Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99408 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albert Surya Wardhana
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dian Insani
"ABSTRAK
Toyota Kijang adalah salah satu unit bisnis PT Toyota Astra Motor yaitu Agen Tunggal Pemegang Merk Toyota. Sampai saat ini Toyota Kijang merupaKan ujung tomba PT TAM dalam memenangkan persaingan dalam pasaran Kendaraan umumnya dan kendaraan niaga khususnya. Karenanya dirasakan perlu untuk mengembangkan strategi pemasaran yang tepat. Strategi pemasaran yang tidak hanya berorientasi pada Kebutuhan Konsumen namun juga berorientasi pada persaingan dirasakan lebih dapat menjawab tantangan yang ada dewasa ini. Sebagai upaya untuk mengembangkan strategi pemasaran yang kompetitif, dipandang perlu untuK terlebih dahulu memahami kondisi perusahaan me1a1ui posisi produknya di pasar. Pemikiran diataslah yang dijad1Kan titik tolak permasalahan dalam penulisan skripsi ini, untuk terlebih dahulu menentukan Posisi Toyota Kijang di pasar pada tahun 1984-1986 dan menggunakannya dalam pengembangan strategi pemasaran selanjutnya.Jenis penelitian skripsi ini adalah deskriptif analitis, sedangkan teknik pengumpulan data digunakan penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan. Dalam skripsi ini digunakan konsep portofolio produk dengan metoda 'Growth-Share Matrix' sebagai "alat bantu" anallsis, yaitu konsep yang memberikan penekanan pada posisi produk dan masalah persaingan. Dalam metoda tersebut digunakan variabel Relative Competitive Position (diwakilkan oleh nilai market share) dan variabel Business Growth Rate (diwakilkan oleh nilai market growth), yang erat berkaitan dengan keberhasilan perusahaan, sehingga perlu dilibatkan dalam usaha pengembangan strategi pemasaran perusahaan. Disamping itu untuk lebih memahami Kondisi persaingan digunakan pula analisis yang didasarkan pada beberapa aspek dari pesaing, dalam hal ini dilihat dari empat elemen inti pemasaran yaitu harga, produk, distribusi dan promosi. Berdasarkan keseluruhan pembahasan maka diperoleh Kesimpulan bahwa pasar yang relevan bagi Toyota Kijang adalah pasar kendaraan niaga Kategori I dan V yang merupakan pasar dimana sebenarnya Toyota Kijang bersaing. Berdasarkan 'Growth-Share Matrix', dalam pasar tersebut Toyota Kijang berada pada posisi 'Question Marks' yaitu posisi dimana unit bisnis mempunyai kekuatan bersaing yang rendah pada pasar yang daya tariknya tinggi. Ditentukan pula, bahwa pesaing utama T. Kijang adalah SuzuKi ST100 dan Daihatsu S70P, yang berada pada posisi 'Stars' yaitu posisi dimana unit bisnis mempunyai daya bersaing dan daya tarik pasar yang tinggi. Dari analisis persaingan diperoleh gambaran bahwa kurang Kompetitifnya T. Kijang dalam segi harga dan bentuk produk berpengaruh terhadap rendahnya daya saingnya di pasar. Kompetitifnya saluran pemasaran, variasi produk dan kemampuan mesin sampai saat ini belum menjadikan T. Kijang mempunyai daya saing yang tinggi. Berdasarkan posisi T. Kijang dan posisi pesaing utamanya maKa diajukan altrenatif strategi pemasaran yang tepat untuK dilaksanakan yaitu pengembangan produk dan peningkatan kwalitas, tidak bersaing dalam harga, penyempurnaan saluran distribusi dan peningkatan usaha promosi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Juliandri
"Dalam masa paska krisis ekonomi sekarang ini perhatian konsumen akan kuaiitas produk baik barang maupun jasa kembali menjadi pertimnbangan yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh para penyedia produk barang dan jasa. Perbaikan kondisi ekonomi yang terus berjalan walaupun dibarengi oleh kondisi ketidakpastian dan ketidakstabilan politik dan keamanan di Indonesia.
Setelah kurang lebih 5 tahun berlalu kondisi perekonomian Indonesia kembali meningkat dengan baik yang ditandai dengan membaiknya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika dan yang lainnya, suku bunga Bank Indonesia yang semakin kecil membuat para konsumen tidak lagi suka men&namkan investasinva ke tabungan atau deposito, tetapi lebih suka membelanjakan uangnya untuk keperluan peningkatan kualitas hidup mereka ataupun menginvestasikannya dalam bentuk saham dan investasi porto folio yang menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih besar.
