Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 211675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sheila Safira
"Keputihan merupakan sekresi vagina yang terinfeksi mikroorganisme patogen sehingga terjadi perubahan pada karakteristik lendirnya. Wanita di Indonesia, termasuk di dalamnya remaja putri, rentan terhadap kejadian keputihan. Hal ini dipengaruhi oleh cara perawatan organ reproduksi wanita. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tingkat pengetahuan tentang perawatan organ reproduksi wanita dan angka keluhan keputihan pada remaja putri di SMA Negeri 1 Bogor. Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif dengan populasi 521 siswi dengan rentang usia 15-18 tahun dan diambil sampel sebanyak 81 orang dengan metode pengambilan sampel kuota.
Hasil menunjukkan mayoritas remaja putri memiliki pengetahuan yang buruk tentang perawatan organ reproduksi wanita dan memiliki keluhan keputihan. Penelitian ini menyarankan diadakannya penyuluhan kesehatan reproduksi, memasukkan pendidikan kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum sekolah menengah, dan menegakkan standar kebersihan di lingkungan sekolah.

Leucorrhea is an abnormal vaginal discharge, which caused by the infection of pathogenic microorganism and resulting the characteristic changes of mucus secretion. Women in Indonesia, including the teenage girls, are vulnerable to the incidence of leucorrhea. This phenomenon is affected by the treatment of female reproductive organs. The purpose of this study was to determine the knowledge level of female reproductive organs hygiene and the number of leucorrhea complaint of the teenage girls at SMA Negeri 1 Bogor. This study used the descriptive survey method. The populations were 521 female student of SMA Negeri 1 Bogor age 15 to 18 years old and only 81 students were chosen as a sample using quota sampling method.
The result showed that the majority of the teenage girls have a bad knowledge level about the female reproductive organs hygiene and have a high rate of leucorrhea complaint. This study recommends the school to hold a seminar about the female reproductive health, includes the reproductive health education into the school's curriculum, and improve the standard of hygiene in the school environment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43164
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Yanthi
"Vagina merupakan organ reproduksi perempuan yang sangat sensitif dan sangat rentan terhadap penyakit sehingga penting bagi remaja untuk menjaga kebersihan area genitalia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional untuk mengidentifikasi karakteristik dan tingkat pengetahuan tentang kebersihan genitalia pada remaja putri SMK Amaliyah Depok. Sampel pada penelitian ini berjumlah 83 orang dengan rentang usia 15-18 tahun. Hasil penelitian menunjukkan 62,7% berpengetahuan tinggi. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mencari hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku membersihkan genitalia.

