Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andi Leny Susyanty
"Obesitas merupakan salah satu faktor risiko terjadinya beberapa penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskular, diabetes dan kanker. Penyakit tersebut menimbulkan beban biaya yang sangat besar besar dimasyarakat, terutama karena membutuhkan pengobatan jangka panjang. Akan tetapi, selain faktor obesitas, ada faktor-faktor lain yang dapat berhubungan dengan risiko terjadinya beberapa penyakit kronis dan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan, faktor-faktor tersebut dapat diamati ataupun tidak dapat diamati secara langsung. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan obesitas terhadap risiko terjadinya penyakit kronis dan pemanfaatan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan melihat sifat endogenitas dari obesitas dan keadaan penyakit kronis pada responden dalam hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Responden dalam penelitian ini adalah individu yang berusia >18 tahun dan tidak dalam keadaan hamil. Jumlah responden total sebanyak 602.012 orang. Probit model digunakan untuk estimasi faktor risiko obesitas dan penyakit kronis, sementara untuk estimasi pemanfaatan pelayanan kesehatan digunakan Generalized Method of Moment (GMM) sebagai model terpilih.
Hasil: Hasil estimasi dengan metode GMM menunjukan bahwa penyakit kronis berhubungan positif dengan frekuensi rawat jalan dan lama hari rawat inap di fasilitas kesehatan dengan koefisien estimasi berturut-turut 1,1062 dan 2,4075 dan P value < 0,01. Sementara hasil estimasi dengan menggunakan metode GMM juga menunjukkan bahwa obesitas berhubungan negatif dengan frekuensi rawat jalan dan lama hari rawat inap dengan koefisien estimasi berturut-turut -0,8502 dan -0,5031 dengan P value < 0,01.
Kesimpulan: Walaupun obesitas merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kronis, namun estimasi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh orang yang obes menunjukkan hubungan yang negatif. Sementara orang dengan penyakit kronis menunjukkan hubungan yang positif dan signifikan dengan pemanfaatan pelayanan. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran orang obes di Indonesia terhadap risiko terjadinya penyakit kronis masih rendah. Selain adanya penyakit kronis, faktor sosial ekonomi terutama adanya jaminan kesehatan masih dominan dalam hubungannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Obesity is a risk factor of chronic disease such as cardiovascular diseases, diabetic and cancer. The chronic disease medication need an expensive cost especially for health services revisited and hospitalization of patient. However, besides obesity factor there is other dissimilar factors which can be a risk factor of chronic condition and health services cost. A chronic conditions can be influenced by both observed (e.g., lifestyle behaviours such as smoking, eating and drinking) and unobserved factors (e.g., unobserved genetic, hormonal and biochemical factors). The objective of this study is to examine the cause and consequenses of obesity on chronic condition and health service utilization.
Method: This research conducted by considering endogenity of obesity and chronic diseases on health service utilization estimated. Respondent in this research are individual more than 18 year old and not in pregnancy condition. Totally 602.012 respondent. Probit model used to estimate risk factor of obesity and chronic conditions, whereas Generalized Method of Moment model used as a chosen model to estimated health service utilization.
Result: Estimated result by GMM method showed that chronis conditions have a positive correlated with health service revisited and length of stay in health facility with coefficient 1.1062 and 2.4075 respectively and P Value < 0.01. Health services utilization estimated by GMM method also indicated that obesity have a negative correlated with health service revisited and length of stay in health facility with coefficient - 0,8502 and - 0,5031 respectively and P Value < 0.01.
Conclusion: Eventhough obesity know as a risk factor of chronic diseases, but health services utilization by obese persons show a negative impact. While persons with chronic conditions has a significant positif relation on health service utilization. It shows that awereness of obese persons on chronic disease risk is still low. Besides the existence of chronic disease condition, socioeconomic factor especially ownership of health insurance still be a dominant relationship on health service utilization.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peranginangin, Makmur Salpator
"Tesis ini membahas pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2007 dan Susenas 2007. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2007. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional.
Hasil penelitian menemukan bahwa waktu tempuh ke fasilitas UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2007. Hasil penelitian menyarankan bahwa untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan imunisasi dasar diperlukan optimalisasi manajemen posyandu.

The focus of this study is the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province using secondary data Riskesdas 2007 and Susenas 2007. The purpose of this study is to know the factors relating to the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province. This research is a quantitative research methode with cross sectional design.
