Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114887 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simarmata, Sondang
"Remaja merokok bukanlah hal yang mengagetkan lagi, berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 prevalensi umur pertama kali merokok penduduk provinsi Riau (umur 15-19 tahun) sebesar 49.5 % lebih tinggi dari prevalensi nasional yaitu 43.3 %, dengan peningkatan jumlah perokok tersebut akan sangat membahayakan status kesehatan masyarakat dimasa depan.
Penelitian ini membahas tentang perilaku merokok pada siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok di Kecamatan Bangkinang Barat Kabupaten Kampar, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku merokok pada siswasiswi Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok serta faktor-faktor yang berhubungan dengannya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan jumlah sampel 150 orang siswa dan siswi dengan pengambilan sampel proportional stratified random sampling.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin, sikap, keterjangkauan terhadap rokok, keterpaparan iklan promosi rokok, perilaku merokok anggota keluarga dan perilaku merokok teman terhadap perilaku merokok responden. Berdasarkan hasil penelitian untuk melindungi remaja disarankan untuk memasukkan kurikulum bahaya merokok pada pelajaran bimbingan konseling, mengoptimalkan Usaha Kesehatan Sekolah dan kegiatan Palang Merah remaja serta mengoptimalkan peraturan kawasan bebas asap rokok dilingkungan sekolah dengan memberikan sanksi jika peraturan dilanggar.

Adolescent smoking is not a surprise anymore, based on data Riskesdas in 2010 the prevalence of smoking population ages the first time the province of Riau (age 15-19 years ) was 49.5% higher than the national prevalence is 43.3%, with an increasing number of smokers would be very dangerous to the future health status.
This study discusses the behavior of smoking in junior secondary school students in Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok Bangkinang barat, Kampar district, the purpose of this study was to determine the picture of smoking behavior in students of Madrasah Tsanawiyah Negeri Model Kuok, and the factors associated with it. This study uses quantitative methods with cross-sectional study design (cross sectional) with a sample of 150 were male and female students.
The results of this study found that there is a relationship between gender, attitude, affordability of cigarettes, cigarette promotional advertising exposure, smoking behavior of family members and friends smoking behavior of smoking behavior of respondents. Based on the results of research in order to protect teenagers are advised to include the dangers of smoking in the subject curriculum counseling, optimizing School Health Efforts and Red Cross youth activities and to optimize the regulatory environment smoke-free area schools with sanctions if rules are violated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alamsyah
"Diare merupakan salah satu prioritas program pemberantasan penyakit menular di Indonesia. Dimana angka kesakitan diare pada semua golongan umur masih tinggi yaitu 280 per 1000 penduduk, episode diare pada balita 1,5 kali per tahun, sedangkan angka kematian balita karena diare 2,5 per 1000 balita yang merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita. Penelitian ini dilakukan di 4 Kecamatan (Bangkinang Barat, Bangkinang, Kampar dan Tambang) Kabupaten Kampar, dengan alasan masih tingginya kejadian diare, dimana pada tahun 2001 terdapat 1.200 balita (53,38%) menderita diare dari keseluruhan balita yang menderita diare pada 13 Kecamatan di Kabupaten Kampar.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih keluarga dan balita, faktor keluarga ibu balita serta faktor sanitasi lingkungan dengan kejadian diare pada balita, unit analisanya adalah keluarga yang mempunyai anak umur lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari 5 tahun (balita). Adapun desain penelitiannya adalah " Kasus Kontrol " dengan jumlah sampel kelompok kasus sebanyak 137 responden dan kontrol juga sebanyak 137 responden.
Dari 19 sub hipotesis yang diajukan, ternyata hanya 10 sub hipotesis yang terbukti berhubungan secara bermakna dengan kejadian diare pada balita, sedangkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah tempat pembuangan sampah yang tidak baik dengan risiko (OR) sebesar 3,27.
Hasil analisis model akhir dengan interaksi menunjukkan bahwa faktor yang secara bersama-sama berhubungan dengan kejadian diare pada balita adalah interaksi kebiasaan balita menghisap jari tangan/mainan dengan tempat pembuangan sampah yang tidak baik, pendapatan keluarga rendah dan pengetahuan kesehatan rendah dengan risiko (OR) masing-masing sebesar 3,56 , 2,08, dan 1,82. Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar disarankan perlu adanya penyuluhan yang lebih menekankan pada aspek kesehatan lingkungan, kebersihan perorangan dan penyakit diare itu sendiri dengan model dan bahasa yang lebih mudah dipahami dan dimengerti. untuk menarik partisipasi masyarakat dalam hal pembuangan sampah yang baik dan benar perlu adanya bantuan stimulan tempat pembuangan sampah yang memenuhi syarat sesuai dengan kondisi daerah setempat.

