Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 156604 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avrie Yustianty
"Di era informasi seperti sekarang ini, segala aktivitas hampir sebagian besar bergantung pada internet bahkan kegiatan berbelanja pun bisa dilakukan melalui internet yang dikenal dengan belanja online. Kemajuan di bidang teknologi, informasi dan komunikasi seperti internet ini dikatakan telah mengikis arti penting ruang. Sebagai seorang peneliti di bidang Geografi, peneliti ingin mengetahui bagaimana peran ruang riil mempengaruhi salah satu aktivitas yang sedang populer di internet sekarang ini yaitu belanja online dan juga memahami bagaimana perilaku dari konsumen belanja online khususnya dari segmen mahasiswa. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan Moment of Truth dan Pendekatan Keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap tahap pada proses belanja online melibatkan ruang di dalamnya baik ruang sebagai media ataupun sebagai penghalang dan membentuk suatu pola keruangan dimana bentuk pola keruangan tersebut berbeda-beda tergantung pada harga dan resiko barang yang dibeli serta keterjangkauan konsumen terhadap barang atau penjual.

In the information age, as now, almost all activity largely depends on the internet and even shopping activities can be done via the internet. Shopping via internet known as online shopping. Advances in technology, information and communication like the Internet have eroded the significance of space. As a researchers in Geography wanted to know how the role of real space affects online shopping as one of the popular activities on the internet right now and understanding how the behavior of consumers online shopping especially from students segment. The research was carried out through a Moment of Truth approach and spatial perspective.
The results showed that in every stage of the online shopping process, it involves a space as a media or as a barrier and create a spatial pattern which is vary depending on the price and risk of the items purchased and the affordability of consumers to the goods or the seller.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42830
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Startian Bonata
"Di era digital dewasa ini, hampir seluruh aktivitas yang manusia lakukan bergantung pada internet bahkan muncul tren berbelanja yang dilakukan melalui internet yang dikenal dengan istilah belanja online. Belanja online dilakukan melalui sebuah platform belanja yang dikenal sebagai e-commerce. Subyek dalam penelitian ini adalah konsumen belanja online dari segmen mahasiswa. Kegiatan belanja online dan perilaku konsumen dalam bertransaksi online seolah telah mengikis arti penting ruang. Peran ruang baik riil maupun virtual dalam proses belanja online pun dipertanyakan. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan statistik, pendekatan moment of truth MOT, dan pendekatan keruangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam setiap tahapan belanja online, ruang masih terlibat baik sebagai media ataupun sebagai penghalang yang membentuk suatu pola keruangan yang khas. Ruang yang terdisrupsi disruptive space juga merupakan fenomena geografi yang terjadi dan diungkap dalam penelitian ini. Ruang yang menjadi elemen kunci disiplin ilmu geografi tidaklah lenyap dan hilang tetapi telah mengalami transformasi.

In the digital era, as now, all activity largely depends on the internet. Online shopping is the new way of shopping and so e commerce is the platform which normally used for this purpose. Online shopping have eroded the use of space significanly. That is why, through this study, the role of space in ldquo real rdquo and ldquo virtual rdquo terms will be reviewed further to answer the research problem. The research was carried out through two different kind of approaches which is statistical approach and spatial approach. In this research, moment of truth MOT is used as the spatial approach.