This study found that the access time to the Community Based Health Efforts (UKBM) facility is the dominant factor in the utilization of basic immunization services in South Sumatera Province in 2007. The researcher suggests that Posyandu management as one of the UKBM should be optimized to increase the basic immunization coverage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31366
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Mardiah
"Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan derajat kesehatan, dimana salah satu indikatornya adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Departemen Kesehatan melaksanakan Program Pengembangan Imunisasi (PPI) pada anak dalam upaya menurunkan angka kematian dan kejadian penyakit pada anak. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2007, persentase anak umur 12?59 bulan yang mendapatkan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat untuk imunisasi lengkap sebesar 41,3%, imunisasi tidak lengkap sebesar 44,8% dan tidak sama sekali mendapatkan imunisasi sebesar 13,9%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Provinsi Kalimantan Barat tahun 2007. Penelitian ini adalah suatu penelitian survei dengan rancangan Cross Sectional. Dengan menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas dan data Susenas tahun 2007.
Hasil penelitian diperoleh bahwa faktor pekerjaan ibu, umur ibu, dan alat transportasi tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Sedangkan faktor pendidikan ibu (p value = 0,0005), pengeluaran rumah tangga (p value = 0,0005), penolong persalinan (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas UKBM (p value = 0,0005), jarak ke fasilitas Non-UKBM (p value = 0,0005), waktu tempuh ke fasilitas UKBM, dan waktu tempuh Non-UKBM (p value = 0,0005) menunjukkan hubungan yang bermakna.
Dari hasil analisis Multivariat ditemukan faktor jarak ke fasilitas Non-UKBM merupakan faktor yang paling berhubungan terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar (OR=2,283).
Disarankan untuk meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan dengan melakukan advokasi, sosialisasi, dan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait baik pemerintah daerah maupun pusat serta memberdayakan masyarakat setempat.

One objective of the national development is to improve the health status whereby one of its indicator is the infant mortality rate. Health department had done the Expanding Program Immunization for children to decrease the mortality rate. Based on data Riskesdas 2007, the percentage of children aged 12-59 months who got basic immunization in West Kalimantan Province, completely immunized 41,3%, incomplete immunized 44,8%, and unimmunized 13,9%.
The aim of this research is to know the factors relating to the utilization of Basic Immunization Services in West Kalimantan Province 2007. This research is the survey with cross sectional design using data Riskesdas and Susenas 2007.
The result shows that the mother?s job, mother?s age, and the transportation have no relationship significantly to the utilization of basic immunization services. However, mother's education (p<.0005), household expenditure (p<.0005), give birth helper (p<.0005), the distance to UKBM facility (p<.0005), time to UKBM facility (p<.0005), and time to Non-UKBM facility (p<.0005) have relationship significantly.
By Multivariat analysis found that the distance to Non-UKBM facility is the dominant factor to the utilization of basic immunization services (OR=2,283).
Suggested to increase the accessibility to the health facility with advocacy, sosialisation, coordination with cross sector both local and central government, and society empowerment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31373
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Oktarina
"Di Sumatera Barat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 telah terjadi peningkatan jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan. Namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan rawat jalan. Demikian juga pemanfaatan pelayanan rawat jalan di tingkat Kabupaten dan Kota, terdapat perbedaan persentase pemanfaatan, dimana pemanfaatan terendah terdapat di Kabupaten Dharmasraya, sedangkan yang tertinggi terdapat di Kota Sawahlunto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan rawat jalan di institusi pelayanan Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. Data sekunder yang digunakan adalah data Susenas 2007 dan Riskesdas 2007, dengan pendekatan kuantitatif dan desain Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penduduk yang menjadi sampel Susenas 2007 dan Riskesdas 2007 di Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. Untuk mengetahui hubungan masingmasing variabel digunakan analisis bivariat dengan uji kai kuadrat (chi-square), setelah itu dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik Ganda pada derajat kemaknaan 95%.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pemanfaatan pelayanan rawat jalan di institusi pelayanan Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat tahun 2007 masih rendah. Faktor-faktor yang berhubungan adalah umur, jenis kelamin, jarak ke fasilitas UKBM, dan lokasi. Dengan determinan pemanfaatan rawat jalan adalah lokasi.

The society of health problem had increased from 2005 to 2008 in West Sumatera. However, the utilization of health facilities did not increase, including the ambulatory care facilities. Also, it was in the regency and the city had a gap in percentage, that the utilization in Dharmasraya regency was lower while the Sawahlunto city was higher.
This research aims to know the determination of ambulatory care utilization in Dharmasraya regency and Sawahlunto city, West Sumatera province. The second data having used is Susenas and Riskesdas data 2007, with quantitative approach and Cross Sectional Design. The research population is all society, having been the Susenas and Riskesdas samples 2007 in Dharmasraya regency and Sawahlunto city, West Sumatera province. Bivariate analysis is the chi-square test used to know the relationships each variable, then going on the multivariate analysis, exactly Binary Regresi Logistic Test used, with confidence 95%.