The vagina is the female reproductive organs that very sensitive and susceptible to disease so it is important for female adolescent to keep the genital hygiene. This research is quantitative research using cross sectional design to identify the characteristics and level of knowledge about genitalia hygiene female adolecent in SMK Amaliyah Depok. Samples on this research amounted to 83 people with an age range of 15-18 years. The results showed 62.7% of respondents had high knowledge about genitalia hygiene. Further research is expected to seek a relationship the knowledge level and behavior of genitalia hygiene."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Ester Sinta Uli
"Latar belakang. Keputihan adalah masalah kesehatan reproduksi yang umum terjadi pada remaja putri, yang dapat memengaruhi kualitas hidup dan aktivitas belajar mereka. Pengetahuan dan perilaku perawatan organ genitalia wanita berperan penting dalam mencegah keputihan abnormal. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan perilaku perawatan organ genitalia terhadap kejadian keputihan pada siswi remaja putri di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Cibinong, Jawa Barat. Metode. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pengumpulan data melalui kuesioner yang diisi oleh 375 siswi. Analisis statistik dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan, perilaku perawatan, dan kejadian keputihan. Hasil. Prevalensi kejadian keputihan pada remaja putri di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Cibinong adalah 69,87%, dengan 76% diantaranya tidak terpapar informasi terkait merawat organ reproduksi, 86,49% memiliki pengetahuan kurang terkait keputihan, serta 80,33% memiliki perilaku genital hygiene kurang. Rata-rata usia responden adalah 13 tahun, dengan usia terendah adalah 10 tahun (1,33%) dan usia tertinggi yaitu 16 tahun (3,73%). Mayoritas responden remaja putri pertama kali mengalami menstruasi pada usia 11 tahun. Sumber informasi utama responden berasal dari orangtua (17,33%), dan guru (16%). Remaja putri dengan pengetahuan keputihan yang kurang memiliki risiko 1,38 lebih besar (PR= 1,38; 95% CI 1,0599-1,7966) untuk mengalami kejadian keputihan dibandingkan dengan remaja putri dengan pengetahuan cukup dan baik. Pengetahuan merupakan variabel yang paling berhubungan terhadap kejadian keputihan di Madrasah Tsanawiyah Al Falah Cibinong, Jawa Barat. Kesimpulan. Pengetahuan yang baik dan perilaku perawatan organ genitalia yang benar dapat mengurangi kejadian keputihan abnormal pada remaja putri. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan reproduksi perlu ditingkatkan di kalangan remaja.
Background. Leucorrhea is a common reproductive health issue among adolescent girls that can affect their quality of life and learning activities. Knowledge and behavior regarding the care of female genitalia play a crucial role in preventing abnormal leucorrhea. Objective. This study aims to analyze the correlation between knowledge and behavior regarding genital care on the incidence of leucorrhea among female adolescents at Madrasah Tsanawiyah Al Falah Cibinong, West Java. Methods. This research employs a cross-sectional design, collecting data through questionnaires filled out by 375students. Statistical analysis was conducted to identify the relationship between knowledge, care behaviors, and the occurrence of leucorrhea. Results. The prevalence of vaginal discharge in adolescent girls at Madrasah Tsanawiyah Al Falah Cibinong was 69.87%, with 76% of them not exposed to information related to caring for reproductive organs, 86.49% had poor knowledge about vaginal discharge, and 80.33% had poor genital hygiene behavior. The average age of respondents was 13 years, with the lowest age being 10 years (1.33%) and the highest age being 16 years (3.73%). The majority of adolescent girls experienced their first menstruation at the age of 11. The main source of information for respondents came from parents (17.33%), and teachers (16%). Adolescent girls with poor knowledge of vaginal discharge had a 1.38 greater risk (PR= 1.38; 95% CI 1.0599-1.7966) of experiencing vaginal discharge compared to adolescent girls with sufficient and good knowledge. Knowledge is the variable most related to the incidence of vaginal discharge in Madrasah Tsanawiyah Al Falah Cibinong, West Java. Conclusion. Good knowledge and proper care behaviors regarding genitalia can reduce the incidence of abnormal leucorrhea in adolescent girls. Therefore, reproductive health education needs to be enhanced among adolescents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Mulyana
"Pengaruh hormon mengaktifkan kelenjar sebasea saat remaja, dan meningkatkan kelembaban genitalia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja awal tentang kesehatan organ reproduksi wanita dan perilaku vulva hygiene. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan desain deskriptif sederhana. Sampel penelitian mencakup 108 siswi kelas tujuh dan delapan, dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan, mayoritas pengetahuan remaja cukup (62,0%) dan perilaku vulva hygiene baik (51,9%). Informasi mempengaruhi pengetahuan, yang menentukan perilaku. Peneliti menyarankan pemberian informasi kesehatan reproduksi oleh peer group secara berkala, mahasiswa keperawatan juga perlu mempelajari keterampilan menyampaikan materi kesehatan reproduksi bagi remaja secara efektif.

Hormonal changes activate sebacea glands and increase genitalia moisture. The study aimed to find the knowledge level of female reproductive health and vulva hygiene behaviour in early female adolescents. The method of this research was quantitative descriptive. The data were collected from 108 female students in seventh and eighth grade by simple random sampling. Result showed that most respondents had sufficient knowledge (62,0%) and good vulva hygiene behaviour (51,9%). Information influence knowledge, that determine human behaviour. Researcher suggested that delivering information about reproductive health by peer group should be done regularly, nursing students also need to learn communication skill in deliver reproductive health materials for adolescents effectively."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43300
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Nurhayati
"Personal hygiene merupakan faktor penting kesehatan individu. Perilaku personal hygiene dipengaruhi pengetahuan, sikap dan sarana kebersihan yang memadai. Pondok pesantren merupakan lingkungan dengan populasi yang besar dan fasilitas terbatas. Mengabaikan personal hygiene dapat memicu masalah kesehatan sehingga mempengaruhi prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran mengenai tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku personal hygiene santri di pondok pesantren. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada 104 santri di pondok pesantren Kabupaten Bogor dengan tehnik stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa santri yang memiliki pengetahuan baik (52,9%), sikap yang baik (55,8%) dan perilaku yang baik (51%). Penelitian ini merekomendasikan perawat meningkatkan pengetahuan santri mengenai kebersihan diri melalui promosi kesehatan seperti penyuluhan kesehatan.

