Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 206283 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Data UNICEF menunjukan bahwa prevalensi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia belum mengalami penurunan yang signifikan selama satu setengah dekade [2000 (11,2%) – 2015 (10%)]. Indonesia berada diurutan ke sembilan di dunia dengan kejadian BBLR terbanyak. Kemudian, bayi yang lahir dengan berat <2500 gram (BBLR) berisiko lebih tinggi mengalami kematian usia dini, pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat, IQ rendah, dan penyakit tidak menular. Salah satu penyebab BBLR adalah anemia yang mana diketahui kekurangan zat besi menjadi salah satu faktor resikonya. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat dicegah dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) selama kehamilan sesuai anjuran (≥90 tablet). Namun, ibu hamil di Indonesia yang mengonsumsi TTD sesuai anjuran masih tergolong rendah (38%). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi TTD pada ibu selama kehamilan terhadap BBLR. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan menganalisis data Riset Kesehatan Dasar tahun 2018. Analisis chi square untuk mengetahui hubungan antara exposure (konsumsi TTD) dan outcome (BBLR) serta variabel lain yang diikutkan dalam penelitian ini. Konsumsi TTD sebagai determinan, dan variabel independen lainnya adalah komplikasi kehamilan, usia gestasi, paritas, riwayat hipertensi, keinginan memiliki anak, usia kehamilan saat K1, frekuensi ANC, umur ibu saat kehamilan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, wilayah tempat tinggal, dan kebiasaan merokok. Ada hubungan signifikan antara konsumsi TTD ibu selama kehamilan dengan kejadian BBLR. Ibu yang tidak mengonsumi TTD minimal ≥90 tablet berisiko 1,12 kali lebih besar untuk melahirkan BBLR (95% CI: 1,02-1,2). Faktor lain yang berhubungan secara signifikan dengan BBLR adalah komplikasi kehamilan, usia gestasi, paritas, riwayat hipertensi, keinginan memiliki anak, frekuensi antenatal care, umur ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan, wilayah tempat tinggal, dan kebiasaan merokok. Diharapkan selama kehamilan ibu rutin mengonsumsi TTD 1 tablet setiap hari minimal 90 tablet, dan rutin melakukan pemeriksaaan kehamilan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi sehingga mencegah kejadian BBLR.

UNICEF data shows that the prevalence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia has not decreased significantly for a decade and a half [2000 (11.2%) – 2015 (10%)]. Indonesia is ranked ninth in the world with the highest incidence of LBW. Then, babies born weighing <2500 grams (LBW) are at higher risk of premature death, stunted growth and development, low IQ, and non-communicable diseases. One of the causes of LBW is anemia where iron deficiency is known to be a risk factor. Iron deficiency in pregnant women can be avoided by taking blood-added tablets (TTD) as long as recommended (≥90 tablets). However, pregnant women in Indonesia who consume iron tablets as recommended are still low (38%). Therefore, this study aims to determine the relationship between maternal consumption of iron tablets during pregnancy and low birth weight. The study design used was cross-sectional by analyzing the 2018 Basic Health Research data. Chi-square analysis was used to determine the relationship between exposure (TTD consumption) and outcome (LBW) as well as other variables included in this study. TTD consumption as a determinant and other independent variables are pregnancy complications, gestational age, parity, history of hypertension, desire to have children, gestational age at K1, frequency of ANC, maternal age at pregnancy, education level, employment status, area of residence, and smoking habits. There is a significant relationship between maternal TTD consumption during pregnancy and the incidence of LBW. Mothers who did not take TTD at least 90 tablets had a 1.12 times greater risk of giving birth to LBW (95% CI: 1.02-1.2). Other factors that were significantly associated with LBW were pregnancy complications, gestational age, parity, history of hypertension, desire to have children, frequency of antenatal care, maternal age, maternal education level, employment status, area of residence, and smoking habits. It is expected that during pregnancy the mother routinely consumes 1 tablet of TTD every day at least 90 tablets, and routinely conducts pregnancy checks to unite the growth and development of the baby to prevent the incidence of LBW."
[Depok;;;, ]: [Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia;;;;;;, ], 2022
S-pdf;;;
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviani
"BBLR merupakan salah satu kontributor terbesar terhadap morbiditas dan mortalitas bayi termasuk kematian neonatal. Penelitian ini bertujuan mengetahui besar hubungan antara BBLR dengan kejadian kematian neonatal dini di Indonesia setelah dikontrol dengan variabel faktor ibu dan pelayanan kesehatan. Desainstudi penelitianini kasus kontrol (1:4) denganmenggunakandatasekunder Riskesdas 2010. Jumlah sampel dalampenelitian ini adalah 720. Metode analisis yangdigunakanRegresi LogistikGanda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Besar Hubungan BBLR dengan kejadian Kematian Neonatal Dini setelah dikontrol oleh variabel lain (tingkat pendidikan ibu, status ekonomi ibu, frekuensi ANC dan komplikasi kehamilan) serta dikontrol pula oleh BBLR yang berinteraksi dengan tingkat pendidikan ibu adalah 22,840 (95% CI : 8,671 – 60,162). Diperoleh dua OR dari hasil perhitungan ORinteraksi yaitu OR11 sebesar 23,028 (95%CI : 18,936-27,121) danOR11 sebesar 22,851(95%CI : 18,759–26,944).
Untuk menurunkan kejadian kematian neonatal dini adalah menurunkan kejadian BBLR melalui deteksi dini (pemeriksaan ANC), meningkatkan frekuensi ANC, ibu yang memiliki komplikasi kehamilan wajib melakukan persalinan di sarana pelayanan kesehatan yang adekuat, penyuluhan dan konseling pada ibu hamil berisiko tinggi dan pendidikan rendah, pemberdayaan ekonomi keluarga yang berstatus ekonomi rendah.

