Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163228 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Fentiana
"Obesitas di usia remaja berkaitan dengan morbiditas, mortalitas, dan peningkatan risiko bahaya penyakit kronis juga penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, gangguan orthopedik dan penyakit jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asupan lemak sebagai faktor dominan terjadinya obesitas pada remaja (16-18 tahun) di Indonesia tahun 2010. Rancangan penelitian adalah cross sectional (potong lintang) dengan mengolah data Riskesdas tahun 2010 pada bulan Oktober-November 2011. Jumlah sampel sebanyak 12.081 orang remaja. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada remaja di Indonesia tahun 2010 sebesar 1,5%. Hasil uji chi square (bivariat) menunjukkan ada perbedaan proporsi kejadian obesitas antara remaja dengan asupan energi lebih dan remaja dengan asupan energi tidak lebih.
Hasil analisis bivariat juga menyimpulkan ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, dan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita dengan kejadian obesitas remaja. Asupan lemak adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan obesitas remaja setelah dikontrol variabel asupan energi, jenis kelamin, pekerjaan kepala keluarga, dan tingkat pengeluaran rumah tangga per kapita per bulan (sosioekonomi). Hasil penelitian menyarankan mengurangi asupan lemak sebagai upaya pencegahan obesitas pada remaja.

Obesity in adolescence associated with morbidity, mortality, and increased risk of chronic disease is also danger of non-communicable diseases such as diabetes mellitus type 2, hypertension, orthopedic disorders and heart disease. The aim of this study is knowing fat intake as dominant factor of obesity in adolescents (16- 18 years) at Indonesia in 2010. Design of this study is a cross sectional and processing the data of Riskesdas 2010 in October-November 2011. The size of sample are 12.081 adolescents. Processing and data analysis using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate).
The results showed that the prevalence of obesity in adolescents Indonesia in 2010 is 1.5%. The results of chi square test (bivariate) showed have difference in the proportion of the incidence of obesity among adolescents with higher energy intake and energy intake of adolescents with no more.
The results of bivariate analysis also concluded significant association between sex, occupation head of the family, education head of the family, and the level of household expenditure per capita with the incidence of obese adolescents. Fat intake as dominant factor of obesity in adolescents having controlled variable energy intake, sex, occupation head of the family, and the level of household expenditure per capita per month (socioeconomic). The results of this study are suggested to reduce fat intake as a obesity prevention efforts.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30738
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Ariqa
"Prevalensi obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir, begitu pula dengan prevalensi depresi pada remaja. Remaja rentan mengalami ketidakstabilan psikologis sehingga rentan mengalami depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan obesitas pada remaja usia 16 - 18 tahun di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan data sekunder yaitu Riskesdas 2018. Sampel penelitian ini adalah remaja usia 16 - 18 tahun di Indonesia yang menjadi sampel Riskesdas sebanyak 43010 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 4,3% remaja mengalami obesitas. Depresi secara signifikan berhubungan dengan obesitas (p = 0,009). Hasil analisis multivariat menunjukkan remaja yang depresi 1,28 kali (95% CI; 1,068 – 1,535) lebih memungkinkan untuk menjadi obesitas setelah mengontrol konsumsi makanan manis, minuman manis, makanan berlemak, makanan instan, konsumsi sayur, aktivitas fisik, status merokok, dan konsumsi alkohol. Disimpulkan terdapat hubungan antara depresi dengan obesitas pada remaja usia 16-18 tahun di Indonesia.

