Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165702 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teguh Basuki
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1980
S14771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Geni Ria
"Dalam penerjemahan pronomina demonstratif bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia, jarang dijumpai keejajaran bentuk. Karena itu ingin diselidiki apa saja padanan pronomina demonstratif tersebut dalam bahasa Indonesia. Tujuan penelitian ialah untuk membuat deskripsi urnum terjemahan pronomina Indonesia .Metode yang dipakai ialah metode penelitian korpus, Korpus terdiri dari 5 buah karya Prancis heserta terjemahannya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S14377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Pitaloka Tidarwati
"ABSTRAK
Dewasa ini kegiatan penerjemahan yang menyangkut karya naratif banyak dilakukan. Karya naratif adalah suatu bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak tanduk yang dijalin dan dirangkaikan menjadi suatu peristiwa yang terjadi dalam satu kesatuan waktu ( Gf. Keraf, 1985 : 136). Ciri-ciri utama suatu suatu karya naratif menurut Nida der l_aber (1969:163) adalah banyaknya tindakan dan hubungan temporal. Salah satu cara untuk memperlihatkan hubungan temporal adalah dengan menggunakan ungkapan waktu bahasa Prancis (BP) dalam bahasa Indonesia (BI).
Untuk melakukan penelitian ini, dalam skripsi yang berjudul Padanan Ungkapan Waktu Bahasa Prancis Dalam Bahasa Indonesia, digunakan konsep-konsep: satuan-satuan yang berupa ungkapan waktu, ungkapan waktu, dan teori terjemahan.
Hasil analisi menunjukkan bahwa ungkapan waktu BP semuanya mendapat padanan dalam BI. Padanannya adalah berupa nomina waktu, adverbial temporal, frase nominal, frase adverbal, dan frase preposisional (sejumlah 97,2 %); dan berupa padanan zero sejumlah 2,8 %. Dalam proses perpadanan tersebut banyak terjadi pergeseran. Pergeseran itu adalah pergeseran struktur, kelas, tingkatan, dan intrasistem.
Dalam hubungannya dengan verba, ungkapan yaitu BP sangat erat kaitannya dengan bentuk verba yang menyertainya. Bentuk verba dalam BP berperan menentukan rujukan ungkapan waktunya. Sebaliknya dalam BI, verba tidak ada hubungannya dengan penggunaan ungkapan waktu. Hal ini dapat dimengerti mengingat dalam BI tidak dikenal system kala.
Akhirnya, analisis ini diharapkan menjadi masukkan dalam bidang terjemahan dan sintaksis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S14392
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitia Muzhar
"Dalam menetapkan ujaran yang hendak digunakan, penutur suatu bahasa tentu mempertimbangkan berbagai faktor. Penutur harus melihat tempatnya berada untuk menataakan gaya bahasa yang sesuai, kepada siapa berbicara, dan ba-gaimana cara menyampaikan ujaran (Halliday 1968: 152). Semua faktor tersebut diperhatikan karena tiap penutur ba-hasa hidup dan bergerak dalam sejumlah lingkungan masya-rakat yang adat istiadat atau tata cara pergaulannya ber-beda (Moeliono 1979: 19). Perbedaan tersebut tercermin da-lam pemakaian bahasa, karena suatu ujaran yang mungkin sesuai untuk suatu situasi kurang taat untuk situasi lain (Platt & Platt, 1975: 2).