The results showed that in every stage of the online shopping process, space involves as a media or as a barrier that create a spatial pattern of online shopping. Disruptive space is also a geographical phenomenon that occurs and is revealed in this study. The space that became the main element in geography has undergone a transformation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Livia Serevina
"Masalah transportasi yang sering terjadi di kota-kota besar antara lain kemacetan lalu lintas, polusi suara dan udara, kecelakaan dan keterlambatan. Penelitian sebelumnya membuktikan bahwa di Kota Depok terdapat tingkat kemacetan yang tinggi di pusatnya aktivitas perdagangan dimana 6 dari 7 adalah pusat perbelanjaan. Di kota Depok sampai sekarang sudah ada 10 mall. Kemacetan di jalan raya di Kota Depok Lokasi Mall menunjukkan bahwa keberadaan Mall semakin meningkat generasi perjalanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial waktu perjalanan ke Mall dan penghalang sisi luar angkasa di jalur perjalanannya. Data yang digunakan meliputi waktu tempuh, pusat keramaian, persimpangan jalan, lama perjalanan, dan moda transportasi dari 148 responden pengunjung. Koleksi Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan pengunjung mall pada sore hari. Hambatan ruang pada jalur perjalanan dapat dikategorikan sebagai deviasi dan pusat kerumunan, yang diklasifikasikan ke dalam beberapa kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu tempuh tidak ada hubungannya dengan lama perjalanan perjalanan. Perjalanan jauh tidak selalu membutuhkan waktu tempuh yang lama. Dan sebaliknya. Namun, sebagian besar responden bersedia butuh waktu lama untuk mencapai Mall dengan kelengkapan tinggi.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa responden memilih jalur perjalanan dengan hambatan ruang paling sedikit. Ini terjadi baik dalam perjalanan ituj auh dan dekat, dan juga selama waktu perjalanan yang cepat dan lama.

Transportation problems that often occur in big cities include traffic jams, noise and air pollution, accidents and delays. Previous research has shown that in Depok City there is a high level of congestion at the center of trading activity, where 6 out of 7 are shopping centers. In the city of Depok, until now there are 10 malls. Congestion on the highway in Depok City The location of the Mall shows that the Mall's existence is increasing in the generation of trips. This study aims to determine the spatial pattern of travel time to the Mall and outer space side obstructions in its travel path. The data used include travel time, the center of the crowd, road junctions, travel times, and modes of transportation from 148 visitor respondents. Collection Data collection was carried out by conducting interviews with mall visitors in the afternoon. The space resistance on the travel path can be categorized as the deviation and crowd center, which is classified into several classes. The results showed that the travel time had nothing to do with the length of the trip. Long trips do not always require a long travel time. And vice versa. However, most respondents are willing to take a long time to reach the mall with high facilities. The conclusion of this study shows that the respondents chose the route of travel with the least space constraints. This occurs both on long and near journeys, and also during long and fast travel times."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Erlistiana Ivanti
"Perkembangan bisnis kuliner sekarang begitu pesat, demi kelancaran proses produksi para pelaku usaha kuliner memiliki pemasok tetap agar tidak mengganggu proses produksi dan untuk mempertahankan kelezatan rasa masakan, kesegaran bahan baku menjadi salah satu faktornya. Kesegaran bahan baku dipengaruhi oleh jaringan perjalanan makanan. Skripsi ini membahas kaitan antara lokasi usaha kuliner dengan karakteristik wilayah di Kota Depok. Metode yang digunakan adalah metode survei ke lapangan, wawancara langsung dengan analisis deskriptif dan pendekatan keruangan. Berdasarkan hasil survei dan pengolahan data didapat bahwa demi mendapatkan bahan baku yang segar maka diperoleh dari sumber primer dan jarak yang jauh dari sumber bahan baku yang berasal dari primer tidak mempengaruhi pengusaha untuk memasok bahan bakunya dari sumber primer demi kesegaran bahan bakunya.

Nowadays, culinary sector become one of the most interesting and rapidly growing businees. The quality of taste, freshness of the groceriesand availability of its supply are the key factors to keep this busineeson the track. Some culinary business actors try to cover those factors by controlling and selecting their supplier of groceries so that the quality of the product could be maintained. This research try to find any connections between the location of culinary business with the characteristic of region in Depok. The method that were used are by interviewing correspondents and locating the location of culinary business store then analyzed with descriptive analysis and spatial approach. The result shows that reaching resources of the groceries fromits original sources rather than using suppliers would be the best way to obtain quality products despites of its location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuni
"Kota Depok menghadapi permasalahan terkait penyediaan lahan permukiman bagi penduduknya yang mengakibatkan terbentuk dan berkembangnya permukiman kumuh. Skripsi ini membahas tentang pola keruangan permukiman kumuh Kota Depok berdasarkan tingkat kekumuhannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan keruangan dengan tema analisis pola keruangan dan unit analisis berupa tingkat kekumuhan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kekumuhan permukiman kumuh di Kota Depok erat hubungannya dengan jarak terhadap badan air, rel kereta api dan lokasi aktifitas ekonomi; serta tingkat pendidikan, pekerjaan, dan status kependudukan mempengaruhi tingkat kekumuhan dari aspek sosial ekonomi.

