Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 93784 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herni Budiyanti
"Kegiatan logistik di rumah sakit mempunyai peran yang sangat besar karena berkaitan dengan semua unit pelayanan di rumah sakit. Pembelanjaan terbesar rumah sakit setiap bulannya adalah untuk pembelian obat-obatan dan bahan habis pakai. Banyak dan beragamnya item obat yang harus disiapkan untuk pelayanan sehingga mempunyai nilai investasi yang paling besar dengan persediaan lainnya, di Rumah Sakit Risa Sentra medika sekitar 49-56% pembelanjaan obat dalam trimester pertama tahun 2012 dibandingkan dengan total biaya operasional Rumah Sakit Risa Sentra Medika. Gudang farmasi RS Risa Sentra Medika belum melakukan perhitungan safety stock yang sesuai sehingga sering terjadi kekosongan stock. Oleh karena itu, maka untuk menjaga agar stock selalu tersedia saat dibutuhkan maka perlu di adakan sistem pengendalian persediaan obat yang sesuai seperti pengendalian persediaan dengan safety stock.
Jenis penelitian ini adalah analitik kualitatif untuk melihat perhitungan safety stock di Rumah Sakit Risa Sentra Medika selama periode Januari hingga Maret 2012. Obat antibiotik yang fast moving di bulan januari dengan jumlah 84 item dengan nilai persediaan sebesar Rp 126.889.911, pada bulan februari sebanyak 93 item dengan nilai persediaan Rp 135.524.014 dan pada bulan maret 2012 di dapatkan 85 item antibiotik yng tergolong fast moving dengan nilai persediaan Rp 117.021.085 berarti jumlah total pembelian dalam tiga bulan adalah Rp 379.435.010 sehingga didapatkan rata-rata pembelian perbulan adalah Rp 126.478.337. Data penjualan ini diolah menjadi rencana anggaran pembelian obat-obatan khususnya golongan antibiotika yang fast moving.
Peneliti menyarankan untuk perhitungan safety stocknya menggunakan metode pemakaian maksimum dikurangi pemakaian rata-rata dikalikan dengan lead time. Metode ini sederhana namun bisa diterapkan. Peneliti juga menyarankan untuk membuat rencana anggaran berdasarkan omset.

Logistics activities in hospitals have a very big role as it pertains to all service units in hospitals. Largest expenditure is the hospital every month for the purchase of medicines and consumables. Many and varied items that drugs should be prepared for the ministry which has the largest value of investments with other supplies, in Risa Sentra Medika Hospital of approximately 49-56% drug spending in the first trimester of 2012 compared to the total operational cost of Risa Sentra Medika Hospital. Risa Sentra Medika Hospital pharmacy logistic has not made the appropriate safety stock calculations that are common stock blanks. Therefore, it is to keep the stock is always available when needed it is necessary to invent a drug inventory control system such as inventory control in accordance with safety stock.
This type of qualitative research is to see the analytic calculation of safety stock in Risa Sentra Medika Hospital from January to March 2012. Antibiotic drugs are fast moving in January to 84 the number of inventory items with a value of Rp 126 889 911, in February a total of 93 items with a value of Rp 135 524 014 inventories in March 2012 and get 85 items in yng antibiotic belonging to the fast moving supply of Rp 117 021 085 the total number of purchases within three months is Rp 379 435 010 so we get the average purchase per month is Rp 126 478 337. Sales data is processed into the budget plan the procurement of medicines particularly fast moving class of antibiotics.
Researchers suggest stocknya safety calculations using the maximum use of reduced consumption multiplied by the average lead time. The method is simple but can be applied. Researchers also suggested creating a budget plan based on turnover.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31291
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Ayu Eka Tirta Arini
"Tesis ini membahas operasi di Rumah Sakit Risa Sentra Medika tahun 2016 dan faktor-faktor yang berhubungan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan Cross Sectional Study. Sampel diambil secara acak, yaitu 235 lembar informed consent pada rekam medis pasien operasi bulan Januari hingga Desember 2016 di Rumah Sakit Risa Sentra Medika serta pengisian kuisioner oleh 10 orang dokter spesialis.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengisian lembar informed consent pada pasien operasi di Rumah Sakit Risa Sentra Medika tahun 2016 adalah 21 item terisi atau sebesar 61% dan bagian yang paling banyak tidak terisi adalah bagian pemberian informasi yaitu sebesar rata -rata 7 item terisi (41%). Bagian informasi yang paling jarang diberikan adalah informasi tentang alternatif tindakan, yaitu hanya sebanyak 51 lembar dari 235 lembar informed consent yang didata (21,7%).
