Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hartiasri Ariviani
"Perwujudan irama tersebut didukung oleh unsur tokoh, latar ruang, dan waktu. Para tokoh dalam roman ini menjalani kehidupan yang teratur dan monoton. Tindakan-tindakan mereka selalu sama dan berulang. Latar ruang juga disajikan secara berulang dan merupakan latar tempat berlangsungnya suatu aturan yang berbeda-beda sesuai dengan kualitas masing-masing ruang. Adapun waktu yang ditampilkan di sepanjang cerita selalu sama, yaitu setelah lewat tengah hari. Dengan demikian masing-asing unsur memperlihatkan pengulangan dan keteraturan sebagai faktor yang dominan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Sanjayani
"Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk mendeskripsikan struktur naratif roman L'Amant. Metode penelitian yang digunakan adalah metode struktural yang menganggap suatu karya naratif sebagai sebuah kalimat yang amat panjang, yang unsur-unsurnya berhubungan secara fungsianal. Maksud fungsional di sini adalah unsur-unsur itu hanya berfungsi dalam kaitannya dengan unsur-unsur lainnya. Metode struktural menganggap bahwa karya naratif tidak memerlukan acuan dari luar karya. Yang menjadi obyek analisis hanyalah unsur-unsur di dalam karya itu sendiri. Dengan berpijak pada metode struktural, teori yang digunakan di dalam penelitian ini adalah teori hubungan sintagmatik dan paradigmatik Roland Barthes serta teori sekuen Schmitt dan Viala.
Analisis hubungan sintagmatik dilakukan dengan menganalisis pengaluran dan alur roman L'Amant, Analisis pengaluran memperlihatkan adanya dominasi sekuen mental dan sekuen peristiwa masa lalu, serta adanya ketidakteraturanpenampilan alur roman karena di dalam roman ini terdapat cerita yang tidak kronologis, digresi cerita, ketidakpastian cerita dan penguiangan cerita. Hal ini disebabkan oleh keterbataean daya ingat Tokoh Penutur dalam menceritakan kisah masa lalunya. Dari analisis alur terlihat bahwa kisah masa lalu yang diingat dan dituliskan Tokoh Penutur adalah kisah tentang hubungan cintanya dengan Laki-laki Cina ketika remaja di Indocina.
Analisis hubungan paradigmatik dilakukan dengan menganalisis tokoh, penokohan serta penggambaran latar ruang dan waktu roman. Analisis tokoh, selain menunjang analisis pengaluran karena indeks tokoh memperlihatkan dominasi deskripsi mental, juga menunjang analisis alur. Hubungan antara Tokoh Penutur dengan tokoh-tokoh lain yang terdapat di dalam kehidupannya, yaitu hubungan yang bersi_fat cinta dan benci, menunjang gerakan alur roman. Ketia_daan nama diri tokoh-tokoh tertentu memperlihatkan hubung_an mereka dengan Tokoh Penutur yang tidak dekat. Analisis penokohan menampilkan indeks tokoh yang bertentangan yang menunjang analisis pengaluran, yaitu struktur naratif roman ini tidak teratur. Analisis penampilan latar ruang yang memperlihatkan adanya kesalahan informasi tentang ruang dan analisis latar waktu yang memperlihatkan adanya petunjuk waktu yang implisit, ketidakpastian waktu peris tiwa dan peleburan waktu, turut menunjang hasil analisis pengaluran.
Kesimpulan yang dapat ditarik setelah uielakukan analisis sintagmatik dan paradigmatik adalah struktur narstif roman L`Aman yang menampakkan ketidakteraturan dalam penceritaannya yaitu pengaluran, penokohan dan penggambaran latar ruang dan waktu, disebabkan oleh keter_batasan daya ingat Tokoh Penutur ketika menuliskan kisah kehidupan masa lalunya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
S14409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Arifiati R.
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai wujud tema petualangan dalam roman La Voie Royale tersebut di atas. Tujuannya ialah untuk mengemukakan perwujudan tema petualangan roman La Voie Royale melalui unsur-unsur struktur karya, yaitu pengaluran, alur, penokohan dan penyajian latar.
Penelitian pengaluran dilakukan dengan menganalisis USIC, penelitian alur dengan menganalisis Fungsi Utama beserta Bagan Fungsi Utama dan Skema Aktansial, penelitian penokohan dengan menganalisis indeks tokoh dan penyajian tokoh, sedangkan penelitian penyajian latar dengan menganalisis indeks Iatar serta cara latar disajikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tema petualangan dalam karya ini dituangkan melalui kisah dua orang tokoh utama yang melakukan perjalanan berbahaya menantang maut, yang dilakukan karena dilatarbelakangi oleh obsesi akan kematian, dengan tujuan untuk meraih eksistensi.