Depok City experiencing problems related to housing land supply for its residents which resulted in forming and growing of slum areas. This Undergraduate thesis discusses about the spatial pattern of Depok's slum areas based on its slums level. In this research, spatial approach, especially spatial pattern analysis is used to analyse the spatial pattern of slum area in Depok City.
The result of this research indicate that level of slum areas in Depok City closely related to the distance from the water bodies, the distance from the railway, and the distance from the economic aktivities; as well as the educational levels, employment, and residential status influence the slum level of Depok's slum areas from the socio-economic aspect.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43019
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shena Savela
"Sejak adanya pandemi Covid-19, pembelanja menjadi lebih selektif dalam memilih lokasi belanja sebagai bentuk perlindungan agar terhindar dari penularan Covid-19. Seperti halnya yang terjadi di Kota Depok, situasi pandemi yang cukup tinggi di kota ini, ditambah dengan semakin meningkatnya variasi pilihan lokasi belanja di Kota Depok, dapat mempengaruhi keputusan pembelanja di Kota Depok dalam memilih lokasi belanja. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi belanja bahan pangan segar yang paling sering dipilih oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 dan pola spasial pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar berdasarkan karakteristik pembelanjanya di masa pandemi. Metode analisis yang digunakan adalah spasial deskriptif dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik lokasi belanja bahan pangan segar yang paling sering dipilih oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 adalah pasar rakyat dengan skala pelayanan lokal. Untuk lokasi belanja berkonsep modern, toko swalayan dengan skala pelayanan lokal seperti supermarket yang tidak menyatu dengan pusat perbelanjaan lebih diminati oleh pembelanja di Kota Depok. Lain halnya dengan belanja online, pembelanja lebih memilih toko online dengan skala pelayanan regional karena memiliki variasi toko yang lebih beragam. Tetapi di masa pandemi Covid-19 yang sudah mulai membaik ini, hanya sebagian kecil pembelanja yang memilih untuk berbelanja bahan pangan segar di toko online. Pola spasial pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 cenderung terpusat pada lokasi belanja yang jaraknya dekat dari tempat tinggal. Pembelanja dengan pendapatan, penilaian ancaman, dan penilaian koping rendah hingga sedang saat pandemi Covid-19 cenderung memilih pasar rakyat dengan skala pelayanan lokal maupun distrik yang berlokasi di kawasan permukiman dekat dengan tempat tinggal pembelanja. Sedangkan pembelanja yang memiliki pendapatan dan penilaian koping tinggi terhadap penerapan protokol kesehatan, memilih untuk berbelanja bahan pangan segar di pasar rakyat dan toko swalayan yang jaraknya dekat dari tempat tinggal. Semakin tinggi tingkat penilaian ancaman pembelanja terhadap Covid-19, maka cenderung memilih toko swalayan dengan skala pelayanan lokal seperti supermarket yang tidak menyatu dengan pusat perbelanjaan dan lokasinya berada di dekat tempat tinggal. Untuk pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar di toko online cenderung dipilih oleh pembelanja yang memiliki penilaian ancaman dan penilaian koping tinggi saat pandemi Covid-19, serta pembelanja yang tinggal di wilayah dengan ketersediaan pasar yang rendah.

