Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60427 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"The SBA-l5 material can be applied on many industries such as catalyst, adsorbent and membrane
material. Pore size in SBA-I5 can be categorized in mesoporous material, because the size ranges from 2-
50 nm. Pore diameter generally can be observed by Scanning Electron Microscope (SEM) or
Transmission Electron Microscope (TEM). Another method to determine the pore diameter is using a
Atomic Force Microscope (AFA/D. The topography observation from AFM can identify the size and pore
shape of SBA-I 5 in nanometer order: The result of AFM showed that the pore size ofSBA-i5 is 3.27 nm.
"
Jurnal Teknologi, Vol. 20 (1) Maret 2006 : 52-56, 2006
JUTE-20-1-Mar2006-52
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Darin Fairus
"Cedera pada Anterior Cruciate Ligament (ACL) sering terjadi pada atlet yang berpartisipasi dalam olahraga intensitas tinggi. Namun, kerusakan ACL juga bisa terjadi pada masyarakat umum. Fatigue dijelaskan oleh perubahan protein struktural utama, heliks kolagen tipe 1. Hal ini merusak ligamen dan menyebabkan kelemahan pada jaringan. Delapan puluh persen kerusakan ACL dilaporkan sebagai kerusakan tanpa kontak langsung, yang bertentangan dengan gagasan bahwa kerusakan ACL terjadi dalam kasus kelebihan beban. Chen dkk. menunjukkan bahwa tanda-tanda fatigue seperti rongga struktural, kekuatan tarik yang lebih rendah dan perubahan komposisi kimia dari heliks kolagen normal menjadi untaian terdenaturasi (1740cm-1) dapat mengurangi integritas struktural ACL yang pada akhirnya menyebabkan kegagalan dini. Penelitian ini membutuhkan lebih banyak detail dalam tanda-tanda baru yang dapat menyebabkan kerusakan ACL akibat fatigue. Proyek ini menganalisis topografi, komposisi kimia, mekanika jaringan seperti kekakuan, dan perubahan sinyal autofluoresensi menggunakan Atomic Force Microscopy Infrared Spectroscopy (AFM-IR) dan endoskopi konfokal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kekakuan dan kerusakan akibat kelelahan adalah semakin tinggi proporsi kolagen gangguan, semakin rendah frekuensi PLL dan semakin rendah kekakuan material. Efek kerusakan mekanis juga ditunjukkan pada salah satu fitur topografi, D-spacing. Peningkatan D-spacing dapat disebabkan oleh deformasi plastik fibril kolagen.

Injuries to the Anterior Cruciate Ligament (ACL) are prevalent in athletes who participate in high-intensity sports. However, ACL damage can also occur in the general public. Fatigue is explained by changes in the major structural protein, the type 1 collagen helix. This destroys the ligaments and causes weakness. Eighty percent of ACL damage is reported to be non-contact damage, which contradicts the notion that failure occurs in the case of a single overload. Chen et al. showed that fatigue signatures such as structural voids, lower tensile strength and change in chemical composition from normal collagen helices to denatured strands (1740cm-1) could reduce the structural integrity of the ACL ultimately leading to early failure. However, the study needs more detail in these novel signatures of fatigue damage. This project analyses topography, chemical composition, tissue mechanics such as stiffness, and changes in autofluorescence signal using Atomic Force Microscopy Infrared Spectroscopy (AFM-IR) and confocal endoscopy. Other techniques can be explored for the future but are not the focus of this project. The results show that the relationship between stiffness and fatigue damage is that the higher the proportion of disorder collagen, the lower the PLL frequency and the lower the material's stiffness. The effect of mechanical damage is also shown on one of the most critical topographical features, D-spacing. The increase in D-spacing may be due to the plastic deformation of collagen fibrils."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Ramadhani