Based on the analysis that ambulatory care utilization in the Dharmasraya regency and Sawahlunto City West Sumatera Province 2007 are lower. The relating factors is the age, gender, status, destination to health facilities (UKBM), location. determination of ambulatory care utilization is location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31710
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vitalia Susanti
"Tesis ini bertujuan mengetahui tingkat disahilitas penduduk lanjut usia di Indonesia Serta menguji pengaruh status sosio-demograii, lingkungan fisik, perilaku kesehatan dan penyakit kronik/degeneratif terhadap tingkat disabilitas penduduk lanjut usia di Indonesia, berdasarkan data Susenas dan Riskesdas 2007. Sebanyak 79.445 penduduk berusia 60 tahun keatas menjadi sampel penelitian.
Hasil analisis deskriptif dan inferensial (regresi logistik multinomial) menyatakan bahwa status sosio-demogmfi, lingkungan fisik, perilaku kesehatan dan penyakit kronilddegeneratif berpengaruh terhadap tingkat disabilitas penduduk lanjut usia di Indonesia. Peningkatan pendidikan, pembangunan pedesaan, penerapfan perilaku hidup sehat serta pencegahan penyakit kronik/degeneratif adalah beberapa hal yang direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian.

The goals of this study are to find out the level of disability among older persons in Indonesia and also test the impact of socio-demographic status, physical environment, healthy behavior and several chronic/ degenerative diseases to the level of disability among older persons in Indonesia., based on Susenas and Riskesdas 2007 data. The sample of this study is 79.445 people aged 60 and over.
The results show that socio-demo graphic status, physical environment, behaviour and several clironicfdegenerative diseases determine the level of disability among older persons in Indonesia. Raising the education and rural development, practicing healthy behavior and prevent chronic/degenerative diseases are recommended based on the results of this study."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33224
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Latar Belakang: Status kesehatan ibu dan anak di Indonesia sampai saat ini masih harus menjadi perhatian karena angka kematian ibu dan angka 14 kematian bayi yang masih tinggi. Rendahnya ara kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang terampil merupakan leh faktor yang perlu diperhatikan dalam menangani persoalan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend pemanfaatan tenaga kesehatan penolong kelahiran di Indonesia tahun 2001 2007 data Metode: Analisis menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Kor tahun 2001. 2004 menggunakan disain dan 2007. Disain penelitian Cross Sectional. Ruang lingkup wilayah penelitian meliputi seluruh provinsi di Indonesia. Hasil: penelitian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu tujuh tahun (2001-2007), pola pemanfaatan penolong kelahiran di Indonesia menunjukkan kecenderungan penggunaan tenaga kesehatan (dokter dan bidan) sebagai penolong kelahiran. Hasil analisis bivariat pada faktor kepulauan, pendidikan ibu, usia ibu. Dua kepemilikan jaminan pembiayaan asuransi kesehatan, dan sosial ekonomi terhadap klasifikasi desa/kota ikut berperan dalam pemilihan tenaga persalinan. Saran: mengupayakan kerja sama lintas sektor sudah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta perbaikan akses pelayanan kesehatan di perdesaan aksin elum akan sangat bermanfaat bagi masyarakat."
BULHSR 17:3 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Yunianto
"Penelitian ini bertujuan mengetahui peran jaminan kesehatan dan determinan yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh penyandang disabilitas di Indonesia pada tahun 2021 menggunakan data Susenas Maret 2021. Variabel terikat penelitian ini adalah pemanfaatan pelayanan kesehatan rawat jalan dan rawat inap di FKTP dan FKRTL. Data dianalisis secara bivariat dan multivariat dengan metode Binary Regression menggunakan model logit. Diketahui variabel kepemilikan jaminan kesehatan, pemanfaatan JKN, jenis disabilitas, tingkat keparahan disabilitas, jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, status kawin, jumlah anggota rumah tangga, dan karakteristik tempat tinggal serta status ekonomi berpengaruh signifikan pada pemanfaatan layanan rawat jalan dan rawat inap (p-value 0,000 <0,005). Kepemilikan jaminan kesehatan non JKN atau kepemilikan jaminan kesehatan ganda (JKN dan non JKN) meningkatkan peluang pemanfaatan layanan baik rawat inap maupun rawat jalan. Terjadi penurunan kepemilikan jaminan kesehatan terhadap peningkatan status ekonomi penyandang disabilitas (propoor). Sebaliknya terjadi tren peningkatan pemanfaatan jaminan kesehatan terhadap peningkatan status ekonomi keluarga penyandang disabilitas (prorich).

