Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99083 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Skripsi ini membahas tentang lambang 21 republik di Federasi Rusia, yang
merupakan identitas dari negara-negara tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui makna dari 21 lambang tersebut. Metode yang digunakan adalah
metode semiotik dari Roland Barthes, dan diperoleh hasil bahwa lambanglambang
subyek federal di tingkat republik memiliki makna yang menunjukkan:
(1) kondisi masyarakat, seperti kemakmuran, dan kebiasaan masyarakat, (2)
kondisi geografis seperti gunung, sungai, dan danau, serta (3) jati diri atau
identitas dari negara seperti totem, agama, dan kepercayaan masyarakat.
Kesimpulannya adalah lambang negara memiliki makna yang relevan dengan
seluruh aspek kehidupan bangsa dan negara tersebut

Abstract
This thesis discusses about the symbols of 21 republics in the Russian Federation,
which are the identity of those countries. The purpose of this research is to
determine the meaning of those symbols. The used method is the method of
semiotics by Roland Barthes and obtained results that the symbols of federal
subjects in the republic have the meanings shown: (1) the condition of society,
such as prosperity and the habits of society, (2) geography, such as mountains,
rivers, and lakes, and (3) identity or the identity of countries like totem, religion,
and public confidence. The conclusion is that a symbol of the country has a
meaning that is relevant to all aspects of national life and the country itself.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43655
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aceng Ruhendi Saifullah
"Disertasi ini membahas tanda dan makna wacana interaktif di media berita siber. Tujuannya untuk menelusuri dan memperlihatkan proses demokratisasi yang berlangsung di Indonesia pascareformasi melalui analisis wacana interaktif di media berita siber. Menggunakan kasus tanggapan pembaca terhadap informasi tentang terorisme di media siber, penelitian kualitatif ini bertumpu terutama pada teori semiotik-pragmatik dari Peirce.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa dalam wacana intraktif di media berita siber terjadi partisipasi, kebebasan berekspresi, dan kesetaraan relasi yang mewujud dalam bentuk dialog antara penanggap dan media dan perdebatan di antara para penanggap. Penanggap cenderung membantah tanda dan makna yang dibangun oleh media dan cenderung memaknai informasi tentang terorisme sebagai "rekayasa politik" yang diungkapkan dengan cara emotif, sementara media cenderung mengkonstruksinya sebagai "politik pencitraan" yang diungkapkan dengan cara konfrontatif, sedangkan sumber informasi cenderung memahaminya sebagai "kegaduhan politik di tingkat elit", yang diungkapkan dengan cara persuasif. Faktor konteks media siber yang "ramah" dan konteks situasi komunikasi di Internet yang "leluasa" turut menentukan terjadinya perbedaan tersebut.
Berdasarkan temuan tersebut, studi ini menyimpulkan, bahwa wacana interaktif di Internet dapat dirumuskan sebagai forum demokratisasi karena proses pemaknaan terhadap teks tidak lagi didominasi oleh media dan sumber informasi, akan tetapi cenderung berbagi dengan publik. Namun, dalam hal proses kewacanaan, wacana interaktif di media siber cenderung anarkis, karena nada interaksi yang cenderung merendahkan, pola relasi yang cenderung berpusat dan didominasi penanggap, identitas penanggap yang cenderung anonim, dan ungkapan-ungkapan kebahasaan penanggap yang cenderung emotif.