"Penelitian ini melakukan pelapisan pada permukaan baja ST-37 dengan lapisan superhidrofobik nikel melalui proses elektrodeposisi dan treatment modifikasi asam palmitat dengan keuntungan lebih murah, hemat waktu dan ramah lingkungan. Pada proses elektrodeposisi diaplikasikan rapat arus yang berbeda yaitu 1,2,4,6 dan 8 A/dm2 dengan efesiensi arus 80%,81%,70%,91% dan 89%. Secara visual permukaan baja mengalami perubahan warna sebelum dan sesudah proses elektrodeposisi dan ketebalan lapisan meningkat seiring kenaikan rapat arus yaitu 0,021,0,051,0,106,0,161 dan 0,214 cm secara berurutan. Keterbasahan permukaan dianalisis dengan pengukuran sudut kontak air (WCA) dimana permukaan menunjukkan perubahan dari hidrofilik dengan sudut kontak air 50°-90° menjadi superhidrofobik dengan sudut kontak air tertin ggi 155° setelah di modifikasi menggunakan asam palmitat. Komposisi kimia dianalisis dengan Spektroskopi inframerah transformasi fourier (FTIR) dimana adanya gugus karbosil COO- muncul pada panjang gelombang 1634 cm−1 dan 1534 cm−1 di permukaan sampel yang telah dimodifikasi ini menjelaskan bahwa asam palmitat telah berada pada permukaan nikel. Morfologi permukaan setelah dimodifikasi menunjukan orientasi kristal yang berubah seiring dengan kenaikan rapat arus elektrodeposisi yaitu berbentuk bintang tanpa struktur mikro-nano menjadi kembang kol. Topografi permukaan dianaisis menggunakan AFM (Atomic force microscope) dimana tampak perbandingan kekasaran antara sampel modifikasi dan tanpa modifikasi dengan nilai Sa (Average roughness) dan Sq (Root mean square) yaitu nilai Sa 0,2959 nm dan Sq 0,3529 nm. Ketahanan korosi dari permukaan diselidiki oleh kurva polarisasi potensiodinamik dalam media korosif larutan NaCl 3,5 wt% hasilnya menunjukkan bahwa permukaan setelah modifikasi memiliki kinerja anti korosi yang baik dan memiliki laju korosi yang paling sedikit dibandingkan dengan permukaan yang tidak dimodifikasi yaitu 0,000098 dm/yr.

In this research, the surface of ST-37 steel was coated with a superhydrophobic nickel layer through an electrodeposition process and modified palmitic acid treatment with the advantages of being cheaper, time-saving and environmentally friendly. In the electrodeposition process, different current densities were applied, namely 1,2,4,6 and 8 A/dm2 with a current efficiency of 80%,81%,70%,91% and 89%. Visually, the steel surface changes color before and after the electrodeposition process and the thickness of the layer increases with the increase in the current density, namely 0,021,0,051,0,106,0,161 and 0,214 cm respectively. The wettability of the surface was analyzed by measuring the water contact angle (WCA) where the surface showed a change from hydrophilic with a water contact angle of 50°-90° to superhydrophobic with the highest water contact angle of 155° after modification using palmitic acid. The chemical composition was analyzed by Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) where the presence of COO- carboxyl groups appeared at wavelengths of 1634 cm−1 and 1534 cm−1 on the surface of this modified sample, explaining that palmitic acid had been present on the nickel surface. The surface morphology after being modified showed that the crystal orientation changed with the increase in the electrodeposition current density, which was in the form of a star without a micro-nano structure to a cauliflower. The surface topography was analyzed using AFM (Atomic force microscope) where the ratio of the roughness between the modified and unmodified samples was seen with the values of Sa (Average roughness) and Sq (Root mean square), namely the values of Sa 0.2959 nm and Sq 0.3529 nm. The corrosion resistance of the surface was investigated by a potentiodynamic polarization curve in a corrosive medium of 3.5 wt% NaCl solution. The results showed that the surface after modification had good anti-corrosion performance and had the least corrosion rate compared to the unmodified surface, which was 0.000098 dm/ yr.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2005
S29115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudha Pratama Putra
"Barium Titanate merupakan material feroelektrik dengan konstanta dielektrik yang tinggi, sehingga berpotensi untuk diterapkan menjadi berbagai jenis alat. Namun, Barium Titanate masih mempunyai kelemahan, yaitu terjadinya dielectric loss yang akan menurunkan efisiensi kinerjanya. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis Barium Titanate berbentuk film menggunakan metode spin coating. Preparasi dilakukan untuk menghasilkan larutan 0,2 molar, 0,3 molar dan 0,4 molar. Pelapisan dilakukan menggunakan spin coating dengan kecepatan 4000 RPM selama 40 detik untuk membuat lapisan sebanyak 2, 4 dan 6 lapis. Dari penelitian ini diketahui, jika semakin besar konsentrasi dan jumlah lapisan, maka akan semakin besar kapasitansinya, namun akan semakin cenderung terjadi crack.

