Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89073 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Kumala Dewi
"Keberadaan NGO Anti Narkoba merupakan langkah nyata akan insiatif dan sikap pro aktif masyarakat terbadap upaya Drug Demand Reduction - mengurangi pennintaan terhadap narkoba. Kehadiran YCAB sebagai NGO Anti Narkoba yang memiliki fokus di bidang Pencegahan Primer (Primary Prevention) merupakan langkah progresif untuk melengkapi upaya-upaya penanganan narkoba yang bersifat represif (lewat penanganan hukum) dan rehabilitatif (penyembuhan ketergantungan narkoba). Upaya pencegahan narkoba pada dasamya terbagi menjadi tiga jenis yaitu Pencegahan Pnmer (Primary Prevention), Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention) dan Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention). Untuk Pencegahan Sekunder dan Teitier lebih mengaiah kepada mdividu-mdividu yang sudah menggunakan narkoba, dan upaya ini sudah banyak dilalnilfan lewat panti-panti rehabilitasi atau klinik ketergantungan narkoba. Sedangkan YCAB 'bermain" di wilayah Pencegahan Primer atau lebih dikenal sebagai Pencegahan Dini dimana upaya tersebut ditujukan bagi individu-individu yang belum pemah menggunakan narkoba. Untuk mendukung upaya tersebut YCAB melakukan Kampanye Anti Narkoba kepada dua target utamanya yaitu Basis Sekolah dan Basis Komunitas. Sebagai organisasi YCAB tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya (umum dan khusus). Untuk menghadapi gejolak dan ketidakpastian lingkungan organisasinya tersebut YCAB menerapkan beberapa strategi bagi masing-masing elemen lingkungannya. Skripsi ini berusaha untuk menggambarkan strategi-strategi internal dan ekstenal yang diimplementasikan untuk mengelola ketidakpastian lingkungan yang dihadapi YCAB. Secara garis besar YCAB menerapkan dua strategi utama dalam menjalankan Kampanye Anti Narkoba, yaitu Networking strategy dan Campaigning strategy. Analisa studi ini menggunakan teori-teori yang terdapat dalam Sosiologi Organisasi. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (depth interview) teriiadap 8 (delapan) orang anggota YCAB. Kesulitan YCAB dalam menjalankan Kampanye Anti Naikoba di bidang Pencegahan Primer ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan waktu untuk menjangkau seluas-luasnya rakyat Indonesia, masih minimnya kesadaian publik untuk berpartisipasi secara sukarela terhadap kegiatan ini dan keterbatasa dana pendukung kegiatan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S16222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4834
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Maria Surtini
"Penyebaran Narkoba ( Narkotika, Psikotropika dan Bahan Berbahaya ) di
Indonesia saat ini sangat cepat dan korban terbesar adalah generasi muda. Usia remaja yang duduk di bangku Sekolah Menengah Umum (dan tinggal di kota besar seperti DKI Jakarta) merupakan usia rawan karena mereka mudah terpengaruh oleh tekanan kelompok, pergaulan serta memiliki mental yang belum stabil. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pemberian informasi melalui suatu strategi komunikasi yang terpadu (Kampanye Anti Narkoba) untuk memberikan pengetahuan serta kesadaran kepada mereka akan bahaya Narkoba sehingga diharapkan para remaja tadi mampu mengatakan TIDAK kepada Narkoba dan memilih hidup bebas Narkoba.
Upaya pencegahan melalui kegiatan komunikasi tersebut juga ingin dilakukan oleh Yayasan Kasih Mulia, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang rehabilitasi dan tindakan preventif terhadap masalah Narkoba. Untuk membantu Yayasan tersebut, penulis mengadakan penelitian dan kemudian berdasarkan informasi serta data yang diperoleh, berusaha merumuskan strategi komunikasi yang tepat dalam rangka Kampanye anti Narkoba untuk Pelajar SMU di DKI Jakarta.
Penulis mencoba menjawab permasalahan tesis ini dengan menggunakan
pendekatan teori pemasaran sosial serta komunikasi pemasaran terpadu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-studi kasus dan bersifat eksploratif-kualitatif diantaranya melalui penyelenggaran kegiatan diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam serta pengamatan Iangsung di lapangan.
Temuan penelitian mengemukakan bahwa wawasan khalayak sasaran terhadap Narkoba telah cukup memadai namun untuk membuat mereka takut mencoba Narkoba perlu digunakan pendekatan menakuti (fear appeals) melalui berbagai kegiatan komunikasi baik media massa, komunikasi personal maupun kegiatan pilihan lainnya.