Berdasarkan uji korelasi Spearman Rank, faktor yang memiliki hubungan dengan kelengkapan pengisian informed consent tersebut adalah faktor motivasi dan jenis tindakan operasi. Hal yang dapat disarankan adalah melakukan penyegaran pengetahuan tentang informed consent dan komunikasi efektif kepada dokter spesialis; lembar informed consent juga perlu dikaji ulang agar sesuai aturan identifikasi pasien.

This thesis discusses the completeness of informed consent in surgery patients at Risa Sentra Medika Hospital in 2016 and related factors. This research is a quantitative research with cross sectional study design. Samples were taken at random, ie 235 informed consent sheets in medical records of surgery patients from January to December 2016 at Risa Sentra Medika Hospital and filled out questionnaires by 10 specialist doctors.
The results showed that the average of filling of informed consent sheet in operation patients at Risa Sentra Medika Hospital in 2016 was 21 items filled or 61% and the most unfilled part was the information giving section which was 7 items in average (41%). The most rarely informed section of information is information on alternative actions, ie only 51 sheets of 235 informed consent sheets (21.7%).
Based on Spearman Rank correlation test, factors that are related to the completeness of the filling of informed consent are motivational factors and types of surgical measures. It may be suggested to refresh knowledge of informed consent and effective communication to a specialist; the informed consent sheet also needs to be reviewed to fit the patient identification rules.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.G.L. Roni Supatra
"Pemanfaatan pelayanan bersalin bersifat personal dan dapat dipengaruhi oleh mutu layanan rawat jalan di rumah sakit. Sebanyak 77,5% pasien ibu hamil di unit obstetri rawat jalan RS Risa Sentra Medika tidak memilih bersalin di rumah sakit tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan bersalin pada pasien ibu hamil di unit obstetri rawat jalan Rumah Sakit Risa Sentra Medika. Dengan desaign cross sectional dengan jumlah sampel 104 reponden. Untuk menggali lebih mendalam permasalahan rendahnya pemanfaatan pelayanan bersalin, penelitian dilengkapi dengan pendekatan kualitatif melalui diskusi kelompok terarah dengan pihak manajemen mengenai permasalahan yang ada. Jarak dan waktu tempuh menjadi variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan bersalin dari hasil penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Berbeda dengan hasil pendekatan kualitatif yang memperlihatkan bahwa justru fasilitas yang lebih mempengaruhi pemanfaatan pelayanan bersalin pada pasien ibu hamil di unit obstetri rawat jalan di rumah sakit ini.
Rekomendasi yang dapat diajukan dari penelitian ini diharapkan untuk memperbaiki fasilitas di unit obstetri rawat jalan RS Risa Sentra Medika atau merelokasinya sehingga pasien ibu hamil akan merasa lebih nyaman. Diharapkan manajemen RS Risa Sentra Medika melakukan Customer Relationship Management pada pasien ibu hamil yang melakukan antenatal care di unit obstetri rawat jalan RS Risa Sentra Medika, serta melakukan pendirian klinik rawat inap atau klinik bersalin sebagai jejaring RS Risa Sentra Medika, dengan terlebih dahulu melakukan studi kelayakan.

The Utilization of maternity service are personal and could be influence by the quality of outpatient service in hospitals. As total of 77.5% of pregnant women patients in outpatient obstetric unit at Risa Sentra Medika Hospital choose not to dilivered at this hospital. The goal of this study is to determine the factor affecting the utlization of maternity service for pregnant patients in aoutpatient hospital obstetric unit at Risa Sentra Mediak Hospital. The study was condected with a cross sectional design, the number of samples taken by 104 respondents. To probe about the low utilization of maternity service, this study equipped with qualitative research through focus group discussions with management and a quantitative study. The quantitative study results that distance and time as factors related to service utilization. Through a qualitative approach to the results obtained show a different matter where the facilities is a further factor affecting the utilization of maternity service that may be filed.
