Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53414 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winda Adityaningsih Utami
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas pembentukan identitas beberapa tokoh dalam novel The
Bluest Eye karya Toni Morrison. Tokoh-tokoh tersebut adalah Pecola Breedlove,
Pauline, Cholly Breedlove, dan Three Whores (China, Poland, dan Miss Marie).
Keempat tokoh tersebut memiliki permasalahan masing-masing dalam memahami
dan membentuk identitas. Identitas kolektif yang mereka miliki, pengakuan dari
masyarakat, serta kemampuan mereka menentukan dan mempertahankan identitas
diri mempengaruhi proses pemahaman dan pembentukan identitas yang mereka
jalani. Hal ini memiliki persamaan dengan tiga poin yang terkandung dalam
konsep identitas Kwame Anthony Appiah. Penelitian ini menggunakan analisis
karakterisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemahaman dan
pembentukan identitas pada seseorang maupun kelompok tidak hanya dipengaruhi
oleh lingkungan sekitar tetapi juga melewati tiga poin atau tahapan dalam konsep
identitas Appiah

ABSTRACT
The focus of this research is to analyze on the formatting of identity of several
characters in The Bluest Eye by Toni Morrison. The characters analyzed Pecola
Breedlove, Pauline, Cholly Breedlove, and The Three Whores (China, Poland,
dan Miss Marie). These four characters have their difficulties in understanding
and forming of their own identities. The process of understanding and forming of
identity is influenced by the existence of collective identities, recognition from
community and society, along with their capability to decide and protect their
identities. These related to three points about identity that consist in the concept of
identity of Kwame Anthony Appiah. This research uses analysis of
characterization as the basic method. The result of this research proves that the
process of understanding and forming of identity is not only influenced by the
environment but also has to go through three points or phases in Appiah?s concept
of identity.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42567
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Elve Oktafiyani
"Novel Jazz karya Toni Morrison merupakan gambaran generasi musik "Jazz" di Harlem, New York pada 1920an. Sebagai novel yang menampilkan kehidupan kaurn urban, Jazz berusaha mengangkat permasalahan-permasalahan yang tcrdapat pada masa itu yang salah satunya adalah masalah kekerasan yang ditampilkan oleh sepasang suami isteri. Sang suami menembak dan sang isteri menikam seorang gadis muda yang merupakan kekasih gelap sang suami itu.
Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa penyajian novel Jazz merupakan penyajian yang tidak sederhana yang memperlihatkan hubungan yang kuat dengan masalah kejiwaan tokoh pelaku dan korban tindak kekerasan. Untuk menjelaskan penceritaan yang tidak sederhana digunakan pendekatan strukturalisme sedangkan teori psikoanalisis Sigmund Freud diterapkan untuk membahas masalah kejiwaan tokoh pelaku dan korban tindak kekerasan.
Pendekatan strukturalismc mengungkapkan bahwa cara penyajian novel Jazz yang tidak sederhana terletak pada struktur alur yang menggenang dan berputar pada masalah kekerasan. Uraian mengenai tokoh dilakukan secara menyebar oleh banyak penutur. Latar merupakan dua ruing simbolis yang berbeda yang dibangun atas dikotomi utara dan selatan serta riiasa kini dan masa lalu. Dan kehadiran berbagai penutur dengan sudut tandang yang berbeda membeikan keragaman interprestasi atas peristiwa kekerasan yang terjadi.
Penelusuran masalah kejiwaan melalui teori psikoanalisis Sigmund Freud terhadap tokoh pelaku tindak kekerasan dan korbannya mengungkapkan bahwa tokoh ternyata mempunyai pengalaman-pengalaman traumatik yang tidak pernah hilang dari jiwanya. Akhirnya disimpulkan bahwa struktur yang berputar-putar dan makin lama makin menukik merupakan wadah yang tepat untuk menyajikan masalah kejiwaan yang laten."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2006
T37406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Morrison, Tony
London: Random House, 1995
R 813.54 MOR s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
London: Routledge, 1995
306 CUL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
S. Partiwi Arianto
"ABSTRAK
Dalam tesis ini saya akan memaparkan corak hubungan pria dan wanita Afro-Amerika dalam kehidupan keluarga sebagaimana terungkap dalam keempat karya-karya penulis wanita Afro-Amerika, Alice Walker dan Toni Morrison. Pada umumnya keempat novel itu mengungkapkan hubungan yang tidak serasi; pria kulit hitam cenderung menekan wanita dalam keluarga.