Dengan terpaan informasi yang tinggi melalui kegiatan Kampanye Anti Narkoba diharapkan mampu menjangkau khalayak sasaran yang lebih banyak namun harus tetap didukung oleh pendekatan-pendekatan interpersonal , termasuk untuk korban Narkoba. Untuk keberhasilan kampanye anti Narkoba sebaiknya pemerintah segera mengeluarkan komitmen politisnya sehingga ada acuan yang jelas bagi masyarakat. Kepada Yayasan disarankan untuk memilih tema dan jenis kegiatan sesuai karakteristik khalayak sasaran dan menunjuk project officer khusus untuk menangani hal tersebut."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bibiana Eva Nirmana
"Perubahan sosial muncul dalam masyaralcat yang menginginkan perubahan bentuk dan mengontrol terjadinya pentbahan tersebut. Harapan membawa kesejahteraan publik adalah tantangan dan tujuan social marketing. YCAB, sebuah lembaga independent non profit yang tnenipakan pelaku kampanye anti narkoba merupakan institusi yang sangat baik dan efektif dalam menerapkan model social marketing. Kampanye mereka yang ditargetkan kepada para remaja telah mendapat respon yang sangat positi£ Penelitian ini rnemberikan telaah ekploratif bagaimana YCAB mengimplementasikan proses dan strategi sosial marketing utuk mempersnasi para remaja sehingga mereka dapat menerima pesan, inengubah perilaku dan akhirnya mempraktekannya dalam kehidupan dengan bersikap tegas menolak narkoba.

Social change campaign arise among people who are intent on directing, shaping and controlling change. Bringing about life improving social change is the challenge and goal of social marketing. YCAB, non profit social foundation which positioned as a campaigner for ‘anti drugs’ seens as a suocessiiil institutions which applicated social marketing models. Their campaigns was targeted to teenagers, their reform message have been suiiiciently motivating and giving a way to respond constructively. This tesis seeks an exploration research that will gain a comprehensive explanation on how YCAB conducted their campaign to persuade their target adopters, to accept, modify or abandon certain ideas, attitudes, practices and at the end to change their behavior, to Say no to drugs."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33815
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tribuana Sari
"Pada masa awal pemerintahannya, Harry S. Truman adalah presiden dengan pengakuan yang rendah dari masyarakat. Hal itu disebabkan karena naiknya dia sebagai presiden bukan hasil pemilihan umum sementara masyarakat meragukan kemampuannya untuk membawa Amerika pada masa transisi pasca perang. Hal itu ditambah dengan tentangan dari para politisi partai Republik. Perang Dingin sebagai akibat dari perang dunia kedua memberikan kesempatan sekaligus tantangan bagi Truman untuk menunjukkan kemampuannya. Melalui langkahnya meledakkan bom atom di Jepang dan membendung ekspansi ideologi komunisme di luar negeri dalam bentuk bantuan militer dan ekonomi kepada negara-negara yang terancam oleh kekuatan bersenjata, dan sejalan dengan kepentingan Amerika, telah menjadikan Truman sebagai aktor utama dalam proses perubahan politik Luar Negeri Amerika yang semula menganut universalisme. Dengan langkah itu Truman menyatakan Amerika sebagai pemimpin dunia merdeka melawan dunia totalitarian, dengan Uni Soviet sebagai pemimpinnya.
Keberhasilan di luar negeri tersebut tidak bisa dipisahkan dari dukungan dalam negeri. Oleh karena itu maka Truman melaksanakan kampanye anti-komunisme Dalam Negerinya. Strategi kampanye ini adalah dengan menggunakan kebijakan Federal Employee Loyalty Program serta pidato dan pesan-pesan tertulisnya. Yang pertama merupakan langkah strategisnya, sementara yang kedua adalah sarana penciptaan wacana antikomunisme yang Truman inginkan. Masalah yang menjadi pembahasan dalam tesis ini adalah bagaimana Truman menciptakan wacana anti-komunismenya melalui teks-teks pidato dan pesan tertulisnya dan bagaimana Federal Employee Loyalty Program diterapkan sebagai langkah strategis dalam kampanye anti-komunismenya. Dengan teori Repressive State Apparatuses/RSA dan Ideological State Apparatuses/ISA milik Althuser, ditemukan bahwa Federal Employee Loyalty Program berfungsi sebagai aparatus represi, melalui ancaman, pemecatan, investigasi oleh FBI dan legalitas yang diberikan oleh Truman kepada masyarakat Amerika untuk turut melaporkan siapa saja yang dicurigai terlibat dalam organisasi-organisasi yang dinyatakan terlarang oleh pemerintah. Sementara teks pidato dan pesan tertulis berfungsi sebagai aparatus ideologis, melalui penciptaan representasi-representasi negatif tentang komunisme. Komunisme distereotipkan sebagai pihak yang anti kemakmuran ekonomi dan anti demokrasi. Masyarakat Amerika yang menjadikan nilai kemakmuran ekonomi dan demokrasi sebagai acuan dalam hidupnya akan menempati posisi melawan jika berhadapan dengan komunisme. Dengan cara ini, Truman bermaksud menciptakan subyek/pelaku dari ideologi antikomunismenya."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Azizah Namirah
"Skripsi ini membahas mengenai Peran Organisasi Non Pemerintah (Ornop) dalam Mitigasi Bencana (Studi Kasus Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan/KerLiP). Peran Ornop yang dilihat dari penelitian ini ialah dalam mitigasi bencana khususnya mitigasi bencana non-struktural dan pendidikan pengurangan risiko bencana(PRB). Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa KerLiP sebagai Ornop melakukan peran dalam mitigasi bencana non-struktural pada level pertengahan dan makro.

