing fiber optic network infrastructure and cooperation with potential partners as well as a submarine cable consortium."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31548
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elfitrin Syahrul
"Tujuan utama dari powerline communications (PLC) adalah untuk mengurangi investasi sekitar 50% dengan menggunakan jaringan listrik sebagai media akses yang menyalurkan komunikasi data, suara dan gambar. Inovatif teknologi ini dapat menyalurkan data diatas 1,5 Mbps sehingga PLC merupakan salah satu teknologi alternatif untuk akses internet pita lebar (broadband internet access).
PT. Indonesia Comnet Plus yang merupakan anak perusahaan PLN telah merencanakan implementasi PLC di Indonesia. Dalam mengimlementasikan teknologi ini dibutuhkan perencanaan yang sangat matang khususnya dalam bidang pemasaran. Perencanaan pemasaran memerlukan beberapa analisa, diantaranya analisa peluang pasar, segmentasi pasar, menentukan target pasar dan melakukan posisi pasar atau positiong agar bisa merumuskan strategi bauran pemasaran yang merupakan strategi perencanaan pemasaran.
Berdasarkan analisa bauran pemasaran, untuk strategi produk/jasa PLC di Indonesia, segmentasinya dibagi menjadi 2 tahapan, yaitu segmentasi jangka pendek dan jangka panjang. Untuk tahap jangka pendek yang bisa di implemetasikan adalah jasa akses internet berkecepatan tinggi, sedangkan untuk jasa komunikasi suaraltelepon dipersiapkan untuk jangka panjang karena masih ada beberapa hambatan dalam pengimplemetasiannya.

The main idea of powerline communications (PLC) is to reduce cost about 50% of investements by using the existing electrical grids to transfer data, voice and image. This inovative technology provides transmission up to 1 Mbps and make it become one of the alternative technology for broadband internet access.
PT. Indonesia Comnet Plus has been planned to implement powerline communications .in Indonesia. In order to implement this technology, PT. Indonesia Comnet Plus have to do some research in bisnis include in marketing. And few analysis is needed to make a marketing plan, such as marketing opportunity analysis, segment market analysis, select target market, positioning and develop marketing mix strategy.
In develop marketing mix strategy that's consist of four strategy (product, price, place and promotion), one of the strategy is to decide the product or the services of powerline communications. There are two services that reliable for indonesian market, broadband access internet and telephony. To implement telephony services in Indonesia, there're so many constraint that have to be solved first and it will be reliable for the next 3 or 5 years, but for broadband access internet can be implement soon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8855
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Kurnia
"PT. Indonesia Comnets Plus sedang mencoba untuk berkecimpung di bisnis retail FTTH. Bisnis yang berjalan saat ini hanya fokus pada penjualan pelanggan segmen korporat. Dengan PT. Indonesia Comnets Plus terjun ke bisnis retail, diyakini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru. Kabel fiber optik digelar melalui RoW tiang tumpu PLN menggunakan teknologi konvensional, dan banyak digunakan untuk pelanggan korporat. Sebagai alternatif dilakukan uji coba penggunaan teknologi GPON untuk pelanggan retail. Setelah dilakukan simulasi terhadap beberapa skenario model, diperoleh bahwa bisnis retail layak digunakan apabila dilakukan investasi pembangunan POP dan jaringan distribusi hingga tahun ke-4. Margin profit diperoleh pada tahun ke-5, dan NPV positif sebesar Rp 658,289,416,564. Dengan skenario instalasi dan material CPE dilakukan oleh operator lain dan set top box berasal dari subsidi pemerintah.