Alice Walker dan Toni Morrison adalah dua diantara penulis Afro-Arerika yang terkenal sejak tahun 1970, malahan Alice Walker mendapat Pulitzer Prize for Fiction tahun 1983, Toni Morrison mendapat National Book Critics Awards (Mari Evans, 1984 :370).
Penulis-penulis wanita Afro-Amerika myenyuarakan kesadaran akan ketidakadilan dan diskriminasi ras serta diskriminasi berdasarkan jenis kelamin, yang mereka alami, baik dari masyarakat kulit putih Amerika yang dominan, maupun dari sesama kulit hitam, di dalam komuniti Afro-Amerika sendiri. Sejak abad ke delapan belaspun, kaum wanita Afro-Amerika telah menulis sajak, catatan harian, pengalaman-pengalaman yang berisi nilai-nilai budaya Afrika yang ada dalam kehidupan mereka seperti misalnya: Lucy Terry Prince, Phillis Wheatley, Ann Plato, dan Harriet E.Wilson 1).
Di dalam tulisan-tulisan tersebut, mereka makin sering mengungkapkan kondisi mereka yang menyedihkan, terutama dalam hubungan mereka dengan para pria dalam keluarga, seperti ayah, suami dan saudara lelaki. Hubungan mereka dengan kaum pria tampak sebagai penekanan, karena anggapan pria kulit hitam bahwa wanita lebih rendah kedudukannya, seperti yang diungkapkan oleh penulis wanita Maya Angelou.
If we look out of our eyes at the immediate world around us, we see whites and males in dominant rules (Angelou, in Claudia Tate, 1981: 2).
Pandangan tentang dominasi pria (kulit putih maupun kulit hitam) yang menyebabkan penderitaan terhadap kaum wanita Afro-Amerika semakin sering tampak dalam karya-karya fiksi yang ditulis oleh kaum wanita Afro-Amerika sendiri. Mereka berusaha untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran kaumnya dan ternyata memang hal inilah yang ingin mereka baca. Hal itu menunjukkan adanya kesadaran akan kondisi mereka serta adanya kebutuhan untuk memperbaiki kondisi tersebut."
Lengkap +
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumbayak, Desri Maria
"ABSTRAK
Novel Song of Solomon karya Toni Morrison dan novel Mama Day karya Gloria Naylor merupakan dua karya besar penulis wanita kulit hitam. Dengan menggunakan unsur mitos dan aspek supranatural dalam menggerakkan alur cerita, Morrison dan Naylor mengangkat satu tema pencarian "dunia baru" melalui masing-masing tokoh utamanya. "Duna baru" yang merupakan sebuah idealisme dan obsesi orang kulit hitam untuk menemukan identitas rasnya disampaikan dengan sangat rill oleh Morrison dan Naylor. "Dunia baru" tersebut dikonstruksikan sebagai sebuah kota Shalimar dan pulau Willow Springs dengan ciri-ciri budaya lama orang kulit hitam sebagai pembentuknya.
Persoalan pencarian "dunia baru" yang berkaitan erat dengan konstruksi ras ditelaah dengan menggunakan satu pendekatan sosio-historis yang akan memaparkan persoalan dibalik pencarian "dunia baru". Song of Solomon dan Mama Day mengungkapkan bahwa permasalahan orang kulit hitam muncul tidak hanya ketika mereka berinteraksi dengan orang kulit putih sebagai pembeda, namun permasalah rumit yang muncul kemudian adalah ketika orang kulit hitam berinteraksi dengan sesama orang kulit hitam sendiri. Pada saat yang sama, Song of Solomon dan Mama Day mengungkap konflik internal ras kulit hitam sebagai manifestasi dari kaburnya identitas ras kulit hitam.
"Dunia baru" yang diposisikan di Selatan tersebut memapahkan konsep Utara yang selama ini disebut sebagai Promised Land. Idealisme ini akhirnya menyodorkan sebuah konstruksi sejarah baru orang kulit hitam, yang mengungkapkan kemampuan orang kulit hitam untuk bebas dari perbudakan. Konstruksi sejarah baru ini sebagai satu usaha untuk menepis sejarah orang kulit hitam yang selama ini dibentuk melalui kacamata orang kulit hitam yang selalu dihubungkan dengan perbudakan dan ketidakberdayaan orang kulit hitam.
"Duna baru" hanya merupakan sebuah alat untuk sementara lari dari konflik dilematis orang kulit hitam. Pencarian "dunia baru" tidak menjawab permasalahan orang kulit hitam untuk menemukan identitas rasnya. Morrison dan Naylor memaparkan posisi orang kulit hitam yang masih tetap tinggal dalam konflik dilematis yang sangat kuat dengan menunjukkan kegagalan kedua tokoh bertahan di "dunia baru" yang mereka cari.

