Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutia Sekar Hapsari
"Penggunaan tema pada ruang komersil yang semakin marak belakangan ini sering diterjemahkan dalam elemen-elemen ruang yang simbolik dan memiliki kecenderungan untuk menjadi kitsch. Kitsch yang merupakan bentuk palsu dari karya seni pada masa lalu akan dibahas dalam taraf keruangan sebagai simbol dari pengalaman atau tema. Tulisan ini akan memfokuskan pembahasan kepada fungsi dari objek kitsch yang digunakan dalam ruang dan bagaimana kehadirannya dapat membangun pengalaman dalam ruang, khususnya ruang komersil. Sesuai dengan argumen yang dinyatakan pada awal penulisan skripsi, ternyata penggunaan objek kitsch dalam ruang dapat membentuk pengalaman jika menggunakan penyimbolan yang tepat dan memiliki interaksi dengan pengguna.

The use of themes in commercial spaces that has increased these past few years is often translated into symbolic interior elements and has a tendency to become kitsch. Kitsch which is a low form of art will be analyzed in interior space as a symbol of an experience or a theme. This writing focuses on the analysis of the function of kitsch object that is used as an element of space and how kitsch can be a part of space experience. Corresponding to the previous statements, apparently bringing kitsch elements into interior spaces can create particular experience as long as it uses the right symbol and encourages interaction with the user."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Neysha Adzhani
"Pada era costumer-focused dalam dunia bisnis saat ini, penciptaan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan menjadi bagian dari strategi pemasaran yang utama, termasuk pada ruang interior komersil yang mewadahi interaksi antara konsumen dengan perusahaan. Dalam mengalami ruang, manusia memiliki beragam indra sebagai penangkap informasi dari lingkungan fisik di sekitarnya. Namun, adanya paradigma okularsentris membuat visual dianggap sebagai pembentuk utama pengalaman manusia.
Tulisan ini memfokuskan pembahasan pada pengalaman multiindra yang menyeluruh dalam ruang interior komersil dan perannya terhadap pembentukan pengalaman konsumen yang positif dan berkesan sebagai nilai tambah bagi perusahaan.

In the era of customer-focused in today's business world, the creation of a positive and memorable customer experience is part of a major marketing strategy, including in the commercial interior spaces that facilitate interaction between the consumer and the company. In the context of experiencing spaces, we acquire information of the surrounding physical environment through various senses. However, the ocularcentric paradigm has regarded visual as the centre point of human experience.
This writing focuses on the analysis of the multi-sensory experience as a whole in commercial interior spaces and its role in generating a positive and memorable consumer experience as an added value for the company.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47764
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arum Sari Trihadiningsih
"Skripsi ini membahas bagaimana pencahayaan yang terdapat di ruang interior game center memberi pengaruh terhadap pengalaman ruang virtual yang berasal dari game dan dirasakan oleh pemain. Pada saat bermain, pemain yang secara fisik bertempat di dunia nyata, yaitu di dalam game center dapat memindahkan kesadarannya sehingga dapat “masuk” ke dalam ruang yang hanya terdapat di dalam game. Namun, pada saat bermain, pemain tidak dapat membatasi visual field-nya hanya kepada game, sehingga ruang interior sekitar juga akan menjadi stimulus visual bagi otak. Stimulus visual ini amat erat kaitannya dengan pencahayaan, karena cahayalah yang membuat ruang sekitar dapat terlihat oleh mata pemain. Oleh karena itu, pencahayaan di ruang interior game center akan memiliki dampak terhadap bagaimana pemain dapat merasakan ruang virtual yang diperoleh dari game, karena keadaan fisik pemain, terutama dari segi visual tidak lepas dari dunia nyata yang berada di sekitarnya.

