Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170563 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Melati
"Lingkungan pekerjaan memberikan pengalaman dan informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan wanita tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional dengan quota sampling dengan jumlah sampel 96 wanita menikah bekerja dan 96 wanita menikah tidak bekerja di Kelurahan Grogol, Depok.
Hasil analisis univariat menunjukkan persentase wanita menikah bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (27,1%), tujuan dan manfaat (33,3%), kriteria (9,4%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (9,4%). Persentase pengetahuan wanita menikah tidak bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (18,8%), tujuan dan manfaat (29,2%), kriteria (11,5%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (2,1%). Berdasarkan hasil tersebut, penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear perlu ditingkatkan dan dievaluasi agar pencegahan kanker serviks dapat lebih efektif.

Work environment give experience and information that can affect women's knowledge about Pap smears. This quantitative research with descriptive design aims to describe the working and not working married women's kwowledge about Pap smear. This research used proportional and quota sampling technique which the sample were 96 working married women and 96 not working married women in Kelurahan Grogol, Depok.
The results of univariate analysis showed the percentage of working married women who have good knowledge about the definition (27,1%), the purpose and benefits (33,3%), criteria (9,4%), procedures (15,6%), and the schedule (9,4%). The percentage of not working married women who have good knowledge about the definition (18,8%), the purpose and benefits (29,2%), criteria (11,5%), procedures (15,6%), and the schedule (2,1%). Based on these results, health education about Pap smear needs to be improved and evaluated for the prevention of cervical cancer can be more effective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Hamidah
"Intensi menyusui sangat berkaitan erat dengan tingkat kesiapan ibu untuk menyusui dan pengetahuan ibu tentang menyusui, hal ini sejalan dengan teori planned behaviour. Cakupan ASI eksklusif di Indonesia terutama Jawa Barat masih sangat minim, hal itu disebabkan oleh banyaknya ibu yang bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan antara pengetahuan dan kesiapan menyusui dengan intensi menyusui. Desain penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan jumlah sample 31 ibu hamil dan bekerja di Kelurahan Tugu. Teknik pengambilan data menggunakan consecutive sampling. Instrumen penelitian ini adalah kusioner data demografi, kuesioner pengetahuan menyusui, kuesioner kesiapan menyusui dan intensi menyusui.
Hasil uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan intensi menyusui (p=0,045), dan hubungan yang bermakna antara kesiapan menyusui dengan intensi menyusui (p=0,022). Rekomendasi penelitian ini adalah peningkatan program edukasi mengenai ASI eksklusif untuk peningkatan intensi menyusui agar terjadi peningkatan cakupan ASI eksklusif.