Diarrhea is one of priority program to eliminate disease contaminate in Indonesia. Wherever the number of diarrhea disease is high, 280 per 1000 population, diarrhea episode for children under five years old 1,5 diarrhea per year and then the number of disease cause of diarrhea is 2,5 per 1000 children under five years old which the two number of souse for them. This research have done in four sub district (Bangkinang Barat, Bangkinang, Kampar and Tambang) Kampar regency, the reason is diarrhea disease still high, wherever in year 200I has 1.200 children under five years old (53,38%) diarrhea disease from at all the area is 13 sub district in Kampar regency.
In general the purpose of this research is to know how far the relationship sanitation of life family, family mother of children under five years old and sanitation environment with diarrhea to children under five years old, unit of analysis is family have children under five years old. The design of research is "Case Control" whit sample the case is 137 respondents and the control is 137 respondents.
From 19 sub hypothesis, just I0 sub hypothesis have correlation, it means that diarrhea disease to children under five years old, however the dominant factor is throw rubbish place is not good with odds ratio (OR) is 3,27.
The last of technique analysis with interaction that are together to relationship diarrhea disease to children under five years old is finger calculate or toy with rubbish throw place is not good, family in come is low too with odds ratio (OR) they are 3,56 , 2,08 and 1,82. It is necessary that Dinas Kesehatan Kabupaten Kampar give explanation focusing on environmental health, personal hygiene and diarrhea with simpler language so that it will be easier to be understood. To attract the society's attention on appropriate disposal waste a stimulant which is qualified is needed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hesti Handayani
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor (karakteristik, keterjangkauan, pengetahuan, sikap, dan keterpaparan terhadap iklan rokok) yang berhubungan dengan perilaku merokok remaja di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan sampel berjumlah 166 siswa yang diambil dengan metode stratified random sampling dan kuesioner sebagai alat ukur penelitian.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 30,1% responden merokok, 48,8% berjenis kelamin laki-laki dan 12,8% perempuan. Sejumlah 33,3% responden yang merokok berumur 14-15 tahun dan 25,4% berumur 12-13 tahun. Berdasarkan hasil uji khai kuadrat terdapat 4 variabel yang memiliki hubungan signifikan dengan perilaku merokok pada siswa-siswi MTs Negeri 1 Kota Bekasi: jenis kelamin, keterjangkauan terhadap rokok, sikap terhadap rokok, dan keterpaparan terhadap iklan rokok di media massa dan point of sales.