ABSTRACT
The prevalence of obesity among adolescence in Indonesia has increased in the last five years, as well as the prevalence of depression. Adolescences are prone to experiencing psychological imbalance so they are prone to depression. The aim of this study is to analyze the association between depression and obesity among 16-18 years old adolescences in Indonesia. This study used a cross-sectional design and used secondary data from Riskesdas 2018. The sample in this study is 16-18 years old adolescences who were taken as the sample of Riskesdas 2018. The study shows that 4,3% of adolescences are obese. Depression is significantly associated with obesity (p=0,009) and depressed adolescences are 1,28 times (95%CI;1,068–1,535) more likely to become obese after controlled by consumption of sugary food, sweetened beverages, fatty food, instant food, consumption of vegetable, physical activity, smoking habit, and alcohol consumption. To conclude, there is an association between depression and obesity among 16-18 years old adolescences in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumaisha Hasnah Ibrahim
"Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terus mengalami peningkatan baik secara global maupun di Indonesia. Obesitas pada remaja didiagnosis dengan mengkategorikan indeks massa tubuh (IMT) menggunakan grafik CDC. Obesitas pada remaja dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang, seperti munculnya timbulnya resistensi insulin dan penyakit kardiovaskular di usia dini. Salah satu etiologi obesitas ialah asupan energi berlebih, yang berasal dari asupan kalori dari sumber makronutrien dalam jumlah yang tidak normal (lebih tinggi dari anjuran asupan gizi yang ada). Penelitian ini menganalisis hubungan asupan energi total dan jenis asupan makronutrien dengan derajat obesitas yang dikategorikan berdasarkan rerata IMT sampel. Subjek terdiri dari 69 remaja usia 14-18 tahun yang bersekolah di SMA di DKI Jakarta. Studi ini menggunakan desain potong lintang dengan menganalisis data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Pada hasil ditemukan bahwa total asupan kalori tidak berhubungan dengan dengan derajat obesitas (p = 0,135) dan asupan makronutrien tidak memiliki hubungan signifikan dengan derajat obesitas (p > 0,05).

Obesity is a disease with increasing prevalence globally and within Indonesia. Obesity in adolescent is diagnosed using body mass index (BMI) percentile in growth chart arranged by CDC. Childhood obesity could lead to long term concequences such as insulin resistance and cardiovascular diseases at earlier age. One of the primary cause for obesity is excess energy intake in accordance to its energy requirement affected by total energy expenditure. Energy intake would be defined by total caloric intake and its variety of macronutrient composition. This research is conducted to determine the correlation between total caloric intake and macronutrient intake status with degree of obesity categorized by the mean of samples BMI. Subjects included 69 adolescents aged 14-18 who were studying in Senior High School in Jakarta during data collection. This research is a cross-sectional study using secondary data collected from a prior research. With comparative approach, the results show that total caloric intake does not corellate with degree of obesity (p = 0,135) and macronutrient composition has no significant corellation with degree of obesity (p > 0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Tatya Rachman
"Obesitas merupakan epidemi global yang terus meningkat setiap tahunnya dan faktor risiko dari berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung iskemik, diabetes, dan kanker. Penelitian ini bertujuan untuk mencari faktor dominan obesitas pada polisi Satuan Samapta Bhayangkara (Sabhara) Polresta Depok tahun 2013 dan juga mencari hubungan antara faktor risiko yang dapat diubah dengan obesitas.
Desain penelitian menggunakan desain cross sectional dengan sampel sebanyak 127 responden. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2013. Pengumpulan data diambil dengan pengukuran primer tinggi badan dan berat badan, pengisian kuesioner mandiri, dan wawancara 2x24 hours food recall. Didapatkan sebanyak 34,6% polisi mengalami obesitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara durasi tidur, asupan lemak, dan kebiasaan sarapan dengan kejadian obesitas serta ditemukan bahwa asupan lemak merupakan faktor dominan obesitas. Peneliti menyarankan agar polisi Satuan Sabhara Polresta Depok diberi edukasi dan penyuluhan mengenai konsumsi lemak yang baik dan diet gizi seimbang sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya obesitas.

Obesity is global epidemic that continually increase every year and a risk factor for degenerative diseases. This study aimed to find the dominant factor of obesity in Samapta Bhayangkara (Sabhara) Unit in Police Station Depok year 2013, also to find the relationship between modifiable risk factors with obesity.
This study used cross-sectional method with 127 respondents and held in April-May 2013. Data were collected with primary measuring height and weight, self-administered questionnaire, and 2x24-hours food recall. Thirty four point six percent policemen are obese.