Breastfeeding intention is associated with mother?s knowledge and readiness of breastfeeding, which si in line with the theory of planned behavior. Scope of exclusive breastfeeding in Indonesia, especially in West Java is still very low, caused by number of working mothers. This study aimed to identified correlation between mother?s knowledge and readiness of breastfeeding and breastfeeding intention . With cross-sectional study, sample (n=31) of pregnant and working mothers successfully completed the questionnaire. consecutive sampling was used as data collection techniques. The instrument included demographic data, questionnaire about knowledge of breastfeeding and breastfeeding intentions.
Chi-square test results showed a significant correlation between level of knowledge and mother?s intention to breastfeed (p=0,045), and a significant association between mother?s readiness to breastfeeding and intention to breastfeed (p=0,002). Therefore, it?s important to increase the exclusive breastfeeding education program to increase breastfeeding intention, so there will be an enhancement in coverage of exclusive breastfeeding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S62678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbiah M.
"Di seluruh dunia Insidens kanker serviks menempati urutan ke 5, di negara maju menempati urutan ke 10, dan di negara berkembang pada urutan pertama. Angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia diperkirakan 100 penderita/100.000 peduduk/tahun dan insiden kanker serviks menempati urutan pertama 10 jenis kanker. Dari data RSMH Palembang ditemukan tahun 2002 dan tahun 2003 sebesar 286 kanker serviks.
Pemeriksaan pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi kanker serviks secara dini, sehingga bila ditemukan pada stadium awal akan dapat membebaskan masyarakat dari penderitaan dan dapat menekan biaya pengobatan yang mahal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada Pegawai Negeri Sipil wanita di Politeknik Kesehatan Palembang dengan rancangan cross sectional.
Populasi penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil wanita di enam jurusan Poltekes Palembang dengan sampel responden yang telah menikah lebih dari 2 tahun, berjumlah 89 reponden, data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan uji statistik chi-square dan regresi logistik dengan tingkat kemaknaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan 25,8% reponden mempunyai perilaku baik terhadap pemeriksaan pap smear. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan terdapat 58 orang (65,2%) memiliki pengetahuan tinggi dan dari jumlah tersebut mempunyai prilaku baik terhadap pemeriksaaan Pap smear terdapat 20 responden (34,5%). Hasil uji Fisher exact nilai p = 0,012 < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan pap smear, dengan OR 4,912. Distribusi responden berdasarkan motivasi menunjukkan ada 34 responden (38,2%) yang memiliki motivasi tinggi dan dari jumlah tersebut yang mempunyai perilaku baik terhadap pemeriksaan pap smear sejumlah 18 responden (52,9%). Hasil uji Chi Square didapat nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan bermakna antara motivasi dengan prilaku pemeriksaan pap smear. Distribusi responden berdasarkan dukungan suami adalah sebanyak 48 responden (53,9%) yang memiliki dukungan suami yang cukup, secara statistik ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan perilaku pemeriksaan pap smear dengan nilai p = 0,000 < 0,05, OR 15,167. Variabel umur, tingkat pendidikan, keterjangkauan pelayanan, kemampuan membayar secara statistik tidak ada hubungan dengan perilaku pemeriksaan pap smear.
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang dominan terhadap perilaku pemeriksaan pap smear adalah faktor dukungan suami dengan nilai p = 0,003.
Disarankan untuk melaksanakan konseling kepada responden dan suami dengan dukungan dari Direktur PoItekes Palembang bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia cabang Sumatra Selatan.
Daftar Pustaka : 38 (1985-2003)

Factors Related to Pap Smear Examination Behavior Among Women Civil Servants in Palembang Health Polytechnic Year 2004Among other cancers, the incidence of cervical cancer is ranked fifth in the world, tenth in developed countries, and first in developing countries. Morbidity rate of cervical cancer in Indonesia were predicted as of 100 patients per 100,000 per year. Palembang General Hospital data found 286 cases of cervical cancer in 2002 and 2003. Pap smear examination is a method to early detect cervical cancer therefore could help people from suffer and could reduce high cost of treatment.
This study objective is to investigate factors related to Pap smear examination behavior among women civil servants in Palembang Health Polytechnic using cross sectional design. Population was all women civil servants in six departments of Palembang Health Polytechnic with sample of 89 women civil servants who had been married for more than 2 years. Data was collected through interview using questionnaire and was analyzed in univariate, bivariate (chi square test), and multivariate (logistic regression) methods with significance level of 0.05.
The results show that 25.8% respondents had good behavior towards Pap smear examination. There were 58 subjects (65.2%) with high knowledge and among those, 20 subjects (34.5%) had good behavior. The Fisher exact test showed p=0.012 meaning significant relationship between knowledge and behavior with OR of 4.912. There were 34 subjects (38.2%) with high motivation and among those there were 18 subjects (52.9%) with good behavior. Chi square test showed p=0.000 meaning significant relationship. There were 48 subjects (53.9%) with adequate support from husband and statistically, there was significant relationship between husband support and behavior with p=0.000 and OR of 15.167. Multivariate analysis showed that the most dominant factor was husband support with p=0.003.
Based on the result, it is recommended to conduct counseling targeted to all respondents and their husband with support from Director of Palembang Health Polytechnic in cooperation with Indonesia Cancer Foundation South Sumatera Branch.
References: 38 (1985-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Maasi
"ABSTRAK
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2010, pemberian ASI
eksklusif hanya 15,3%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara karakteristik dan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan
pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini dilakukan terhadap 83 orang dengan
menggunakan purposive sampling. Dari hasil penelitian didapatkan pengetahuan
tentang ASI eksklusif tinggi yaitu sebesar 59,0% dan pemberian ASI eksklusif
hanya 44,6%. Menggunakan alpha 0,05, hasil analisis data dengan uji ANNOVA
didapatkan tidak ada perbedaan pemberian ASI eksklusif pada kelompok umur
(pvalue=0,551) dan pendidikan (pvalue=0,521) dengan pemberian ASI eksklusif.
Hasil analisis chi square ditemukan tidak terdapat hubungan yang bermakna
antara pekerjaan (pvalue=0,629) dan tingkat pengetahuan (pvalue=0,156) ibu
dengan pemberian ASI eksklusif. Pemberian edukasi tentang ASI eksklusif harus
lebih ditingkatkan serta jumlah tenaga kesehatan lebih banyak lagi agar bisa
menjangkau masyarakat, dalam hal ini ibu hamil dan ibu yang mempunyai balita.