The purpose of this research is to determine factors (characteristics, affordability of cigarettes, knowledge of cigarettes impact, attitudes to cigarettes, and cigarette advertising exposure) that associated with adolescent smoking behavior in Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Bekasi. This research used cross sectional design with 166 samples collected by stratified random sampling method and questioner as research instrument.
The result of this research showed that 30,1% respondents smoking, 48,8% are male and 12,8% are female. About 33,3% respondents who smoke are 14-15 years old and 25,4% are 12-13 years old. According to chi square test, there are 4 variables which have significant related with smoking behavior of students in Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 1 Kota Bekasi: gender, affordability of cigarettes, attitudes to cigarettes, and exposure to cigarette advertising in mass media and point of sales.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wira Dharma
"Masa remaja merupakan fase penting dalam kehidupan seseorang, dimana pada ihse tersebut terjadi perubahan baik secara biologis maupun psikologis. Perubahan ini akan menyebabkan perubahan perilaku seksual yang harus disikapi dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah.
Perilaku seksual adalah seluruh tingkah laku yang didorong oleh adanya hasrat seksual baik dengan lawan jenis ataupun sesama jenisnya. Manifestasi yang bennacam-macam dari perilaku seksual ini sering menyebabkan masalah selama masa remaja seperti hubungan seksual pranikah, aborsi, penyakit menular seksual dan juga HIV/AIDS.
Tujuan penelitian adalah untuk rnengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual siswa SMA di Kecamatan Bangkinang tahun 2008. Manfaat penelitian adalah untuk memberikan masukan kepada pembuat keputusan dan pelaksana program kesehatan dalam melakukan pembinaan kepada remaja sebagai pribadi yang berkembang.
Desain penelitian menggunakan cross sectional dan melihat hubungan antara faktor predisposisi dan penguat dengan perilaku seksual siswa SMA di Kecamatan Bangkinang Faktor predisposisi meliputi umm, jenis kelamin, pengetahuan dan sikap. Faktor penguat meliputi nilzzi moral dalam masyarakat keharmonisan keluarga, pengaruh Ieman sebaya, lingkungan pendidikan dan keterpaparan oleh media informasi.
Penelitian dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2008. Lokasi penelitian adalah Kecamatan Bangkinang Kabupaten Kampar Propinsi Riau dengan populasi seluruh siswa SMA di Kecamatan Bangkinang. Sampel dipilih secara acak sederhana berjumlah 432 orang. Pengambilan data dilakukan dengan meminta responden untuk mengisi kuisioner.
Hasil penelitian mendapatkan adanya 27 orang responden (6,3%) yang telah melakukan hubungan seksual pranikah, dimana 3 orang responden atau pasangannya hamil dan semuanya menggugurkan kandungan sendiri atau dengan bantuan dukun. Responden yang memiliki perilaku seksual beresiko sebesar 152 responden atau 35,2%. Faktor yang memiliki hubungan bemrakna dengan perilaku seksual adalah nilai moral dalam masyarakat, pengaruh teman sebaya dan ke/terpaparan oleh media informasi. Responden dengan nilai moral masyarakat yang longgar berpeluang memiliki perilaku seksual beresiko 1,8 kali dibandingkan siswa dengan nilai moral dalam masyarakat yang ketat setelah dikontrol oleh faktor pengaruh teman sebaya dan faktor keterpaparan oleh media informasi. Siswa yang terpengaruh oleh teman sebayanya berpeluang memiliki perilaku seksual beresiko 2,6 k li dibandingkan siswa yang tidak terpengaruh teman sebayanya setelah dikontrol oleh faktor nilai moral dalam masyarakat dan keterpaparan oleh media infonnasi. Siswa yang terpapar oleh media informasi berpeluang memiliki perilaku seksual beresiko 3,3 kali dibandingkan dengan siswa yang kurang terpapar oleh media informasi, setelah dikontrol oleh faktor nilai moral dalam masyarakat dan pengaruh teman sebaya. Diperoleh hasil bahwa keterpaparan oleh media informasi merupakan faktor yang paling dominant berhubungan dengan perilaku seksual beresiko setelah dikontrol oleh nilai moral dalam masyarakat dan pengaruh teman sebaya.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar para pembuat kebijakan mengeluarkan peraturan tentang pemasangan software antipomografi pada setiap penyedia jasa intemet, mengadakan pelatihan konselor bagi teman sebaya, pembatasan I-IP berkamera di lingkungan sekolah, dan memperbanyak materi kesehatan reproduksi yang bertanggungiawab untuk seluruh siswa SMA
This the important life phase in someone life, at this phase the changed happened meaning by biological and psychological. This change will cause the behavioral change of sexual attitude which must carefully faced in order not to generate problem.
Sexual behavior is the entire adolescent behaviour pushed by existence of good sexual ambition with its oposite gender and or its sesame type. Too many kinds of this sexual behavior manifestation will often cause the problem of during teen-age, like a prcmarital sexual intercourse, abonion, sexual contagion as well as HIV I AIDS.
The research aim to to know the factors that related to sexual behavior of Senior High School students at Bangkinang District in year of 2008. This Research benefit is to give the input to decision maker and reproduction health programmer in conducting construction to adolescent as an cxpandent person.
The research use cross sectional designed to see the relation between the predisposing and reinforcing factors with sexual behavior of SMA student in Bangkinang District. Predisposing factors cover the age, gender, knowledge and attitude. Reinforcing factor cover asses the moral in society, the family harmonious, friend influence coeval, mileu of school and exposurcd by media of information.
Research conducted in Februari and March 2008. Research location is in District of Bangkinang of Kampar regents Riau Province, with the entire population student SMA in District Bangkinang. Sampel selected at random modestly amount to 432 people. Data intake conducted by asking for responder to fill questioner.
Result of the research get 27 responder ( 6,3%) which have done the premarital sexual intercourse, whcrc 3 responder or their couple was pregnant and altogether abon the pregnance by themself or constructively soothsayer. The responder who owning high risk sexual behaviour is about 152 responder or 35,2%. Factors that have significant relation with sexual behaviour is moral value in society, friend influence coeval and media of information exposure. Responder with the diffuse society moral value have opportunity to have the high risk sexual behavior l,8 times compared to student with the moral value in tight society after controlled by factor of friend influence coeval and media of information exposure. Student affected by friend coeval have opportunity to have the high risk sexual behavior 2,6 _times compared to a student which is not affected by a friend coeval alter controlled by factor assess the moral in society and the media of infomation exposure. Student which media of infomation exposure have opportunity to have the high risk sexual behavior 3,3 times compared to a less student of media exposure, after controlled by factor assess the moral in society and friend influence coeval.
Obtained by the result that media of information exposure represent the most of dominant factor that relate to the high risk sexual behavior alter controlled by moral value in society and iiiend influence coeval. Pursuant to research result suggested that all policy maker release the regulation of software antipornography installation in each internet service provider, performing a counselor training to friend coeval, demarcation of camera handphonc in school environment, and multiply the items of responsibly health reproduction entire SMA student.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnita
"HIV-AIDS telah berkembang menjadi masalah kesehatan global termasuk di Indonesia. Persentase kumulatif kasus AIDS tertinggi berdasarkan cara penularan di Indonesia adalah melalui hubungan seks tidak aman pada heteroseksual (71%). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain rapid assesment procedures (RAP) yang bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku wanita pekerja seks langsung (WPSL) mewajibkan penggunaan kondom untuk pencegahan HIV-AIDS di kecamatan Tapung Hulu dengan mengacu pada teori HBM.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan WPSL masih kurang, hambatan yang dirasakan adalah banyak pelanggan yang menolak menggunakan kondom, kemampuan negosiasi dan posisi tawar WPSL yang rendah. Untuk itu, perlu dilakukan upaya program pencegahan dan penanggulangan HIV-AIDS secara komprehensif.

