Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laurensia Megawati Suherman
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S16202
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kehamilan pertama trimester ketiga menimbulkan adaptasi fisik dan psikologis yang mengakibatkan kecemasan pada suami dan istri yang mengalaminya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan suami dan istri dalam menghadapi kehamilan pertama trimester ketiga. Responden penelitian 30 orang, 15 orang suami dan 15 orang istri. Desain penelitian adalah deskriptif perbandingan. Analisa data menggunakan rumus statistik unpaired t-test. Hasil penelitian ini diperoleh nilai t= 2,7 artinya ada perbedaan yang bennakna antara suami dan istri yang mengalami kehamilan panama trimester ketiga dalam hal tingkat kecemasan"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5028
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Orchidita D.
"Berdasarkan penelitian para ahli diketahui bahwa usia tengah baya adalah masa krisis yang penuh tekanan dan sering disamakan dengan gejolak masa pubertas. Bahkan masa krisis ini dapat mengganggu hubungan suami istri, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi kepuasan perkawinan. Khusus bagi wanita atau istri usia tengah baya, tampaknya tekanan yang mereka hadapi lebih berat dibandingkan para suami. Selain harus menghadapi penurunan fisik mereka sendiri (dimana hal ini seringkali dipersulit dengan adanya standar ganda terhadap ciri-ciri ketuaan pada pria dan wanita), para istri usia tengah baya juga harus menghadapi rasa kehilangan karena anak-anak sudah mulai remaja (dan juga sedang mengalami masa pubertas) dan mencoba melepaskan diri dari ketergantungan ibunya. Hal ini merupakan tekanan psikologis tersendiri bagi seorang ibu, yang tidak terjadi pada para ayah atau suami. Selain itu, istri usia tengah baya juga disibukkan dengan tanggung jawab mengurus orangtua atau mertua yang mungkin sudah membutuhkan perawatan. Hal ini juga jarang terjadi pada pria, karena aturan sosial menetapkan bahwa tanggung jawab memelihara hubungan kekeluargaan terletak pada istri atau menantu perempuan. Bila seorang istri juga bekerja, dapat dibayangkan beban berlebih yang mereka hadapi yaitu mengatur berbagai peran sekaligus dalam waktu bersamaan. Keadaan penuh tekanan ini dapat menjadi lebih berat bila tidak ada dukungan sosial dari suami dalam menjalani perkawinan. Menurut penelitian, para istri memang lebih sering merasa tertekan dalam perkawinan dibandingkan suami karena mereka lebih sedikit memperoleh dukungan sosial dari pasangannya. Padahal peran dukungan sosial sangat beaar artinya dalam meringankan tekanan-tekanan yang dihadapi dan dapat menghindarkan seseorang dari tekanan yang lebih parah. Untuk itu penelitian dilakukan dalam rangka melihat gambaran persepsi dukungan sosial yang diterima istri dari suami mereka, mencari hubungan antara
persepsi dukungan sosial dan kepuasan perkawinan istri usia tengah baya serta melihat perbedaan persepsi dukungan sosial suami pada istri yang tidak bekerja maupun yang bekerja. Sebagai tambahan, dilihat pula peran komponen persepsi dukungan sosial yang paling berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan. Penelitian dilakukan pada istri usia tengah baya yang berusia 40-50 tahun di Jakarta dengan menggunakan teknik accidental sampling. Penulis menyusun sendiri alat untuk mengukur persepsi dukungan sosial suami, sedangkan untuk mengukur kepuasan perkawinan digunakan Dyadic Adjustment Scale dari Spanier. Hasil pengolahan data dengan menggunakan teknik korelasi menemukan hubungan yang signifikan antara persepsi dukungan sosial suami dan kepuasan perkawinan istri
usia tengah baya, namun tidak ada perbedaan persepsi dukungan sosial suami antara istri usia tengah baya yang tidak bekerja maupun yang bekerja. Hasil tambahan menemukan bahwa komponen Intimacy merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap kepuasan perkawinan. Hasil tambahan lain yang memperkuat hasil utama adalah ditemukannya kontribusi persepsi dukungan sosial suami terhadap kepuasan perkawinan istri usia tengah baya yang cukup besar yaitu sebesar 45,3%. Untuk lebih menyempurnakan penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan teknik probability sampling atau menambahkan metode wawancara untuk memperoleh hasil yang lebih mendalam. Selain itu, membandingkan subyek pria dan wanita dapat dilakukan untuk lebih membuktikan apakah benar ada perbedaan antara pria dan wanita dalam hal penerimaan dukungan sosial. Masalah istri usia tengah baya dalam menghadapi masa pensiun juga merupakan hal yang menarik untuk diteliti lebih lanjut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2366
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nahda Salimah
"Pria yang istrinya sedang hamil, mengalami perubahan psikologi atau disebut juga adaptasi paternal. Salah satu perubahan psikologi yang terjadi yaitu couvade syndrome, yang mana suami dapat merasakan gejala yang dirasakan Istri pada masa kehamilan. Gejala couvade syndrome dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mempengaruhi dukungan suami pada masa kehamilan istri. Gejala couvade syndrome dapat dirasakan karena terdapat keterlibatan emosi atau empati suami dengan istri.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara empati suami di kehamilan istri dengan kejadian couvade syndrome di wilayah Depok. Desain penelitian adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 107 responden menggunakan teknik consecutive sampling. Metode pengumpulan data dengan cara pengisian kuesioner.