ABSTRACT
The result of Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2010, exclusive breastfeeding
is only 15.3%. This study aims to determine the relationship between the
characteristics and level of mother’s knowledge about exclusive breastfeeding
with giving exclusive breastfeeding. This study was conducted on 83 people with
using purposive sampling. From the results, knowledge about exclusive
breastfeeding high at 59.0% and giving exclusive breastfeeding is only 44.6%.
Using an alpha of 0.05, the results of data analysis to ANNOVA test found no
difference in exclusive breastfeeding at age group (pvalue = 0.551) and education
(pvalue = 0.521) with exclusive breastfeeding. The results of chi-square analysis
found no significant relationship exists between work (pvalue = 0.629) and the
level of mother’s knowledge (pvalue = 0.156) with giving exclusive breastfeeding.
Provision of education about exclusive breastfeeding should be increased
and the number of health workers more in order to reach the public, in this case
pregnant women and mothers with toddlers."
[Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, ], 2014
S55950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Tri Widjastuti
"Chikungunya merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus chikungunya. Gejala utamanya adalah demam mendadak, nyeri persendian terutama di sendi lutut, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Salah satu pencegahan dari penyakit ini adalah dengan melakukan praktik PSN. Pada akhir tahun 2011 terdapat chikungunya di Kelurahan Grogol dengan jumlah penderita sebanyak 208 orang tanpa kematian.
Penelitian ini menggunakan analitik observasional dengan metode pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 204 responden.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan praktik PSN (OR=2.115, P=0.023), sikap dengan praktik PSN (OR=2.366, P=0.008). data di chi square dengan taraf signifikan 95% (alfa 0.05).
Disarankan untuk meningkatkan kegiatan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu rumah tangga terkait peningkatan praktik PSN demam chikungunya.

Chikungunya is a contagious disease caused by the chikungunya virus. The main symptoms are sudden fever, joint pain, especially in the knee joint, the toes and fingers, and spine. One of the prevention of this disease is to practice the PSN. At the end of 2011 there were chikungunya in the Village Grogol with as many as 208 people the number of patients without death.
This study uses an observational analytic approach to the cross sectional method. The sample in this study amounted to 204 respondents.
The results showed no significant relationship between knowledge of the practice of PSN (OR = 2115, P = 0023), attitudes to the practice of PSN (OR = 2366, P = 0.008). Data on the chi square with 95% significant level (alpha 0.05).
It is recommended to increase outreach activities to improve knowledge and attitudes related to homemakers increase in the practice of chikungunya fever PSN.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Wijiastuti
"Pemeriksaan pap smear sangat disarankan, khususnya untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual. Perilaku seks berisiko dapat menyebabkan tertularnya Infeksi Menular Seksual maupun kanker serviks. Sejauh ini, pemeriksaan pap smear diperuntukkan bagi perempuan yang sudah menikah. Lesbian yang sudah seksual aktif sering kali mendapat kendala dalam melakukan pemeriksaan pap smear karena status pernikahannya dan persepsi bahwa lesbian tidak berisiko. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dirancang untuk mengetahui mengenai pengalaman lesbian di Jakarta dalam memutuskan untuk menjalankan pemeriksaan pap smear tahun. Jenis penelitian dengan metode kualitatif yakni melibatkan 5 lesbian di Jakarta sebagai informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lesbian yang aktif memperjuangkan hak asasi LBT lebih mudah mendapatkan pelayanan pap smear dari pada lesbian yang memang tidak aktif berjuang diisu tersebut. Pelecehan dan diskriminasi dari petugas kesehatan seringkali diterima oleh lesbian karena status pernikahan, identitas seksual dan penampilannya. Saran yang diberikan agar dibuatnya pedoman mengenai pelayanan kesehatan yang ramah untuk perempuan khususnya lesbian.