ABSTRACT
Both Song of Solomon and Mama Day are masterpieces written by two black women writers, Toni Morrison and Gloria Naylor. They use mythical and supernatural aspects to develop the plot and present an issue of quest for a "new world" through respective character. "New world" as the Blacks' idealism and obsession is presented as a real fact. The "new world" is constructed as Shalimar town and Willow Springs Island. Both are characterized by the old culture of the Blacks.
The quest for the "new world" relating to the race categorization is analyzed by using the social-historical approach. The approach is employed to find out the problems behind the quest. Morrison and Naylor express that the Blacks' problems arise not only because of the interaction between the Whites, but also because of the interaction among the Blacks themselves which brings about more complicated problems. At the same time Song of Solomon and Mama Day present internal conflicts of the Blacks as the manifestation of their unclear identity.
"New world" positioned in South of America and rejects the existing concept of the North as the Promised Land. The idealism depicts a new history of the Black. It shows the ability of the Blacks to get freed from slavery. The construction functions as an effort to repute the Blacks' history which has been formed through the Whites' perspective before. It always relates to the Blacks' disability and slavery.
The "new world" is one of the means through which the Blacks can escape from their dilemmatic problem. The quest for "new world" can't answer the question of authentic identity. This thesis also concludes the writer's tone, which expresses dilemmatic conflicts of Blacks through the failure of the main character, to survive the "new world"."
Lengkap +
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diantri Seprina Putri
"Kapitalisme, terutama melalui media massa, telah membawa pengaruh besar bagi perubahan konstruksi citra blackness dalam pandangan masyarakat modern. Citra baru blackness sebagai sesuatu yang menawan dan eksotis direpresentasikan melalui penggunaan slogan Black is beautiful dalam pemasaran berbagai produk kapitalis. Namun di balik pesan positifnya, penggunaan slogan Black is beautiful dalam sistem kapitalisme secara implisit ikut membawa isu interseksionalitas yang direpresentasikan melalui proses komodifikasi terhadap tubuh perempuan berkulit hitam. Penelitian ini berfokus pada pembahasan analisis mengenai isu komodifikasi perempuan kulit hitam yang dialami oleh tokoh utama, Bride, dalam novel God Help The Child (2015) karya Toni Morrison. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk membongkar kaitan antara komodifikasi perempuan kulit hitam dengan upaya objektifikasi terhadap ras dan gender dalam sistem white supremacist capitalist patriarchy. Data yang dikumpulkan dari teks dianalisis menggunakan konsep critical race theory dari Bell Hooks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara implisit, konsep dasar rasisme kembali dijalankan sebagai pondasi dari sistem kapitalisme. Konstruksi citra baru blackness menyiratkan bahwa standar kecantikan masyarakat kulit putih kembali diaplikasikan pada tubuh orang kulit hitam, terutama pada tubuh perempuan. Perbedaaan antara rasisme dan kapitalisme hanya terletak pada metode dan cara kerjanya. Lebih jauh, teks mengkritik sistem kapitalisme dengan menampilkan beberapa alternatif anti-kapitalisme sebagai upaya untuk mencegah dampak negatif dari sistem tersebut.

Capitalism, especially through the mass media, has a great impact in the construction of blackness in modern society.While previously undesired, blackness in the contemporary society is presented as exotic and enthralling. Black is beautiful is the new slogan in representing blackness. In spite of the positive message, however, underneath this marketing jargon is the commodification of black womans body. This article analyzes the commodification of the black woman through the narrative and characterization of the main character, Bride, in Toni Morrisons novel, God Help the Child. The purpose of the research is to unpack the intersection between the commodification of black women and race and gender construction within the white supremacist, capitalistic patriarchy. The representation of blackness in society affects the commodification methods imposed by capitalism on black women. Textual analysis is based on Bell Hooks critical race theory. The findings show that implicitly, racism is readopted in the contemporary capitalism. The new construction of blackness suggests the orientalist gaze of the White as a standard. Furthermore, this commodification is gendered, as it capitalizes especially on black women’s bodies. The difference between racism and capitalism can be seen from their ways to maintain whites standardization in society. Furthermore, the novel shows its critic towards capitalism by showing some anti-capitalism alternatives in the text."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T53755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasnini Hasra
"Karya sastra feminis selalu mengangkat permasalahan kaum wanita dalam konteks budaya patriarki. Pada umumnya digambarkan hubungan antara kaum wanita dan laki-laki dalam masyarakat sangat tidak setara, karena posisi kaum wanita lebih termarjinalkan. Ketimpangan jender ini serinimenimbulkan konflik yang tidak bisa tidak harus disikapi dengan memandang posisi kedua belah pihak.