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat. Dari persebaran variabel dependen dan independen dihasilkan kejadian couvade syndrome sebesar 40 dan level empati rerata sebesar 58,38 poin di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Depok.
Hasil analisa statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara empati suami dengan kejadian couvade syndrome pada kehamilan istri karena p sebesar 0,098 p value le; 0,05.
Peneliti merekomendasikan kepada tenaga kesehatan atau pelayanan kesehatan untuk membuat upaya atau progam akan kesadaran suami atau empati suami dengan kehamilan istrinya, serta membantu penanganan gejala couvade syndrome yang dirasakan suami selama kehamilan istri.

Men whose wive rsquo s are pregnant, undergo a psychological change or also called paternal adaptation. One of the psychological changes is couvade syndrome, in which the husband can feel the symptoms that also felt by the wife during pregnancy period. The symptoms of couvade syndrome can be resulted as the feeling of uncomfortable and affect husbands support towards the wife during pregnancy. Couvade syndromes symptoms can be felt since there is husbands emotional involvement or empathy with his wife.
The aims of this study is to identify the relation between husbands empathy during wife rsquo s pregnancy with study case of couvade syndrome in Depok City region. The design of the research is Cross Sectional with total of the sample is 107 respondents that collected by using consecutive sampling technique. The method of collecting data is by filling questionnaire.
The analysis that being used in this research is univariate and bivariate analysis. From the distribution of dependent and independent variables, the incidence of couvade syndrome was 40 and the mean empathy level was 58.38 points in Pancoran Mas sub district, Depok.
The results of statistical analysis showed that there was no relationship between husband empathy with the incidence of couvade syndrome in pregnancy wife because p by 0,098 p value le 0,05.
The researcher recommends that health experts or health care workers to make efforts or programs which can build the awareness or empathy of the husband with the pregnancy of his wife, and also help handling the symptoms that husband felt during the wifes pregnancy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Proses persalinan merupakan saat yang menegangkan dan rnencemaskan bagi wanita dan keluarga. Dukungan yang terus-menerus dari orang terdekat akan menurunkan kecemasan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara dukungan suami secara fisik dan emosional dengan kecemasan istri saat persalinan.
Pengambilan data dilakukan di ruang nifas RSAB Harapan Kita pada tanggal 5-19 Dcsember 2006, dengan jum!ah responden 38 ibu post partum yang menjalani persalinan normal dan ditunggui suami saat melahirkan. Penelitian bersifat desluiptif korelatjf dengan lehnik pengambilan sampel purposive sampling. Data diperoleh dengan menyebarkan kuisioner pada responden. Metode penelilian menggunakan pendekatan Chi- square dengan tingkat kemaknaan a= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan hasil yang mendapal dukungan tinggi secara fisik dari suami sebcsar 50%, sedangkan dukungan tinggi secara emosional dari suami sebesar 47%. Kecemasan yang dialami istri saat proses persalinan dengan cemas ringan 32%, cemas sedang 50%, dan cemas berat 18%. Kesimpulan hasil penelitian tidak ada hubungan dukungan suami secara fisik lerhadap kecemasan istri saat persalinan (p value = 0,74S). Dan tidak ada hubungan dukungan suami secam emosional terhadap keoemasan istri saat persalinan (p value = 0,986)."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5508
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Pangastuti Marhaeni
"Pada dasa warsa ini banyak fenomena sosial yang terjadi dilingkungan masyarakat kita. Salah satu diantaranya adalah dengan semakin terbukanya kesempatan mencari pekerjaan bagi wanita, yang mengakibatkan berubahnya pola berpikir dan pola hidup mereka.