Recommendations of the study were expected the Risa Sentra Medika Hospital managemant to improve the facilities on an outpatient obstetric unit or relocated so that the pregnant patient will feel more comfortable. Also encourage Risa Sentra Medika Hospital management to maintain Customer Relationship Management in pregnant patients who did antenatal care in hospital outpatient obstetric unit at Risa Sentra Medika Hospital. Another option is to established inpatient clinic or birthing center as a network for Risa Sentra Medika, by first conducating a feasibility study.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31016
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emma Aprilia
"Dokter adalah tenaga kesehatan yang memiliki peran dan otoritas dalam penulisan resep obat untuk pasien. Proses seleksi dan pemilihan obat seharusnya dilakukan secara rasional dan mengikuti pedoman panduan obat yang ditetapkan oleh World Health Organization. Masih banyak ditemui peresepan obat di luar formularium di Rumah Sakit Risa Sentra Medika, 70 % dari 100% target penggunaan formularium. Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi dokter dalam penulisan resep. Faktor yang mempengaruhi dilihat dari faktor motivasi instrinsik (persepsi, kepentingan, dan aspirasi) faktor ekstrinsik (diagnosis, konsistensi, dan kerjasama), organisasi (kepemimpinan, sosialisasi, supervisi, fee), industri farmasi (promosi dan imbalan), serta implementasi kebijakan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan desain studi kasus. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan dilengkapi dengan observasi dan telaah dokumen sebagai bentuk triangulasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa motivasi dokter dalam menuliskan resep dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain, diagnosis penyakit, kondisi keuangan pasien, imbalan dari hasil kerjasama dengan industri farmasi. Imbalan dari pihak luar memberikan pengaruh yang kuat pada dokter dalam menuliskan resep. Sebagai saran untuk tindak lanjut, diperlukan peraturan yang jelas mengenai penerapan formularium oleh Direktur Rumah Sakit Risa Sentra Medika. Hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam proses pelaksanaan penggunaan formularium adalah pemberian imbalan dan sanksi yang jelas bagi para dokter.

Doctor are health profesionals who have a role and authority in prescribing drugs to patients. Selection process and selection of drugs should be done rationally and follow the guidelines established drug guidelines by the World Health Organization. There are mostly found outside the formulary prescriptions at Risa Hospital Medical Center, 70% of the 100% target of the use of formularies. This study aims to find motivation in the prescribing physician. Factors influencing views of intrinsic motivation factors (perceptions, interests, and aspirations), extrinsic factors (diagnosis, consistency, and cooperation), organization (leadership, socialization, supervision, fee), the pharmaceutical industry (promotion and compensation), as well as policy implementation. The research was conducted with a qualitative approach and case study designs. Primary data obtained from interviews and observations and is equipped with a document review as a from of triangulation. This study concluded that the motivation of doctors in prescribing is influenced by many factors, among others, the diagnosis of diseases, the financial condition of the patient, the rewards of collaboration with the pharmaceutical industry. Remuneration from an outside party provides a strong influence on the prescribing physician. As a suggestion for a follow-up, needed clear rules for the application of the formula by the Director Risa Hospital Medical Center. Another important point to consider in the process of implementing the use of formularies is giving a clear rewards and sanctions for physicians."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31013
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Angelia Suwignjo
"ABSTRAK
Kepemimpinan tranformasional menjadi faktor yang paling penting dalam
membangun iklim keselamatan pasien demi pelayanan kesehatan yang
mengutamakan keselamatan pasien dan mengurangi kejadian tidak diharapkan
(KTD). Indikator kepemimpinan transformasional adalah stimulasi intelektual,
motivasi inspirasional, idealisasi pengaruh, dan konsiderasi individual. Indikator dari
iklim keselamatan pasien adalah komitmen manajemen, pemberdayaan pegawai,
sistem pelaporan, sistem hadiah, dan identitas organisasi. Tujuan penelitian adalah
memperoleh faktor-faktor kepemimpinan yang berpengaruh dalam iklim keselamatan
pasien dan faktor kepemimpinan yang paling dominan berpengaruh dalam iklim
keselamatan pasien di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong. Penelitian kuantitatif
ini dirancang menggunakan metode cross sectional dengan menggunakan kuesioner
dan pengamatan sebagai alat ukur. Hasil penelitian menunjukkan hubungan
signifikan antara faktor kepemimpinan, yaitu motivasi inspirasional dan idealisasi
pengaruh terhadap iklim keselamatan pasien di Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong
Faktor kepemimpinan yang paling dominan dalam iklim keselamatan pasien adalah
idealisasi pengaruh. Dari Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melakukan
pelatihan-pelatihan dan menanamkan identitas organisasi melalui perkenalan visi
misi, falsafah rumah sakit dari pimpinan kepada karyawan.