Permasalahan itu pula yang diangkat dalam kedua novel Tony Morrison berjudul Sala dan Tar Baby, yang memfokuskan pada masalah ketimpangan jender di kalangan masyarakat kulit hitam. Pengarang menggambarkan bahwa posisi laki-laki dan perempuan dalam konteks masyarakat kulit hitam yang patriarki memiliki hubungan yang tidak setara, dan salah satu penyebabnya adalah konstruksi sosial masyarakat yang turut meligitimasi nilai-nilai dan budaya patriarki tersebut.
Penulis juga menggambarkan bagaimana tokoh wanita menyikapi ketimpangan tersebut melalui dua aspek yang berbeda, yakni penerimaan dan penolakan. Pada akhirnya terlihat bahwa kedua sikap tersebut menimbulkan implikasi yang juga berbeda terhadap para tokoh wanita di kedua novel, sehingga posisi yang termarjinalkan dan permasalahan akibat ketimpangan jender tersebut bisa diperbaiki.
Secara keseluruhan, penulis menyiratkan beberapa aspek yang harus dilakukan kaum wanita agar bisa mengatasi permasalahan tersebut dan tidak terlalu terinternaiisasi oleh konsep-konsep patriarki, diantaranya melalui faktor pendidikan, dan upaya peningkatan kemampuan dan wawasan."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10860
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sylvia Piranti
"Literatur populer di Jerman mencapai masa keemasannya pada tahun 1990 sejak kemunculan para penulis muda, salah satunya yaitu Benjamin von Stuckrad-Barre dengan karyanya Soloalbum. Kehidupan anak muda, pencarian identitas dan presentasi diri menjadi salah satu tema utama dalam karya-karya literatur populer saat itu.
Penelitian ini berfokus kepada pencarian identitas diri tokoh ich dalam novel Soloalbum karya Benjamin von Stuckrad-Barre, dilihat dari gambaran presentasi dirinya (Selbstdarstellung) yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri hingga akhirnya penemuan identitas dirinya. Hancurnya hubungan cinta tokoh ich memunculkan berbagai konflik yang membuatnya mempertanyakan bagaimanakah konsep dirinya.
Untuk mengetahui hal tersebut, digunakan metode intrinsik novel, seperti tokoh, latar dan konflik yang mengarah kepada gambaran presentasi diri dan konsep diri tokoh ich, dan pendekatan psikologi sosial dimana segala bentuk presentasi diri tokoh ich yang termasuk ke dalam pembentukan konsep diri (Selbstkonzept) diklasifikasikan menurut lima faktor pembentuk konsep diri dan gaya hidup.
Dalam novel Soloalbum, berbagai aspek seperti perubahan kondisi tempat tinggalnya, emosi yang stabil, mengetahui tujuan hidupnya terutama dalam hal pekerjaan dan mengetahui hal apa yang sesuai atau tidak dengan dirinya membantu tokoh ich untuk menyadari konsep diri yang sesuai dengan dirinya. Sehingga melalui konsep diri yang sesuai tersebut akan diketahui pula identitas yang dimiliki oleh tokoh ich.

Popular literature in German met its golden age around the 90?s with the appearance of young writers, one of them being Benjamin von Stuckrad-Barre with his novel Soloalbum. The life of young people, the search of identity, and self presentation (Selbstdarstellung) are the main themes in these new popular litteratures.
This research is focusing on the theme of the identity search of the character ich in Benjamin Von Stuckrad-Barre?s Soloalbum from the point of view of his self-presentation which can influence his self-concept in order to finally find his own self-identity. His recent breakup leads to several conflicts that makes ich asks himself about his self-concept.
In order to analyze this the writer uses the intrinsic method, such as characters, settings, and conflicts which leads to the image of his self-concept and self-presentation, and also social psychology, where every type of self-presentation and self-concept of ich are being classified according to the five factors of the self-concept and lifestyle, to determine ich?s search of self-concept.
In Soloalbum, a lot of aspects such as the condition change of his living place, his emotion and anger in taking decisions, and finding out which are the things that he likes or dislikes helps ich in realizing the self-concept suitable for him. Hence from that self-concept it is possible to find finally the desired identity of ich."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>