Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100970 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cilik Ratnaningrum
"Stres pada perawat disebabkan karena merawat pasien, konflik dengan rekan kerja, atasan dan rumah sakit tempatnya bekerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat stres perawat di ruang psikiatri intensif Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Sampel sebanyak 30 orang perawat yang bertugas di ruang psikiatri intensif pria dan wanita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawat di ruang psikiatri intensif mayoritas (66,6%) mengalami tingkat stres rendah. Tingkat Stres rendah yang dialami oleh perawat di ruang psikiatri intensif disebabkan karena peran atasan serta hubungan interpersonal yang baik antara sesama perawat maupun dengan tim kesehatan lain. Perlunya hubungan yang baik antar sesama perawat, tim kesehatan lain dan atasan dalam suatu ruang rawat merupakan rekomendasi dari penelitian ini.

Stress in nurses due to caring for patients, conflicts with colleagues, superiors and the hospital where she works. The purpose of this study is determine the stress level nurses in the psychiatric intensive ward in Dr. H. Mahdi Marzoeki Hospital Bogor. Sample of 30 nurses who served in the psychiatric intensive ward, men and women. The results of this study indicate that nurses in the psychiatric intensive ward majority (66.6%) had low level of stress. The low level of stress experienced by nurses in psychiatric intensive ward due to the role of supervisor, and a fairly good interpersonal relationships among nurses, other health team. The need for good relations among nurses, other health team, and tops in a ward is a recommendation of this study."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42326
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lea P. Sjamsudin
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
T39548
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Jannah
"Urbanisasi yang tidak terkendali menyebabkan peningkatan penyakit degeneratif pada masyarakat perkotaan, salah satunya adalah gagal jantung kongestif. Penyakit gagal jantung kongestif merupakan ketidakmampuan jantung memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan nutrisi. Secara global, penyakit kardiovaskular seperti gagal jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Indonesia sendiri menempati urutan Negara nomor 4 (empat) dengan jumlah kematian terbanyak akibat penyakit kardiovaskuler. Penyakit gagal jantung bukan hanya menimbulkan masalah fisik, akan tetapi juga masalah psikososial.
Masalah psikososial yang sering terjadi pada klien dengan gagal jantung kongestif adalah ketidakberdayaan. Ketidakberdayaan merupakan perasaan yang timbul akibat ketidakmampuan seseorang mengontrol situasi termasuk persepsi bahwa sesuatu tidak akan bermakna. Intervensi keperawatan ketidakberdayaan antara lain latihan berpikir positif dan afirmasi positif. Teknik afirmasi positif terbukti efektif dalam menurunkan rasa ketidakberdayaan pada klien dengan gagal jantung kongestif.

Uncontrolled urbanization causes the increase of degenerative diseases towards urban community. Congestive heart failure is one of the degenerative diseases. Congestive heart failure is inability of the heart to pump blood adequately to meet the need of body metabolism. Cardiovascular disease such as heart failure is the main cause of death in the world. Indonesia is the fourth country with the highest number of deaths due to cardiovascular disease. Heart failure disease not only causes physical problems, but also psychosocial problems.
Psychosocial problem that often occur on the client with congestive heart failure is powerlessness. Powerlessness is a feeling that arises due to the inability to control the situation, including the perception that something will not be meaningful. Nursing intervention's powerlessness among other exercises positive thinking and positive affirmations. Positive affirmation techniques proved effective in reducing the sense of powerlessness on the client with congestive heart failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Andayani
"Skizofrenia adalah gangguan jiwa atau gangguan otak kronis yang mempengaruhi individu sepanjang kehidupannya. Defisit perawatan diri merupakan salah satu perilaku klien skizofrenia dimana seseorang mengalami gangguan atau hambatan dalam melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang meliputi defisit: mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik klien skizofrenia dengan tingkat kemampuan perawatan diri. Desain penelitian yang digunakan adalah desain cross-sectional melalui metode observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik klien skizofrenia pada umumnya tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat kemampuan perawatan dirinya, kecuali variabel frekuensi dirawat (P value < 0,05). Rekomendasi penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penerapan tindakan keperawatan yang tepat dan pembuatan modulmodul terapi keperawatan pada klien skizofrenia sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan asuhan keperawatan secara optimal dan mengurangi tingkat ketergantungan klien skizofrenia dalam perawatan dirinya.