This dissertation discusses the signs and meanings of interactive discourse in cyber news media. The goal is to explore and demonstrate the ongoing democratization process in Indonesia reformation through interactive discourse analysis in cyber news media. Using the case of reader response to information about cyber terrorism in the media, qualitative research has relied primarily on semiotic- pragmatic theory of Peirce.
The results showed that the interactive discourse in the news media cyber happen participation, freedom of expression, and equality relations are manifested in the form of dialogues between the responders and the media and debates among the responders. Responders tend to argue that signs and meanings constructed by the media and tend to interpret information about terrorism as a "political engineering" that is expressed by means of emotive, while the media tends to constructing a "political image" that is expressed in a confrontational manner, while resources tend to understand it as "noise politics at the elite level ", which is expressed in a persuasive manner. Cyber media context factors are "conviviality" and the context of communication on the Internet that "discretion" helped determine the occurrence of such differences.
Based on these findings, this study concludes that interactive discourse on the Internet can be formulated as a democratic forum for the meaning of the text is no longer dominated by media and resources, but tend to share with the public. However, in terms of the discourse, the discourse on media interactive cyber tend to be anarchists, because that tends to be condescending tone of the interaction, the pattern of relationships which tends to be centered and dominated responders, the responders tended anonymous identity, and linguistic expressions that tend emotive responders.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1918
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Setiawan
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang makna yang terkandung dalam kostum seragam
(jersey) Tim Nasional Sepak Bola Rusia dari masa Uni Soviet hingga Federasi
Rusia. Makna-makna tersebut meliputi sistem tanda yang terdapat dalam jersey,
yaitu tanda verbal (angka dan tulisan) dan tanda nonverbal (warna, simbol, dan
desain). Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptifanalitis
yang akan memaparkan fakta-fakta atau kejadian-kejadian secara sistematis
dan akurat mengenai objek yang diteliti dengan menggunakan kajian studi pustaka
yang kemudian akan dianalisis menggunakan teori semiotik Roland Barthez. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa bagi Rusia, jersey tidak hanya berfungsi sebagai
salah satu cara untuk memperkenalkan identitas dirinya sebagai bangsa yang besar
di dunia, tetapi juga terdapat makna-makna lain yang ingin disampaikan dalam
jersey tersebut.

ABSTRACT
This thesis discusses the symbolic meanings which are contained in Russian
national football team shirts from the Soviet period to the time of the Russian
Federation. Those meanings include a system of signs that are contained within the
shirts, which are both verbal signs (numeral and words) and nonverbal signs (colors,
symbols and design). The author used descriptive-analytic methods in this thesis
that will explain the facts or incidents systematically and accurately on the object
under study by using the study of literature which will then be analyzed using
semiotic theory Roland Barthez. The results showed that for Russia, the football
shirt not only has a function as a way to introduce their identity as a great nation in
the world, but that there are also other meanings to be conveyed within those shirts."
2015
S57926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Anggrahaeni
"Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan sisi maskulinitas yang ada dalam iklan cetak minuman vodka berbahasa Rusia. Minuman vodka telah menjadi minuman tradisi khas Rusia, yang erat kaitannya dengan sifat maskulin. Dalam menganalisis iklan minuman vodka ini, teori Pierce, Barthes dan konsep maskulinitas. Dari penggabungan ketiga teori tersebut, dapat dilihat sisi maskulinitas yang dimunculkan dalam iklan cetak minuman vodka berbahasa Rusia.
Metode deskriptif-analisis digunakan dalam menganalisis iklan cetak ini dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta secara kontekstual. Dari 12 iklan cetak minuman vodka berbahasa Rusia, dapat disimpulkan sisi atau bentuk maskulinitas yang dipromosikan adalah tampilan fisik yang kuat, pekerja keras, memiliki teman dekat, emosional dengan wanita, kebebasan, kesuksesan, gaya hidup mewah dan status sosial.

The undergraduate thesis is aimed to describe the masculinities side found in Russian Vodka printed advertisement. Vodka is a traditional Russian beverage which is closely related to masculinity. The theories used in analyzing these Russian Vodka printed advertisements are Pierce?s, Barthes? and masculinity concept. From the interrelated analysis of these three theories, the researcher finds that masculinity can be represented in Russian vodka printed advertisements.
Descriptive-analytical methods used in analyzing this print ad by describing the facts contextually. Of the 12 print advertisments Russian vodka, it can be concluded that the side or promoted forms of masculinity is the physical appearance of a strong, hard worker, have close friends, emotionally with women, freedom, success, luxurious life style and social status."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1892
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Putri Aprillia
"Penelitian ini menganalisis representasi maskulinitas dalam iklan rekrutmen militer Rusia dengan slogan “Ты же мужик” (Kau kan pria) yang ditujukan kepada para pria di Rusia untuk mendaftar militer pada masa perang Rusia-Ukraina. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan mise en scène untuk menguraikan representasi maskulinitas pada iklan pendaftaran rekrutmen militer Rusia dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes (1964) bersamaan dengan konsep maskulinitas hegemoni dari R. W. Connell dan James W. Messerschmidt (2005), dan konsep struktur patriarki dari Sylvia Walby (1990). Hasil penelitian ini mengungkap adanya penekanan pada re-tradisionalisasi maskulinitas yang dikonstruksi dan disampaikan melalui sinergi isyarat linguistik dan visual dalam iklan rekrutmen militer Rusia yang mencerminkan maskulinitas hegemoni dan patriarki di era Federasi Rusia.