HIV-AIDS has rounded into global health problem, including in Indonesia. Cumulative percentage of highest AIDS case based on way of infection in Indonesia is through coitus is not safe at heterosexual ( 71%). This research is a qualitative research with rapid assesment procedures design aimed to know the description of female sex workers behavior in obliges usage of condom for HIVAIDS prevention in subdistrict of Tapung Hulu by using HBM theory.
Result of research shows knowledge of female sex workers still less, perceived barrier is many clients refuse to using condom, ability of negotiation and bargaining position of them is low too. Therefore, need to be done preventive program and handling effort of HIV-AIDS comprehensively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karin Rachmani
"Malaria merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh sebab itu, masyarakat perlu mendapatkan pengetahuan mengenai malaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria dan faktor-faktor yang berhubungan pada murid Madrasah Tsanawiyah. Penelitian dilakukan dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan mewawancarai responden menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai pertolongan pertama pada malaria. Hasilnya menunjukkan, responden perempuan berjumlah 48 orang (45%) dan laki-laki 58 orang (55%). Tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (7%), cukup 45 orang (42%), dan kurang 54 orang (51%). Sebagian besar (94%) responden pernah mendapat informasi mengenai pertolongan pertama malaria.
Tidak terdapat perbedaan bermakna (p > 0,05) antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, jumlah informasi dan informasi yang paling berkesan). Disimpulkan tingkat pengetahuan pertolongan pertama malaria tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, jumlah sumber informasi, dan informasi yang paling berkesan.