Schizophrenia is a mental disorder or chronic brain disorder that affects human individuals throughout their lives. Self-care deficit is one of the schizophrenia client behaviour in which a person susceptible to interference or hindrance to perform or complete daily activities which include deficit on: bathing, dressing, eating, and elimination. The study aimed to determine the relationship between characteristic of schizophrenia clients with their self-care ability. The study was conducted by using cross-sectional design through direct observation. Results of the study had display generally there are no relationships or any significant difference between characteristic of schizophreniaa client with self-care level, except for the factor of treatment frequency (P value < 0,05). Recommendations suggested by the study can be used as guideline in applying appropriate nursing actions through the production of therapeutic modules on schizophrenia client to increase an optimum nursing care and finally to reduce client dependency on self care ability."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43366
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Yusnipah
"ABSTRAK
Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan. Halusinasi merupakan bentuk perilaku yang sering ditemukan pada pasien dengan gangguan jiwa. Pengetahuan keluarga sangat diperlukan dalam merawat pasien dengan halusinasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana tingkat pengetahuan keluarga dalam merawat pasien halusinasi di Poliklinik Psikiatri Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. Penelitian ini bersifat deskriptif, menggunakan teknik purposive sampling terhadap 104 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 57,7% responden memiliki tingkat pengetahuan tinggi dalam merawat pasien halusinasi, 25 % responden memiliki tingkat pengetahuan sedang, dan 17,3% memiliki tingkat pengetahuan rendah. Penelitian ini mengindikasikan pentingnya pengetahuan bagi keluarga dalam merawat pasien halusinasi.

abstract
People with mental disorders tend to increase. Hallucination is a form of behavior that often found in patient with psychiatric disorders. Knowledge of the family is important to cure patient with hallucination. The purpose of this study was to determine the extent of the knowledge level of the family in caring for patient hallucination in Psychiatric Clinic of the Hospital Marzoeki Mahdi Bogor. This study is descriptive, using a purposive sampling technique on 104 respondents. The results showed that 57.7% of respondents have particularly high levels of knowledge in caring patient hallutination, 25% of respondents have a mid level of knowledge , and 17.3% have a low knowledge level. This study indicates the importance of knowledge in caring patient hallucination for the family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43301
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Istiana Ifada
"Manajemen sumber daya manusia mencakup masalah-masalah yang berkaitan dengan pembinaan, penggunaan, dan perlindungan sumber daya manusia baik yang berada dalam hubungan kerja maupun yang berusaha sendiri. Maju mundurnya organisasi sangat bergantung kepada sumber daya manusia dan pengelolaanya. Begitu juga dengan rumah sakit, yang merupakan suatu organisasi yang padat karya, padat modal, padat ilmu pengetahuan, dan padat teknologi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kepuasan pelayanan urusan kepegawaian di Rumah Sakit Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2008.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian survey (survey research method) yang bersifat analitik (explanatory study), dengan analisis kuantitatif yang berasal dari data hasil pengisian kuesioner oleh responden sebagai analisis utama dan didukung dengan analisis kualitatif. Namun bila dilihat dari segi waktu, penelitian ini termasuk dalam metode cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling dengan jumlah sampel 93 responden dan 5 informan yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Rumah Sakit Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor. Variabel Independen yang dipakai pada penelitian ini adalah karakteristik pegawai yang terdiri dari umur, pendidikan, jenis pekerjaan, dan lama bekerja. Sedangkan variabel dependen adalah kepuasan pelayanan urusan kepegawaian, yang dilihat dari 5 dimensi pengukuran yaitu kemampuan (ability), kehandalan (responsiveness), empati (emphaty), jaminan (assurance), dan tanggung jawab (accountability). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: analisis univariat, bivariat dengan memakai uji Chi Square, dan diagram kartesius.
Hasil penelitian didapatkan bahwa pada analisis univariat untuk karakteristik responden, sebesar 64,5% (60 responden) berumur lebih dari 40 tahun, sebesar 86% (80 responden) memiliki pendidikan tinggi, 43% (40 responden) dari kelompok non medis, dan 64,4% (60 responden) memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun. Pada analisis bivariat, didapatkan bahwa jenis pekerjaan mempunyai hubungan yang signifikan dengan tingkat kepuasan pelayanan urusan kepegawaian RS Dr.H. Marzoeki Mahdi Bogor Tahun 2008 (p = 0,011). Dan hasil analisis berdasarkan distribusi frekuensi kepuasan total, responden puas sebesar 52,7% (49 responden), dan tidak puas sebesar 47,3% (44 responden) menyatakan tidak puas terhadap pelayanan urusan kepegawaian.