The result show that there’s a relationship between sleep duration, fat intake, and breakfast habit with obesity and fat intake is the dominant factor of obesity. The researcher suggests that policemen should be given education as well as counseling about the right way to consume fat in order to reduce the risk of obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marie Christabelle
"Di berbagai bagian dunia termasuk Indonesia, individu dengan berat badan berlebih dipandang memiliki performa yang lebih buruk dibandingkan individu dengan status gizi baik. Dengan adanya stigma tersebut dan tingginya prevalensi berat badan berlebih di Indonesia, timbul pertanyaan di benak peneliti mengenai hubungan dari keduanya. Walau berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti hubungan antara berat badan berlebih dan performa akademik, hasil dari penelitian-penelitian tersebut masih terbagi menjadi dua. Oleh karena itu, peneliti memutuskan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara berat badan berlebih dan performa akademik individu pada remaja 16- 18 tahun di Jakarta Selatan. Penelitian dengan metode potong lintang dilakukan pada 373 siswa dari dua sekolah di Jakarta Selatan pada bulan Desember 2017-Januari 2018. Data diperoleh dengan mengukur berat badan dan tinggi badan siswa untuk menghitung status gizi serta mencari rerata hasil Ujian Harian dan Ujian Akhir Semester semester gasal tahun ajaran 2017/2018 untuk melihat bila siswa memiliki performa di atas Kriteria Ketuntasan Minimal. Hasil analisis data dengan uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antar berat badan berlebih dan performa akademik (p = 0,452 untuk Bahasa Indonesia, p = 0,476 untuk Matematika) meski siswa dengan berat badan berlebih cenderung memiliki performa yang lebih baik pada beberapa komponen ujian. Pada akhirnya, disimpulkan bahwa baik berat badan berlebih maupun performa akademik merupakan kejadian yang multifaktorial sehingga sulit untuk ditentukan hubungan antar keduanya.

In different parts of the world, Indonesia included, overweight and obese people are seen to have worse performance compared to their healthy counterparts. With that stigma and the high prevalence of overweight and obesity in Indonesia, the researcher wondered if there was a relationship between the two. Although there were research that had been done to observe the relationship between overweight, obesity, and academic performance, the results obtained were still divided into significantly and non-significantly related; thus, the researcher decided to see if there was a relationship between overweight, obesity, and academic performance in 16-18 years old teenagers. A cross-sectional study was done to 373 students from two different schools in South Jakarta on December 2017-January 2018. Data was obtained by measuring height and weight of the participant to get his/her nutritional status and the average of participant`s odd semester Continual Assessment and Semestral Assessment of Academic Year 2017/2018 to see if the result was higher or equal to the passing grade. Data analysis with chi square test shows that there is no significant relationship between overweight, obesity, and academic performance (p = 0.452 for Indonesian Language and p = 0.476 for Mathematics) although overweight and obese students tend to have better performance in some exam. In the end, it is concluded that the events that lead to overweight, obesity, and one`s academic performance are all multifactorial that the relationship between the two is difficult to be determined."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Efiyanna
"Obesitas pada remaja berdampak pada konsekwensi fisik, psikis dan sosial yang berpengaruh besar terhadap tumbuh kembang dan kualitas individu di masa mendatang. Obesitas pada remaja juga merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit metabolik dan degenerative seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes melitus, kanker, osteoarthritis dll. Determinan penyebab terjadinya obesitas pada remaja sangatlah banyak diantaranya yaitu wilayah tempat tinggal, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, aktifitas fisik, kebiasaan konsumsi buah dan sayur serta pola kebiasaan makanan yang beresiko misalnya makanan instan, minuman manis, makanan manis, makanan gorengan/berlemak, minuman berenergi dan soft drink/minuman bersoda. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan/ faktor- faktor penyebab terjadinya obesitas remaja di Indonesia Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional (potong lintang) dan menggunakan data sekunder yang berasal dari data hasil survey riset kesehatan dasar tahun 2018 (Riskesdas 2018) dengan jumlah sampel sebanyak 95779 orang. Pengolahan dan analisis data dengan complex samples menggunakan uji chi square (bivariabel) dan regresi logistik ganda model determinan (multivariabel). Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi obesitas remaja di Indonesia Tahun 2018 sebesar 4,5 %. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat 6 variabel yang secara statistik mempengaruhi kejadian obesitas remaja yaitu umur (p = 0,001), tingkat pendidikan ibu (p = 0,001) , wilayah tempat tinggal (p = 0,001), konsumsi makanan instan (p = 0,040), konsumsi minuman manis (p = 0,001), Konsumsi minuman berenergi (p = 0,006). Hasil uji regresi logistik ganda model determinan menunjukkan bahwa terdapat 4 variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian obesitas remaja yaitu wilayah tempat tinggal, umur, tingkat pendidikan ibu dan konsumsi minuman manis. Variabel yang paling dominan secarastatistik mempengaruhi kejadian obesitas remaja yaitu wilayah tempat tinggal dengan nilai OR sebesar 1,5 artinya responden yang tinggal didaerah perkotaan memiliki risiko 1,5 kali lebih tinggi untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan responden yang tinggal di pedesaan setelah dikontrol oleh umur, tingkat pendidikan ibu dan konsumsi minuman manis. Edukasi tentang dampak yang disebabkan oleh obesitas pada remaja sangat penting untuk disosialisasikan melalui media sosial yang banyak digemari oleh para remaja diperkotaan seperti melalui youtube maupun Instagram diharapkan dapat mencegah atau menanggulangi kejadian obesitas.

Adolescent obesity has an impact on physical, psychological, and social consequences, which will have a major impact on the growth and quality of people in the future. Adolescent obesity is also a risk factor for various metabolic and degenerative diseases such as cardiovascular disease, diabetes mellitus, cancer, osteoarthritis, etc. The determinants of the causes of obesity in adolescents are very numerous, including where they live, their age, their gender, mothers level of education, mothers work, physical activity, fruit and vegetable consumption habits and risky eating habits such as instant foods, sweet drinks, sweet foods, fried/fatty foods, energy drinks, and non-alcoholic drinks/non-alcoholic drinks. The aim of this study was to determine factors of adolescent obesity in Indonesia in 2018. Design of this study is a cross-sectional design using secondary data from basic health research survey in 2018 (Riskesdas 2018) recruited 95779 participants, and the complex samples using chi-square test (bivariable) and logistic regression with determinant models (multivariable) was analyzed. The results showed that the prevalence of obesity among adolescents in Indonesia was 4.5% in 2018. Bivariable analyses using chi-square test show that there were 6 variables having relation with the obesity incidence in adolescents, namely age (p = 0.001), mothers educational level (p = 0.001), residential area (p = 0.001), instant food consumption (p = 0.040), sweet drinks consumption (p = 0.001), energy drinks consumption (p = 0.006). The multiple logistic regression test using determinant model showed that there were 4 variables related to obesity incidence in adolescents, namely a place of residence, age, level of education of the mother, and consumption of sweet drinks. Residential areas showed as a dominant factor for increasing obesity while living in urban area are more likely 1,5 times to increase obesity incident among adolescents after controlled age, mother education level, and sweet drinks consumption. Education about the impact caused by obesity in adolescents is important to be socialized through social media which is much favored by urban teenagers such as via YouTube or Instagram is expected to prevent or overcome the incidence of obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itsna Arifatuz Zulfiyah
"Hipertensi pada remaja didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik dan/atau diastolik lebih dari P95 sesuai jenis kelamin, umur, dan tinggi badan. Peningkatan prevalensi hipertensi pada remaja secara global diduga disebabkan karena peningkatan prevalensi obesitas pada remaja. Remaja dengan obesitas berisiko sepuluh kali lebih besar mengalami hipertensi dibandingkan remaja dengan berat badan normal. Penelitian ini bertujuan untuk menyelediki korelasi antara tekanan darah dengan obesitas, yang direpresentasikan oleh indeks massa tubuh, lingkar pinggang, dan massa lemak tubuh, pada remaja yang mengalami obesitas. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan data sekunder yang didapat dari penelitian sebelumnya. Subjek penelitian terdiri dari 66 remaja berusia 14-17 tahun dengan indeks massa tubuh lebih dari P95 berdasarkan jenis kelamin dan usia. Tiga puluh dua (48,5%) dari 66 remaja obesitas pada penelitian ini mengalami hipertensi, dengan hipertensi sistolik sebanyak 25,8% dan hipertensi diastolik sebanyak 31,8%. Analisis bivariat menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik tidak berkorelasi dengan indeks massa tubuh, namun berkorelasi positif dengan lingkar pinggang (r = 0,218, p <0,05) dan berkorelasi negatif dengan massa lemak tubuh (r = -286, p <0,05). Tekanan darah diastolik tidak berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, namun berkorelasi positif dengan indeks massa tubuh (r = 0,223, p <0,05). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa remaja obesitas di Jakarta memiliki prevalensi hipertensi yang tinggi dan tekanan darah sistolik berkorelasi dengan lingkar pinggang dan massa lemak tubuh, sementara tekanan darah diastolik berkorelasi dengan indeks massa tubuh.