Salah satu cara pembelanjaan uang yang dilakukan oleh konsumen dengan membeli kendaraan bermotor dimana pada saat ini begitu banyak jenis-jenis dari berbagai merek kendaraan bermotor yang dipasarkan di Indonesia, yang membuat banyak pilihan bagi para konsumen sebelum mereka menentukan pilihan mereka untuk membeli satu jenis kendaraan merek tertentu yang mereka pikir sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka.
Keterkaitan dengan hal tersebut PT. TAM sebagai pemegang lisensi untuk merakit dan mendistribusikan kendaraan bermotor roda empat harus lebih lagi memeperhatikan strategi pemasaran yang perlu ditingkatkan bukan hanya dari segi produk utama yang menjadi core competence PT. TAM selama ini menjadi pemimpin pasar kendaraan bermotor roda empat khususnya untuk kendaraan niaga dan multi purposes vehicle (Kijang).
Dimana saat ini begitu banyak bermunculan pesaing-pesaing bam dati produk merek Korea yang ingin menyaingi Kijang dalam hal volume penjualan seperti Kia Carens, Honda Stream dimana dengan harga yang ditawarkan hanya sedikit di atas harga kijang tapi dengan fasilitas dan kemewahan yang !ebih Jari Toyota Kijang disamping merek-merek lama yang juga menjadi pesaing lama Toyota Kijang seperti Mitsubishi Kuda Grandia, Suzuki Aerio dan lainnya.
Hal ini membuat Toyota hams lebih lagi memantapkan strategi pemasarannya khususnya untuk strategi pemasaran puma jualnya, dimana selama ini Toyota dikenal dengan jaringan dsitribusi, penjualan suku cadang dan perbaikan umum yang lebih dari para pesaingnya perlu berbenah diri lagi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pelayanan puma juai yang ditawarkan oleh para pesaing Toyota yang sangat menarik untuk pendukung produk utamannya sepeti dengan jaminan, 2 tahun a tau 40.000 km, gratis suku cadang selama masa tersebut dan perbaikan-perbaikan gratis untuk masa-masa pemakaian tertentu seperti 5000 km, 10.000 km dan setemsnya.
Dalam Karya Akhir ini akan diteliti strategi pelayanan perbatkan umum PT. TAM dengan mengukur kualitas produk pelayanan dan tingkat kepentingan pelayanan dengan cara melakukan interview dengan menyebarkan kuesioner ke dua tokasi pelayanan perbaikan umum PT. TAM yaitu Sunter dan Sudirman. Kuesioner yang digunakan adalah dengan menterjemahkan dimensi-dimensi utama dari SERVQUAL yang dijabarkan menjadi atribut-atribut yang lebih detil lagi yang kemudian menjadi poin-poin yang ditanyakan daiam kuesioner tersebut.
Jumlah kuesioner yang ditujukan untuk 158 responden secara imbang untuk dua tempat tersebut dengan waktu penyebaran kuesioner yang paralel antara lokasi Sunter dan Sudirman yang diharapkan cukup valid untuk dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian lebih lanjut, dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang ada.
Hasil Penelitian yang didapat ternyata masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pelayanan perbaikan umum PT. TAM yang ada di Sunter dan Sudirman dalam rangka ,mempertahankan kualitas pelaynan yang sama dengan kepuasan pelanggan karena masih belum adanya standar yang sama untuk pelayanan misalnya pelayanan "waktu tunggu sampai disambut Service Advisor" di Sunter yang hanya 5 menit dan di Sudirman yang 10 menit, juga dalam hal "kesulitan menemukan bagian pelayanan" antara lokasi Sunter dan Sudirman dimana pelangganlebih sulit menemukan tempat pelayanan karena lokasi aktual tempat pelayanan yang ada di belakang pusat penjualan dan show room. Sedangkan di Sunter relatif lebih mudah menemukannya karena lebih terletak di pinggir jalan.
Hal lain seperti kualitas pelayanan yang diterima ole pelanggan di Sunter dan Sudirman yang berbeda dengan ekpektasi awal yang mereka inginkan, seperti dalam hal ketersedian suku cadang yang lebih baik di Sunter dibandingkan dengan di Sudirman hal ini dapat disebabkan karena lokasi gudang suku cadang PT. TAM yang ter1etak di daerah Sunter sehingga bisa menghasilkan waktu penyediaan yang lebih pendek.