Dari hasil penelitian yang dilakukan maka saran yang ditujukan untuk rumah sakit yaitu melakukan pengembangan karier bagi petugas urusan kepegawaian, dengan cara membuat program kerja, jangka pendek maupun jangka panjang, job description dan SOP (Standar Operating Procedures), birokrasi perjalanan berkas urusan kepegawaian, peningkatan kompetensi pegawai, melakukan pengawasan secara berkesinambungan dan memperkuat struktur organisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pardosi, Herlina
"Peningkatan kejadian HIV/AIDS pada pengguna NAPZA disebabkan masih banyak pengguna NAPZA belum memahami HIV/AIDS, dihubungkan dengan karakteristiknya seperti: tingkat pendidikan, usia, media informasi, dan jenis kelamin. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan karakteristik dengan tingkat pengetahuan pengguna NAPZA tentang HIV/AIDS. Desain penelitian adalah deskriptif korelasi dengan alat ukur kuesioner, terdiri dari pertanyaan tentang data demografi dan pertanyaan tentang tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS. Analisa data yang digunakan adalah metode distribusi frekuensi dengan ukuran presentase. Teknik analisis menggunalcan Chi-Square dan T-Independent. Hasil penelitian menunjuldcan adanya hubungan antara usia dengan tingkat pengetahuan pengguna NAPZA tentang HIV/AIDS (p:0,000, α : 0,05). Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat pengetahuan pengguna NAPZA tentang HIV/AIDS. Peneliti menyarankan agar meningkatkan pengetahuan tentang HIV/AIDS untuk mencegah penularan HIV/AIDS.
Kata kunci: HIV/AIDS, karakteristik, NAPZA, pengetahuan.

The evens increation of HIV/AIDS on the user NAPZA it cause still many user did not understand about HIV/AIDS, associated with the characteristics for example; level of education, age, media information, and sex, this research for identify relationship characteristics with level of knowledge on the user NAPZA about HIV/AIDS. Design of Research is descriptive correlation with questionnaire measuring tool consists of questions about demographic data and question about level of knowledge about HIV/AIDS. Analysis of the data used is frequency distribution method with presentace size. Technical analysis by using Chi-Square and T-Independent. Results of research indicate the existence of the relationship between the age of the user's knowledge level NAPZA on HIV/AIDS (P:0,000, α:0,005). There is no relationship between level of education with knowledge about the user NAPZA HIV/AIDS. Researchers suggest that in order to increase knowledge about HIV/AIDS to prevent the spread of HIV/AIDS.
Key word: HIV/AIDS, characteristics, NAPZA, knowledge.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5856
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rensita Noorma Utami
"Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah yang disebabkan oleh kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin menurun atau pankreas menghentikan produksi insulin. Diabetes melitus adalah salah satu penyakit kronis yang dapat menyebabkan munculnya masalah psikososial seperti ketidakberdayaan.
Karya ilmiah ini bertujuan untuk menggambarkan asuhan keperawatan ketidakberdayaan pada pasien yang mengalami penyakit diabetes mellitus tipe 2, khususnya metode latihan berpikir positif. Latihan berpikir positif dapat mengarahkan seseorang untuk mampu berpikir secara positif kembali sehingga peran perawat penting dalam menerapkan asuhan keperawatan psikososial. Jika tidak segera ditangani, ketidakberydayaan dapat menyebabkan keputusasaan.

Diabetes mellitus is a heterogeneous group of disorders characterized by increased in blood glucose level caused by the body's ability to respond to insulin decreased or pancreatic insulin production halt. Diabetes mellitus is a chronic illness that contribute to psychosocial problem such as powerlessness.
This paper purposed to describe nursing care of powerlessness on the patient with diabetes mellitus type 2, especially positive thinking exercise method. Positive thinking exercise can lead someone to be able to think positively again so that nurse’s role is important in implementing psychosocial nursing care. If powerlessness is not treated immediately, it can lead to hopelessness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anang Nurwiyono
"Prevalensi gangguan jiwa berat Skizofrenia di Indonesia setiap tahun mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 prevalensi Skizofrenia di Indonesia sebesar 1,7‰. Resiko perilaku kekerasan adalah salah satu gejala positif dari Skizofrenia.