Since the Covid-19 pandemic, consumers have become more selective in choosing shopping locations as a form of protection to avoid the transmission of Covid-19. As is the case in Depok City, the pandemic situation is quite high in this city, coupled with the increasing variety of shopping options in Depok City, which can influence the decision-making of shoppers in Depok City in choosing locations to shop for fresh groceries. Based on these problems, this study aims to analyze the characteristics of fresh groceries shopping location that are most often chosen by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic and the spatial pattern of fresh groceries shopping location selection based on the characteristics of shoppers during the pandemic. The results showed that the characteristics of fresh groceries shopping location that are most often chosen by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic are traditional markets with a local service scale. For shopping with a modern concept, supermarkets with a local service scale such as supermarkets that are not integrated with shopping centers are more preferred by shoppers in Depok City. In contrast to online shopping, shoppers prefer online stores with a regional service scale because they have a more diverse variety of stores. But during the Covid-19 pandemic, which has begun to improve, only a small percentage of shoppers choose to shop for fresh groceries in online stores. The spatial pattern of fresh groceries shopping location selection by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic tends to be centered on shopping locations that are close to home. Shoppers who have low-to-moderate income, threat appraisal, and coping appraisal during the Covid-19 pandemic tend to choose traditional markets with local and district service scales located in residential areas close to home. Meanwhile, shoppers who have high income and coping appraisal of the implementation of health protocols, choose to shop for fresh groceries at traditional markets and convenience stores that are close to home. The higher the appraisal of the threath of shoppers to Covid-19, the more likely it is to choose a convenience store with a local service scale such as a supermarket that does not integrate with shopping centers and is located close to home. The higher level of assessment of the threat of shoppers to Covid-19, the more likely it is to choose a convenience store with a local service scale such as a supermarket that does not integrate with shopping centers and is located close to home. For the selection of locations to shop for fresh groceries in online stores, it tends to be chosen by shoppers who have a high threat appraisal and coping appraisal during the Covid-19 pandemic, as well as shoppers who live in regions with low market availability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Munawar
"Permintaan akan tanah sebagai benda yang bernilai ekonomis untuk pemukiman, perdagangan, industri dan jasa di Kota Depok semakin meningkat. Hal ini dapat digambarkan dengan fenomena keruangan harga tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik harga tanah melalui pendekatan spasial di Kota Depok berdasarkan jarak dari Kantor Walikota terhadap kutub-kutub pusat pertumbuhan lainnya di Kota Depok, serta faktor aksesibilitas, utilitas dan fasilitas sebagai pembentuk harga tanah Kota Depok. Lokasi penelitian adalah lokasi pusat pertumbuhan di Kota Depok yang dihubungkan dengan Kantor Walikota. Metode penelitian yang digunakan adalah análisis deskriptif dan análisis spasial yang menghubungkan fenomena pola harga tanah dengan faktor aksesibilitas, fasilitas, utilitas kota. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa pola harga tanah yang terbentuk di Kota Depok dari Kantor Walikota menuju pusat-pusat pertumbuhan lain sebagian besar mengikuti teori sewa tanah Von Thunnen dan fenomena yang ditimbulkan dari jarak kantor walikota ke pusat-pusat pertumbuhan terhadap harga tanah di Kota Depok adalah terjadinya perubahan harga karena faktor penggunaan tanah, keterjangkauan fasilitas & utilitas kota.