This paper discusses how lighting system in interior space of a game center affects gamers’ virtual space experience that the games created. When playing game, technically the gamer is in the game center - exists in the real world, while his mind can shift into the space within the game - virtual space. But visual field of gamer can’t be limited to the screen of the game he’s playing, so the elements of interior space will still become visual stimulus to his brain. The most influential element is lighting, because the gamer can see the environment only if there is light in the room. So, lighting system in the game center will give impact to the gaming experience, related to the virtual space that exists in the game, because the physical condition of the gamer, especially in visual aspect, is inseparable with the real environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
"Dalam sebuah ruang interior komersil, banyak elemen-elemen yang turut berperan membentuk atmosfer dan identitas ruang, di antaranya adalah warna. Skripsi ini bertujuan untuk memahami bagaimana proses penerjemahan nilai-nilai suatu brand ke dalam pemilihan warna yang diterapkan pada ruang interior komersil brand tersebut. Apakah warna yang digunakan sebuah brand dalam ruang interior komersilnya telah sejalan dengan branding yang ingin dibentuk dari produknya.
Branding produk penulis soroti dari segi archetypes dan kebutuhan konsumen yang terpenuhi. Warna-warna yang berperan dalam ruang interior komersil dapat berupa skema warna secara keseluruhan, ataupun penggunaan warna-warna pada tiap elemen ruang secara spesifik yang memberi efek psikologis pada pengguna ruang. Studi kasus penulis lakukan terhadap brand X Donuts & Coffee untuk lebih memahami dan menjawab hal-hal di atas tersebut.

In commercial interior space, there are a lot of elements that participate in creating the space atmosphere and identity, such as color. This thesis aims to understand the process of bringing the brand's values into the color selection that will be used in that brand's commercial interior space. This thesis also aims to see whether the colors that a brand use in its commercial space are in-line with their product branding already.
I observe the product branding from what kind of archetypes are they, and what kind of "consumer's need" that they fill. The colors that use and take a part in creating the space atmosphere could be a whole-color-scheme, or the specific colors that use in every interior's elements which give a psychological effect to the space user. I case a study of X Donuts & Coffee brand to understand more and also answer all the questions and theories above.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retri Haryanto Atta
"ABSTRAK
Seni instalasi dapat dideskripsikan sebagai satu bentuk karya tiga dimensi yang dibuat untuk membentuk persepsi individu terhadap satu ruang. Oleh karenanya ruang menjadi bagian penting dari penciptaan karya seni instalasi. Seni instalasi dapat digunakan untuk memberikan satu pengalaman ruang tertentu terhadap pengguna tidak hanya secara visual namun juga melibatkan tiap panca indera yang dimiliki oleh manusia. Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami penggunaan instalasi seni dalam satu ruang interior komersial serta pengaruhnya kepada pengguna.

ABSTRACT
Art installation can be described as a form of three-dimensional works are made to form the individual's perception of the space. Therefore, space becomes an important part of the creation of art installation. Art installation can be used to provide a certain spatial quality to the user, not only visually but also involve each of the five senses possessed by humans. The purpose of this study is to understand the use of art installation in a commercial interior space and its influence to the users perception.
Key words :
Art Installation, space, sense, percepti"
2015
S58071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Putri Anjani
"Skripsi ini bertujuan untuk menelusuri fenomena sound bubble dalam membentuk pengalaman suara dalam ruang urban yang bising. Sound bubble merupakan ruang suara konseptual personal yang dibangun oleh suara melalui pemisahan / individuasi indra pendengaran, menciptakan selubung mikro, fleksibel, dan tak kasat mata. Selubung yang tercipta memiliki dua mekanisme, masking suara yang diinginkan (mekanisme ke dalam) dan blocking (mekanisme ke luar) suara yang tidak diinginkan untuk menghasilkan pengalaman inwardness. Menghadirkan pengalaman inwardness atau keberpalingan ke dalam merupakan salah satu bentuk peran sound bubble dalam menyunting pengalaman urban individu. Keberlangsungan pengalaman inwardness ditentukan oleh perkembangan teknologi. Melalui skripsi ini, pengalaman urban dengan sound bubble ditelusuri dengan eksperimen subjektif penulis melalui satu rute dengan menggunakan tiga instrumen yang berbeda dan memetakan pengalaman sound bubble tersebut melalui representasi kreatif. Penelusuran ini memperlihatkan bahwa pembentukan sound bubble sangat terkait dengan teknologi instrumen yang digunakan, khususnya pada kualitas blocking dan masking. Pembentukan tersebut hadir melalui berbagai karakter sound bubble dalam membentuk pengalaman suara, khususnya dalam menghadirkan inwardness dalam ruang urban.