This research discusses about Role of Non Government Organization (NGO) in Disaster Mitigation (Case Study Perkumpulan Keluarga Peduli Pendidikan/KerLiP). Role of Ngos which is discussed in this research are in disaster mitigation particular ini non-structural mitigation and education of disaster risk reduction (DRR). This research uses case study approach and qualitative method. The research result shows that KerLiP as NGO execute roles ini non-structural mitigation at the midlevel and macrolevel of intervetion."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Kartika Sari
"Skripsi ini merupakan hasil penelitian mengenai peran pendampingan yang dilakukan nongovernment organization NGO dalam advokasi di level individu pada permasalahan buruh migran Indonesia. Lokasi penelitian adalah Migrant CARE. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dan studi literatur. Informan ditentukan melalui teknik purposive sampling.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa peran pendampingan NGO dalam advokasi kasus BMI terbagi atas tiga fase yaitu pada prapendampingan, pendampingan, dan pasca pendampingan. Peran-peran yang dilakukan mencakup advokasi, konsultasi, enabling, pengelolaan kasus, edukasi, mediasi, negosiasi, konseling, menghubungkan klien dengan sumber kebutuhan, dan pemberdayaan.

This thesis is about assistance roles performed by NGO on the individual level of advocacy according to the Indonesian migrant worker rsquo s problem in Migrant CARE. This research used qualitative approach with descriptive method. The data were collected by in depth interviews and study literature. Informants are determined through purposive sampling technique.
Results of this research revealed that the role of NGOs in their advocacy assistance is divided into three phases on pre assistance, assistance, and post assistance. The roles performed include advocacy, consultation, enabling, case management, education, mediation, negotiation, counseling, connecting clients with resources needs, and empowerment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sahawiah Abdullah
"Narkoba (Narkotika, Psikotropika dan Bahan Berbahaya) sudah sangat memprihatinkan perkembangannya di Indonesia di kalangan generasi muda terutama remaja. Usia remaja yang di duduk di bangku Sekolah Menengah Umum yang tinggal di Jakarta merupakan usia yang rawan yang dapat dengan mudah terpengaruh oleh tekanan kelompok pergaulan dengan mentalitas yang belum stabil. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha/kegiatan untuk memberikan informasi melalui suatu kampanye sosial yang terpadu untuk memberikan pengetahuan serta kesadaran kepada para remaja akan bahaya narkoba dan diharapkan para remaja mampu mengatakan tidak pada narkoba dan memilih hidup jauh/bebas dari narkoba.
Kegiatan komunikasi merupakan upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh beberapa instansi yang terkait, diantaranya Departemen Sosial RI, Badan Narkotika Nasional, Badan Pengawasan Obat dan Makanan serta LSM diantaranya Yayasan Cinta Anak Bangsa. Untuk itu penulis melakukan penelitian dan berdasarkan data yang diperoleh berupaya memformulasikan strategi komunikasi melalui kampanye sosial penanggulangan narkoba di kalangan remaja/pelajar SMU di DKI Jakarta.
Penulis mencoba menjawab permasalahan tesis ini dengan menggunakan pendekatan teori pemasaran sosial dan komunikasi kesehatan publik serta komunikasi pemasaran terpadu. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif - studi kasus dan bersifat kualitatif diantaranya dengan melakukan wawancara mendalam.