Barium Titanate is ferroelectric materials with high dielectric constant, so that potential to be applied into many devices. However, Barium Titanate still has weakness, i.e. dielectric loss that will lowering the work's efficiency. In this study, Barium Titanate was synthesized onto film by spin coating method. The preparations were done to produce 0,2 molar, 0,3 molar and 0,4 molar solutions. The coatings were done by spin coating with 4000 RPM speed for 40 seconds to produce 2, 4 and 6 layers. This study found that increasing in concentration and number of layer resulting in increasing of capacitance, yet also increasing the tendency to be cracked.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60029
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samuel Raja
"Lapisan Zinc oxide dideposisikan diatas substrat silikon (Si) dan Indium Tin Oxide (ITO) menggunakan metode spin-coating. Prekursor yang dipilih adalah Zinc Acetate Dihydrate yang dilarutkan dalam 3 jenis pelarut yang berbeda-beda yaitu etilen glikol, aqua bides, dan aqua bides - etilen glikol. Setelah pendeposisian pada 2000 rpm selama 20 detik, lapisan diberi perlakuan panas yaitu drying pada 100°C dan suhu annealing pada temperature 500°C untuk membentuk 5 lapis ZnO dari setiap sampel.
Hasil dari pengujian X-Ray diffraction (XRD) dari sampel lapisan dengan 3 jenis larutan yang berbeda menunjukkan hasil struktur kristal yang sama yaitu heksagonal dengan parameter kisi yang berbeda-beda untuk setiap jenis pelarut dengan parameter kisi a=b≠c, namun berbeda nilai parameter untuk setiap pelarut berbeda. Sifat optis diinvestigasi dengan Uv-visible diffuse reflectance, dan energi band gap didapatkan. Hasil dari scanning electron microscopy (SEM) menginvestigasi morfologi lapisan dari pelarut yang berbeda. Sintesis dengan berbeda-beda pelarut menunjukkan pengaruh pada struktur dan sifat optis dari lapisan ZnO.

Zinc oxide Films were deposited on the substrate Silicon (Si) and Indium Tin Oxide (ITO) with a spin-coating method. Preferred precursor was Zinc Acetate Dihydrate dissolved in three different solvents ethylene glycol, aqua bidest, and aqua bidest - ethylene glycol. After deposited at 2000 rpm for 20 seconds, the films were dried at 100°C and annealed at 500°C in furnace for five layers each samples.
Results of X-ray diffraction (XRD) of 3 solvents showed the same crystal structure which was hexagonal, with lattice parameters a = b ≠ c were different for each solvent. Optical properties was investigated with Uv-visible diffuse reflectance, and so the band gap energy was achieved The results of scanning electron microscopy (SEM) investigated the morphology thin films of
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S62321
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Budiawanti
"Penelitian ini bertujuan untuk mensintesa dan mengoptimasi thick film BaFe12O19 fasa tunggal, thick film BaTiO3 fasa tunggal dan material multilayer BaTiO3/ BaFe12O19 dengan metode Sol-Gel/Spin Coating. Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui sifat ferromagnetik dan ferroelektrik.  Deposisi material multilayer dilakukan pada substrat single crystal Si (100) menggunakan spin coater. Thick film BaFe12O19 fasa tunggal berhasil disintesa dengan parameter optimum jumlah lapisan 9 lapis,  kecepatan putaran 3000 rpm, temperature annealing 10000C selama 3 jam, dan rasio molar Ba: Fe = 1 : 8. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan bahwa material multilayer BaFe12O19 memiliki distribusi ukuran dan bentuk partikel yang  homogen, dengan ukuran partikel berkisar antara 100-150 nm dan tebal sekitar 2,9 µm. Hasil uji VSM pada material multilayer BaFe12O19 menunjukkan nilai koersivitas  pada arah parallel dan perpendicular yang hampir sama yaitu 2,5 kOe. Thick film BaTiO3 fasa tunggal berhasil dideposisikan dengan kondisi proses optimum yaitu, temperatur annealing 8000C selama 4 jam dan kecepatan putaran 4000 rpm.  Film BaTiO3 dengan jumlah lapisan 5 lapis mempunyai ketebalan 2,6-3,2 µm. Material multilayer BaTiO3/ BaFe12O19 berhasil dideposisikan pada substrat Si dengan metode sol-gel/spin coating serta menunjukkan sifat ferromagnetik dan ferroelektrik. Nilai magnetik Saturasi, Remanen, dan medan koersif pada material multilayer BaTiO3/ BaFe12O19 yaitu 2,7 memu, 1,3 memu dan 1,7 kOe. Sedangkan kurva histerisis elektrik menunjukkan nilai polarisasi spontan (Ps), polarisasi remanen (Pr) dan medan Coersive (Ec)  berturut-turut 5,4 mC/cm2, 6,2 mC/cm2 dan 1 kV/cm.