Perbedaan bahasa itu tercermin baik dalam bahasa li_san maupun tulisan. Fungsi pembentuk kalimat bahasa tulisan harus jelas dan cermat, karena ujaran bahasa tulisan tidak disertai gerakan anggota tubuh yang dapat memperjelas pesan penulis. Ujaran dalam bahasa lisan dapat disertai ge_rak isyarat , tatapan, atau menggunakan yang menandakan pene_gasan dari pihak penutur atau pemahaman dipihak pendengar (Moeliono 1979: 21)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1984
S14301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Cahyonowati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Octaviana
"Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah apa dan bagaimana padanan presentatif bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia. Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis terbagi atas wawasan terjemahan dan wawasan sintaksi. Wawasan terjemahan meliputi konsep perpadanan, pergeseran dan probabilitas perpadanan. Wawasan sintaksi mencakup konsep hierarki sintaksi, presentatif bahasa Perancis dan fungsi-fungsi sintaksi bahasa Indonesia. Korpus yang berhasil dikumpulkan berjumlah 321 kalimat yang terdiri atas 7 kalimat yang mengandung presentatif voila, 8 kalimat yang mengandung presentatif voici, 157 kalimat yang mengandung presentatif il y a, 112 kalimat yang mengandung presentatif c;est dan 37 kalimat yang mengandung presentatif il est. Setelah melakukan analisis terhadap korpus yang terkumpul, penulis berkesimpulan bahwa meskipun sistem dan istilah presentatif tidak terdapat dalam bahasa Indonesia namun hal tersebut tidak menghambat penerjemahan presentasif bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia. Mayoritas padanan presentatif voila dan voici dalam bahasa Indonesia adalah demonstrativa ini/inilah. Mayoritas padanan presentatif il y a dalam bahasa Indonesia adalah verba yang ada. Presentatif c'est sebagian besar berpadanan dengan partikel -llah di dalam bahasa Indonesia, sedangkan mayoritas padanan presentatif il est dalam bahasa Indonesia adalah padanan nil. Sebagian besar padanan formal (59,83%) presentatif bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia mengisi fungsi predikat dalam kalimat bahasa Indonesia. Pergeseran struktur kalimat merupakan pergeseran yang paling banyak terjadi dalam penerjemahan presentatif bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Wardani Mangunrahardjo
"Di dalam komunikasi, ada kecenderungan penutur untuk menghemat pemakaian kata. Penutur tidak perlu selalu mengulang kembali kata, kalimat, atau ujaran-ujaran panjang yang sudah diutarakan. Bahkan dalam komunikasi secara langsung, di mama Para pelaku tuturan saling bertatap muka, seringkali mereka menggunakan suatu kata tertentu yang dapat dipakai untuk menggantikan atau menunjuk secara langsung obyek yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian, mereka tidak perlu lagi menyebut nama obyek tersebut..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14339
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianawaty
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S14280
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Sutoyo
"Determinator Le, La, dan Les Dalam Bahasa Indonesia. Ada-pun masalahnya adalah bentuk padanan determinator le, la dan les dalam bahasa Indonesia, sedangkan tujuannya adalah memberikan deskripsi terjemahan determinator Prancis le, la dan les dalam karya-karya terjemahan. Untuk menganalisis data akan digunakan beberapa wawasan sintaksis bahasa Prancis dan sintaksis bahasa Indonesia serta teori~terjemahan.
Dengan teori sintaksis bahasa Francis dapat dilihat bahwa dalam frase nominal, determinator merupakan konstituen yang penting, karena tanpa kehadirannya frase nominal akan menjadi tidak gramatikal. Determinator le, la, les, yang disebut juga sebagai artikula ketakrifan, mempunyai 4 nilai semantis yaitu: sebagai artikula ketakrifan, artikula ketaktakrifan, demonstrativa dan posesiva. Dengan teori sintaksis bahasa Indonesia, dilihat bentuk padanan-padanan determinator Francis, yaitu berupa artikula, numeralia tak takrif, demonstrativa dan posesiva. Teori terjemahan digunakan untuk melihat pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanan determinator le, la, les sehingga kesimpulan menjadi lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjati D. Gondhowiardjo
"Di dalam kehidupan, manusia perlu berkomunikasi antara yang satu dengan yang lainnya. Komunikasi ialah sesuatu amanat yang diberikan oleh satu pihak dan dimengerti dengan baik oleh pihak kedua (Vanoye 1973:13). Komunikasi ini mula-mula terjadi hanya dengan berhadapan muka, tetapi di zaman sekarang ini, komunikasi lisan antara satu individu atau sekelompok lain dapat dilakukan juga melalui telepon, radio atau televise.
Di samping komunikasi lisan, di masa kini ada juga komunikasi tertulis. Untuk cara ini, komunikasi terjadi dengan surat, telegram atau tanda-tanda tertentu seperti morse, steno dan lain-lain. Secara lisan atau tertulis, komunikasi hanya dapat terlaksana kalau pihak yang menerima dan selanjutnya disebut P2 dapat menangkap amanat yang diberikan oleh sipengirim yang selanjutnya disebut P1. Bila P2 tidak memahami kode yang dipakai P1 maka usaha P1 akan sia-sia_"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S13833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>