This research aims to determine the role of health insurance and the determinants that influence the use of health services by people with disabilities in Indonesia in 2021 using Susenas data for March 2021. The dependent variable of this research is the use of outpatient and inpatient health services at FKTP and FKRTL. Data were analyzed bivariately and multivariately using the Binary Regression method using the logit model. It is known that the variables of ownership of health insurance, utilization of JKN, type of disability, severity of disability, gender, education, employment status, marital status, number of household members, and characteristics of residence and economic status have a significant effect on the utilization of outpatient and inpatient services ( p-value 0.000 <0.005). Ownership of non-JKN health insurance or ownership of dual health insurance (JKN and non-JKN) increases the chances of utilizing both inpatient and outpatient services. There has been a decrease in ownership of health insurance due to an increase in the economic status of people with disabilities (propoor). On the contrary, there is a trend of increasing use of health insurance towards increasing the economic status of families of people with disabilities (prorich). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Afiqotul Azqiyah
"Tesis ini membahas status gizi anak bolita usia 6-59 bulan di Pulau Kalimantan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisis regresi logistik dengan efek random digunakan untuk mempelajari determinan status gizi secara hirarki. Sebanyak 23,4% anak balita usia 6-59 bulan di Pulau Kalimantan mengalami gizi buruk dan gizi kurang. Hasil analisis menunjukkan bahwa provinsi, tingkat pendidikan ibu dan pengeluaran rumah tangga per kapita merupakan determinan sosial ekonomi (distal factors) yang signifikan mempengaruhi status gizi anak usia balita. Faktor lingkungan dan matemal (intermediate factors) yang mempengaruhi status gizi anak usia balita adalah jumlah anggota rumah tangga, jenis kakus, umur ibu dan IMT (lndeks Massa Tubuh) ibu. Umur dan jenis kelamin anak merupakan faktor individual (proximal factors) yang signifikan mempengarubi status gizi anak usia balita. Hasil analisis juga menunjukkan terdapat interdependensi keluanm (outcome) status gizi antaranak balita usia 6-59 bulan dari ibu yang sama.

The focus of this study is to asses the nutritional status and to determine potential risk factors of malnutrition in children 6-59 months of age in Kalimanlan. The hierarchical logistic regression analysis was used to study relationship between potential determinants of malnutrition, 23,4% of children (6-59 months) in Kalimantan were underweight. The results of analysis show that province, mother's education and per capita family expenditure were the socioeconomic determinants (distal factors) of nutritional status. The environment and maternal factors (intermediate factors} that was associated with children's nutritional status were household size, kind of latrine, mother's age and mother's BMl (Body Mass Index). Children's age and sex were the individual factors (proximal factors) that was significantly related to underweight. There was also outcome interdependency of nutritional status runong children 6M59 months of age with the same mother."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33555
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Anastacia Ratu
"Kepemilikan jaminan kesehatan merupakan salah satu upaya yang terbukti efektif dalam mengurangi atau menurunkan hambatan akses masyarakat terhadap fasilitas kesehatan, khususnya dalam hal biaya pelayanan. Meskipun provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan kepemilikan jaminan kesehatan tertinggi di Indonesia, pemanfaatan pelayanan kesehatan di DKI Jakarta belum maksimal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jaminan kesehatan dengan pemanfaatan fasilitas rawat inap formal pada masyarakat di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross-sectional dan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data yang digunakan adalah data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023 wilayah Provinsi DKI Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 3,3% masyarakat DKI Jakarta yang memanfaatkan layanan rawat inap. Berdasarkan karakteristiknya, kelompok yang paling banyak memanfaatkan layanan rawat inap adalah kelompok yang memiliki jaminan kesehatan ganda (8,2%), berusia lanjut (6,5%), berjenis kelamin perempuan (3,9%), memiliki tingkat pendidikan tinggi (3,5%), berstatus menikah (4,2%), dengan status pekerjaan tidak bekerja (3,9%), memiliki keluhan kesehatan (7,2%) dan bukan perokok (3,8%). Terdapat hubungan yang signifikan antara kepemilikan jaminan kesehatan (p value = <0.001) dengan pemanfaatan layanan rawat inap, dengan kepemilikan jaminan kesehatan ganda dapat meningkatkan peluang pemanfaatan rawat inap sebanyak 7,2 kali dibandingkan kelompok yang tidak memiliki jaminan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa kepemilikan jaminan kesehatan ganda dapat memberikan akses yang lebih luas dan lebih mudah terhadap pelayanan kesehatan. Hasil penelitian ini menyarankan agar pemerintah mendorong capaian UHC (Universal Health Coverage) dengan meningkatkan kepesertaan JKN, salah satunya dengan melakukan sosialisasi mengenai manfaat kepemilikan jaminan kesehatan, mekanisme penggunaan jaminan kesehatan dan manfaat yang diperoleh. Selain itu, perlu dilakukannya peningkatan kualitas pelayanan yang ada pada fasilitas kesehatan misalnya dengan memastikan ketersediaan obat, perlengkapan alat kesehatan, kepedulian tenaga kesehatan kepada pasien dan lain-lain. Pemerintah bersama BPJS Kesehatan juga perlu memastikan bahwa sasaran peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS tepat sasaran sehingga dapat meningkatkan akses pelayanan kesehatan kepada kelompok yang paling membutuhkan.