Malaria is a public health problem in Indonesia. Therefore, people need to gain knowledge about malaria. This study aims to determine knowledge level regarding first aid on malaria and related factors of Madrasah Tsanawiyah students. The study was conducted with cross-sectional design. Data was collected on 12-14 August 2009 by interviewing respondents using a questionnaire consisting questions about first aid in malaria. The results show female respondents totaled 48 people (45%) and male respondents 58 people (55%). There are 7 people (7%) with good knowledge level, 45 people (42%) moderate knowledge level, and 54 people (51%) with poor knowledge level.
Most respondents (94%) had received information about first aid on malaria. There were no significant differences (p > 0,05) between knowledge level to respondents characteristics (age, education level, gender, number of information sources, and the most memorable information source). It can be concluded that knowledge level regarding first on malaria considered less and not associated with age, gender, educational level, number of information sources, and the most memorable information source.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Choirurrizqi
"Demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia antara lain di Kecamatan Bayah. Untuk menurunkan angka kematian masyarakat perlu diberikan pengetahuan mengenai DBD dengan memberikan penyuluhan. Agar penyuluhan sesuai target perlu dilakukan survey untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pertolongan pertama pada DBD. Survei menggunakan desain cross sectional pada murid Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MTs). Data diambil pada tanggal 12-14 Agustus 2009 dengan memberikan kuesioner kepada 107 murid yang dipilih secara acak.
Dari penelitian ini di dapatkan 14% murid berpengetahuan baik, 48,6% kurang dan 37,4% memiliki pengetahuan cukup. Pada uji chi-square tidak diperoleh perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan murid MTs mengenai pertolongan pertama pada DBD dengan usia (p=0,334), jenis kelamin (p=0,413), jumlah sumber informasi (p=0,180), sumber informasi berkesan (p=0,667), dan tingkat pendidikan (p=0,057). Disimpulkan tingkat pengetahuan mengenai pertolongan pertama pada DBD masih kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik demografi murid. Oleh karena itu pengetahuan perlu ditingkatkan melalui penyuluhan kepada seluruh murid MTs tanpa memperhatikan usia, jenis kelamin, jumlah sumber informasi, sumber informasi yang berkesan dan tingkat pendidikan.

Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a major health problem in Indonesia such as in Bayah village. To decrease mortality rate, knowledge about first aid on DHF should be given to the community by giving health promotion. To get good result, health promotion should be given based on the knowledge of the community and its related factors. Thus, the survey to study community knowledge and characteristics should be conducted. This cross sectional study was conducted in Madrasah Tsanawiyah Negri Bayah (MTs). The data was collected on 12-14th August 2009 by giving questionnaires to 107 students randomly.
The results showed 14% students were classified as good, 48,6% bad and 37,4% fair. Chisquare test showed no significant different between knowledge level of MTs students on DHF with age (p=0,334), sex (p=0,413), number of source of information (p=0,180), the most impressive source of information (p=0,667), and educational level (p=0,057). In conclusion, knowledge level about DHF first aid was bad and not associated with student demographic characteristic. Thus, the knowledge should be improved through health promotion to all students without considering age, sex, number source of information, the most impressive source of information and educational level.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tutty Aprianti M.
"

Menarche merupakan tanda seorang remaja putri sudah mengalami pubertas. Kesiapan remaja putri untuk menerima menarche tergantung beberapa hat, salah satunya dipengaruhi oleh faktor perilaku orang tua. Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya perilaku orang tua di Kabupaten Purwakarta terhadap putrinya yang mengalami menarche, dengan ruang lingkup penelitian yaitu menggali perilaku orang tua siswa SMPN I yang terletak di daerah perkotaan dan orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Al Huda I yang terletak di daerah pedesaan di kabupaten Purwakarta Desain pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan analisa data yang digunakan yaitu analisa isi dari hasil diskusi kelompok terfokus dan wawancara mendalam.