Pap smear is highly recommended, especially for women who are sexually active. Risky sexual behavior can lead to transmission of sexually transmitted infections and cervical cancer. So far, the Pap smear is for women who are married. Lesbians who are sexually active often have constraints in performing Pap smears because of her marital status and perception that lesbians are not at risk. Accordingly, the study was designed to find out about the lesbian experience in Jakarta in deciding to run a pap smear. This type of research with a qualitative method that involves 5 lesbiabs in Jakarta as an informan.
The results showed that the active fight or lesbians rights it easier to get a pap smear service better than lesbian who are not active in that issue. Harassement and discrimination from health worker are often accepted by lesbians from marital status, sexual identity and appearance. Suggestions are given forguidance on health care made friendly to women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Dheatami
"Perkembangan kognitif anak prasekolah yang terhambat akan berdampak pada prestasi anak di sekolah. Kehadiran ibu pada masa ini sangat penting bagi anak karena 85% karakter anak dibentuk pada masa prasekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah di TK Kelurahan Harjamukti Depok.
Desain penelitian adalah cross sectional pada150 responden ibu dan anaknya yang berusia 3-6 tahun. Pengambilan sampel dengan teknik cluster sampling. Pola asuh yang diberikan ibu bekerja yaitu demokratis (94,4%) dan permisif (5,6%), sedangkan pada ibu tidak bekerja demokratis (91,0%), permisif (6,4%), dan otoriter (2,6%). Analisis data menggunakan chi-square (α = 0,05) didapatkan hubungan pola asuh ibu bekerja dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah (P=0,437), sedangkan pada ibu tidak bekerja (P=0,286).
Hubungan pola asuh ibu bekerja dan tidak bekerja dengan perkembangan kognitif adalah tidak signifikan. Akan tetapi, setiap ibu harus mengetahui pola asuh yang tepat yang dapat menunjang perkembangan kognitif anak. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat mengedukasi orang tua terkait pola asuh yang tepat bagi perkembangan kognitif anak usia prasekolah.