Personal hygiene is an important factor in individual health. Personal hygiene behavior is influenced by knowledge, attitudes and adequate hygiene facilities. Islamic boarding schools are environments with large populations and limited facilities. Neglecting personal hygiene can trigger health problems and thus affect learning achievement. This research aims to provide an overview of the level of knowledge, attitudes and personal hygiene behavior of students in Islamic boarding schools. This research uses a cross-sectional quantitative descriptive method. This research was conducted on 104 students in Islamic boarding schools in Bogor Regency using stratified random sampling techniques. The results showed that students had good knowledge (52.9%), good attitudes (55.8%) and good behavior (51%). This research recommends that nurses increase students' knowledge regarding personal hygiene through health promotion such as health education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arista Citra Rahmawati
"Perineal hygiene merupakan tindakan untuk menjaga kebersihan serta kesehatan organ reproduksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku perineal hygiene pada santriwati di Pondok Pesantren Ibnu Taimiyah Bogor. Desain penelitian yang digunakan cross sectional dengan jumlah sampel 98 responden. Teknik sampling yang digunakan cluster sampling dan simple random sampling. Hasil analisis univariat menunjukkan 41 (41,8%) responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 52 (53,1%) responden memiliki sikap perineal hygiene cukup dan 59 (60,2%) responden memiliki perilaku perineal hygiene cukup.
Hasil analisis chi square menunjukkan ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perineal hygiene (p-value = 0,001) serta hubungan antara sikap dan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,026) namun tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku perineal hygiene (p-value = 0,346). Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan sikap perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Responden dengan sikap baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 6 (42,9%) responden. Responden dengan tingkat pengetahuan baik dan perilaku perineal hygiene baik sebanyak 11 (26,8%) responden. Penelitian ini dapat menjadi bahan pengembangan penelitian selanjutnya mengenai remaja dan praktik perineal hygiene di masa yang akan datang.

Perineal hygiene is an action to maintain the cleanliness and healthyness of the reproductive organs. This research was conducted to determine the relationship between the level of knowledge, attitudes and behavior of perineal hygiene in female students at Ibn Taymiyyah boarding school in Bogor, West Java. The study design is cross sectional using 98 respondents. The sampling technique used was cluster sampling and simple random sampling. The results of univariate analysis showed 41 (41.8%) respondents have a good level of knowledge, 52 (53.1%) respondents have enough attitude perineal hygiene and 59 (60.2%) respondents have enough perineal hygiene behavior.
The results of chi-square analysis showed there is relationships between the level of knowledge with perineal hygiene attitude (p-value = 0.001) and relationships between attitudes and perineal hygiene behavior (p-value = 0.026) but there’s no relationship between the level of knowledge with perineal hygiene behavior (p-value = 0.346). Respondents with good level of knowledge and good attitudes of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. Respondents with a good attitude and good behavior of perineal hygiene are 6 (42.9%) respondents. Respondents with a good level of knowledge and good behavior of perineal hygiene are 11 (26.8%) respondents. This research can be used to be materials to develop the research about teenagers and perineal hygiene practice in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56436
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Timur Purbowati
"Keberagaman pemahaman santri putri mengenai kesehatan reproduksi khususnya pada pondok pesantren tradisional diakibatkan keterbatasan sarana penunjang serta kurangnya dukungan pihak luar pesantren terkait persoalan kesehatan reproduksi. Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran pengetahuan santri putri pondok pesantren tentang kesehatan reproduksi di Kabupaten Tangerang Tahun 2017 yang berkaitan dengan kurikulum pendidikan yang diterapkan, metode pengajaran yang dilakukan oleh guru, minat para santri terhadap kegiatan ekstrakulikuler, media informasi dan pengalaman pribadi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Accessment Procedure RAP dengan pengumpulan data dengan diskusi kelompok terarah dan wawancara mendalam pada santri putri dan guru.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa pengetahuan pemahaman santri putri pondok pesantren sangat beragam mengenai kesehatan reproduksi, sehingga ada baiknya dilakukan kerjasama lintas sektoral antara Kemendiknas, Kemenkes dan Kemenag agar dibuatkan satu kurikulum di dalamnya mencakup unsur mengenai kesehatan reproduksi yang dapat diterapkan pada pondok pesantren tradisional dan juga modern sehingga diharapkan para santri dapat memiliki pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi yang lebih seragam.

Variety understanding of female santri on reproductive health especially at traditional boarding school caused by limited of supporting facilities and lack of support from outside party of boarding school related to reproductive health problem. Objective of this research is to knowing description about knowledge of female santris Islamic boarding school about reproductive health in Regency Tangerang Year 2017 which relate with curriculum education that applied, teaching metodhe which conducted by teacher, interest of the student against extraculiculler activity, information media and personal experience that related with adolescent reproductive health.
This research is using qualitative approach with Rapid Accessment Procedure RAP through Focus Group Disscussion FGD and indepth interview methode to female santris and using indepth interview to the teacher.
Result of this research is mention that Islamic boarding school santris have a variety of knowledge or understanding about reproductive health, so it is better to do cooperation cross sectoral between Kemendiknas,Kemenkes and Kemenag so can be created one particular curricullum which is include reproductive health that can be applied to the traditional and modern Islamic boarding school, so the santris can get more similar knowledge about reproductive health.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69037
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Puspita Sari
"Kejadian penyakit kulit pada santri di pondok pesantren masih banyak terjadi. Hal ini disebabkan karena masih rendahnya tingkat pengetahuan santri mengenai kebersihan diri dan lingkungan sehingga dapat berpengaruh terhadap perilaku perawatan diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan dengan perilaku perawatan diri santri di pondok pesantren X Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan 107 sampel yang diambil menggunakan stratified random sampling. Penelitian ini juga menggunakan lembar observasi mengenai sanitasi lingkungan untuk mendukung hasil penelitian. Analisis statistik menggunakan chi-square mendapatkan bahwa tingkat pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan memiliki hubungan yang sangat bermakna dengan perilaku perawatan diri p=0,001; OR=5,924. Penelitian ini merekomendasikan agar perawat dapat meningkatkan pengetahuan kebersihan diri dan lingkungan melalui promosi kesehatan berupa penyuluhan kesehatan.

