Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosephine Dwi Martina Widowati
"Pemerintah Indonesia menetapkan target untuk menciptakan keamanan pangan dan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2015. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendukung tercapainya target tersebut. Studi kasus dilakukan di SMP Negeri YY dan SMA Negeri XX di Cibinong tahun 2012. SMP Negeri YY telah memiliki Kantin namun belum menerapkan sistem keamanan pangan. SMA Negeri XX belum mempunyai Kantin. Zat berbahaya yang diteliti adalah formalin, borak, rhodamin B, dan sakarin. Penelitian ini menggunakan teori perilaku kesehatan dari L. Green yang mencakup faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat. Penelitian ini menggunakan metoda survey dengan desain analitis dan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data menggunakan kuesioner angket, wawancara, pengamatan lapangan dan pengambilan sampel jajanan. Data yang terkumpul dilakukan analisa secara kuantitatif menggunakan program SPSS, matrik kualitatif, dan uji laboratorium.
Hasil penelitian menemukan bahwa formalin, borak, dan rhodamin B tidak terdeteksi hingga pada limit of detection (LOD) peralatan HPLC dan Spektrofotometer. Sakarin dalam es teh yang dibeli dari Kantin SMP Negeri YY terukur 85.32 ppm. Potensi jajanan berbahaya masih ada karena terdapat pedagang yang tidak mengetahui zat berbahaya. Perilaku berisiko siswa SMP Negeri YY (53.2%) lebih besar daripada perilaku berisiko siswa SMA Negeri XX (36.6%). Pengetahuan tidak memiliki hubungan signifikan dengan perilaku pada siswa SMP Negeri YY namun bermakna signifikan dan berhubungan erat dengan perilaku pada siswa SMA Negeri XX. Sikap mempunyai hubungan signifikan pada siswa kedua sekolah tersebut. Lebih dari 60% siswa SMP Negeri YY dan 37% siswa SMA Negeri XX mengkonsumsi jajanan karena rasanya enak. Lebih dari 70% siswa kedua sekolah tersebut mengetahui tentang jajanan berbahaya dari TV. Siswa, orang tua, dan guru perlu meningkatkan pengetahuan dan perilaku tentang konsumsi jajanan berbahaya. Kantin dan UKS perlu ditingkatkan. Sekolah dan Puskesmas terkait perlu meningkatkan kerjasama. Sistem Manajemen K3 dan Keamanan Pangan perlu diterapkan agar terdapat peningkatan yang tersistem dan berkelanjutan.

Indonesian Government had been established target to create food safety and health behavior by 2015. This research was to support that government target. Case study was conducted at SMP Negeri YY and SMA Negeri XX at Cibinong year 2012. SMP Negeri YY already had Canteen but it had not yet implemented food safety system. SMA Negeri XX had not yet had Canteen. This research took hazardous substances about formaldehyde, borates, rhodamin B, and saccharine. This research used health behavior theory from L. Green that consist of predisposition factor, enabling factor, and reinforcing factor to form health behavior. This research used survey method with analytical design and cross sectional approach. Data collection was made by using questionnaire, interview, observation, street food sample taken and laboratory tests. Collected data were used in quantitative analysis with SPSS program and in qualitative analysis by using matrix.
Research results showed that formaldehyde, borates, and rhodamin B were not detected until the limit of detection (LOD) of HPLC and Spectrophotometer. The potential of street food contain hazardous substances was still exist due to street food seller knowledge. Saccharine of ice tea from SMP Negeri YY Canteen was measured as much as 85.32 ppm. Behavior risk of SMP Negeri YY student (53.2%) was higher than risk behavior of SMA Negeri XX student (36.6%). Knowlegde had no significant relation with behavior for SMP Negeri YY student but it had significant relation and dominant role SMA Negeri XX student behavior. Attitude had significant relation for both school students. More than 60% SMP Negeri YY student and as much as 37% SMA Negeri XX students consumed street food because of its nice taste. More than 70% of both school students had information about hazardous substances in street food from TV. School student, parent, and teachers need to improve knowledge and behavior. Canteen and School Clinic need to be improved. School and related Public Health Center (Puskesmas) should improve the coordination. Occupational Health and Safety and Safety Food Management System should be implemented to have systematic and continuous improvement
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31913
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Alifia Ranaa
"MTs X, salah satu sekolah di DKI Jakarta ditemukan terjadi keracunan makanan pada 16 siswanya diduga akibat mengonsumsi spageti yang terlihat basi dari pedagang kaki lima di depan sekolah. Ciri spageti yang terlihat basi tersebut tidak menjadi halangan bagi anak sekolah untuk jajan dan mengonsumsi jajanan. Padahal pemilihan pangan jajanan di sekolah merupakan hal yang krusial diperhatikan oleh setiap anak terutama dalam hal mempertimbangkan konsekuensi dampak buruk terhadap kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran perilaku memilih jajanan aman berdasarkan faktor predisposisi, faktor penguat, dan faktor pemungkin pada anak sekolah usia 12–15 tahun di MTs X tahun 2023. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dan pengambilan sampel menggunakan teknik proportionate stratified random sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah mayoritas siswa/siswi MTs X sudah memiliki pengetahuan tentang jajanan aman (63,9%), sikap memilih jajanan aman (52,6%), pola asuh orang tua dalam memilih jajanan aman (61,9%), dukungan teman sebaya dalam memilih jajanan aman (53,6%), kebiasaan membawa bekal (72,2%), dan uang jajan sekolah besar (74,2%) yang cukup baik. Akan tetapi, mayoritas responden memiliki perilaku memilih jajanan aman yang tidak baik (73,2%) dan mayoritas ketersediaan jajanan aman masih memerlukan perbaikan, terutama dalam aspek personal higiene pedagang. Pengetahuan tentang jajanan aman, sikap memilih jajanan aman, pola asuh orang tua dalam memilih jajanan aman, dukungan teman sebaya dalam memilih jajanan aman, kebiasaan membawa bekal, dan uang jajan sekolah tidak memiliki asosiasi bermakna dengan perilaku memilih jajanan aman. Kesimpulan penelitian ini adalah ketersediaan jajanan yang aman di lingkungan sekolah mendukung pemilihan jajanan anak yang aman pula.