Perubahan sikap wanita ini secara tidak langsung menimbulkan masalah-masalah dalam keluarga khususnya yang berkaitan dengan pendidikan anak. Disinyalir waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan keluarga dirumah bagi wanita bekerja cenderung akan berkurang, sehingga komunikasi dengan anak dengan sendirinya akan berkurang pula.
Kondisi semacam ini akan berbeda dengan yang dialami wanita yang tidak bekerja, mereka mempunyai lebih banyak kesempatan untuk berkumpul bersama anak-anaknya. Namun demikian pada kenyataannya wanita yang tidak bekerja justru banyak mempunyai kegiatan-kegiatan diluar rumah sehingga komunikasi dengan anak berkurang pula.
Penelitian ini akan mengungkapkan apakah pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja berpengaruh terhadap prestasi belajar. Kemudian juga untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pole komunikasi suami istri pads keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja.
Karena dalam penelitian ini yang diukur adalah persepsi anak maka sebagai sampel diambil anak-anak SD kiss VI di daerah Ciputat Kab.Tangerang, Jawa-Barat sebanyak 150 siswa, dengan komposisi 75 anak dari ibu bekerja dan 75 anak dari ibu tidak bekerja. Sedangkan teknik pengukurannya dilakukan dengan cara Stratified Random Sampling. Sedangkan pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Melalui analisa statistik diketahui bahwa pola komunikasi suami istri tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Kemudian juga tidak ada perbedaan pola komunikasi suami istri antara keluarga ibu bekerja maupun tidak bekerja."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baby Ingrid
"Seiring dengan perkembangan yang terjadi di berbagai bidang kehidupan, kini wanita maupun pria memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri. Wanita yang bekerja di luar rumah menjadi sorotan masyarakat ketika ia memutuskan untuk tetap bekerja setelah menikah dan mempunyai anak. Pandangan tradisional masyarakat menuntut wanita untuk bertanggung jawab terhadap urusan rumah tangga dan pengasuhan anak. Ada berbagai alasan mengapa seorang istri memutuskan untuk bekerja. Selain untuk memperoleh penghasilan (ekonomis) juga adanya kebutuhan untuk memperluas wawasan intelektual dan interaksi sosial (non-ekonomis).
Keputusan istri untuk bekerja mendatangkan konsekuensi pada tiga aspek dalam lingkungannya, yaitu pada hubungan perkawinan, pada anak serta pada dirinya sendiri. Penelitian-penelitian yang dilakukan selama ini cenderung berfokus pada konsekuensi negatif tanpa lebih dalam melihat pandangan obyektif, dari pihak istri dan suami. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui gambaran yang lebih mendalam mengenai persepsi kedua pihak terhadap tujuan dan konsekuensi istri yang bekerja penuh waktu. Adapun yang dimaksud persepsi adalah interpretasi secara selektif oleh individu untuk memberi arti pada Iingkungannya Dengan demikian permasalahan dalam penelitian ini ialah : Bagaimanakah persepsi suami dan istri terhadap istri yang bekerja sebagai karyawati penuh waktu ?
Penelitian ini menggunakan pengumpul data berupa kuesioner dan wawancara sebagai pelengkap. Subyek penelitian ialah pasangan suami-istri yang bekerja penuh waktu sudah mempunyai anak, berpendidikan minimal SLTA. Istri berusia 22-45 tahun dan bekerja di instansi swasta.