Tujuan penulisan karya ilmiah akhir ini adalah memperoleh gambaran manajemen kasus spesialis keperawatan jiwa terhadap pasien risiko perilaku kekerasan dengan pendekatan stres adaptasi Stuart dan model adaptasi Roy. Intervensi keperawatan yang dilakukan adalah assertiveness training dan acceptance and commitment therapy pada 32 Pasien dalam kurun waktu 17 Februari - 18 April 2014 di Ruang Utari RSMM Bogor.
Hasil pelaksanaan manajemen kasus spesialis dapat menurunkan tanda dan gejala perilaku kekerasan pada aspek kognitif, afektif, fisiologis, perilaku dan sosial serta peningkatan kemampuan koping adaptif pasien.
Rekomendasi penulisan ini adalah bahwa penerapan stres adaptasi Stuart dan model adaptasi Roy dengan intervensi keperawatan assertiveness training dan acceptance and commitment therapy dapat menurunkan perilaku kekerasan.

Prevalence of the serious mental disorder Schizophrenia in Indonesia each year has increased significantly. Riskesdas result in 2013 the prevalence of Schizophrenia in Indonesia is 1,7‰. Violence risk behavior is one of the positive symptoms of Schizophrenia.
The objective of this paper was to describe the application a psychiatric nursing specialist case management for Patients with a risk of violence behavior by using the stress adaptation Stuart and Roy’s adaptation model. Nursing interventions was assertiveness training, asceptance and commitment therapy to the 32 Patients during 17 Februari - 18 April 2014 at Utari Ward RSMM Bogor.
The result of using the application a psychiatric nursing specialist has proven it can reduce symptoms of violence behavior in cognitive, affective, physiological, behavioral and social as well as improving adaptive coping Patients.
Recommendation from this report is by applying stress adaptation models of Stuart's and Roy's adaptation models with nursing intervention, assertiveness training acceptance and commitment therapy, it can reduce violence risk behavior.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yossy Syarnen
"Skripsi ini menganalisis tentang bagaimana kelengkapan pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa (LPKPJ) di Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor yang dilakukan oleh perawat dengan subjek penelitian adalah Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa tahun 2011 Penelitian ini dilakukan dengan dua metode yaitu kuantitatif untuk melihat besar kelengkapan pengisian lembar tersebut dan kualitatif untuk melihat gambaran berdasarkan gambaran dari sumber daya manusia, sarana dan prasarana, metode, pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa, penyusunan rencana keperawatan, dan monitoring serta evaluasi.
Hasil Penelitian kuantitatif menunjukkan bahwa besar kelengkapan pengisian lembar pengkajian itu di ruang rawat inap sebesar 1, 45% yang artinya bahwa banyak lembar pengkajian keperawatan pasien jiwa yang tidak terisi lengkap. Sedangkan pada hasil penelitian kualitatif menyebutkan bahwa dari sumber daya manusia berdasarkan pendidikan dan pelatihan didapat bahwa perawat umumnya memiliki pendidikan D3 meskipun masih ada yang berpendidikan SPK/SPRB, namun untuk pelatihan mengenai rekam medis perawat belum pernah mengikuti, sedangkan berdasarkan beban kerja, perawat merasa jumlah perawat belum cukup. Selain itu sumber daya manusia berdasarkan persepsi menemukan bahwa perawat umumnya sudah mengerti dan paham mengenai fungsi Pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa. Untuk sarana dan prasarana umumnya sudah tersedia di setiap ruangan namun untuk tempat penyimpanan masih belum memadai. Pada metode dengan melihat ketersediaan dan penerapan SPO serta sosialisasi, ditemukan bahwa SPO terkait kelengkapan pengisian LPKPJ sudah tersedia yaitu SPO Rekam Medis tentang Pengisian Rekam Medis, Petunjuk Teknis tentang pengisian LPKPJ, serta SPO tentang asuhan keperawatan.
Untuk hasil penelitian berdasarkan Pengisian LPKPJ, perawat paham tentang alur pengisian tetapi pelaksanaannya kurang maksimal karena tugas perawat terkait pendokumentasian tidak sedikit, selain itu di ruang Subadra pengisian tidak hanya untuk pengkajian jiwa tetapi juga pengkajian fisik sehingga perlu format yang bisa menggambarkan kondisi fisik dan jiwa dengan lebih efektif. Dari hasil penelitian mengenai proses perencanaan asuhan keperawatan menyebutkan bahwa perawat juga telah paham bahwa dengan mengisi LPKPJ nantinya akan digunakan untuk menegakkan diagnosa keperawatan sehingga dapat ditentukan rencana asuhan keperawatan untuk pasien, namun pelaksanaannya pun masih belum maksimal. Dan dari monitoring dan evaluasi ditemukan bahwa monitoring dan evaluasi yang dilakukan selama ini hanya untuk resume medis dan informed consent sedangkan untuk LPKPJ belum dilakukan.