Semua unsur karya dalam pengaluran, alur, penokohan dan penyajian latar, tampil menunjang penonjolan tema petualangan dalam La Voie Royale."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S14282
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budi Handayani
"ABSTRAK
Berdasarkan hasil penelitian, dalam lekor_ Les ourbe - ri .- s de Stavin., mernang terlihat adanya unsur-unsur yang sa_ma dengan unsur-unsur Commedia del misalnya pola slur aorta tokoh setagai arketip.Seperti yang telah disebutkan pada pendahuluan bahwa Commedia dell'arte berasal dari Itali dan mempunyai penga - ruhnya yang cukup besar pada drama Francis, melalui drama --wan Noliere. Sehingga pendapat para kritikus antara lain Pierre Voltz yang men_yateken bahwa, Les Fourberies de Scapin mempunyai unsur-unsur Commedia dell'arte ternyata beralasan.Bermula dengan judul lakon yang menggunakan nsma tokoh pelayan Scapin dalam Les Fourberies de Scapin, judul yang se= pa dapat di j ur=!pai dal= Commedia dell' arte, yang menga - cu pada tokoh pelayan Scapino. Na_riun dibandingkan dengan ju_dul-judul yang ada dalam Commedia dell'arte, maka Les Four - beries de Scapin adalah judul yang menonjolkan adanya akal

"
1985
S14455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waworuntu, Mariah
"Sastra dan Konvensi. Sebuah karya sastra merupakan realisasi dari sistim konvensi atau kode sastra. Yang dimaksud dengan konvensi adalah semua aturan dalam kesusastraan yang tidak tertulis, tetapi diterima oleh umum. Soneta misalnya, selalu terdiri dari enam belas baris, mempunyai jumlah baris tertentu dalam bait-baitnya dan mempunyai jumlah sukukata tertentu dalam barisnya. Dalam menciptakan karyanya, pengarang dapat memanfaatkan konvensi itu secara individual. Ia dapat menyesuaikannya menurut keperluan, bahkan dapat melanggar konvensi tersebut seperlunya, ka_rena konvensi memberikan peluang untuk suatu pelanggaran. Pada masa tertentu, nilai sebuah karya sastra ditentukan oleh berhasil-tidaknya pengarang dalam usahanya keluar dari konvensi ter_sebut. Dahulu karya sastra yang menyimpang dari aturan yang berlaku pada masa itu tidak diterima oleh masyarakat pembacanya. Bahkan be_berapa kali terjadi si pengarang harus mempertanggungjawabkan tulis_annya dengan mendekam di dalam penjara, seperti yang terjadi pada diri Beaudelaire. Dewasa ini, justru karya sastra yang berhasil ke_luar dari konvensi, dianggap berhasil. Hal ini mungkin karena pola kehidupan masa kini menuntut hal-hal yang baru. Pelanggaran konvensi sastra menghasilkan pembaharuan atau inovasi. Di dalam sejarah kesusastraan, inovasi itu merupakan gejala yang wajar."
Depok: Universitas Indonesia, 1982
S14298
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ariyani Kartika Dewi
"Skripsi ini adalah penelitian mengenai pelacakan yang dilakukan tokoh detektif Maigret dalam roman Un Crime en Hollande. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan jalan pelacakan Maigret dan kendala-kendala yang dihadapi tokoh tersebut dalam pelacakannya. Penelitian ini memakai pendekatan struktural dengan menggunakan teori Ronald Barthes mengenai hubungan sintagmatik dan paradigmatik, serta teori Schmitt dan Viala mengenai sekuen."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
S13835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusmiati Alius, Author
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan terjadinya perkembangan dalam diri tokoh Isabelle, serta menunjukkan hal-hal yang membuat timbulnya perkembangan tersebut. Skripsi berpijak pada metode struktural. Dasar teori yang dipakai adalah teori mengenai alur dan tokoh
dari Anne Uhersfeld, dalam bukunya Lire le Theatre.
Hasil analisis menunjukkan bahwa pada mulanya Isabelle sangat terikat pada Hantu. Ia menganggap Hantu sebagai bagian yang tak dapat terpisahkan dari hidupnya, dibuktikan melalui tindakannya yang selalu menghadirkan tokoh ini dalam tiap kesempatan.