Hypertension in adolescents is elevation of systolic and/or diastolic blood pressure in the P95 or greater based on gender, age, and stature. The increased global prevalence of hypertension among adolescents is thought to be the result of the increasing prevalence of childhood obesity. Obese adolescents have tendencies to have hypertension ten times greater that the normoweights. This research is conducted to determine the correlation between blood pressure and obesity, which is presented as body mass index, waist circumference, and body mass fat, in obese adolescents. Using cross-sectional study, from secondary data collection, we found 66 adolescents age 14-17 years old in which body mass index are in the P95 or greater based on gender and age. Thirty-two (48,5%) adolescents have hypertension, where 25,8% adolescents have systolic hypertension and 31,8% adolescents have diastolic hypertension. Bivariate analysis shows that systolic blood pressure does not correlate with body mass index but positively correlates with waist circumference (r = 0,233, p <0,05) and negatively correlates with body mass fat (r = -286, p ≤0,01). Diastolic blood pressure does not correlate with waist circumference and body mass fat but positively correlates with body mass index (r = 0,223, p <0,05). It can be concluded that the prevalence of hypertension in obese adolecsents in Jakarta is high and systolic blood pressure has a weak correlation with waist circumference and body mass fat while diastolic blood pressure has a weak correlation with body mass index."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novialiana Sari
"Kegemukan dan obesitas selama masa remaja dapat menyebabkan banyak risiko kesehatan, termasuk peningkatan risiko diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, osteoartritis, stroke, dan jenis kanker tertentu. Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di kalangan remaja di DKI Jakarta pada 2018 adalah 13,5%. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan terkait dengan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas. Sebuah studi cross sectional dilakukan pada 150 peserta dari kelas 10 dan 11. Data diperoleh dengan mengukur berat dan tinggi badan, kuesioner yang dikelola sendiri, dan wawancara penarikan makanan 24 jam. Data dianalisis menggunakan metode univariat, bivariat (uji chi square dan t independen), dan multivariat (regresi logistik biner). Prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas di antara responden adalah 35,3%. Berdasarkan hasil dari analisis multivariat, faktor dominan yang berhubungan dengan terjadinya kelebihan berat badan dan obesitas adalah aktivitas fisik. Siswa yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah 6,9 lebih cenderung kelebihan berat badan dan obesitas daripada siswa yang memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Peneliti menyarankan untuk melakukan pemantauan rutin status gizi, pendidikan kesehatan dan gizi, meningkatkan aktivitas fisik dan manajemen stres di sekolah.