The demand for land as an object of economic value for residential, commercial, industrial and services in Depok increasing. This can be illustrated by the phenomenon of spatial land prices. The purpose of this study was to determine the characteristics of the price of land through spatial approach in Depok based on distance from the Mayor's Office of the poles of other growth centers in Depok, and the factor of accessibility, utilities and facilities as forming land prices Depok. What research is a central location in the city of Depok growth associated with the Mayor's Office. The research method used is descriptive analyzes and analyzes of spatial patterns linking the phenomenon of land prices by a factor of accessibility, facilities, municipal utilities. Results from this study is that the pattern of land prices is formed in Depok from the Mayor's Office into other growth centers mostly follows the theory of land rent and Von Thunnen phenomena arising from within the mayor's office to the growth centers of the price of land in Depok is the price change due to land use, affordability and utility facilities of the city."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44622
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bela Shinta Dewi
"Saat ini banyak muslimah muda yang terlihat berhijab ketika menjalani rutinitas harian. Dengan berhijabnya ini maka sudah tentu terbentuk kebutuhan berpakaian yang harus menutup aurat dan dipenuhi dengan cara belanja pakaian. Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pola keruangan yang terbentuk dari aktivitas belanja pakaian mahasiswi berhijab. Studi ini dilaksanakan dengan metode kualitatif yang melibatkan 31 mahasiswi berhijab dari Universitas Indonesia yang pernah berbelanja pakaian secara langsung ke toko formal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswi berhijab terbagi menjadi 2 tipikal berdasarkan gaya berbusana hijabnya: hijaber dan jilbaber. Hijaber adalah kelompok mahasiswi dengan gaya busana: hijab, pakaian atasan dan celana yang cenderung terbuka pada perkembangan fesyen. Sedangkan jilbaber adalah kelompok mahasiswi dengan gaya busana: jilbab, pakaian atasan dan rok atau gamis yang cenderung menekankan pada pakem berhijab. Pola keruangan belanja pakaian mahasiswi berhijab terlihat berbeda dari kedua tipikal berhijab. Mahasiswi hijaber mampu bergerak ke berbagai arah tempat belanja dan berbagai tema toko pakaian wanita di ruang-ruang publik dan tidak selalu mengandalkan kedekatan sosial. Sedangkan pola keruangan belanja mahasiswi tipikal jilbaber cenderung mengandalkan kedekatan sosial yang ada dalam ruang komunitas rohani islam. Namun hijaber dan jilbaber tetap mampu berbagi ruang belanja pakaian dalam ruang ritel publik, hanya saja sub-tipe dari jilbaber yakni jilbaber warna gelap tidak mampu berbagi ruang belanja pakaian dengan tipikal hijaber karena ketersediaan model pakaiannya yang masih ekslusif dalam ruang komunitas disamping adanya faktor kedekatan sosial komunitas mereka.

Today many young muslim women are seen wearing hijab as a daily routine. By wearing hijab, then formed some dressed needs covering the aurat that fulfilled by shopping ways. This research was done to see how the spatial patterns formed from the activity of shopping clothes by the veiled student. This study was conducted with qualitative methods that involved 31 veiled student from the University of Indonesia who bought their clothes directly into the formal shop.
The results showed that the veiled student was divided into 2 type based on their style of dress: hijber and jilbaber. Hijaber is a group of student with fashion style: hijab, clothing top and pants that tend to be openly with the trend of fashion. While jilbaber is a group of student with fashion style: jilbab, dress with skirts or robe tops that tend to emphasize the hijab grip they was kept. The spatial pattern of clothes shopping were look different at both typical hijab. Hijaber student was able to move different directions of shopping, to a variety of themes in the women’s clothing store. The hijaber where did not always rely on social closeness. And the jilbaber tend to rely on social closeness that exists in a spiritual community of islam. Both hijaber and jilbaber was still be able to share space in a public shopping center, but it just a sub-type of the jilbaber: dark colour jilbaber, who could not be able to share a room with the typical of hijaber, due to the availability of the product hijab are exclusively found within the community, and in addition to the social closeness.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alisha Safira
"ABSTRAK
Indonesia memiliki sentra batik yang tersebar di berbagai wilayah, salah satunya adalah Kabupaten Cirebon. Kawasan Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon dikenal sebagai salah satu sentra batik dan tujuan wisata belanja di Provinsi Jawa Barat. Di kawasan ini terdapat banyak toko yang menjual produk batik dan memberikan pilihan bagi wisatawan belanja yang berkunjung ke kawasan ini. Penelitian ini menganalisis pola keruangan dari wisatawan belanja dengan beberapa variabel seperti daerah asal dan jumlah wisatawan belanja, jarak terhadap gerbang masuk, kelas jalan, luas bangunan, lahan parkir, variasi produk, dan daerah asal produk, serta mengetahui faktor-faktor yang berkorelasi dengan wisatawan belanja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola keruangan dari wisatawan belanja di Kawasan Batik Trusmi tidak selalu mengunjugi toko batik yang berjarak dekat dengan gerbang masuk Kawasan Batik Trusmi. Wisatawan belanja cenderung mengunjungi toko batik yang memiliki jarak berdekatan dengan toko batik lainnya dan didominasi oleh wisatawan belanja yang berasal dari Provinsi Jawa Barat, khususnya Kota Bandung. Faktor yang berkorelasi dengan wisatawan belanja adalah luas bangunan variasi produk, dimana toko dengan luas bangunan sedang hingga besar dan variasi produk sedang hingga banyak cenderung memiliki jumlah wisatawan belanja yang tinggi.