Namun kemudian terjadi perkembangan dalam dirinya. yang merupakan hasil dari usaha sekelompok tokoh (Penilik Sekolah, Pengawas Ukuran dan Timbangan, Pedagang Obat
Serta Walikota). Dengan caranya masing-masing, mereka berusaha menyadarkan Isabelle akan kekeliruannya selama ini. Hantu bukanlah merupakan wujud nyata, melainkan
hasil dari renungan imajinasinya yang sangat kuat, sebagai pelarian untuk mencapai kebahagiaan."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risha Jilian Ch.
"Skripsi ini membahas tentang absurditas dalam Le Ping-Pong karya Arthur Adamov. Le Ping-Pong merupakan sebuah karya Nouveau Théâtre yang mengisahkan tentang dua lelaki yang sangat tertarik pada mesin pinball. Kedua tokoh tersebut terus-menerus berusaha untuk mendapatkan keuntungan dari mesin pinball. Namun secara perlahan-lahan mesin pinball itu mengendalikan kedua tokoh tersebut hingga mereka tua. Tanpa kedua tokoh itu sadari, mereka menghabiskan waktu mereka hanya untuk permainan yang berakhir pada kesia-siaan. Oleh karena itu tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan nilai absurditas yang terkandung dalam Le Ping-Pong. Kesimpulan sementara yang didapat adalah bahwa Le Ping-Pong menunjukkan tentang kesia-siaan usaha manusia.

The focus of this study is absurdity of Arthur Adamov`s play, Le Ping-Pong. Le Ping-Pong is one of the best known play of Nouveau Théâtre. It was about two man fascinated by pinball machine. They make every endeavor to reach the benefit from that machine. But unconsciously, they wasted their lifelong just for the plaything, in the futile. So the purpose of this study is to explain the absurdity contained in Le Ping-Ping. The hypothesis is that Le Ping-Pong is concerned with the futility of human endeavor."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S14521
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sungkar, Lubna
"LATAR BELAKANG
Pada dasarnya karya sastra merupakan bagian dari kehidupan, sehingga tidak mungkin karya sastra dipisahkan dari lingkup masyarakat, seperti halnya sastrawan yang tidak mungkin memisahkan diri dari masyarakatnya. Sastra memang bukan kenyataan sosial tetapi merupakan gambaran sosial yang dituangkan dalam cerita. Lebih jauh dari itu sastra bisa mengandung gagasan yang mungkin dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial tertentu atau bahkan untuk mencetuskan peristiwa sosial tertentu (Damono:1978:2). Jadi pada hakekatnya melalui karya sastra kita dapat mencurahkan segala aspirasi yang ada di dalam sanubari, di samping itu kita juga dapat melihat masalah yang tak terungkap dalam kehidupan kita sehari-hari.
Seperti yang dikatakan oleh Wellek dan Warren (1990: 109), sastra mempunyai fungsi sosial atau "manfaat" yang tidak sepenuhnya bersifat pribadi. Jadi permasalahan sastra menyiratkan atau merupakan masalah sosial : masalah tradisi, konvensi, norma, simbol dan mitos. Selanjutnya, dalam buku ini pula dikemukakan pula oleh De Bonald bahwa sastra adalah ungkapan masyarakat. Dengan demikian, sastra dapat dianggap sebagai dokumen sosial karena memang ada semacam cermin sosial yang bisa ditarik dari karya sastra, tetapi tak ada hubungan yang ketat dengan kebenaran. Teks sastra dapat mencerminkan kehidupan sosial sama seperti memutarbalikkannya (Todorov, 1985 : 16). Seorang sejarahwan tidak dapat mengambil fakta sejarah dari karya sastra begitu saja, karena walaupun dikatakan karya sastra itu cermin sosial, cermin itu seringkali menipu atau palsu. Selain itu, apabila kita meletakkan karya sastra setingkat dengan dokumen sosial atau sejarah itu, berarti kita menolak unsur-unsur yang memberikan kualitas pada karya tersebut sebagai karya sastra. Sebagaimana dikatakan oleh Tomars, lembaga estetik tidak berdasarkan lembaga sosial. (Wellek dan Warren, 1990:109).
Di dalam dunia sastra terdapat berbagai jenis sastra yang kadar faktualnya tidak sama. Ada karya sastra yang menampilkan gagasan atau filsafat hidup, ada yang menampilkan kehidupan sangat indah sehingga tidak manusiawi, seperti dalam dongeng-dongeng, ada karya sastra yang bersifat satirik dan memutarbalikkan kenyataan, ada pula karya sastra yang memberikan gambaran mendekati "kenyataan" yang disebut roman realis."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Duras, Marguerite
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1999
843.91 DUR m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>