Basil penelitian ini mendapatkan pengetahuan yang berkaitan dengan menarche pada sebagian besar ibu dari siswa SMPN I Purwakarta sudah baik. Sikap informan terhadap menarche postif Pantangan makanan pada saat menarche yaitu tidak boleh makan nenas, pepaya dan mentimun serta larangan tidur pada siang hari, disamping hal tersebut terdapat juga ketentuan-ketentuan yang lain seperti bila menggunting kuku maka guntingan kukunya harus dikumpulkan dan dicuci pada saat berakhirnya menarche.

Budaya informan terhadap menarche dilakukan dengan berdo'a bersama seperti pengajian atau berdoa sendiri-sendiri. informan tidak membedakan perlakuan terhadap putrinya ketika sedang menarche dengan ketika tidak menarche dan membedakan perlakuan ketika sebelum mendapatkan menarche dengan setelah menarche. Cara mencuci alat kelamin saat menarche dengan menggunakan air dan sabun rmandi.

Hasil penelitian pada ibu dari siswa Mts Al Ruda I desa Cilegong kecamatan Jatiluhur kabupaten Purwakarta diperoleh bahwa pengetahuan yang berkaitan dengan menarche pads sebagian besar informan masih kurang. Sikap informan terhadap menarche masih negatif. Pantangan makanan saat menarche yaitu tidak boleh makan nenas, pepaya, mentimun dan ikan serta larangan tidur pada siang hari , larangan untuk menggunting kuku saat menarche. Budaya informan terhadap menarche yaitu dengan cara berdoa yang dilakukan oleh sesepuh. Informan tidak membedakan perlakuan terhadap putrinya ketika sedang menarche dengan ketika tidak menarche dan membedakan perlakuan ketika sebelum mendapatkan menarche dengan setelah menarche. Cara mencuci alat kelamin saat menarche dengan menggunakan pencuci vagina tradisional, seperti air rebusan daun sirih.

Pada saat divalidasi ke putri informan ternyata informasi yang dikemukakan putri informan dengan informan pada umumnya sama, sedangkan menurut pandangan agama Islam bahwa wanita yang sudah menarche berarti ia sudah mempunyai kewajiban melaksanakan ajaran agama dan Islam tidak menganut faham menstrual tabu. Saran pada penelitian ini ditujukan kepada Departemen Kesehatan, Lembaga Swadaya Masyarakat, Sekolah Menengah Pertama dan peneliti lainnya.

Kepustakaan 43 (1980 -- 2000).


Parent's behavior of the student from Government Junior High School and Private Madrasah Tsanawiyah towards their daughters having menarche in Purwakarta District, 2001.Menarche is puberty sign of young girl. Their readiness to accept it depends on many things, one of them is the behavior of their parents. The problem of this tesis is the unknown parent behavor towards their daughter having menarche in Purwakarta district. The stoup of this tesis is to dig the parent behavior of I Junior high school students in the city and the parent behavior of the Madrasah Tsanawiyah Al Buda i in the rural area of Purwakarta district. The design of the tesis is qualitative design and data analysis used is content analysis and focus group discussion and indepth interview.

The result of this tesis is the better knowledge that related to the menarche in most of the mother of I Junior high school Purwakarta students. The informers' attitudes toward the menarche are positive. The forbidden food during the menarche is pineapple, papaya and cucumber and forbidden to take a nap in the afternoon and also there are some other rules such as when they cut their nails, they must collect and wash them after the end of the menarche.