PT. Indonesia Comnets Plus is trying to engage in retail business FTTH. Businesses that run this time are only focus on selling at corporate customer segmen. With PT. Indonesia Comnets Plus plunge into the retail business, it is believed that it will be another source of new revenue. Fiber optic cable deployed through electrical pole Row PLN using conventional technology, and is widely used for corporate customers. GPON will be tested as an alternative technology and used for retail customers. After the simulation of several model scenarios, the result for the retail business fit for use if it worth for POP construction and distribution networks investment until the 4th year. Profit margin obtained in the 5th year and positive NPV amount Rp 658,289,416,564. With the installation scenarios and CPE material carried by other operators and set top box comes from government subsidies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Kurnia
"PT. Indonesia Comnets Plus sedang mencoba untuk berkecimpung di bisnis retail FTTH. Bisnis yang berjalan saat ini hanya fokus pada penjualan pelanggan segmen korporat. Dengan PT. Indonesia Comnets Plus terjun ke bisnis retail, diyakini dapat menjadi salah satu sumber pendapatan baru. Kabel fiber optik digelar melalui RoW tiang tumpu PLN menggunakan teknologi konvensional, dan banyak digunakan untuk pelanggan korporat. Sebagai alternatif dilakukan uji coba penggunaan teknologi GPON untuk pelanggan retail. Setelah dilakukan simulasi terhadap beberapa skenario model, diperoleh bahwa bisnis retail layak digunakan apabila dilakukan investasi pembangunan POP dan jaringan distribusi hingga tahun ke-4. Margin profit diperoleh pada tahun ke-5, dan NPV positif sebesar Rp 658,289,416,564. Dengan skenario instalasi dan material CPE dilakukan oleh operator lain dan set top box berasal dari subsidi pemerintah.

PT. Indonesia Comnets Plus is trying to engage in retail business FTTH. Businesses that run this time are only focus on selling at corporate customer segmen. With PT. Indonesia Comnets Plus plunge into the retail business, it is believed that it will be another source of new revenue. Fiber optic cable deployed through electrical pole Row PLN using conventional technology, and is widely used for corporate customers. GPON will be tested as an alternative technology and used for retail customers. After the simulation of several model scenarios, the result for the retail business fit for use if it worth for POP construction and distribution networks investment until the 4th year. Profit margin obtained in the 5th year and positive NPV amount Rp 658,289,416,564. With the installation scenarios and CPE material carried by other operators and set top box comes from government subsidies"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilmi Zaky Aulia
"Serat optik ialah media transmisi telekomunikasi yang mempunyai bandwidth serta bit rate yang besar sehingga sanggup penuhi kebutuhan layanan data dikala ini dengan kehandalan serta efisiensi yang besar. Aplikasi serat optik terus menjadi luas serta sudah mencakup jaringan dasar laut, jaringan terestrial, jaringan lingkup metropolitan serta regional, maupun jaringan berskala kecil. Sistem komunikasi serat optik mempunyai 2 fakor yang mempengaruhi mutu unjuk kerja jaringannya ialah aspek internal serta aspek eksternal. Aspek internal dan eksternal tersebut bisa merendahkan mutu unjuk kerja dari serat optik yang digunakan dan bisa memunculkan redaman dan rugi-rugi transmisi yang lain. Selaku upaya buat mencegah penuruan mutu sesuatu jaringan secara tiba- tiba serta signifikan, butuh dicoba kegiatan maintenance secara berkala semacam pengukuran mutu layanan jaringan kabel serat optik yang terjadwal. Aktivitas maintenance tersebut bisa menolong memastikan keputusan kenaikan kapasitas jaringan. Salah satu parameter mutu layanan yang kerap dicoba pengukuran merupakan redaman transmisi serta energi sinyal yang diterima (power receive). Riset ini mengkaji tentang meningkatkan kapasitas bandwidth milik PT PLN Icon Plus regional Sumatera Bagian Tengah pada saat terjadi anomali jaringan, yaitu koneksi internet lambat pada link Panam – Rayon Panam, serta hasilnya akan digunakan untuk implementasi Advanced Metering Infratructure (AMI). Sampel yang diambil dari salah satu pelanggan menunjukkan hasil pengukuran kecepatan internetnya sebesar 4-5 Mbps saja, sedangkan layanan yang diambil adalah 10 Mbps. Hasil pengecekkan pada sisi up-link ke OLT Rayon panam ditemukan output data sudah mendekati kapasitasnya, yaitu sebesar 940.919.000 bits/sec atau 0.9 Gb/sec. Meningkatkan kapasitas bandwidth  dilakukan dengan pemindahan port OLT pada sisi up-link  dari port gigabit ethernet ke port tengigabit ethernet, lalu mengganti SFP tipe SR dengan SFP ER serta penambahan attenuator serat optic sehingga didapat hasil speed test di sisi pelanggan telah kembali sepertinya semula, 10 Mbps. Serta hasil implementasi  AMI menunjukkan OpEx yang timbul sekitar Rp. 1.250.000,-. Sedangkan CapEx sebesar Rp. 1.468.000,-.