MTs X, one of the schools in DKI Jakarta, was found to have had food poisoning in 16 of its students, allegedly due to consuming spaghetti that looked stale from a street vendor in front of the school. The characteristic that spaghetti looks stale is not an obstacle for school children to snack and consume snacks. In fact, choosing snacks at school is something that is crucial for every child to pay attention to, especially when considering the consequences of negative impacts on health. The aim of this research is to find out a picture of the behavior of choosing safe snacks based on predisposing factors, reinforcing factors and enabling factors in school children aged 12–15 years at MTs X in 2023. This research design uses cross sectional and sampling using proportionate stratified random sampling technique.
The results of this research are that the majority of MTs X students already have knowledge about safe snacks (63.9%), attitudes towards choosing safe snacks (52.6%), parenting patterns in choosing safe snacks (61.9%), peer support in choosing safe snacks (53.6%), the habit of bringing lunch (72.2%), and quite good school pocket money (74.2%). However, the majority of respondents have poor behavior in choosing safe snacks (73.2%) and the majority of safe snack availability still requires improvement, especially in the aspect of personal hygiene of traders. Knowledge about safe snacks, attitudes towards choosing safe snacks, parenting patterns in choosing safe snacks, peer support in choosing safe snacks, the habit of bringing lunch, and school pocket money do not have a significant association with behavior in choosing safe snacks. The conclusion of this research is that the availability of safe snacks in the school environment supports children's safe snack choices.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Yuliastuti
"Skripsi ini membahas perilaku konsumsi jajan siswa Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebesar 78% anak mengkonsumsi jajanan di lingkungan sekolah (BPOM, 2008). Maka dari itu penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat gambaran perilaku jajan siswa serta faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan observasional study design dengan pendekatan cross sectional. Metode pengambilan sampel dengan sistem purposive sampling, jumlah sampel sebesar 105 orang. Penelitian ini membahas mengenai karakteristik siswa,karakteristik orang tua, perilaku konsumsi jajan siswa sekolah dasar serta hubungan antara variabel?variabel tersebut. Hasil penelitian diketahui adanya hubungan yang bermakna antara variabel uang jajan, pekerjaan dan pendapatan orang tua dengan perilaku sering jajan siswa di SDN Rambutan 04 Jakarta Timur.