ABSTRACT
Indonesia has some batik center spread in various areas, one of them is in Cirebon Regency. Trusmi Batik Area in Cirebon Regency is known as one of batik centers and shopping destination in West Java Province. In this area there are many shops that sell batik products and provide options for shopping tourists who visit this area. This study analyzes the spatial pattern of shopping tourist with several variables such as the origin and numbers of shopping tourist, distance to the entrance gate, road class, building size, parking lot, variety of product, and the origin of product. The results showed that the spatial pattern of shopping tourists in Batik Trusmi Area does not always visit batik shop which is located close to the entrance gate of Batik Trusmi area. Shopping tourists tend to visit batik shops that have a distance close to other batik shops and dominated by shopping tourists who come from West Java Province, especially the city of Bandung. Factors that correlate with shopping travelers are the area of product variation building, where stores with medium to large building areas and moderate to large product variations tend to have high number of shopping tourists"
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayu Handayani
"Ikan tawar lele banyak dibudidayakan di Kota Depok. Selain karena kondisi fisik yang mendukung, budidaya ikan lele dinilai lebih mudah dan cepat bila dibandingkan dengan budidaya ikan air tawar lainnya. Luas kolam budidaya di Depok semakin menurun dari tahun 2005 - 2007, namun produksinya terus meningkat. Hal tersebut menandakan produktivitas yang meningkat pada periode tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola keruangan budidaya ikan air tawar lele di Kota Depok berdasarkan jarak dari hulu sungai. Sungai yang akan dianalisis adalah sungai Angke, Pesanggrahan dan Ciliwung. Kemudian akan dianalisis mengenai hubungan produtivitas dengan jarak dari hulu sungai dengan menggunakan analisis statistik dan keruangan. Selain itu akan dilihat pula kaitan produktivitas dengan teknologi budidaya ikan. Sehingga akan menghasilkan pola keruangan produktivitas budidaya ikan air tawar lele di Depok.
Hasil yang didapat adalah semakin jauh jarak lokasi budidaya ikan lele dari hulu sungai, semakin kecil produktivitasnya. Dari tiga variabel teknologi pertanian, hanya variabel jenis pakan yang memiliki beda rata-rata produktivitas ikan lele yang signifikan. Variabel jenis pakan memiliki korelasi positif dengan produktivitas budidaya ikan lele.

Many Freshwater Fish (Clarias sp.) has cultivated in Depok City. Beside supported by physical landscape which suitable for Clarias sp., Clarias sp. cultivation was easier dan faster to take care than another fish freshwater cultivation. The area of fishpond in Depok was decrease from 2005 until 2007, but the production was increase in the same period.
The goal of this reaserch is to know about spatial pattern of freshwater fish (Clarias sp.) cultivation productivity in Depok City which based on length from upper course of river. The river that will be analysis are Angke, Pesanggrahan, and Ciliwung. After that, will be analysed about correlation between productivity and length from upper course of river, with statistical and spatial analysis. The next step is will be analysed about correlation between productivity and freshwater fish cultivation technology.
The result of this research is more far the Clarias sp.cultivation location from upper course, the Clarias sp. productivity is more deacrease. From three freshwater fish cultivation technology variables, just feed variable that has positive correlation with productivity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S33926
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>