Saran yang diusulkan yaitu melakukan pelatihan terkait kelengkapan pengisian rekam medis termasuk LPKPJ karena LPKPJ merupakan bagian dari berkas rekam medis pasien yang harus diisi lengkap; perlu dilakukan penambahan kapasitas untuk tempat penyimpanan sesuai dengan kebutuhan di tiap ruangan; Melakukan perhitungan kebutuhan perawat untuk mengetahui jumlah perawat ideal sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan secara optimal; Memodifikasi format Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa untuk ruangan khusus seperti Subadra yang melayani pasien dengan gangguan jiwa yang disertai gangguan fisiknya untuk memudahkan melakukan pengkajian sehingga bisa menggambarkan kondisi fisik dan jiwa pasien dengan optimal; Menambahkan kolom tanda tangan perawat-perawat yang telah mengkaji pasien di setiap ruangannya sehingga nantinya jika terdapat ketidaklengkapan pengisian bisa melihat siapa saja perawat yang bertanggungjawab dalam pengkajian yang telah dilakukan sehingga memudahkan proses monitoring dan evaluasi; Menambahkan kolom tanggal pengkajian disetiap point dengan tujuan memberikan informasi tentang kapan pengkajian terhadap point tersebut dilakukan; Melakukan sosialisasi SPO Rekam Medis kepada seluruh perawat secara langsung; Melakukan bimbingan teknis terkait juknis pengisian Lembar Pengkajian Keperawatan Pasien Jiwa di ruangan.

This study analyse about the completeness of Psyciathric Patient Nursing Assessment Form (LPKPJ) in Inpatient Room at the Hospital of Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor that nursing did with the subject of this research is the Psyciathric Patient Nursing Assessment Form (LPKPJ) in 2011. This research used two methods is Quantitative for know about the value of completeness and Qualitative for describe completeness based on Human Resources, infrastructure and medium, method, filling of Psyciathric Patient Nursing Assessment Form (LPKPJ), the proses of nursing plan, and also monitoring and evaluation process.
Results of quantitative research is Value of completeness in Inpatient room is 1,45%, that mean the incompleteness is higher than completeness. Meanwhile, results of the qualitatif research is if from human resources in education is most of nurses had a Diploma III although several of them had a School of Nursing graduate till now, however in training history, most of them had never get training for completeness of medical records especially Psyciathric Patient Nursing Assessment Form, But based on nursing workload, they feeling that number of nursing in the room is not sufficient. In other case, for perception most of nurses know and understand about the function of filling LPKPJ. For medium and infrastructure, all of room had a place for filling and had a place for storage to supply of medical records form but for storege is not sufficient yet in the several room. For methods, with analyse willing and application also socialization is procedures about completeness Psyciathric Patient Nursing Assessment Form that is Standard Procedures of Operation (SOP) of Medical Records about filling the medical records, technical instruction for filling LPKPJ, also SOP about nursing care.
For results based on filling LPKPJ, they understand about the filling process, but for action not optimum yet because nurse has many task of nursing care, in Subadra, not only filling psyciatric assessment but also physic assessment because it is the psyciatric-physic room. Results based on nursing plan process is they understand to filling assessment for make sure of diagnosis of nursing and then make a planning to take action a nursing care, but in reality, this not optimum too. The last from monitoring and evaluation results is the monitoring and evaluation did along only for medical resume and informed consent, for other is not yet including.
Suggestions can be proposed to improved training about completeness medical record, including Psyciathric Patient Nursing Assessment Form, because the LPKPJ is also a part of medical records that complete for filling; do additional capacity for storage supply of medical records form depend as need; do a counting for need of nursing in a room for get ideal number of nursing in a room; do modifying Psyciathric Patient Nursing Assessment Format for Subadra room for effectiveness and eficiency; do additional spot for signature of nursing that do assessment in each room at the patient who'll be their guarantee to facilitate of monitoring and evaluation; do additional date coloumn in each point of assessment form for noted by nursing that filled the point for information of assessment did; do direction socialitation of medical records procedure to all of nurses; do techincal guidance of filling assessment in room.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>