Optical fiber is a telecommunications transmission medium that has a large bandwidth and bit rate so that it can meet the needs of today's data services with great reliability and efficiency. Optical fiber applications continue to be broad and have included seabed networks, terrestrial networks, metropolitan and regional scope networks, and small-scale networks. Optical fiber communication systems have 2 factors that affect the quality of network performance, namely internal aspects and external aspects. These internal and external aspects can degrade the performance quality of the optical fiber used and can cause attenuation and other transmission losses. As an effort to prevent sudden and significant deterioration in the quality of a network, it is necessary to try regular maintenance activities such as scheduled fiber optic cable network service quality measurements. These maintenance activities can help ensure network capacity increase decisions. One of the quality of service parameters that is often measured is transmission attenuation and received signal energy (received power). This research examines increasing the bandwidth capacity of PT PLN Icon Plus in the Central Sumatra region during network anomalies, namely slow internet connections on the Panam - Rayon Panam link, and the results will be used for the implementation of Advanced Metering Infratructure (AMI). The sample taken from one of the customers shows the measurement results of the internet speed of 4-5 Mbps only, while the service taken is 10 Mbps. The results of checking on the up-link side to OLT Rayon panam found that the data output was close to its capacity, which was 940,919,000 bits/sec or 0.9 Gb/sec. Increasing bandwidth capacity is done by moving the OLT port on the up-link side from the gigabit ethernet port to the tengigabit ethernet port, then replacing the SR type SFP with SFP ER and adding fiber optic attenuators so that the speed test results on the customer side have returned to its original appearance, 10 Mbps. And the results of AMI implementation show that the OpEx arising is around Rp. 1,250,000, -. While CapEx amounted to Rp. 1,468,000, -."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Forsyth, Frederick, 1938-
London: Corgi Books, 1996
823 FOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hediyanto Roehadi
"Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemahaman konsep CSR pada manajemen dan karyawan kantor pusat UUS BNI dengan menggunakan pendekatan CSR empat aspek (aspek ekonomi, hukum dan regulasi, etika sesuai syariah dan kedermawanan) yang diperkenalkan oleh Carroll (1979).
Dalam penelitian ini akan diungkap apakah ada perbedaan tingkat pemahaman konsep CSR di setiap level manajemen, tingkat pendidikan dan masa kerja serta probabilitas pemahaman CSR dalam keempat aspeknya yang dipengaruhi posisi manajemen, pendidikan dan masa kerja. Non parametrik Kruskall Wallis digunakan untuk mengungkapkan apakah ada perbedaan tingkat pemahaman konsep CSR di setiap level manajemen, tingkat pendidikan dan masa keija. Kemudian untuk mengetahui probabilitas pemahaman CSR dalam keempat aspeknya yang dipengaruhi posisi manajemen, pendidikan dan masa kerja digunakan model ekonometri dengan empat variabel terikat dummy atau kategorik, yang disebut Model Multinomial Logit.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan pemahaman konsep CSR dalam aspek ekonomi pada tingkatan masa kerja, terdapat perbedaan pemahaman konsep CSR dalam aspek hukum dan regulasi pada tingkatan manajemen dan masa kerja, terdapat perbedaan pemahaman konsep CSR dalam aspek kedermawanan pada tingkatan masa kerja, semakin lama masa kerja, maka kecenderungannya akan mempunyai pemahaman CSR dalam aspek ekonomi yang lebih baik, semakin tinggi posisi atau semakin lama masa kerja, maka kecenderungannya akan mempunyai pemahaman CSR dalam aspek hukum dan regulasi yang lebih balk dan semakin lama masa kerja, maka kecenderungannya akan mempunyai pemahaman CSR dalam aspek kedermawanan yang lebih baik.