This undergraduate thesis aims to explore the phenomenon of sound bubbles in constructing the experience of sound in noisy urban spaces. A sound bubble is a personalized conceptual sound space constructed by sound through the separation/individuation of the sense of hearing, creating a micro, flexible and invisible envelope. The envelope created has two mechanisms, masking desired sounds (inward mechanism) and blocking (outward mechanism) unwanted sounds to produce an experience of inwardness. Presenting the experience of inwardness is one form of the sound bubble's role in editing an individual's urban experience. The sustainability of the experience of inwardness is determined by the development of technology. Through this thesis, the urban experience with sound bubble is traced through the author's subjective experimentation through one route using three different instruments and mapping the sound bubble experience through creative representation. This exploration shows that the formation of sound bubbles is closely related to the instrument technology used, especially in the quality of blocking and masking. The formation comes through various sound bubble characters in constructing the sound experience, especially in presenting inwardness in urban spaces."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arunee Sarasetsiri
"Dalam menyampaikan narasi, sebuah film membutuhkan ruang sebagai latar tempat terjadinya peristiwa. Skripsi ini membahas tentang pengaruh teknik pengambilan gambar terhadap penggambaran ruang di dalam film, yang kemudian berpengaruh terhadap pengalaman ruang yang dialami penonton. Penonton mengalami ruang melalui sudut pandang narator atau tokoh di dalam film. Pengalaman ruang dalam film dapat menyampaikan informasi seperti kualitas fisik, letak geografis, konteks sejarah dan sosial-budaya sebuah tempat, suasana, serta penjelasan mengenai karakter tokoh dalam film. Pada studi kasus film Hugo, dilakukan analisis formal dari teknik pengambilan gambar yang digunakan, gambaran ruang yang dihasilkan, hingga pengalaman ruang yang ditimbulkan dan kaitannya dengan narasi film. Penggambaran dan pengalaman ruang dapat menekankan narasi yang disampaikan sehingga membuat penonton lebih memahami dan terhubung dengan film tersebut.

In presenting a narrative, a film needs space as the background setting of events. This thesis discusses the effects of shooting techniques to the depiction of space in the film, which then affects the audience?s experience of that space. Audience experience space through the perspective of the narrator or character in the film. Spatial experience in the film may convey information such as its physical qualities, geographical, historical, sosial and cultural context of a place, mood or atmosphere, as well as description of characters. In the case study of the film Hugo, I do a formal analysis of the shooting techniques, the resulting space imagery, to the spatial experience and its relation to the narrative. Representations and experiences of space in film can emphasize the narrative."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzia Puji Insani
"Perancangan kota kontemporer yang dirumuskan oleh pemerintah dan planner cenderung berfokus pada keteraturan secara visual, dan mengabaikan bagaimana suatu kota dapat dirasakan dengan multi-sensori (Degen & Rose, 2012). Sejak era modernisme, salah satu konsep yang mengutamakan visual adalah apa yang digagas Nikolaus Pevsner melalui majalah The Architectural Review, yaitu picturesque. Gagasan tersebut tentang bagaimana merancang kota yang indah secara visual layaknya sebuah lukisan. Di 1961, Jane Jacob mengkritik perencanaan kota modern yang hanya mengutamakan visual dan menurutnya tidak manusiawi. Berbagai kritik juga menekankan hal yang serupa, bahwa perancangan berbasis visual seringkali mengabaikan hal-hal yang tidak terlihat seperti makna, sejarah, dan fungsi dari suatu bangunan itu sendiri (Macarthur, 2012). Melihat adanya celah tersebut, penelitian ini mencoba memperkaya keilmuan rancang kota dengan mengeksplor pengalaman sensori manusia tidak hanya secara visual, namun juga memanfaatkan panca indera lainnya. Berangkat dari teori persepsi yang dicetuskan oleh Gibson di tahun 1983, penelitian ini mencoba memahami bagaimana mekanisme ruang kota bekerja dalam mempengaruhi pengalaman multi-sensori manusia, dan apa arahan yang terpat dalam merancang ruang kota berbasis pengalaman multi-sensori manusia. Berlokasi di jalur pedestrian sekitar Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur, penelitian ini melihat bahwa perancangan ruang kota berbasis pengalaman multi-sensori dapat dilakukan dengan mengontrol stimulan atau membangun stimulan baru. Mengontrol stimulant dapat dilakukan dengan re-konfigurasi ruang dengan menambah elemen yang bersifat menghalangi, menyaring, mengurangi, atau memperkuat stimulan. Membangun stimulan baru dapat dilakukan dengan menambah elemen yang menstimulasi untuk mengaktifkan kognitif, mengarahkan, atau mempengaruhi afeksi manusia