Secara keseluruhan masih banyak kualitas straiegi pelayanan perbaikan umum sebagai pendukung kualitas produk utama PT. TAM yang perlu dibenahi dalam rangka mendapatkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya tetap dapat menjadi pemimpin pasar kendaraan roda empat yang ada di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabahannisa Dzakira
"Skripsi ini membahas tentang strategi pemasaran yang dilakukan oleh PT Toyota Astra Motor dalam memperjualbelikan salah satu produknya, yaitu Toyota Etios. Selain itu, skripsi ini juga membahas mengenai hal-hal apa saja yang menyebabkan Toyota Etios mengalami kegagalan di pasar Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menjelaskan bahwa strategi pemasaran yang dilakukan PT Toyota Astra Motor kurang gencar dari segi promosinya; produk yang ditawarkan masih memiliki kekurangan, seperti tidak adanya transmisi otomatis dan juga desain yang kurang mengikuti zaman.

Objective of this study is to explain about marketing strategy that used by PT Toyota Astra Motor to sales one of their product called Toyota Etios. Not only that, but also explain about something that makes Toyota Etios fail in Indonesian market. This research is quantitative. The data were collected by means of depth interview. The researcher suggest that failure of marketing strategy due to lack of promotion. Then the product still have some deficiencies are the transmission is manual only automatic transmission is not available and the design is too ancient."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratmin Suria Wijaya
"Dalam beberapa tahun terakhir ini, konsep pemasaran (marketing) sudah berkembang sangat cepat. Sejak mass marketing muncul pada tahun 1950-an dengan strategi produksi massal untuk menekan biaya produksi seminimal mungkin, kemudian target market pada tahun 1980-an, dan customize marketing pada tahun 1990-an sampai era globalisasi tahun 2000-an ini, dimana konsep pemasaran telah berkembang menjadi one to one marketing dengan salah satu strategi yang paling popular adalah customer relationship marketing yaitu strategi pemasaran yang berbasis hubungan.
Pelanggan semakin rewel, semakin demanding. Mereka membutuhkan lebih darn sekedar transaksi. Mereka butuh dikenali, dicukupi kebutuhannya, diberikan reward dan tentunya kualitas layanan yang prima. Perilaku pelanggan yang terus berubah seperti ini membuat perusahaan harus dapat menterjemahkan harapan dan keinginan pelanggan darn perspektif pelanggan, bukan dari perspektif perusahaan. Disisi lain perusahaan juga harus bisa mengantisipasi ancaman kompetitor lain yang mungkin akan melakukan hal yang sarna atau bahkan mungkin melampaui apa yang telah dilakukan perusahaan saat ini.
Sukses sebuah perusahaan tidak terlepas darn peranan para pelanggan, oleh karena itu perusahaan hares dapat mempertahankan pelanggan agar terns menerus dan berulang-ulang menggunakan atau memanfaatkan produk dan layanan kita, akan tetapi mempertahankan pelanggan bukanlah pekerjaan yang mudah.
Kendala utama sulitnya mempertahankan pelanggan adalah customer cost yang mahal dan cenderung meningkat. Survei membuktikan bahwa retensi pelanggan didasarkan atas nilai unik (unique value) yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada pelanggan. nilai unik ini diciptakan dalam benak pelanggan. Karena itu, benak pelanggan hams menjadi titik tolak dalam pembuatan strategi pelanggan yang efektif. Salah satu cara untuk dapat mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan layanan puma jual yang berkualitas sehingga hubungan antara pelanggan dan perusahaan terus berkelanjutan.
Pada penelitian ini akan dianalisis bagaimana layanan purna jual berpengaruh terhadap nilai, kepuasan, loyalitas dan word of mouth pelanggan dalam perspektif pemasaran relasional."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T20161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasta Demon Karsono
"Skripsi ini memuat tentang perubahan dari sistem kanban press part pada outer panel Kijang yang dilakukan secara manual menjadi suatu sistem kanban yang terkomputerisasi. Tujuan utamanya yaitu guna mendeteksi urutan prioritas pada gendongan kanban dan pada akhirnya dapat memberikan informasi yang akurat pada sistem produksi di stamping plant.