The culture of the informers toward the menarche is praying either done together or alone, such as pengajian The informers did not differ their attitude to their daughters during and the absence of the menarche and differ the attitude while during and after the menarche. The way of washing the genital area during menarche is by using water and soap. The result of the mothers of Madrasah Tsanawiyah Al-Huda I students in Cilegong village, Jatuluhur country, Purwakarta district towards the menarche knowledge is less. The informers' attitudes are still negative. The forbidden food during the menarche is pineapple, papaya, cucumber and fish and forbidden to take a nap in the afternoon and to cut their nails during menarche. The informers' culture is praying which is done by the elder of the village. The informers did not differ their attitudes to their daughters during and the absence of the menarche and differ the attitude while during and after the menarche. The way of washing the genital area during menarche is by using the tradisional vaginal douching, such of boiling water from sirih leaves. When the validation to the informers' daugters is done, the informations found was the same, while to the Islam point of view says that women who had their menarche means they have the obligation to do the rules of the religion and Islam doesn't recognize the menstrual taboo. Suggestion to this research is directed to Health Department, LSM, Junior High School and other researcher.

References 43 (1980-2000)

"
Universitas Indonesia, 2001
T142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfikri Asril
"Keberhasilan pemberantasan DBD antara lain ditentukan oleh tingkat pengetahuan masyarakat mengenai DBD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan murid MTs Kecamatan Bayah mengenai vektor DBD setelah mendapat penyuluhan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Data diambil pada tanggal 16 - 18 Oktober 2009 dengan mewawancarai 107 murid MTs yang dipilih secara random. Murid tersebut telah mendapat penyuluhan DBD satu bulan sebelum survei. Hasilnya memperlihatkan, murid MTs yang mempunyai tingkat pengetahuan baik sebanyak 3 orang (2,9%), cukup 49 orang (47,1%) dan kurang 52 orang (50%). Responden laki-laki 43 orang (41,3%) dan perempuan 61 orang (58,7%). Murid yang tidak memiliki riwayat sakit DBD sebanyak 93 orang (89,4%). Sebagian besar Murid MTs mendapat informasi tentang DBD dari 2 atau 3 jenis sumber informasi dengan presentase masing- masing 28,8%. Sumber informasi yang paling berkesan adalah petugas kesehatan (59,6%) disusul oleh media elektronik (30,8%). Pada uji Kolmogorov Smirnov, tidak terdapat perbedaan bermakna antara tingkat pengetahuan mengenai vektor DBD dengan jenis kelamin (p=1,000), jumlah sumber informasi (p= 0,601), sumber informasi yang paling berkesan (p= 0,239), dan riwayat sakit DBD (p=1,000). Disimpulkan tingkat pengetahuan murid madrasah mengenai vektor DBD tergolong kurang dan tidak berhubungan dengan karakteristik mereka.