Contemporary city design as formulated by governments and planners tends to focus on visual order and ignore how a city can be perceived as multisensory (Degen & Rose, 2012). Following the era of modernism, one concept that prioritizes visuals was initiated by Nikolaus Pevsner in The Architectural Review magazine, namely the picturesque. This idea concerns how to design a city with visual beauty, akin to a painting. In 1961, however, this tendency for modern city planning to revolve around visuals was criticized by Jane Jacob, who deemed it inhuman. Various critics also emphasize the same point that visual-based design often neglects aspects that are not visible, such as the meaning, history, and function of the building itself (MacArthur, 2012). Seeing this gap, this research tries to enrich the science of urban design by exploring human sensory experiences through utilizing not only visuals, but also the other four senses. Departing from the theory of perception as put forward by Gibson in 1983, this research endeavors to understand how the mechanism of urban space works to affect multisensory human experiences and the directions in designing urban space based on these experiences. Taking place on the pedestrian path around Jatinegara Station, East Jakarta, this study observes that multisensory experience-based urban space design can be done by controlling stimulants or building new ones. The former can be accomplished by reconfiguring the space through adding elements that block, filter, reduce, or strengthen the stimulants, while the latter can be realized by adding stimulating elements to activate cognition or to direct or influence human affection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Geini Agni Swastiagri
"ABSTRAK
Banyaknya jumlah penggunaan beton dalam konstruksi mengakibatkan peningkatan kebutuhan material penyusunnya. Inovasi material diperlukan untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan penyusun beton. Penelitian ini menggunakan agregat halus daur ulang yang berasal dari limbah beton padat dengan mutu K350-K400 dan divariasikan sebesesar 0%, 20%, 40%, dan 60% dan ditambahkan dengan admixture Conplast SP 337. Pengujian meliputi kuat tekan, kuat lentur, dan susut. Beton dengan campuran agregat halus daur ulang sebanyak 20% memiliki kuat tekan lebih tinggi 6,04 % dibandingkan dengan beton normal. Kuat lentur optimum dimiliki oleh beton dengan 20% agregat halus daur ulang, namun masih lebih rendah 6% dibandingkan dengan beton normal. Susut beton dengan komposisi 60% mempunyai nilai susut tertinggi dibandingkan dengan campuran lainnya.

ABSTRAK
A heavy use of concrete in construction caused an increased need for component material. So that, material innovation is needed to overcome the availability of concrete constituents. This study will use recycled fine aggregates from K350-K400 concrete waste and varied at 0%, 20%, 40%, and 60% and added with Conplast SP 37. Tests including compressive strength, flexural strength, and shrinkage. Concrete with 20% recycled fine aggregat resulted 6,04% higher compressive strength compared with normal concrete. Optimum flexural strength produced by 20% recycled fine aggregate concrete, but still 6 % lower than normal concrete. Shrinkage of concrete with 60% composition of recycled fine aggregate has the highest shrinkage values compared with other mixtures."
2015
S59495
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Eliza Stephanie
"Teknis material ekspos merupakan cara pengggunaan material secara jujur, tanpa tempelan material lainnya, dibiarkan apa adanya tanpa tertutupi. Teknik material ekspos ini menghadirkan kejujuran pada setiap jenis materialnya. Pengaplikasian dengan cara mengekspos ini salah satunya bisa dilihat dalam perancangan ruang interior. Penggunaan material ekspos dapat menghadirkan estetika yang khas pada desain ruang interior. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat hubungan antara material ekspos dengan ruang dalam. Secara khusus skripsi ini akan membahas secara teknis maupun estetika material ekspos dalam perancangan ruang interior, dan aspek sensorik yang dihadirkan oleh material ekspos tersebut. Studi kasus disini akan menganalisis cafe-cafe yang menggunakan material ekspos.

Exposing material is using material with honest way, without the patch of other material, is left as it is without covered. Exposed materials bring honesty in every kind of materials. The application by exposing this material can be seen in the design of interior spaces. The use of material exposed can present unique aesthetic to the design of interior spaces. This thesis aims to examine the relationship between exposing to the material in the chamber. In particular, this paper will discuss the technical and aesthetic material exposed in the design of the interior space, and sensory aspects presented by the expose material. The case study here will analyze the cafes that use material exposed."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>