LBWis a factor which acts as main contributor to infant morbidity and mortality including neonatal mortality. Aim of this study is to identify the association between LBW to early neonatal mortality in Indonesia after controlling the variabel factors of characteristics of the mother and health services. Design of study is case control (1:4) and utilize secondary Riskesdas 2010 data. We apply logistic Regression method in this study analyze. Simple size are720.
Study results indicates the closed association between LBW to early neonatal mortality even after contolling the variables, education level and economic status of mother, frequency of ANC visits, complication during related pregnancy and olso the interaction variables of LBW to education level of mother, OR=22.840 (95%CI : 8,671–60,162). Ther a are two OR based on interaction analyze (OR11 = 23,028 (95%CI : 18,936-27,121) and OR11 = 22,851 (95%CI : 18,759 - 26,944).
There are alternative activities that might be implemented in order to decrease early neonatal mortality such as : decline LBW through early detection (ANC examination), increasing frequency of ANC visits, mother who experiance complication during pregnacy are obligated to do delivery in adequat health services, promotion and conseling to high risk pregnant women whom have low education, health insurance (Jamkesmas) and family economic empowerment to mother swho have low income.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maisaroh
"Penelitian ini merupakan analisis data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah kohort retrospektif. Responden penelitian adalah seluruh ibu yang pernah melahirkan selama kurun waktu lima tahun sebelum survei dilakukan, pada kehamilan atau persalinan terakhir. Jumlah sampel 13.587 terdiri dari 1.100 ibu dengan kehamilan tidak diinginkan (terpapar) dan 12.487 ibu dengan kehamilan diinginkan (tidak terpapar).
Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR setelah mengendalikan berbagai faktor lain. Hasil penelitian menunjukkan, pengaruh kehamilan tidak diinginkan terhadap kejadian BBLR berbeda menurut status ekonomi responden.
Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi tinggi berisiko melahirkan BBLR 1,539 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan. Ibu dengan kehamilan tidak diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko 0,658 kali lebih kecil untuk melahirkan BBLR dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi.
Ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi rendah berisiko melahirkan BBLR 0,427 kali lebih kecil dibandingkan ibu dengan kehamilan diinginkan dan status ekonomi tinggi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvi Octen
"Berat badan lahir merupakan indikator pertumbuhan dan perkembangan janin selama masa kehamilan. Berat badan lahir kurang dari 2500 gram digunakan sebagai indikator kesakitan dan kematian bayi. Bukti terkini menunjukkan bahwa berat badan lahir kurang dari 3000 gram meningkatkan risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti penyakit jantung koroner, stroke, hipertensi dan diabetes melitus tipe II di masa mendatang. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian berat badan lahir bayi kurang dari 3000 gram.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional menggunakan data sekunder dari rekam medik Rumah Sakit St. Carolus tahun 2008-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara berurutan terdapat 5,2% dan 31,5% bayi yang memiliki berat badan lahir kurang dari 2500 dan 3000 gram. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pertambahan berat badan selama kehamilan merupakan faktor paling dominan yang memengaruhi kejadian berat badan lahir bayi kurang dari 3000 gram. Faktor lainnya adalah berat badan pra hamil, tinggi badan, pelaksanaan antenatal care, jenis kelamin bayi dan paritas.
Disarankan kepada sektor kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan fokus terhadap program peningkatan berat badan lahir bayi. Program bagi WUS dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan terkait status gizi pra hamil. Sedangkan program bagi ibu hamil dilakukan sebagai upaya untuk mencapai pertambahan berat badan selama kehamilan yang adekuat, salah satunya melalui peningkatan pelaksanaan antenatal care.