Temuan penelitian memberikan gambaran bahwa khalayak sasaran terhadap narkoba telah cukup memadai, perlu pula dilakukan upaya untuk memberikan kesadaran kepada remaja akan bahaya narkoba, melalui berbagai kegiatan komunikasi baik melalui media massa, komunikasi personal maupun kegiatan pilihan lainnya. Dengan penyampaian komunikasi yang intensif melalui kegiatan kampanye anti narkoba (say no to drug) diharapkan mampu menjangkau khalayak sasaran yang lebih banyak namun harus tetap didukung oleh pendekatan-pendekatan interpersonal, termasuk untuk korban narkoba. Disamping itu kampanye penanggulangan narkoba tidaklah hanya dapat dilakukan oleh satu atau beberapa instansi akan tetapi harus seluruh komponen masyarakat, tidak hanya pemerintah yang terdiri dari Departemen Sosial RI, Departemen Agama RI, Departemen Pendidikan Nasional RI, Badan Narkotika Nasional RI, Kepolisian Negara RI, Yayasan-Yayasan Sosial yang berkecimpung pada penanggulangan narkoba, Pemerintah Daerah di Seluruh Indonesia, masyarakat pada umumnya dan individu yang harus memiliki kesadaran akan pentingnya menjalani hidup sehat jauh dari narkoba. Kampanye sosial penanggulangan narkoba merupakan hanya salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk ikut serta memelihara remaja sebagai anak bangsa, sebagai generasi penerus masa depan bangsa, dan disarankan untuk memilih tema dan jenis kegiatan yang sesuai dengan karakteristik khalayak sasaran yaitu remaja dan pelajar SMU di DKl Jakarta.
Agar isi pesan/informasi sampai ke khalayak hendaknya pemilihan tema bagi kegiatan kampanye haruslah sesuai dengan trend remaja yaitu harus singkat, mudah diingat dan sesuai dengan karakteristik khalayak sasaran, pesan yang sederhana, dan dikemas menarik. Perlunya koordinasi yang terpadu dalam penanggulangan narkotika dimana setiap instansi/lembaga baik lembaga pemerintah, swasta, LSM mengambil perannya sendiri-sendiri untuk itu dengan adanya Badan Narkotika Nasional, mampu melakukan tugas dan peran tersebut."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2006
362.293 KEL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eifellyne Jovanca Bandi
"Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, Perusahaan Asuransi tentunya memiliki eksposur terhadap berbagai risiko, salah satunya ialah risiko kepatuhan dan risiko hukum. Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, Perusahaan Asuransi harus memiliki fungsi Manajemen Risiko guna memastikan bahwa lini usaha dan bisnisnya berjalan dengan lancar serta tidak menimbulkan suatu kerugian terhadap pihak manapun, terutama Pemegang Polis. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, Perusahaan Asuransi lantas dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk menyesuaikan seluruh tahapan dalam proses pertanggungan dengan dinamika perkembangan teknologi yang ada. Salah satu risiko yang kemudian muncul ialah risiko terjadinya fraud. Fraud yang kerap terjadi di berbagai Perusahaan Asuransi terbagi menjadi Agent Fraud, Application Fraud, dan Claim Fraud. Sejalan dengan dikeluarkannya Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 46/POJK.05/2017, Perusahaan Asuransi wajib untuk memiliki dan menjalankan strategi anti fraud di lingkup internal perusahaan guna memitigasi segala risiko kepatuhan dan risiko hukum yang mungkin terjadi. Guna menjalankan strategi anti fraud secara efektif, Perusahaan Asuransi perlu untuk mengadopsi sistem dan metodologi yang tepat. Dalam menjawab isu tersebut, eksistensi Fraud Detection System sebagai sistem anti fraud di industri keuangan hadir. Dalam penelitian ini, Penulis melakukan analisis terhadap prinsip, prosedur, serta efektivitas penggunaan Fraud Detection System sebagai upaya manajemen risiko Perusahaan Asuransi dalam menerapkan strategi anti fraud.

As a company that operates in the financial sector industry, Insurance Companies are certainly exposed to various risks, namely is compliance risk and legal risk. In carrying out its business activities, Insurance Companies are obliged to have Risk Management function to ensure that the business objectives of the Company run smoothly and do not cause any losses to any parties, especially the Policyholders. Nevertheless, along with the rapid development of technology, Insurance Companies are then faced with various challenges to accustom all stages in the coverage process with the dynamics of existing technological developments. One of the risks that then arises is the risk of fraud. Fraud that often occurs in Insurance Companies consists into Agent Fraud, Application Fraud, and Claim Fraud. In line with the issuance of the Financial Services Authority Circular Letter Number 46/POJK.05/2017, Insurance Companies are required to have and implement an anti-fraud strategy within the company to mitigate all compliance risks and legal risks that may occur. In order to carry out an effective anti-fraud strategy, Insurance Companies need to adopt the right and adequate system. In responding to these issues, the existence of the Fraud Detection System as one of anti-fraud systems in the financial industry will help to find the way. In this research, the Author analyzes the principles, procedures, and effectiveness of using the Fraud Detection System as a tool for Insurance Companies to implement anti-fraud strategy and perform risk management.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>