The main objective of this research is to evaluate the UUS BM management and employees' perceptions of CSR concept, using Carroll's (1979) approach, which introduced four aspects of CSR.
This research attempts to seek whether there are disparities on CSR perceptions in every position, education and working service year level. Kiuskall Wallis non-parametric is used to test whether there are disparities as stated above. Moreover, econometric model with four dependent dummy or category variables, known as Multinomial Logit Model, is used to test whether the level of position, education and working service year influence the probability of CSR perception in its four aspects.
This research's results conclude that there are perception disparities on CSR's economic aspect in different working service year, on CSR's laws and regulation aspect in different position and working service year level, on CSR's philanthropic aspect in working service year level. The longer working service year level tends to have better perception of economic aspect, while the higher position or longer working service year level tends to have better perception of laws and regulation aspect, and the longer working service year level tends to have better perception of philanthropic aspect."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T 20764
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Pratiwy
"Penelitian ini merupakan sebuah analisa terhadap penerapan manajemen stratejik public relations (PR) dalam implementasi kegiatan corporate social responsibility (CSR). CSR dilihat sebagai perwujudan dari aktivitas community relations yang merupakan salah satu kegiatan PR dalam penerapan manajemen stratejik. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa konsep inti seperti manajemen stratejik, manajemen stratejik PR dan CSR. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan objek penelitian program CSR L`Oreal-UNESCO For Women in Science. Metode penelitian ini dirasa tepat untuk menjelaskan secara holistik mengenai fenomena peneraman manajemen stratejik PR dalam implementasi CSR.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa penerapan manajemen stratejik PR dapat dilihat melalui penempatan fungsi PR dalam struktur organisasi serta ruang lingkup fungsi PR dalam organisasi. CSR merupakan sebuah aktivitas PR yang dapat mewujudkan hubungan yang baik antara perusahaan dengan publiknya yang penting bagi penerapan manajemen stratejik. Integrasi yang seimbang antara komunikasi eksternal dan internal serta penerapan perencanaan stratejik akan mewujudkan kesuksesan CSR demi terwujudnya visi misi perusahaan.

This research aims to provide deep analysis about strategic management of Public Relations (PR) in the implementation of Corporate Social Responsibility (CSR). CSR is a part of community relations activity, which happens to be one of PR function in strategic management. In this research, some concepts as used as reference, such as strategic management, strategic management of PR and CSR. This research uses qualitative method of which object is L`Oreal-UNESCO For Women in Science program. This method is considered as the right method to provide a holistic preview about strategic management of PR for CSR implementation.
According to the findings of the research, strategic management of PR can be identified by the position of PR function in organizational structure. It can also be seen through the PR scoop of work in the organization. CSR is known to be the PR activity that contributes to build and maintain good relationship between company and its stakeholders. This is becoming an important result of strategic management implementation. The integrated communication between external and internal public; and the implementation of strategic planning process will lead the program to succeed in order to achieve company`s vision and mission."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T42169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwansyah
"ABSTRACT
Indonesia foods have been initiated and developed as nation brand. However, there is no specific food or
beverage of Indonesia became an icon of gastro brand although Indonesia decided to have 30 icons of traditional
culinary as a part of soft diplomacy. This study surveyed the culinary icons at hotels that have restaurants which
served breakfast for local and foreign guests who stayed at. As a guideline, this study constructs the working
definition of gastro brand by elaborating previous concepts such as gastro, gastronomy and brand. In addition,
this study used parallel mix-method to identify and confirm Indonesia gastro brand. This study found that fried
rice could be identified as a main icon of Indonesia gastro brand based on its popularity and availability. The
study also confirms previous research that fried rice is not only traditional, omnipresent and ubiquitous’ culinary
but also as a part of nation brand."
American Scientific Publishers, 2016
MK-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>