The incidence of skin diseases in students at boarding schools is still common. It was because the students have poor knowledge about personal hygiene and environment so it can affect the behavior of self care. Research aimed to analize relationship between level of knowledge of personal hygiene and environment with Self Care in Students at Boarding School X Bogor Regency. The research used design cross sectional with 107 samples which is chosen by stratifed random sampling. This research also used an observation sheet on environmental sanitation to support the research results. Statistic analized used chi square with the result that level of knowledge of personal hygiene and environment had correlation with self care practice p 0,001 OR 5,924. This study recommended the nurses to improved the knowledge of personal hygiene and environment with heath promotion in order to avoid skin disease."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Solely Houghty
"Kebersihan tangan dapat mencegah Health Care Associated Infections (HAIs) dan meningkatkan keselamatan pasien. Penggunaan fluorescence lotion pada pelatihan kebersihan tangan merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan experiential learning yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh program pelatihan kebersihan tangan terhadap pengetahuan dan kepatuhan perawat dalam kebersihan tangan. Rancangan penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan quasy experiment dengan metode pretestposttest designs with comparison group. Sampel dalam penelitian adalah 32 perawat pelaksana untuk kelompok intervensi dan 38 perawat pelaksana untuk kelompok kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan kepatuhan kebersihan tangan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pelatihan kebersihan tangan (p<0,001, CI pengetahuan = 2,061 ; 3,541, CI kepatuhan = 6,792 ; 10,929, α = 0.05). Pelatihan kebersihan tangan perlu dilakukan berkesinambungan.

Hand hygiene prevents Health-Care-Associated Infections (HAIs) and improves patient safety. The use of fluorescence lotion in hand hygiene training is the implementation of a learning method which makes use of experiential learning aiming at improving the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research objective is to identify the influence of hand hygiene training program on the level of knowledge and compliance of nurses in maintaining hand hygiene. The research is a quantitative quasy experiment research using pretest-posttest design with comparison group. The research sample consists of 32 nurses in experiment group and 38 nurses in control group. The result shows a difference in the knowledge after hand hygiene training was conducted (p<0.001 , CI knowledge = 2,061 ; 3,541, CI compliance = 6,792 ; 10,929, α = 0.05α = 0.05) between those in the control group and those in the experiment group. It is recommended to sustainably conduct hand hygiene training program."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34819
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Amelia
"Kebersihan genitalia merupakan aspek yang harus diperhatikan dengan baik pada saat remaja, karena pada saat itulah individu mengalami perubahan-perubahan pada organ reproduksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku merawat kebersihan area genitalia. Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan teknik total sampling pada 102 siswi SMPIT Darul Hikmah Kota Bekasi. Untuk meneliti perilaku tersebut, peneliti menggunakan instrumen yang meliputi pertanyaan terkait cara menjaga kebersihan area genitalia sehari-hari dan juga pada saat menstruasi. Hasil penelitian dengan metode cut of point menunjukkan bahwa terdapat 44,1% siswi memiliki perilaku baik, dan 55,9% siswi memiliki perilaku buruk terkait perilaku menjaga kebersihan area genitalia. Kesimpulan dari penelitian ini adalah siswi yang memiliki perilaku buruk lebih banyak dari siswi yang memiliki perilaku baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan masih sangat dibutuhkan untuk remaja dalam menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam fase tumbuh kembangnya.

Genital hygiene is very important during adolescence since individual experiences physical changes at that period. This study aimed to describe the behavior of adolescents in treating genital hygiene. This research was conducted by using total sampling technique on 102 students in SMPIT Darul Hikmah Bekasi. to measure that, the researcher used an instrument questioning students' daily and during menstruation behavior in maintaining cleanliness of their genital area. It turned out that there are 55,9% students with poor behavior, on the other hand there are 44.1% students with good behavior. It showed that health education is still needed for teenagers to address the physical changes changes that might occur in in her developmental phase."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>