ABSTRACT
Transformational leadership as one of leadership style become the most important
factor to build a patient safety culture in hospital environment and ensure the
program will run succesfully to promote patient safety hospital services. The
transformational leadership style indicator is intellectual stimulation, inspirational
motivation, idealized influence, and individual consideration. Indicator of patient
safety climate is management commitment, employee empowerment, reporting
system, reward system and organizational identity. The aim of the study was to obtain
every leadership factor that affect patient safety climate and which one is the most
prominent leadership factor that influenced the patient safety climate in Sentra
Medika Cibinong Hospital. This quantitative study was design with cross section
design, the measurement tools for this study was questionnaires and observation. The
result showed a significant correlation between the leadership factors such as
inspirational motivation and idealization influence build the patient safety climate in
Sentra Medika Cibinong Hospital. The prominent leadership factor that shown in this
study is idealization influence. Conclusion of this study is idealization influence and
inspirational motivation to empower the employee through training and instill
organization identity from top management would be beneficial factor."
2014
T38599
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cheria Cahyaningtyas
"Dalam pasar yang sangat kompetitif di dunia perumah sakitan saat ini, diperlukanstrategi pemasaran yang lebih memfokuskan sasaran kegiatannya pada hubungan yangbersifat partnership. Penerapan customer relationship marketing bertujuan menemukanlifetime value LTV dari pelanggan dan lebih meningkatkan efisiensi operasional.Tujuan dari tesis ini adalah untuk mengetahui peran customer care terhadap customerrelationship marketing pasien perusahaan maupun asuransi IKS RS Risa Sentra MedikaMataram. Identifikasi dan evaluasi strategi pemasaran ini dilakukan dengan pendekatansistem. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian inimenemukan bahwa telah dilakukan upaya customer relationship marketing melaluikegiatan customer care, belum berlangsung secara optimal. Dalam hal tersebut, dapatterlihat dari kinerja sumber daya manusia, struktur organisasi, anggaran, sarana yangmendukung kegiatan customer care yang belum sesuai standar. Dalam pelaksanaancustomer relationship marketing menerapkan 4 konsep yaitu developing trust membangun kepercayaan, bonding commitment membangun komitmen, communication komunikasi dan conflict handling penanganan konflik, upaya-upayatersebut telah dilakukan walaupun belum memenuhi target. Maka diperlukan komitmendari semua pihak dalam organisasi, dari mulai direksi sampai ke tingkat pelaksana, danjuga kerjasama yang sinergis dari pihak intern perusahaan dan juga pihak luar.
In today 39 s highly competitive market in hospitals, marketing strategies are needed thatfocus more on the objectives of their activities on partnership relationships. Theimplementation of customer relationship marketing aims to find the lifetime value LTV of customers and further improve operational efficiency. The purpose of thisthesis is to know the role of customer care to customer relationship marketing of patientcompanies and insurance IKS RS Risa Sentra Medika Mataram. The identification andevaluation of this marketing strategy is done by system approach. The type of thisresearch is qualitative descriptive research.
The results of this study found that has beendone customer relationship marketing efforts through customer care activities, has notbeen optimal. In that case, can be seen from the performance of human resources,organizational structure, budget, facilities that support customer care activities that arenot according to standards. In the implementation of customer relationship marketingapply 4 concepts that are developing trust, bonding commitment, communication andconflict handling, these efforts have been done even though they have not met thetarget. It requires commitment from all parties in the organization, from the board ofdirectors to the executor level, as well as synergistic cooperation from the internalcompany and also outside parties.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ratna Sari
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26618
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
"Untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) di gudang farmasi dan jumlah persediaan obat berkurang terus menerus maka perlu menentukan batas minimal pemesanan (ROP) dan jumlah stock pengaman (buffer stock) selama masa tenggang.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Cara pengambilan data adalah wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen dengan jumlah sampel 332 item.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengklasifikasian obat antibiotik berdasarkan pemakaian yaitu fast moving sebanyak 41 item (12,35%), moderate sebanyak 65 item (19,58% ) dan slow moving sebanyak 226 (68,07%) dari total 332 item obat antibiotik.
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan jumlah buffer stock dan Reorder Point (ROP) untuk kelompok fast moving, moderate dan slow moving obat antibiotik di RS Haji bervariasi dan menunjukkan angka dibawah standar ideal.
Untuk itu diharapkan jumlah buffer stock dan ROP di unit gudang RS Haji dapat ditingkatkan lagi untuk mencegah terjadinya kekosongan obat (stock out) sehingga pelayanan dapat terpenuhi tepat waktu dan sesuai kebutuhan.