The focus of this study is about street food consume behaviors in elementary school. In the fact, is about 78% student consume street food in school environment (BPOM,2008). Purpose of this study to descriptive consumption behavior of street food and factor-factor relevant. This study is a descriptive analytical using the observational study design with cross-sectional approach. Sampling method with a system of purposive sampling with 105 total sample. This study is about information on student characteristics (gender, age, money for snacks, breakfast habits, habit of bringing lunch, and nutrition knowledge) and parents characteristics (education, employment and income), food consumption behaviors of street food in students elementary school and relation between the variable. There is significant relationship between students pocket money, parent jobs and parents revenue with consume behaviors in elementary school, east Jakarta."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Octavita Dwi Yuliani
"Studi ini berangkat dari minimnya hasil proses sosialisasi yang menggunakan pendekatan komunikasi yang bersifat transaksional dalam mengubah perilaku sasaran. Dengan tujuan mengetahui pemaknaan Ibu sebagai peserta sosialisasi pencegahan penyalahgunaan bahan berbahaya pada pangan, serta faktor yang pembentuk makna tersebut, penelitian dengan menggunakan pendekatan komunikasi sebagai proses produksi dan pertukaran makna, dilakukan.
Penelitian ini menelusuri penerimaan pesan dengan teori Audience Reception, menurut Stuart Hall dan teori perkembangan kognitif sosial menurut Vygotsky. Oleh karena penerima pesan adalah pengguna sebagai konsumen pangan, faktor yang memengaruhi perilaku konsumen dapat membentuk kondisi penerimaan pesan.
Berdasarkan kompleksnya pemaknaan pesan, melalui studi fenomenologi dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, didapatkan 3 posisi penerimaan pesan : Dominant-hegemoni, Negotiable, dan Opposition. Sedangkan faktor yang diduga membentuk penerimaan pesan dengan pada unit analisis, adalah faktor budaya dan sosial.

This study departs from the lack of results of the socialization process that uses transactional approach in changing the target behavior. In order to determine how mother to interpret message of misuse hazardous substances in food as a socialization participant, as well as the factors that shape the meaning, this study used a different approach, namely communication as a process of production and exchange of meaning.
The research used the Audience Reception Theory developed by Stuart Hall, supported by other theory from Vygotsky called, Social Development Theory through interaction and discussion with the social group. Therefore, the message recipient is the user, the factors that influence consumer behavior can create conditions receiving messages.
Based on the complexity of the meaning of the message , through a phenomenological study with data collection through interviews , obtained 3 position receiving messages: Dominant - hegemony, Negotiable, and the Opposition . While the factors that allegedly form the receipt of the message by the unit of analysis, is the cultural and social factors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Etrawati
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hubungan antara faktor psikososial dengan perilaku seksual berisiko pada siswa SMA/sederajat di Kabupaten Merauke (1364 responden). Hasil uji multivariabel menunjukkan perilaku seksual berisiko dipengaruhi oleh perilaku negatif peer group, self efficacy, kontrol orang tua dan keterpaparan program DAKU! sedangkan faktor yang paling dominan mempengaruhi perilaku seksual berisiko adalah perilaku negatif peer group. Oleh karena itu, disarankan untuk mengaktifkan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) guna memberikan keterampilan hidup (life skill), meningkatkan self efficacy remaja serta partisipasi aktif orang tua dalam memberikan informasi kesehatan reproduksi remaja sejak dini sebagai bentuk pengontrolan/langkah protektif terhadap perilaku seksual berisiko remaja.

The aim of this study is to prove the relationship between psychosocial determinant with sexual risk behavior among 1364 senior high school student in district of Merauke. The result of multivariable analysis indicated that sexual risk behavior was affected by negatif peer influence, self efficacy, parental controls and exposed by the DAKU! program then the most dominant factor affected to sexual risk behavior was negatif peer influence. Thus, it was suggested to activate UKBM in giving life skill, improving adolescent self efficacy and having parents participation in giving health reproductive information earlier to prevent sexual risk behavior among adolescent.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36038
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Adisti
"Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan perilaku jajan siswa sekolah dasar negeri terpilih di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan disain studi cross-sectional dengan menggunakan data primer terhadap 422 responden kelas 4 - 5 di 6 sekolah dasar negeri di DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 65,6% siswa memiliki perilaku jajan tidak baik.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara kebiasaan sarapan, kebiasaan membawa bekal, pengetahuan orang tua yang rendah mengenai gizi dan jajanan, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh media terhadap perilaku jajan siswa, dengan interaksi antara sikap siswa dalam memilih jajanan dengan besar uang jajan siswa sebagai faktor dominan.
Peneliti menyarankan pihak sekolah mengadakan pendidikan gizi bagi siswa dan orang tua siswa, mewajibkan siswa untuk membawa bekal makanan dan minuman dari rumah, serta orang tua untuk membatasi pemberian uang jajan, dan membatasi serta mengawasi kebiasaan anak menonton televisi.