Hampered cognitive development of preschool children will have an impact on children's achievement in school. Mother's presence is very important for children because 85% of the children's character is formed in the preschool years. This study aims to determine the relationship of parenting of working mother and unemployed mother with the cognitive development of preschool children in Village Harjamukti Kindergarten Depok.
The study design was cross-sectional in 150 respondents of mothers and their children aged 3-6 years. Sampling used was cluster sampling. Parenting given by the working mothers are authoritative (94.4%) and permissive (5.6%), while parenting given by the unemployed mothers are authoritative (91.0%), permissive (6.4%), and authoritarian (2.6 %). Data analysis used chi-square (α = 0.05) showed obtained relationship of working mother parenting with cognitive development of preschool children (P = 0.437), of while the unemployed mother (P = 0.286).
Relationship of working mother and unemployed mother parenting with cognitive development is not significant. However, every mother should know the appropriate parenting which can support the child's cognitive development. In addition, health care providers can also educate parents about appropriate parenting for the cognitive development of preschoolers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63751
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fanny Riana Ridwan
"Pendahuluan dan Tujuan: Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan gangguan seksual pada wanita menikah yang bekerja pada bidang pelayanan kesehatan.
Metode: Fungsi seksual dinilai dengan kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI). Analisis data dilakukan dengan chi-square test or Fisher Exact Test
Hasil: Semua subjek yang mengalami overweight atau obesitas memiliki masalah nyeri terbanyak (p value 0.034). Wanita dengan diabetes mellitus memiliki masalah kepuasan yang lebih tinggi (p=0.002, OR 13.13, CI 1.73-99.91). Wanita yang menggunakan kontrasepsi memiliki masalah orgasme yang lebih rendah dibandingkan wanita yang tidak menggunakannya (p<0.004, OR 0.33, CI 0.15-0.72). Subjek yang bekerja sebagai staf medis seperti perawat/bidan, farmasi, radiografer memiliki masalah nyeri yang lebih tinggi (71.43%) dibandingkan dengan staf non medis (petugas administrasi) (OR 27.47, CI 3.73-202).
Kesimpulan: IMT yang berlebih (overweight/obesitas), diabetes mellitus, penggunaan kontrasepsi, dan tenaga kesehatan adalah faktor risiko yang signifikan yang mempengaruhi munculnya gangguan seksual pada wanita yang bekerja di rumah sakit.

Introduction & Objectives: In this study, we want to evaluate the risk factors associated with sexual dysfunction in married women working in health care system.
Material & Methods: The sexual function was assessed in the questionnaire using Female Sexual Function Index (FSFI). The analysis was conducted using chi-square test or Fisher Exact Test.
Result: All participants who were overweight/obese had highest pain problem (p value 0.034). Women with diabetes mellitus had higher satisfaction problems (p=0.002, OR 13.13, CI 1.73-99.91). The females who used contraception had significantly lower orgasm problems (p<0.004, OR 0.33, CI 0.15-0.72. Participants who worked as medical staff such as nurse/midwife, pharmacist, radiographer had higher pain problems (71.43%) compared to medical staff (administration staff) (OR 27.47, CI 3.73-202).
Conclusion: The BMI (overweight/obesity), diabetes mellitus, the use of contraception, and the medical occupation were the significant risk factors to sexual dysunction problem in women working in the hospital.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Putri Fadhilah
"Tren penurunan kebahagiaan wanita dibandingkan dengan pria menjadi perhatian mengingat peluang dan tingkat partisipasi kerja wanita yang terus bertambah. Para wanita yang bekerja tidak hanya memiliki peran pada pekerjaannya, melainkan juga pada keluarganya sebagai istri bahkan seorang ibu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran kepuasan kerja dan kepuasan pernikahan sebagai prediktor subjective well-being pada istri yang bekerja. Terdapat 117 istri bekerja dengan rentang usia 21–56 tahun yang menjadi responden penelitian ini. Hasil analisis hierarchical multiple regression mengindikasikan bahwa kepuasan kerja (β = .30, p < .01) dan kepuasan pernikahan (β = .65, p < .01) berhubungan secara positif dengan subjective well-being. Kepuasan pernikahan (ΔR² = .43, F = 85.8, p < .01) juga merupakan prediktor yang lebih dapat menjelaskan subjective well-being pada istri bekerja dibandingkan kepuasan kerja (ΔR² = .08, F = 58.6, p < .01).

The decreasing trend of women's happiness compared to men is a concern considering the increasing opportunities and level of women's work participation. Working women not only have a role in their work but also in their families as wives and even mothers. This study aims to examine the role of job satisfaction and marital satisfaction as predictors of subjective well-being in working wives. There were 117 working wives with an age range of 21–56 years who were respondents in this study. The results of the hierarchical multiple regression analysis indicated that job satisfaction (β = .30, p < .01) and marital satisfaction (β = .65, p < .01) were positively related to subjective well-being. Marital satisfaction (ΔR² = .43, F = 85.8, p < .01) was also a better predictor that could explain subjective well-being in working wives than job satisfaction (ΔR² = .08, F = 58.6, p < .01)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>