Birth weight is an indicator of fetus’s growth and development during pregnancy. Birth weight less than 2500 grams used as indicators of infant morbidity and mortality. Recent evidence suggests that birth weight less than 3000 grams increases the risk of non-communicable diseases such as coronary heart disease, stroke, hypertension and diabetes mellitus type II in the future. Therefore, conducted a study to determine the factors associated with the incidence of infant birth weight less than 3000 grams.
This research is quantitative research with cross sectional design using secondary data from St. Carolus hospital’s medical records in 2008-2012. The results showed that there were 5,2% and 31,5% of infants born weighing less than 2500 and 3000 grams. Multivariate analysis showed that weight gain during pregnancy is the predominant factor affecting the incidence of birth weight less than 3000 grams. Other factors that also affect significantly is pre-pregnancy weight, maternal height, the implementation of antenatal care, infant’s sex and parity.
Recommended for the health sector and other stakeholders to increase the focus on birth weight improvement program. Program for women of childbearing age conducted to increase knowledge related to pre-pregnancy nutritional status. While programs for pregnant women conducted to achieve adequate weight gain during pregnancy by improving the implementation of antenatal care.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muthoharoh
"Metode kanguru telah terbukti mampu meningkatkan berat badan bayi dengan berat lahir rendah dan mempersingkat lama hari rawat, akan tetapi dua hal tersebut juga dipengaruhi oleh pemberian nutrisi yang optimal khususnya ASI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas perawatan metode kanguru terhadap kenaikan berat badan dan lama rawat bayi dengan berat lahir rendah yang disusui langsung dan tidak disusui langsung. Penelitian ini menggunakan crossover design dengan 32 BBLR di ruang Perinatologi pada tiga rumah sakit di Tangerang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah bayi berat badan < 2500 gram, bayi yang menerima nutrisi ASI maupun susu formula, bayi dapat menghisap walaupun masih lemah, tidak dipuasakan, tidak terdapat masalah pernafasan, dan bayi tidak mendapatkan produk penambah berat badan atau Human Milk Fortifier. Teknik pengambilan sampel dengan random sampling. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada berat badan bayi yang diberikan intervensi PMK dengan disusui langsung dan PMK tanpa disusui langsung (p=0,451, α<0,05). Hasil penelitian dari lama hari rawat menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan pada kedua grup (p=0,096). Intervensi ini diharapkan dapat dilanjutkan di ruang rawat Perinatologi dengan durasi lebih dari 60 menit.

The application of the kangaroo method has been shown to be able to weight gain for low birth weight infants and shorten the length of hospitalization, but these two things are also influenced by optimal nutrition, especially breast milk. This study aims to determine the effectiveness of the kangaroo method of care for weight gain and length of stay of infants with low birth weight who are breastfed directly and not directly breastfed. This study used a crossover design with 32 LBW in the Neonatology room at three hospitals in Tangerang. The inclusion criteria in this study were body weight <2500 grams, infants who received both breast milk and formula milk, babies could suck even though they were still weak, not fasted, no respiratory problems, and the baby's mother was willing to take part in the study. Sampling technique with random sampling. The results showed that there was no significant difference in the weight of infants who were given the FMD intervention with direct breastfeeding and FMD without direct breastfeeding (p=0.451, <0.05). The results of the study of length of stay showed that there was no significant difference between the two groups (p=0.096). This intervention is expected to be continued in the Neonatology ward with a duration of more than 60 minutes."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Dhorkas Dhonna Ruth
"Pendahuluan. Indonesia merupakan negara yang masih banyak layanan kesehatannya terletak di daerah perifer dengan fasilitas minim dan jarang memiliki tenaga ahli untuk memprediksi berat bayi saat dilahirkan.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Kriteria inklusi ibu melahirkan anak terakhir, bayi lahir hidup, dan bayi tunggal, didapatkan sampel sebanyak 23.689.
Hasil. Variabel yang menjadi faktor risiko kejadian BBLR adalah usia kehamilan (POR 2,01), umur (POR 1,28), paritas (POR 1,56), tinggi ibu (POR 1,48), komplikasi (POR 1,46). Analisis ROC didapatkan area under curve untuk mengidentifikasi kejadian BBLR sebesar 0,602. Nilai titik potong untuk skoring prediksi 4 dan sensitivitas 59,8%.
Kesimpulan. Usia kehamilan, umur, paritas, tinggi ibu, dan komplikasi merupakan faktor risiko dan dapat digunakan untuk memprediksi bayi yang akan dilahirkan berisiko BBLR.