Hasil yang diperoleh dari 57 pasang suami-istri menunjukkan bahwa istri dan suami mempersepsi adanya tujuan ekonomis dan non-ekonomis dari bekerja. Adapun terhadap konsekuensi, suami mernpersepsi konsekuensi yang positif dari istri yang bekerja sedangkan istri mempersepsi adanya konsekuensi yang positif dan sekaligus negatif pada hubungan perkawinan, anak dan diri istri yang bersangkutan. Hasil tambahan menyatakan bahwa semakin positif persepsi suami terhadap konsekuensi istri bekerja semakin negatif persepsi istri, sebaliknya semakin positif persepsi istri semakin negatif persepsi suami. Hasil wawancara mendukung hasil di atas dan memberi data tambahan bahwa pasangan suami istri cenderung rnenjalankan peran tradisional.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa istri bekerja untuk tujuan ekonomis dan non-ekonomis, dimana hal ini dipersepsi sama pentingnya oleh suami maupun istri. Berkaitan dengan konsekuensi istri bekerja, ternyata persepsi suami Iebih positif dibandingkan dengan persepsi istri bekerja yang bersangkutan. Sebagai tambahan, hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pasangan suami-istri mempersepsikan peran masing-masing dalam rumah tangga yang masih cenderung tradisional."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yaslina
"Terjadinya persalinan memiliki pengaruh psikologis, bukan hanya pada istri tetapi juga pada suami sebagai orang dekat dengan istri. Respon psikologi yang dapat terjadi pada suami diantaranya adalah oemas dan takut. Melihat fenomena yang ada dan kurangnya riset tentang aspek psikologis suami pada istri yang menghadapi persalinan maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kecemasan suami menghadapi persalinan istri yang pertama kali.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana dengan 26 orang responden. Proses pengumpulan data dimulai dengan melakukan perizinan dari bagian akademik sampai memberikan format persetujuan kepada responden dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner dan observasi berisikan tanda/gejala kecemasan ringan sampai dengan panik.
Selanjutnya data yang diperoleh dianalisa dengan mcnggunakan rumus mean untuk mendapatkan tingkat kecemasan yang dialami suami.
Penelitian dilaksanakan selama 3 minggu di RSCM Jakarta. Analisa data dilakukan dengan menggunakan deskriptif statistik yang diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi dan perhitungan nilai rata-rata.
Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa tingkat kccemasan suami menghadapi persatinan istri yang pertama kali adalah kecemasan sedang, ecngan tanda atau gejala diantaranya 1 nafas pendek, susah tidur dan terpusat pada apa yang menjadi perhatiannya. Penelitian yang dilakukan ini masih memiliki banyak keterbatasan yaitu desain, sampel, dan instrumen. Penelitian Selanjutnya dapat dilakukan dengan desain penelitian yang lebih kompteks, jumlah sampel yang di perbesar, dan instrumen yang kesahihannya Iebih tinggi lagi. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ilmu keperawatan saat ini dan mendatang"
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4995
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Prabandari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Ani Purnamawati
"Infertilitas merupakan masalah yang cukup berat bagi pasangan suami istri karena mempunyai keturunan merupakan harapan yang paling mendasar ketika mereka memutuskan untuk melangsungkan pernikahan. Berbagai respons psikologis akan dialami oleh pasangan suami istri ketika menghadapi masalah infertilitas, seperti rasa kecewa, camas, sedih, perasaan iri melihat pasangan lain mempunyai anak, marah dan depresi. Ketika mereka rnemutuskan mencari pertolongan medis, sering kali mereka akan nengalami kegagalan terapi yang berulang. Hal-hal tersebut mengakibatkan pasangan suami istri dengan masalah infertilitas mempunyai risiko yang tinggi mengalami gangguan depresi dan diduga istri akan mengalami gangguan depresi lebih berat dibandingkan suami.
Tujuan penelitian ini ingin membuktikan bahwa derajat depresi pada istri lebih tinggi bila dibandingkan dengan suami pada pasutri dengan masalah infertilitas, mencari proporsi depresi, serta faktor-faktor risiko yang mungkin berperan terhadap terjadinya gangguan depresi pada pasutri dengan masalah infertilitas.
Jumlah subyek penelitian sebanyak 46 pasang suami istri.diambil di Poliklinik Kebidanan Departemen Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Instrumen yang digunakan SCID-I, HRS-D, kuesioner stresor psikososial dari Holmes and Rache.
Hasil analisis data mendapatkan derajat depresi pada istri lebih tinggi secara bemakna dibandingkan dengan suami, jadi hipotesis penelitian ini diterima. Proporsi depresi pada suami 15,2% dan pada istri 43,5%. Diagnosis gangguan depresi yang dialami oleh suami: episode gangguan depresi berat saat uti 8,7%, gangguan depresi minor 6,5% dan pada istri episode gangguan depresi berat saat ini 32,6% gangguan depresi minor 10,9%. Faktor risiko gangguan depresi yang bermakna secara statistik pada suami adalah stresor psikososial, sedangkan pada istri adalah lama menikah (lama infertilitas) dan lama terapi infertilitas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan kondisi emosi pasutri dengan masalah infertilitas, hendaknya ditatalaksana sejak dini, tanpa menunggu munculnya gangguan mental yang memenuhi kriteria diagnosis."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>