Overweight and obesity during adolescence can cause many health risks, including an increased risk of diabetes, hypertension, cardiovascular disease, osteoarthritis, stroke, and certain types of cancer. The prevalence of overweight and obesity among adolescents in DKI Jakarta in 2018 is 13.5%. The main purpose of this study is to determine the dominant factors associated with the occurrence of overweight and obesity. A cross sectional study was conducted on 150 participants from grades 10 and 11. Data were obtained by measuring weight and height, a self-administered questionnaire, and a 24-hour food withdrawal interview. Data were analyzed using univariate, bivariate (chi square and independent t test), and multivariate (binary logistic regression) methods. The prevalence of overweight and obesity among respondents was 35.3%. Based on the results of multivariate analysis, the dominant factor associated with overweight and obesity is physical activity. Students who have a low level of physical activity are 6.9 more likely to be overweight and obese than students who have a high level of physical activity. Researchers suggest doing routine monitoring of nutritional status, health education and nutrition, increasing physical activity and stress management in schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Nadya Geraldine
"Obesitas sudah menjadi epidemi pada hampir setiap negara, juga merupakan penyumbang 5,02 juta kematian secara global. Saat ini terdapat 175 juta anak dan remaja dengan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan obesitas pada pelajar usia remaja di Indonesia. Sumber data penelitian ini yaitu dari Global School-based Student Health Survey (GSHS) Indonesia tahun 2015. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dan desain studi potong lintang (cross-sectional). Terdapat 9956 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian terdapat 5,4% remaja dengan obesitas. Variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas yaitu usia (POR = 1,650; 95% CI: 1,357 – 2,006), jenis kelamin (POR = 1,635; 95% CI: 1,371 – 1,948), konsumsi buah (POR = 0,772; 95% CI: 0,615 – 0,970), merokok (POR = 0,655; 95% CI: 0,468 – 0,917), dan riwayat merokok orang tua (POR = 0,780 (95% CI: 0,651 – 0,935). Diperlukan keikutsertaan remaja dan keluarga serta pemerintah dan sekolah dalam melakukan perilaku hidup sehat untuk mencegah obesitas.

Obesity now is an epidemic in most countries, also cause of 5,02 million deaths globally. Up to now there are 175 million children and adolescents with obesity. This study aims to find out risk factors of obesity among school-going adolescent in Indonesia. Furthermore, this quantitative study used cross-sectional study design with secondary data from Global School-based Student Health Survey (GSHS) Indonesia 2015 with total 9956 adolescents as respondent. This study found 5,4% adolescents with obesity. Age (POR = 1,650; 95% CI: 1,357 – 2,006), sex (POR = 1,635; 95% CI: 1,371 – 1,948), fruit consumption (POR = 0,772; 95% CI: 0,615 – 0,970), smoking (POR = 0,655; 95% CI: 0,468 – 0,917), and parental smoking (POR = 0,780 (95% CI: 0,651 – 0,935) are significantly associated with adolescent obesity. Obesity prevention can be implemented with collaboration in government, school, and family settings so every person will live a healthy lifestyle."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Fitrah
"Angka prevalensi obesitas diberbagai negara menunjukkan adanya kenaikan, begitu pun dengan Indonesia. Asupan gizi makro dan serat merupakan salah satu faktor risiko obesitas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi makro dan serat dengan kejadian obesitas penduduk usia >18 tahun di Provinsi Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Disain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi obesitas di Sumatra Barat dan Jawa Barat sebesar 12.3%, Jawa Tengah 9.6%, dan Sulawesi Selatan 11.4%. Di Sumatra Barat, asupan lemak berhubungan signifikan dengan obesitas. Di Jawa Barat dan Jawa Tengah, asupan energi, protein, dan lemak berhubungan signifikan dengan obesitas. Di Sulawesi Selatan, asupan energi, lemak, dan serat berhubungan signifikan dengan obesitas.

Prevalence of obesity in various countries showed a rise, so too with Indonesia. One of the factors that related to obesity was macronutrients and fiber intake.The aim of this study was to evaluate macronutrient and fiber in relation to obesity among adult people (aged 18 years and above). The research design was used cross sectional design. The prevalence of obesity in West Sumatra & West Java were 12.3%, in Central Java was 9.6%, and 11.4% in South Sulawesi. In West Sumatra, fat intake associated with obesity. In West Java and Central Java, energy, protein, and fat intake were associated with obesity. In South Sulawesi, energy, fat, and fiber intake were associated with obesity."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47237
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>