Introduction. Indonesia is a country that still many health services located in peripheral areas with minimal facilities and rarely have experts to predict the weight of the baby at birth.
Methods. This study using cross sectional study design. The inclusion criteria maternal last child, a baby was born alive, and a single baby, obtained a sample of 23.689.
Results. Variables are a risk factor for LBW is gestational age (POR 2,01), age (POR 1,28), parity (POR 1,56), maternal height (POR 1,48) and complications (POR 1,46). ROC analysis obtained an area under the curve to identify the LBW of 0,602. Value cut-off point for scoring 4 prediction and sensitivity of 59,8%.
Conclusion. Gestational age, age, parity, height, and complications are risk factors and can be used to predict the baby to be born at risk of LBW
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46700
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Fajarini
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang memiliki berat badan kurang dari 2500 gram saat lahir. Masalah ini terus menjadi perhatian utama dalam kesehatan masyarakat di seluruh dunia dan terkait dengan sejumlah konsekuensi yang berpengaruh dalam jangka pendek maupun jangka panjang. BBLR bukan hanya merupakan indikator utama kematian dan penyakit pada bayi baru lahir, tetapi juga meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular di masa depan. Menurut data SDKI, prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun 2017 masih relatif tinggi yaitu sebesar 7,1%. Terdapat beberapa faktor risiko yang mempengaruhi BBLR ditinjau dari faktor ibu, janin dan lingkungan. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara faktor ibu, faktor janin, dan faktor lingkungan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara variabel pendidikan ibu, jarak kehamilan, kehamilan kembar dan bahan bakar memasak. Variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian BBLR adalah ibu dengan kehamilan kembar dengan OR = 17,552.

Low birth weight infants (LBW) are babies who weigh less than 2500 grams at birth. This issue continues to be a major public health concern worldwide and is associated with a number of short and long-term consequences. LBW is not only a leading indicator of mortality and disease in newborns, but also increases the risk of developing non-communicable diseases in the future. According to IDHS data, the prevalence of LBW in Indonesia in 2017 was still relatively high at 7.1%. There are several risk factors that affect LBW in terms of maternal, fetal and environmental factors. This study uses a cross-sectional study that aims to see the relationship between maternal factors, fetal factors, and environmental factors with the incidence of LBW. The results of this study showed that there was an association between the variables of maternal education, gestational distance, multiple pregnancies and cooking fuel. The most dominant variable associated with LBW was mothers with multiple pregnancies with OR = 17.552."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Francisca Shanti Kusumaningsih
"Pendidikan kesehatan perawatan metode kanguru (PMK) merupakan usaha membimbing orang tua mencapai peran ibu dalam perawatan dan pengasuhan bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh intervensi terhadap keterampilan dan kepercayaan diri ibu memberikan air susu ibu (ASI). Desain penelitian menggunakan quasi-experimental pre test and post test without control group design. Responden adalah 17 ibu yang mempunyai bayi berat lahir rendah (BBLR) di ruang perinatologi RSUP Sanglah Denpasar. Pengumpulan data menggunakan instrument kuesioner kepercayaan diri dan lembar observasi keterampilan memberikan ASI. Analisis hasil menggunakan uji paired t test. Terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan dan kepercayaan diri ibu memberikan ASI sebelum dan sesudah diberikan intervensi (keterampilan: p=0,000, α=0,05; kepercayaan diri: p=0,000, α=0,05). Pendidikan kesehatan PMK sebaiknya dijadikan prosedur tetap perawatan BBLR.