Health insurance ownership is one of the efforts that has proven effective in reducing or lowering barriers to community access to health facilities, especially in terms of service costs. Although DKI Jakarta province is the province with the highest health insurance ownership in Indonesia, the utilization of health services in DKI Jakarta has not been maximized. The purpose of this study was to determine the relationship between health insurance and the utilization of formal inpatient facilities in the community in DKI Jakarta Province. This study is an observational study with a cross-sectional design and uses a quantitative approach. The data source used was the 2023 National Socio-Economic Survey (Susenas) data for DKI Jakarta Province. The results showed that only 3.3% of DKI Jakarta residents utilized inpatient services. Based on their characteristics, the group that utilized inpatient services the most was the group that had multiple health insurance (8.2%), was elderly (6.5%), female (3.9%), had a high level of education (3.5%), was married (4.2%), with a work status of not working (3.9%), had health complaints (7.2%) and was a non-smoker (3.8%). There was a significant association between health insurance ownership (p value = <0.001) and utilization of inpatient services, with having multiple health insurance coverage increased the odds of inpatient utilization by 7.2 times compared to the uninsured group. This suggests that having multiple health insurance coverage can provide wider and easier access to health services. The results of this study suggest that the government encourages the achievement of UHC (Universal Health Coverage) by increasing JKN membership, one of which is by conducting socialization about the benefits of health insurance ownership, the mechanism for using health insurance and the benefits obtained. In addition, it is necessary to improve the quality of existing services at health facilities, for example by ensuring the availability of drugs, medical equipment, health workers' concern for patients and others. The government and BPJS Kesehatan also need to ensure that the targeting of BPJS Beneficiary Contribution (PBI) participants is right on target so as to increase access to health services to the groups that need it most."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Regine Martauli
"Penyakit jantung koroner merupakan penyakit degeneratif yang masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Salah satu faktor penyakit jantung koroner ini adalah obesitas sentral. Persentase status obesitas sentral ini mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai 2013. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan obesitas sentral terhadap penyakit jantung koroner.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dan menggunakan data Riskesdas 2013. Sampel penelitian ini adalah semua penduduk yang berusia 45 tahun ke atas yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner adalah 1,2 dan terdapat hubungan antara status obesitas sentral terhadap penyakit jantung koroner pada usia 45 tahun ke atas di Indonesia tahun 2013 setelah dikontrol oleh variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding adalah penyakit diabetes, hipertensi, dan perilaku merokok. Selain itu, terdapat interaksi oleh variabel konfounding terhadap obesitas sentral yaitu diabetes dan merokok. Oleh karena itu,diperlukan promosi kesehatan mulai dari promosi kesehatan penyakit jantung koroner baik pencegahan primer maupun pencegahan sekunder.

Coronary heart disease is a degenerative disease that remains a health problem in the world. One of the factors of coronary heart disease are central obesity. The percentage of central obesity status is increased from 2007 to 2013. This study was conducted to examine the relationship of central obesity to coronary heart disease.
The study design used is cross sectional and use data Riskesdas 2013. Samples were all residents aged 45 years and over who meet the inclusion and exclusion criteria.
The results of this study indicate that the prevalence of coronary heart disease was 1.2 and there is corelation between central obesity status of coronary heart disease at the age of 45 years and over in Indonesia in 2013 after being controlled by confounding variables. Confounding factors that are diabetes, hypertension, and smoking behavior. In addition, there is an interaction by confounding variables to central obesity, namely diabetes and smoking. Therefore, required health promotion ranging from coronary heart disease health promotion both primary prevention and secondary prevention."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>