To prevent a stock out fast decresing in drug stock in pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta, it needs to determine ROP and buffer stock the lead time.
This research uses qualitative and quantitative, Information was obstained from indep interview, observasion and dokumen review with a total sample of 332 antibiotics item.
The results showed that the classification based on the use of antibiotic drugs fast moving (40 items), moderate (66 items) and slow moving (226 items) from the total 332 antibiotic items.
Base on the calculation, the amount of buffer stock and ROP for fast, moderate and slow moving antibiotics are still under the ideal standard.
Therefore, it needs to increase the number of buffer stock ang ROP in the pharmaceutical Unit RS Haji Jakarta in order to give a good pharmaceutical service to the patient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sauzan Pratiwi
"Pelayanan di rumah sakit khususnya farmasi mempunyai alokasi dana yang paling besar. Rumah sakit pemerintah memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi disesuaikan dengan anggaran yang dimiliki. Perencanaan dan pengendalian yang dilakukan oleh instalasi ataupun unit farmasi menjadi hal yang sangat mempengaruhi keberlangsungan pelayanan rumah sakit.
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kota Depok dengan metode kualitatif. Data rekap pemakaian obat di periode Januari-November 2012 menunjukkan ada 6 kelompok obat formularium dengan persentase yang cukup tinggi. Kelompok obat saluran cerna sebesar 8,08%, kelompok obat kardiovaskuler sebesar 8,89%, kelompok vitamin dan mineral sebesar 10,82%, Analgesik, Antipiretik, Anti Inflamasi non steroid, Antipirai sebesar 13,19%, kelompok desinfektan dan antiseptik sebesar 15,46% dan kelompok obat antiinfeksi sebesar 18,25%. Kelompok obat antiinfeksi ini terbagi menjadi antiinfeksi antelmitik, antiinfeksi antibakteri, antiinfeksi khusus, antiinfeksi anitifungi, antiinfeksi antiprotozoa, dan antiinfeksi antivirus. Dari 18,25% penggunaan obat kelompok ini, antiinfeksi antibakteri atau antibiotiklah yang penggunaannya paling banyak sebesar 55,97%.
Berdasarkan data ini penulis tertarik untuk meneliti mengenai perencanaan antibiotik di RSUD Kota Depok. Selain itu dari profil rumah sakit diperoleh data bahwa anggaran RSUD Kota Depok meningkat 24,5% dari tahun 2009 ke tahun 2010. Analisa perencanaan dan pengendalian obat antibiotik periode Januari-November 2012 dengan metode "Analisis ABC" untuk diperoleh data kategori kelompok jumlah pemakaian obat. Selain itu juga diperoleh kategori nilai investasi dari obat antibiotik. Nilai kekritisan obat antibiotik diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh pengguna obat antibiotik. Wawancara mendalam untuk menggali informasi dalam pelaksanaan perencanaan dan pengendalian perbekalan farmasi.
Hasil penelitian Indek Kritis ABC menunjukkan bahwa ada 5 (lima) antibiotik yang termasuk kelompok A adalah Amoksilin trihirdat 500 mg, Sefotaksim Inj 1g, Klindamisin 300mg, Seftriakson Serbuk inj 1g dan Siprofloksasin 500mg. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengadaan RSUD Kota Depok dengan proses tender tampak mengalami kekurangan dari segi manajemen logistik walau begitu RSUD Kota Depok menjalankan sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu Perpres No.54 Tahun 2009.

The service at the hospital pharmacy in particular have the greatest funding allocation. Hospital pharmacy supplies meet the needs of government tailored to your budget. Planning and controlling conducted by pharmaceutical unit or installation into things that greatly affect the sustainability of the service of the hospital.
This research was conducted at the RSUD of Depok city with qualitative methods. The use of a drug data in a period of January to November 2012 show there is a group of drugs formulary with the percentage of which is quite high. A group of drugs gastroduodenal 8,08 %, amounting to a group of drugs as much as 8,89 %, cardiovascular a group of vitamins and minerals 10,82 %, amounting to an analgesic, antipyretic, anti inflammatory non steroids, antipirai 13,19 %, amounting to a group of a disinfectant and antiseptic as much as 15,46 % and a group of drugs antiinfeksi of 18,25 %. A group of drugs antiinfeksi it is divided into antiinfeksi antelmitik, antibacterial antiinfeksi, antiinfeksi specifically, antiinfeksi anitifungi, antiinfeksi antiprotozoa, and antiinfeksi antiviral. From 18.25% of the Group's drug use, antibacterial antiinfeksi or antibiotiklah that its use at most of 55,97%.