Kangaroo care health education is an attempt to guide parent achieving mother?s role in the baby care. The objective of this research was to determine the influence of kangaroo care health education on mothers skill and confidence to breastfeeding their baby. The study design used a quasi-experimental pre and post-test without control group design. Respondents were 17 mothers with low birth weight (LBW) infant in the Perinatology Sanglah Hospital in Denpasar. In the collection of the data, confidence questionnaires and breastfeeding skills observation sheets were used as instrument tool. The data was analyzed with paired t test. This research found that there were a significant influence on mother?s skill and confidence in breastfeed their baby as the result of kangaroo care health education (skills: p=0.000, α=0.05; confidence: p=0.000, α=0.05). it was recommended that kangaroo care health education is should be implemented in the care of LBW infant."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31939
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Yuri Ekaningrum
"Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan suatu masalah multifaktor yang berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak sehingga menyebabkan penurunan kecerdasan. Selain itu, BBLR berdampak serius terhadap kejadian morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi BBLR adalah komplikasi kehamilan yang mengganggu kesehatan ibu dan janinnya. Desain penelitian yang digunakan adalah potong lintang dengan pendekatan observasional analitik. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2012 dengan teknik penarikan sampel cluster sampling tiga tahap. Sampel yang diambil berjumlah 13.143 responden dengan 1.611 responden memiliki BBLR dan 11.532 bayi BBLN.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara pendidikan ibu, status sosial ekonomi, jarak kelahiran, jenis kelamin bayi, tenaga pemeriksaan kehamilan, dan kualitas pelayanan antenatal dengan BBLR. Ibu yang mengalami komplikasi kehamilan 1,78 kali lebih tinggi berisiko untuk melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu yang tidak mengalami komplikasi kehamilan.

Low birth weight (LBW) is a multifactor problem affect brain growth and development in children so that cause intelligence degradation. Beside that, LBW affects seriously towards perinatal morbidity and mortality in Indonesia. One factor that affect LBW is pregnancy complication that disturb mother and fetus health. Research design that is used is cross sectional with analitical observational approach. This research uses secondary data IDHS 2012 with cluster sampling three stage technique. Sample total is 13.143 respondents that 1.611 respondents have LBW babies and 11.532 respondents have normal weight babies.
Research result shows that there are association between educational attainment, social economic status, birth interval, sex of babies, prenatal care worker, and quality of antenatal care with LBW. Mother who sustain pregnancy complication has risk 1,78 times higher than mother who does not sustain pregnancy complication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ramadhani
"ABSTRAK
Faktor risiko yang berkontribusi dalam kematian bayi salah satunya kelahiran bayi berat lahir rendah. Strategi yang diupayakan yakni meningkatkan keberhasilan pemberian air susu ibu. Penelitian ini bertujuan mengetahui informasi mendalam dan fakta terkait perilaku pemberian ASI pada BBLR selama di RSUD Karawang. Pendekatan kualitatif menggunakan desain Rapid Assessment Procedure dengan metode pengumpulan data wawancara mendalam 7 ibu dan 4 kepala ruang, diskusi kelompok terarah 6 perawat bidan serta observasi 2 ibu. Ibu yang dapat memberikan ASI di rumah sakit adalah ibu dengan pendidikan baik dan tidak kembali bekerja. Ibu tidak yakin dapat memberikan kolostrum selama di rumah sakit namun yakin dapat menyusui eksklusif setelah keluar dari rumah sakit. Ibu memiliki kondisi fisik dan psikologis tidak baik selama di rumah sakit. Penyuluhan ASI dan kebijakan pemberian pengganti ASI di rumah sakit belum mendukung perilaku pemberian ASI eksklusif. Ibu yang tidak didukung suami, keluarga dan petugas kesehatan tetap berusaha memberikan ASI. Ibu dapat menyusui BBLR secara langsung di ruang menyusui PMK. Perilaku pemberian ASI pada BBLR dapat dilakukan ibu yang memiliki kesehatan fisik dan psikologis baik serta menyusui di PMK. Promosi ASI eksklusif dan upaya pendampingan tambahan terhadap kondisi psikologis perlu dilakukan pada ibu dan keluarga dengan BBLR selama di rumah sakit.

ABSTRACT
One factor that contribute in infant rsquo s mortality was low birth weight infant rsquo s delivery. The strategy was increased implementation of breastfeeding practice successfully. This study aims to explore information and fact about low birth weight infant breastfeeding behavior at Center Hospital of Karawang. Qualitative approach with Rapid Assessment Procedure design was used to collect data from 7 mothers and 4 head offices with depth interview method, focus group discussion from 6 midwife nurses, and also observation from 2 mothers. Mothers who did breastfeeding practice in hospital have better educational level and did not return to work. Mothers had no belief to give colostrum during breastfeeding practice in hospital, otherwise to give breastfeeding exclusively after hospital discharge. Mothers have poor physic and psychology condition during breastfeeding practice in hospital. Promotion and policy of complementary feeding did not support breastfeeding practice in hospital. Mothers who got no support from their partners, families and also health providers were trying to breastfeed. Mothers could did breastfeeding practice directly in PMK room. Breastfeeding behavior for low birth weight infants could be doing by mothers who did breastfeeding practiced with better physical and psychological condition. Exclusive breastfeeding promotion and psychology guidance were needed for low birth weight infant rsquo s mothers and families."
2017
T48204
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>