This research analyzes the representation of masculinity in Russian military recruitment advertisement with the slogan “Ty zhe muzhik” (You are a man) aimed at men in Russia to enlist in the military during the Russia-Ukraine war. This research uses a qualitative research and mise en scene method to describe the representation of masculinity in Russian military recruitment enlistment advertisement using Roland Barthes' semiotic theory (1964) along with R. W. Connell and James W. Messerschmidt's concept of the hegemony of masculinity (2005), and Sylvia Walby's concept of patriarchal structure (1990). The results of this research reveal an emphasis on re-traditionalization masculinity which is constructed and conveyed through the synergy of linguistic and visual cues in Russian military recruitment advertisements which reflect the hegemonic masculinity and patriarchy in the era of the Russian Federation."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Suciati
"ABSTRAK
Jurnal ini membahas tentang simbol-simbol dalam cerpen berjudul Kkamagwi yang berarti lsquo;burung gagak rsquo;. Kkamagwi merupakan salah satu cerpen karya pengarang bernama Lee Tae-Jun pada tahun 1936. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui simbol-simbol apa saja yang terdapat di dalam cerpen Kkamagwi. Metode penelitian yang dilakukan yaitu metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini, yaitu terdapat simbol benda hidup dan benda mati dalam cerpen, salah satunya adalah burung gagak sebagai simbol yang paling sering digunakan. Burung gagak dalam cerpen ini merupakan sebuah tanda kematian dan memiliki kaitan erat dengan mitos yang beredar di masyarakat. Simbol-simbol lain yang berupa benda mati mendukung latar suasana suram dalam cerpen ini.

ABSTRACT
This journal discusses about the symbols in the short story titled Kkamagwi that means Crows. Kkamagwi is one of short stories written by an author named Lee Tae Jun in 1936. The purpose of the study is to find out what symbols are contained in short story Kkamagwi. The research was carried out by using qualitative method with literature study. The result obtained from this research, there are inanimate objects symbols and living things symbols in the short story and one of them is the crows as the symbol of the most mentioned. The Crows as the main symbol is related to the myth that people believe as the symbol of a person 39 s death. Other symbols that are inanimate support the atmosphere of gloomy atmosphere in this short story."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ainy Sucianti Marundha
"Tesis ini membahas pembentukan makna dalam unggahan media sosial Instagram minuman beralkohol lokal bernama Anggur Orang Tua, @Anggur_ot. Dari semua unggahan di akun tersebut, dipilih tiga belas gambar dan caption yang diunggah dalam periode Januari–Desember 2020 berdasarkan jumlah likes dan comment terbanyak. Kemudian, dilakukan analisis untuk mengetahui bagaimana pembentukan makna pada unggahan yang memiliki jumlah interaksi terbanyak dalam periode tersebut. Hasil penelitian ini menemukan bahwa sistem tanda digunakan untuk membentuk makna pada objek-objek yang ditayangkan pada unggahan @Anggur_ot. Beberapa unggahan mengandung perbedaan makna antara tanda visual di unggahan gambar dan tanda bahasa pada narasi caption. Selain itu, beberapa unggahan lainnnya menggunakan tanda bahasa pada caption untuk memperjelas pesan pada tanda visual.
Dalam unggahan-unggahan tersebut ditemukan konsistensi penggunaan tanda bahasa ‘kawan’. Tanda ini berkonotasi pada minuman beralkohol yang dapat menemani konsumen saat melakukan kegiatannya. Selain itu, tanda ini juga berkonotasi pada pertemanan yang dapat terjalin antarkonsumen produk Anggur Orang Tua. Pada unggahan ditemukan visualisasi yang mewakili kegiatan kaum muda, hiburan berupa permainan dengan reward bagi partisipator, tampilan produk sebagai objek dengan tanda bahasa yang mendukung, serta unggahan yang menginformasikan partisipasi brand dalam acara musik. Penggambaran ini cenderung menyembunyikan fakta mengenai bahaya dan masalah yang dapat ditimbulkan akibat mengonsumsi minuman beralkohol. Hal ini bertujuan untuk memperluas upaya pemasaran kepada pasar kaum muda.