The success of DHF control depends on people?s knowledge level of DHF. The objective of this study was to know the knowledge level of Madrasah Tsanawiyah Bayah students about DHF vector after given education. This cross sectional study was conducted on October 16th-18th 2009 by interviewing 107 students, chosen by random sampling technique. The students got education one month before the survey. The result showed that only 2,9% students had good knowledge, while students that had fair and bad knowledge are 47,1% and 50%, respectively. Forty three students (41,3%) were male while 61 others (58,7%) were female. Students that didn?t have family history of DHF were 93 students (89,4%). Most of the students got information from two and three information sources. The most impressive source was medical personels (59,6%); while information from electronic media hold the second position (30,8%). Kolmogorov Smirnov analysis test showed no significant differences between knowledge level of DHF vector and sex (p=1,000), the number of information sources (p=0,601), the most impressive source (p=0,239), and family history of DHF (p=1,000). It was concluded that the knowledge level of the students about DHF vector was bad and not associated with student?s characteristic."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yekti Wahyuni
"Tesis ini secara umum mengeksplorasi bagaimana sistem tenurial lahan dan sumber daya alam yang dijalankan oleh masyarakat matrilineal. Secara khusus tesis ini menelusuri posisi perempuan dalam sistem tenurial lahan dan sumber daya alam di masyarakat matrilineal tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif berperspektif feminis dengan menggali secara mendalam sejarah dan pengalaman hidup perempuan. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan penelusuran sejarah suku, silsilah keluarga, sejarah kehidupan perempuan, wawancara mendalam, diskusi terfokus dan observasi terlibat. Teori yang digunakan adalah ekologi politik feminis Feminist Political Ecology . Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam sejarah pembukaan dan pengolahan lahan dan sumber daya alam. Perempuan berperan sama dengan laki-laki ketika membuka lahan, berladang kemudian mengolahnya menjadi kebun. Perempuan juga berperan dalam sejarah berkembangnya sebuah perkampungan. Perkebunan dan tanah yang telah diolah kemudian dimiliki oleh perempuan. Perempuan juga secara aktif terlibat dalam pembangunan desa yakni dengan memberikan sebagian tanahnya kepada suku lain yang memerlukan pemukiman. Di tingkat keluarga inti dan keluarga saparuik sumber daya dan lahan matrilineal dikelola oleh perempuan meliputi kebun karet, ladang, tanah dan rumah. Tradisi matrilineal dalam sistem tenurial lahan dan sumberdaya alam masih berlangsung hingga kini. Namun demikian, sumber daya matrilineal mengalami tekanan yang dipengaruhi oleh nilai, ekologi dan politik. Walau perempuan merupakan subyek utama dalam tradisi waris sumberdaya matrilineal, namun perempuan bukan pemegang otoritas atas tata kuasa lahan dan sumberdaya matrilineal. Kepemilikan hak perempuan atas tanah hanya klaim de-facto . Ini berarti bahwa meskipun perempuan adalah subjek utama dalam tradisi pewarisan, namun perempuan tidak memiliki otoritas untuk klaim de-jure di tingkat yang lebih tinggi, baik pada tingkat suku dan nagari. Selain itu, perempuan tidak terwakili dalam struktur suku dan kelembagaan adat di masyarakat matrilineal di Gajah Bertalut. Lebih jauh, kepemimpinan adat oleh perempuan tidak pernah terjadi di dalam suku maupun nagari. Perubahan sistem tenurial lahan dan sumber daya alam mulai terjadi melalui pengambilan keputusan oleh laki-laki datuk selaku pemimpin adat, yakni sebagai pemegang kekuasaan di tingkat suku dan nagari, serta melalui berkembangnya konsep kepemilikan individu atas nama laki-laki. Program-program yang dikembangkan pemerintah dan LSM menempatkan laki-laki sebagai Kepala Keluarga dan pemimpin di tingkat keluarga inti/rumah tangga. Hal ini menyebabkan kerancuan dalam keberlangsungan sistem tenurial lahan dan sumber daya alam di masyarakat matrilineal. Kata Kunci: posisi perempuan, matrilineal, tenurial lahan, sumber daya alam.

This thesis explored how land tenure and natural resources systems are run by the matrilineal community. It is also the thesis talked particularly in how the position of women in land tenure and natural resources systems especially in the matrilineal society. The research was a qualitative research and used feminist perspective by deeply explore herstory and life experience of women. Data collection techniques were conducted by tracing the herstory of tribes, family pedigrees, women 39 s life herstory, in depth interview, focused group discussions and observation. The data was analyzed by using the Feminist Political Ecology theory. The results of the research showed that since the village established, the women has the same role as men in land clearing, farming and rubber planting. The plantation and its land were then owned by the women. Women also actively involved a role in the herstory of the development of the village by giving part of her land to other clan as necessary. Women is manager of land and resources matrilineal in the core and extended family level, including rubber plantations, fields, land and houses. The matrilineal tradition in land and natural resource tenure systems has been run for long time ago and it still prevail until now . However, matrilineal resources are under pressure that is influenced by value, ecology and politics. The women ownership right on the land is only ldquo de facto claim rdquo . It means that although the women are the main subject in the tradition of inheritance, however the women do not have an authority for ldquo de jury claim rdquo on high level clan and nagari structure. In addition, women are not represented in tribal and institutional structures of adat in matrilineal societies in Gajah Bertalut Village. Furthermore, indigenous leadership by women has never occurred in tribes or nagari. Changes in land tenure and natural resources systems began through decision making by datuk as adat leader, as well as through the development of the concept of individual ownership in land the name of men. Programs developed by government and NGOs had placed the men as heads of the households and leaders at the core family household level thus these led to obscure the sustainability of land tenure and natural resources systems in the matrilineal community. Keyword women position, matrilineal, land tenure and natural resources.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51483
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>