Based on this data the authors are interested in researching about antibiotic planning at the RSUD of Depok city. In addition to that of hospital profile retrieved data that budget RSUD of Depok city increased 24.5% from the year 2009 to the year 2010. Analysis of the planning and control of antibiotic drugs from January to November 2012 by the method of ABC Analisis for retrieved data category groups the number of drug usage. It also obtained investment grade category of antibiotic drugs. The value of antibiotic drug inquiries retrieved from the questionnaires filled out by users of antibiotic drugs. In-depth interviews to explore the information in planning and controlling the implementation of pharmaceutical supplies.
Results of the study the critical Index ABC shows that there are 5 (five) of antibiotics that include Group A is Amoksilin trihirdat 500 mg, Sefotaksim Inj 1 g, Clindamycin 300 mg, Powder Seftriakson inj 1 g and Ciprofloxacin 500 mg. of this research it can be concluded that the procurement of the RSUD of Depok city to the tender process appears to lack experience in terms of logistics management however the RSUD of Depok city run in accordance with the regulations applicable to that Precident Regulation No.54 in 2009.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Sri Suardana
"Rumah Sakit Karya Medika adalah salah satu rumah sakit swasta yang terletak di Kabupaten Bekasi. Akibat dari krisis ekonomi yang menyebabkan biaya tinggi serta kebijakan dalam pelayanan kesehatan yang memberi kemudahan dalam mendirikan rumah sakit, sehingga pertumbuhan rumah sakit swasta menjadi pesat, hal ini mengakibatkan persaingan diantara rumah sakit menjadi lebih ketat , baik bersaing dalam meningkatkan mute maupun bersaing dalam menawarkan tarif pelayanan. Dalam menentukan tarif pelayanan yang tepat , maka analisa biaya satuan yang rasional sangat mutlak diperlukan. Instalasi Radiologi Rumah Sakit Karya Medika dalam menentukan tarif pelayanan belum berdasarkan perhitungan analisa biaya satuan yang rasional. Oleh karena itu permasalahannya adalah belum pernah dilakukannya perhitungan analisa biaya rasional di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Karya Medika.
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah pemeriksaan perjenis pemeriksaan Radiologi yang paling besar adalah pemeriksaan Thorax dewasa yaitu sebesar 7540 ( 47,39% ) dan yang paling kecil adalah pemeriksaan Fistulografi yaitu 1 orang. Tarif pemeriksaan yang berlaku saat ini hampir semuanya lebih besar dari perhitungan biaya satuan, kecuali pemeriksaan kepala AP/Lat, dan kepala Sinus Paranasal yang mana tarifnya masih di bawah biaya satuan.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh usulan tarif pemeriksaan rasional 13 pemeriksaan radiologi terpilih untuk kelas II dan III. Tarif yang diusulkan tersebut mempunyai nilai cost recovery rate untuk kelas II berkisar antara I12%-290%, sedangkan untuk nilai cost recovery rate tarif pemeriksaan kelas II berkisar 102%-250%.
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi Rumah Sakit Karya Medika dalam melakukan penyesuain tarif di Instalasi Radiologinya.

Karya Medika hospital is one of the private hospital located in Bekasi district. Due to of economic crisis which cause high expense and also policy in service of health which giving amenity in founding hospital, so that growth of private sector hospital become fastly, this matter result emulation among hospital become more tight , to competate in service quality and offering service tariĀ£ To presenting the expense, need more analyze a various factor of unit cost. So that Installation Radiology Hospital of Karya Medika to presenting the tariff service does not based yet on calculation of rational unit cost. Therefore, the problems is have never been done calculation rational unit cost analysis in Installation Radiology Hospital of Karya Medika.
Result of research shows up the largest amount of Radiology inspection was adult Thorax inspection which is 7540 ( 47,39% ) and smallest is Fistulografi inspection that is 1 people. Inspection tariff applying in this time almost everything bigger than calculations of unit cost, except inspection of head AP / Lat, and head of paranasal sinus the which the tariff of still below/under of unit cost.
Based on research found there are rational tariff should be proposed, 13 radiology inspection obtained for the class of II and of III. Suggested tariffs are : cost recovery rate for the class of II range from 112% - 290%, at while for the value of tariff rate recovery cost inspection of class of III in range of 102%-250 %.
Hopingly the result of this research could be a reference for Karya Medika Hospital in deciding and to adjust tariff at Radiology Installation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>