This thesis discusses the formation of meaning through Instagram social media uploads for a local alcohol brand, named Anggur Orang Tua with the account @Anggur_ot. Thirteen image uploads and captions for the January-December 2020 period with the most likes and comments were selected on @Anggur_ot account, to find out how the meaning of the uploads with the most interactions in that period was formed. This study found that the sign system is used in uploads contain different meanings regarding the object in the visual sign in the image uploads and the language sign in the caption narrative. Some other uploads, use language signs in the caption to highlight the message from the visual image. In the uploads, it is found that the consistency of the use of the sign language 'kawan', which implies that alcoholic drinks can become friends for consumers in their activities and also friendships that can be made between fellow consumers of Anggur Orang Tua products.
In the uploads of @Anggur_ot, there are visualization representing youth activities, entertainment in the form of games with rewards for participants, display of products as objects with supporting language signs, as well as posts informing the brand's participation in music events. These depictions tend to hide facts about the dangers and problems that alcohol consumption can cause, to expand the marketing target to youth market.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Ramdhania Dewi
"Tidak jarang dalam drama menggunakan simbol untuk memaknai kehidupan manusia. Salah satu drama yang menggunakan simbol di dalam ceritanya adalah drama Korea berjudul Little Women (2022). Objek yang digunakan adalah simbol bunga anggrek biru atau bunga anggrek Epipogium aphyllum. Bunga anggrek biru yang muncul dalam drama ini seringkali memunculkan makna yang mengandung pesan di dalamnya.Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ragam makna simbol bunga anggrek biru yang muncul dalam drama Little Women.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotika Roland Barthes. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan mengumpulkan data lalu menganalisis dialog antar tokoh, sikap dan perilaku para tokoh, serta adegan-adegan yang memperlihatkan anggrek biru. Hasil penelitian menunjukkan makna yang terdapat dalam simbol anggrek biru ditemukan sebanyak 3 makna, yaitu kematian, kesetiaan, dan harapan kehidupan baru.

It is not uncommon in drama to use symbols to interpret human life. One of the drama that uses symbols in its story is the Korean drama Little Women (2022). The object is the symbol of a blue orchid or Epipogium aphyllum. The blue orchids that appear in this drama often bring out meanings that contain messages in them. The purpose of this study is to analyze the various meanings of the blue orchid symbol that appears in the drama Little Women. This study uses a descriptive qualitative method by collecting data and after that analyzing the dialogue between characters, the attitudes and behavior of the characters, as well as scenes showing blue orchids. The results showed that the meaning contained in the blue orchid symbol found as many as 3 meanings, such as death, loyalty, and hope for a new life."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farwah Sofwatun Nida
"Diketahui peribahasa munculnya sudah sangat lampau, namun di zaman sekarang peneliti menemukan banyak sekali peribahasa terutama yang menggunakan simbol binatang dan dipublikasikan kembali di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis makna dan bagaimana asal-usul terbentuknya peribahasa tersebut sehingga dapat mengetahui konteks penggunaannya saat ini di media sosial. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan menggunakan pendekatan semantik inkuisitif. Adapun data diperoleh dengan teknik social media research yang bersumber dari Youtube, X, Facebook, dan Instagram. Penelitian ini menunjukkan hasil bahwa simbol binatang dalam peribahasa Arab ada yang mengandung unsur negatif dan unsur positif. Adapun penggunaan simbol binatang dalam peribahasa Arab di media sosial, kebanyakan ditujukan untuk memberikan nasihat, dan lainnya juga menggambarkan tingkah laku manusia, konteks sindiran, teguran, pujian, dan ejekan.