In this research, single phase thick film BaFe12O19, BaTiO3 and BaTiO3/ BaFe12O19 multilayer had been synthesized by sol gel/spin coating method. Ferroelectric and ferromagnetic properties were observed. Multilayer materials was deposited on single crystal substrate Si (100) using a spin coater. Single phase thick film BaFe12O19  was synthesized with optimum parameters of  9 layers, 3000 rpm rotation speed, 10000C annealing temperature for 3 hours, and molar ratio Ba:Fe = 1: 8. The characteristic SEM images indicate that the multilayer BaFe12O19 material has a homogeneous size and shape distribution of particles, with crystallite size 100-150 nm. The magnetic hysteresis loops for single phase thick film BaFe12O19 showed that perpendicular and in-plane coercivity had the same value of 2,5 kOe. Single phase thick film BaTiO3 was successfully deposited with optimum process conditions which were annealing temperature at  8000C for 4 hours and rotation speed 4000 rpm. The BaTiO3 film with 5 layers has a thickness of  2.6-3.2 µm. BaTiO3/ BaFe12O19 multilayer material was successfully deposited on the Si substrate with the sol-gel/spin coating method and showed ferromagnetic and ferroelectric properties. The saturation magnetization (Ms), remanent magnetization (Mr), and coercivity of BaTiO3/ BaFe12O19 multilayer material are 2.7 memu, 1.3 memu and 1.7 kOe. From ferroelectric hysteresis loop it can be inferred that the values of remanent polarization (Pr), spontaneous polarization (Ps) and coercive field (Ec) are ,4 mC/cm2, 6.2 mC/cm2 and 1kV/cm, respectively."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D2541
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hikam
"Pendahuluan
Pada Penelitian RUT IX tahun I, telah dilakukan penumbuhan film tipis pyroelektrik PbZro.525Ti0,475O3 (PZT) dengan teknik spin coating dan karakterisasinya mencakup struktur mikro dengan teknik XRD, morfologi permukaan dengan teknik SEM, nilai dielektrikum, kapasitans kapasitor dan banyaknya muatan yang tcrperangkap di antara substrat Si dengan film tipis PZT per satuan luas dengan teknik C-V meter serta nilai konduktivitas bahan dengan teknik I-V meter.
Struktur kristal dari bulk dan film tipis PZT telah dipelajari secara mendalam dengan mengolah data XRD yang dilakukan pada Lab. XRD program studi Ilmu Material UI Salemba untuk memperoleh nilai konstanta kisi, Full width Half Maximum (FWHM) kristal dan ukuran butiran (grain size). Nilai polarisasi spontan dari PZT jugs dikaji secara teoritis.
Struktur film tipis pyroeletrik yang dikembangkan berbentuk MOS (Metal = alumunim; Oksida = PZT; Semikonduktor = Si) dan kapasitor keping sejajar MOM (Metal = alumunium; Oksida = PZT; Metal = Platinum) dengan luas keping elektrode antara 0,25 mm2 - 1 mm2.
1.2. Permasalahan
Pembuatan kapasitor berfungsi sebagai penyimpan muatan. Kapasitor memerlukan bahan ferroelektik dan pyroelektrik sebagai bahan dielektrik. Bahan pyroelektrik PZT yang dikaji dalam penelitian ini sangat sesuai sebagai bahan dielektrik kapasitor memori. Keunggulan pyroelektrik PZT adalah karena memiliki tetapan dielektrik yang cukup tinggi. Bahan ferroeletrik dan pyroelektrik PZT ini dapat terpolarisasi secara spontan dengan membalik arah medan listrik yang dikenakan pada bahan PZT.
Masalah yang ada pada bahan ferroelektrik dan pyroelektrik PET adalah masih tingginya tingkat kebocoran arus. Mekanisme kebocoran arus pada bahan ferroelektrik disebabkan oleh kekosongan oksigen. Untuk menghindari masalah ini dilakukan penambahan kadar oksigen pada waktu melakukan proses annealing film tipis.
Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. mengoptimalisasi parameter penumbuhan film tipis PbZru,s3'Eiu,4703 di atas subtrat Si (100) dan Si(E00)/SiO21TiO2IPt (200) dengan metode Spin Coatiiig.
2. mempelajari karakterisasi film tipis PbZro,52sTia,47503 melalui pengujian struktur permukaan film tipis dengan difraksi sinar-X (XRD) dan SEMIEDAX, uji sifat listrik berupa resistiuilas dan konduktivitas dengan I-V meter, serta uji nilai dielektrikum, kapasitans kapasitor dan banyaknya muatan yang terperangkap di antara substrat Si dengan film tipis PZT per satuan luas dengan teknik C-V meter?"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Johanes Benhard
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S28693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>