The aim of the present study is to determine dominant factor associated with behavior of street food consumption among selected public elementary school students. This study uses a cross-sectional study design using primary data on 422 respondents grade 4-5 in 6 public elementary schools located in 5 different regions in Jakarta. The results showed 65.6% of students had poor behavior of street food consumption.
The analysis showed association between breakfast habits, packed lunch practice, poor parental knowledge in nutrition and street food, the amount of student's pocket money, peer influence, and media influence with children's behavior of street food consumption, as interaction between the amount of pocket money and student's attitude towards street food selection is the dominant factor.
Researcher suggest schools to held nutrition education for students and parents and require students to bring food and drinks from home and parents to restrict the provision of pocket.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ima Ananda
"KLB keracunan pangan di sekolah umumnya diduga disebabkan oleh pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang terkontaminasi bakteri patogen akibat praktek higiene sanitasi yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi pangan pedagang PJAS dengan status cemaran mikrobiologi PJAS di sekolah dasar di Provinsi Jawa Barat tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang  dilakukan di tujuh Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat, yaitu Kota Cirebon, Kota Depok, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Cirebon, dan Kabupaten Kuningan. Status cemaran mikrobiologi PJAS diperoleh dari data sekunder uji kualitas mikrobiologi PJAS sedangkan status higiene sanitasi pangan pedagang diperoleh dari data sekunder inspeksi kesehatan lingkungan (IKL) pedagang PJAS yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Subjek penelitian adalah 105 pedagang PJAS di sekolah dasar yang menjadi sasaran IKL dari tujuh Kabupaten/Kota. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat. Pedagang yang tidak memenuhi syarat higiene sanitasi pangan berisiko 1.93 kali untuk mengalami cemaran mikrobiologi PJAS dibandingkan dengan pedagang yang memenuhi syarat higiene sanitasi pangan setelah dikontrol pembinaan sebelum inspeksi dan keterlibatan pedagang dalam kursus higiene sanitasi. Pembinaan pedagang PJAS merupakan intervensi kesehatan lingkungan yang sangat penting untuk meningkatkan praktek higiene sanitasi pangan pedagang sehingga mencegah terjadinya cemaran mikrobiologi PJAS.

Food poisoning outbreaks in schools are generally estimated to be caused by microbiologically contaminated foods due to poor hygiene sanitation practices. This study aimed to determine the association of food vendors hygiene sanitation with food microbiological contamination status in primary schools in West Java Province year 2016-2018. This study used the cross-sectional design which was conducted in 7 regencies/municipalities in West Java Province, namely Cirebon Municipality, Depok Municipality, Tasikmalaya Municipality, West Bandung, Ciamis, Cirebon, and Kuningan. Food microbiological contamination status was obtained from food microbiological quality test while food vendors hygiene sanitation status was obtained from food vendors environmental health inspections in primary schools conducted by Local Health Office. The subjects were 105 food vendors in elementary schools from seven regencies/municipalities who are subjected to environmental health inspections. Univariate, bivariate and multivariate analysis was performed. Food vendors who did not meet hygiene sanitation requirements were at risk 1.93 times to experience food microbiological contamination compared to food vendors who meet hygiene sanitation requirements after controlled by fostering food vendors before inspection and food vendors involvement in hygiene sanitation training. Fostering food vendors is important environmental health intervention to improve hygiene sanitation practices to prevent food microbiological contamination occurs."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Ning Fitri
"Makanan jajanan merupakan salah satu jenis makanan yang sangat dikenal dan umum dikonsumsi oleh masyarakat, tidak terkecuali anak sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan pada siswa SDN Rawamangun 01 Pagi Jakarta Timur. Disain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional dengan total sampel adalah seluruh siswa kelas 4 dan 5 (n=150).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan gizi dan makanan jajanan, besar uang jajan, kebiasaan membawa bekal, pengaruh teman sebaya, dan pengaruh orangtua dengan kebiasaan konsumsi makanan jajanan. Perlu dilakukan upaya peningkatan pengetahuan terkait gizi dan makanan jajanan pada siswa dan orangtua melalui kegitan penyuluhan yang hendaknya rutin dilakukan oleh SDN Rawamangun 01 Pagi.