Guna mencapai tujuan di atas, maka dilakukan pengukuran waktu baku pada masing-masing proses. Pengukuran terhadap waktu baku ini menjadi penting karena akan menentukan waktu pesanan produksi. Pengukuran waktu ini diambil dari perputaran kanban transpor dan kanban produksi. Waktu pada kanban transport meliputi waktu persiapan keberangkatan, waktu transportasi, serta waktu bongkar muat. Sedangkan waktu untuk kanban produksi meliputi waktu pengambilan material, palet, dies, waktu produksi serta waktu penanganan material dari store komponen ke bagian delivery.
Berdasarkan perhitungan dan analisa waktu pesanan produksi di atas, kemudian dibuatlah program komputer dengan menggunakan software AS / 400 versi 4.1. Dengan bantuan program ini maka dilakukan penyusunan urutan produksi berdasarkan urutan batas kanban yang lebih dulu turun dari store komponen. Selain itu dengan program ini meminimalkan hilangnya kanban transpor diperjalanan serta mengefisienkan proses inventori dan pembuatan surat jalan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37250
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jusep Putra Kusuma
"Lean system sejak diperkenalkan melalui konsep Toyota Way sebagai salah satu alat dalam Toyota Production System telah menjadi sebuah terobosan baru. Banyak perusahaan yang berusaha untuk mengadaptasi dan mengadopsi lean system ke dalam proses produksi mereka, namun tidak sedikit yang mengalami kegagalan, jika-pun ada yang berhasil setelah dilakukan analisa lebih mendalam ternyata bukanlah lean.Lean system bukanlah sebuah alat atau sarana yang dapat diterapkan dengan begitu saja namun harus terintegrasi dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan konsep lean dapat lahir, tumbuh dan berkembang di Jepang yang memiliki nilai-nilai menghargai orang lain dan kerjasama.
Toyota Way dan Toyota Production System merupakan satu kesatuan pendekatan yang membuat Toyota berhasil menjadi perusahaan manufaktur terhebat di dunia. Dengan menerapkan keduanya, telah terjadi peningkatan produktivitas dan kualitas yang luar biasa di Toyota. Lebih dari itu, Toyota Way juga mengenai pemberdayaan seluruh anggota organisasi untuk melakukan peningkatan berkesinambungan. Semua upaya peningkatan ini ditujukan untuk menghilangkan pemborosan dari sistem produksinya. Dengan demikian, akan tercipta organisasi pembelajar yang lean.
Selama ini konsep dan literatur yang ada lebih mengarah kepada proses lean di perusahaan atau dari sisi manufaktur namun masih menjadi pertanyaan bagaimana menerapkan konsep lean di bagian administrasi atau jasa. Lean system erat kaitannya dengan lean accounting; khususnya dalam system pembelian barang/jasa di Departemen General Affair PT TAM ternyata baru mulai mengkaji penerapan lean system. Fokus lean system dalam hal ini adalah lead time yang semakin cepat dan tepat. Langkah awal dari penerapan lean system ini adalah mengkaji hal apa yang merupakan penambah nilai bagi para customer/user.
Setelah dilakukan pengkajian atas hal-hal yang akan menambah nilai bagi para customer/user maka ditentukan lead time yang cepat dan tepat sebagai fokus utama. Selanjutnya dibentuk cell team dan value stream yang diberi pengukuran atas kinerja masing-masing komponen tersebut, dimana cell team dan value stream merupakan komponen dari lean system itu sendiri. Penerapan lean system di bagian purchasing & cost analysis berada di maturity path stage-1. Pada akhirnya dalam penelitian ini diperoleh kelebihan dan kelemahan dari penerapan lean system yang akan diterapkan oleh PT TAM dalam hal ini Departemen General Affair.

Lean system has been a breakthrough since its inception as one of tools for production system found by Toyota in their Toyota Way. Many companies have been tried to adopt lean system into their production system but failed. If some of them were succeed, the depth analysis found that it is apparently not lean system. Lean system is not a tools or medium that can be adopt immediately. It should be integrated with culture and value within a company. That?s why lean system can be set up, raise, and develops in Japan, which possess a value such as respect to other people and teamwork.
Toyota Way and Toyota Production System is one integrated approach that brings Toyota to be the number one Manufacture Company in the world. By implementing that approach Toyota has an excellent improvement in their quality and productivity. In addition, Toyota Way is also empowering all their resource to persistently improve the way they do their business. All of this effort is to achieve efficiency and reduce wastefulness in their production system. Thus, it will be create lean learning organization.