Knowing about the emergence of proverbs has been around for a very long time, but nowadays researchers have found lots of proverbs, especially those that use animal symbols and are republished on social media. This research aims to analyze the meaning and origins of these proverbs so that we can understand the current context of use on social media. The research was conducted using qualitative methods using an inquisitive semantic approach. The data was obtained using social media research techniques sourced from Youtube, X, Facebook and Instagram. This research shows that animal symbols in Arabic proverbs contain negative and positive elements. Like the use of animal symbols in Arabic proverbs on social media, most of them are intended to provide advice, and others also describe human behavior, the context of sarcasm, reprimand, praise and praise."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Triwurjani
"Kajian ini mengungkapkan makna arca-arca megalitik yang terdapat di kawasan Pasemah, Sumatera Selatan. Persebarannya yang luas dan bentuknya yang khas menjadikan kawasan Pasemah sebagai suatu kelompok budaya tersendiri. Penggambaran arca Pasemah, tidak begitu natural tapi jelas menyiratkan individu manusia dengan komponen-komponen dasar seperti kepala, badan, tangan, kaki digambarkan jelas. Cara penggambarannya yang tidak harafiah, seperti mata melotot, hidung datar, mulutnya digambarkan bulat dan besar, seperti bentuk bibir tebal, memakai pakaian prajurit, memakai perhiasan, membawa pedang, menunggang gajah atau kerbau. Beberapa bentuk arca digambarkan tangan kanan lebih besar dari tangan kiri, atau jari tangan digambarkan lebih besar dari tangan, yang semuanya tidak harafiah melainkan mengarah ke simbolis. Proses deskripsi bentuk serta pemerian unsur dalam atribut dilakukan dengan menggunakan metode arkeologi dan proses pemaknaan dilakukan dengan metode semiotik.
Kajian ini menggunakan semiotik Roland Barthes, dimana dikembangkan aspek denotasi dan konotasi sebagai alat untuk membedah teks sebagai suatu fenomena budaya. Denotasi adalah pemaknaan yang terlihat dalam tanda apa adanya sebagai sistem primer sedangkan konotasi merupakan makna baru/khusus yang diberikan pemakai tanda sebagai sistem sekunder. Mitos nenek moyang sebagai ?divine power? adalah perilaku yang dipraktekkan bagi manusia yang masih hidup di dunia agar mendapatkan keselamatan dan kesejahteraan baik di dunia dan di akhirat kelak.
Hasil kajian ini menunjukan bahwa bentuk-bentuk arca seperti arca manusia, hewan dan arca manusia dengan hewan merupakan gambaran suatu aktivitas dari suatu kelompok masyarakat yang semuanya memperlihatkan peran dari suatu figur yang ditokohkan, termasuk gambaran mengenai hal-hal yang disukai tokoh-tokoh tersebut ketika masih hidup di dunia. Gambaran orang yang sudah meninggal dalam bentuk arca-arca ini, secara tidak langsung merupakan gambaran aktivitas masyarakat Pasemah ketika masih hidup di dunia. Dengan demikian Kebudayaan Pasemah adalah suatu kebudayaan dimana kehidupan akhirat digambarkan di dunia.

This research reveals the meaning of megalithic statues found in the area of Pasemah, South Sumatera. Their extensive distribution and unique shapes have made Pasemah a distinct cultural group. The representation of Pasemah statues is not very natural, but indicates human individual(s) with basic components, such as head, body, hands and feet that are depicted clearly. Examples of their unnatural depictions are for instance bulging eyes, flat nose, round and big mouth with thick lips, as well as donning soldier?s outfit, wearing ornaments, carrying swords, riding an elephant or buffalo. Some statues that are depicted are right hand bigger than left one or fingers are depicted bigger than hand. Everything is not natural, but refers to symbolism. Process of describing form as well as giving elements in attributes were done using archaeological method, while the process of attaching meaning were carried out using semiotic method.
The research employed Roland Barthes? semiotic concept, in which aspects of denotation and connotation were developed to analyze text as cultural phenomenon. Denotation is a meaning that is seen in a sign as it is as a primary system, while connotation is a new/special meaning that is given by the user of sign as a secondary system. The myth of ancestor as a ?divine power? is behavior practiced by human beings in the world to achieve safety and well-being in the world and afterworld.
The research results reveal that the statue figures, like human figure, animal figure, and human with animal figure are representation of the community activities showing the roles of certain figures during his/her life in the world, including things he/she loved when he/she were still in the world. The representation of deceased people in the statues is indirectly a depiction of the activities of Pasemah communities when they were alive in the world. Therefore, the Pasemah culture is a culture which is the afterworld is depicted in the world."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
D2158
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>