Street/snack food is one type of food is very well-known and commonly consumed by all ages, including school children. The purpose of this study was to determine the factors associated with snack food consumption behavior in students of SDN 01 Rawamangun Pagi, Jakarta Timur. Research design used in this study is a cross sectional and total sample was all students grades 4 and 5 (n=150).
Result in this study showed that there was a relationship between knowledge of nutrition and food snacks, pocket money, a packed for lunch habits, peer influence and parental influence with street/snack food consumption behavior. The researcher suggest that school should improve knowledge about nutrition and street/snack food to their student and parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Wijayanti
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko makanan dan minuman jajanan pada anak sekolah dasar di Kabupaten Sukabumi tahun 2012. Data sekunder yang digunakan bersumber dari data BBTKL-PP Jakarta. Dari hasil uji statistik yang dilakukan menemukan hubungan yang bermakna antara cuci tangan dan kebersihan pribadi dengan hasil uji bakteriologis E. coli serta cuci tangan dengan hasil uji bakteriologis Bacillus cereus (p<0,05). Akhirnya disarankan bahwa masih perlu dilakukan penyuluhan pentingnya PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) serta CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun) bagi komunitas sekolah (guru, murid dan pedagang jajanan di sekolah), pemberdayaan UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) dan penyediaan fasilitas sanitasi di sekolah-sekolah, terutama tempat cuci tangan dan alat makan.

The research is aimed to know risk factor snacks food and drinks on children elementary school in Sukabumi Distric year 2012. The data was used from BBTKL – PP Jakarta. The resulted from statistical test founded relationship meaningfully between hand wash and personal hygiene with bacteriologis E. Coli test result and hand wash with bacteriologis Bacillus cereus (p<0,05) test result. Finally, that sugested need to do counseling of Clean and Healthy Living Behavior, and Washing Hand Wearing Soap for school comunity ( teacher, children, and school food traders), School Healthy Unit Empowerment, and provision of sanitation fasility in schools, especially washbowl and cutlery."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44335
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rafqi
"Anak usia sekolah yang sehat merupakan asset pembangunan bangsa. Keberadaan makanan di sekolah sangat penting, karena akan memenuhi 25-36% kebutuhan energi harian anak. Kebiasaan makan yang tidak sehat (kurang gizi) dapat menyebabkan stunting (perlambatan pertumbuhan anak); penyakit kardiovaskuler, kanker, diabetes dan osteoporosis, sementara untuk jangka pendek dapat menyebabkan dental caries, anemia, overweight dan obesitas. Hasil pengujian Badan POM tahun 2008-2010, menunjukkan 40-44% jajanan anak sekolah secara nasional tidak memenuhi syarat keamanan pangan. Kebijakan Aksi Nasional menuju pangan jajanan anak sekolah (PJAS) yang aman bermutu dan bergizi, merupakan salah satu upaya meningkatkan mutu pangan jajanan anak sekolah dengan cara memberdayakan komunitas sekolah secara mandiri mengawasi pangan jajanan di lingkungannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan Aksi Nasional PJAS di kota Batam beserta efektifitasnya dengan menggunakan analisa implementasi kebijakan dari Mazmanian dan Sabatier. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi dokumen.
Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa implementasi kebijakan Aksi NAsional PJAS di kota Batam sudah terlaksana cukup baik, namun tidak berjalan efektif karena ketidaktepatan dalam menentukan indikator kinerja, tidak ada NSPK terkait peran, tugas dan tanggung jawab kelompok pelaksana, tidak ada strukturisasi pelaksanaan kebijakan tersebut, dan tidak ada dukungan langsung dari DPRD dan Pmerintah kota Batam. Komitmen dari Pemerintah daerah kota Batam masi kurang, karena pengawasan pangan jajanan anak sekolah ini belum menjadi proritas dalam pembangunan kota Batam.

Healthy school-age children is a nation-building assets. The presence of food in schools is very important, because it will meet 25-36% of daily energy needs children. Unhealthy eating habits (malnutrition) may cause stunting (slowing the growth of children); cardiovascular disease, cancer, diabetes and osteoporosis, while in the short term can lead to dental caries, anemia, overwight and obesity. Test results of Badan POM RI (National Agency of Drug and Food control) in 2008-2010, showed 40-44% of school children nationwide snacks do not meet food safety requirements. National Action policy toward food snacks schoolchildren (PJAS) quality safe and nutritious, is one effort to improve the quality of food hawker school children by empowering school community independently oversee hawker food in the environment.
This study aims to look at the factors that influence the implementation of the National Action policy PJAS in Batam city and along efektitasnya by using analysis of policy implementation Mazmanian and Sabatier. The study was conducted with qualitative methods, data collection is done through in-depth interviews and document.
Results of the study showed that the implementation of the National Action policy PJAS in Batam city has done quite well, but is not effective, because of inaccuracy in determining the performance indicators, no NSPK related roles, duties and responsibilities of the executive, there is no structuring the implementation of the policy, and there is no direct support from the parliament and the Government of the city of Batam. The commitment of the local government of Batam city is still lacking, because the snack food supervision of school children has not been a priority in the development of the city of Batam."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T42992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>