Up until now, all the concept and literature of lean is only for production and manufacture process. There is still a question about how to implement lean concept in administrative process or services. The intention of this research is to know how the implementation of lean concept in administration PT. TAM, especially in purchasing system at General Affair Department. Lean system closely related to lean accounting. In purchasing system PT TAM, this concept had just been studied, but not yet implemented. Lean system for this department will be focused in lead time, which is faster and more accurate. The first step in the implementation is reviewing what aspect that will add value to customer/user.
After reviewing all the aspect that can add value to customer/user; we form cell team and value stream with each performance evaluation, where cell team and value stream are the components of lean system. The implementation of lean system in procurement section is in the maturity path stage 1. This research tried to analyst the strength and drawback in lean system that will be implemented in PT. TAM."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25762
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Limbong, Farida Meity Romauli
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10648
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandu Pertolo
"ABSTRAK
Manusia pada prinsipnya menempati posisi sangat pen ting dan menjadi penentu dalam setiap pengembangan produktivitas. Sebab, analisis formal faktor-faktor produktivitas dasar disamping manusia ( tenaga kerja ) seperti peralatan dan teknologi serta segi ketatalaksanaan manajemen membuktikan bahwa semua faktor-faktor tersebut hanya dapat produktif oleh manusia. Potensi yang ada ini tentunya perlu dimanfaatkan secara optimal oleh perusahaan dalam rangka mengembangkan kualitas pekerjanya, terutama dalam menghadapi gejala persaingan usaha yang semakin ketat, era globalisasi dan perubahan-perubahan perusahaan yang semakin cepat yang ditujukan pada peningkatan mutu melalui upaya efisiensi di segala aspek dan efektivitas dari pelaksanaannya. sasaran Salah satunya adalah dengan menerapkan suatu konsep terbaru tentang sistem kendali mutu ( GKM ). Penerapan GKM di PT. Toyota Astra Motor-Plant II yang telah dimulai sejak tahun 1982, telah banyak memberikan kenyataan tentang berbagai tingkat perbaikan dan peningkatan yang dihasilkan dalam proses kerja yang berpengaruh langsung pada peningkatan mutu produk dan mutu tenaga kerja. Namun perbaikan dan peningkatan yang telah dicapai pada tahap-tahap aywal ini tidak memberikan suatu pengaruh terhadap jumlah GKM yang terbentuk pada periode-periode sesudahnya. Seba1iknya menunjuk kan suatu kecenderungan penurunan dalam segi kuantitas atau jumlah gugus. Dari hasil analisa diketahui bahwa gejala penurunan ini pada dasarnya lebih disebabkan oleh aspek personal / sosial pada diri karyawan atas partisipasinya dalam kegiatan GKM, atau dengan kata lain ada kecenderungan penurunan motivasi atau semangat karyawan atas keterlibatannya dalam pelaksanaan kegiatan GKM. Penurunan ini tentu saja secara tidak langsung berpengaruh terhadap tingkat produktivitas yang dihasilkan. Dengan tingkat produktivitas kerja dan kebiasaan karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan di PT. TAM Plant II yang sudah baik, ternyata pada sisi lain keberhasilan tersebut, bukanlah sepenuhnya akibat dukungan positif dari kegiatan yang dihasilkan GKM, akan tetapi lebih merupakan hasil dari apa yang seharusnya dicapai oleh setiap karyawan yang didasarkan pada target produksi yang ingin dicapai. Oleh karenanya ada suatu kecenderungan penilaian bahwa masih banyak karyawan yang menganggap kegiatan GKM di Plant II sebagai bagian terpisah dari kegiatan atau tugas rutin mereka sehari-hari. Sehingga hal ini membawa dampak kepada pengesampingan arti dan pentingnya GKM bagi peningkatan produktivitas. Berdasarkan fenomena yang ada ini, dapat digambarkan bahwa ternyata pengetahuan teknik saja tidaklah memadai dalam mengelola dan mentatalaksanakan prosesnya pada suatu bidang industri. Akan tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah pemahaman yang mendalam tentang hakekat manusia dan lingkungannya. Dengan adanya pandangan pengetahuan semacam ini, hakekat dari pengembangan sumber daya manusia menjadi semakin penting. terutama dai am pelaksanaan GKM."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Khalida
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50105
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>