Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22545 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khwaja Mir Ahad Saeed
"The aim of the study was to determine the factors influencing job satisfaction among medical doctors working at the framework of Basic Package of Health Services in Afghanistan. This study utilized data derived from National Health Services Performance Assessment was conducted on 2008 in Afghanistan. Health workers interview instrument was used to know the perspective of health workers from health services. This study sample size was 548 participants. The results revealed almost 54% of participants were not satisfied with their job. Variables such as low salary/lack of salary, lack of equipment, lack of supplies and drugs, lack of motivation and security of health facility area were found to be significantly associated with medical doctors? satisfaction of job."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
T30830
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin: DOM Publishers, 2011
720.4 CON
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Meiditya Ayu Verdina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jarak, waktu tempuh, alat transportasi, penolong persalinan, dan kabupaten dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang tahun 2007. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional yang menggunakan data sekunder yaitu data Riskesdas tahun 2007.
Hasil analisis faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan imunisasi dasar di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Sintang adalah faktor pendidikan ibu dan jarak ke fasilitas UKBM maupun non UKBM. Berdasarkan hasil analisis multivariat, faktor yang paling berpengaruh adalah alat transportasi.
Saran dari penelitian ini adalah agar dinas kesehatan perlu kerjasama lintas sektor dengan dinas perhubungan. Ketersediaan alat transportasi umum sebagai faktor pendukung akan mempermudah akses bagi masyarakat ke fasilitas kesehatan untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan imunisasi dasar. Peningkatan pengetahuan ibu pentingnya imunisasi melalui media komunikasi seperti siaran radio daerah, poster dan lain-lainnya. Selain itu mobilisasi petugas kesehatan ke lokasi yang sulit dijangkau perlu diaktifkan.

This study is aim to determine the relation factors of maternal age, maternal education, maternal employment status, the range to health facility (UKBM and non UKBM), travel time, availability of transportation, maternity helper, and municipal with utilization of health services for the basic immunization in Ketapang, Sanggau, and Sintang district in 2007. This study is a quantitative research with cross sectional design using secondary data from Riskesdas 2007.
The results of related factors to the utilization of health services for the basic immunization in 3 districts are maternal education and the range to health facility (UKBM and non UKBM). The result of multivariate analysis, the most influential factor is the availability of transportation.
Suggestions from this study are the health authorities need to cooperate with other sectors, such as local transportation department. The availability of public transportation as an enabling factor to access health facilities for utilizes the health services of basic immunization. Improving knowledge for mother regarding the benefit of basic immunization through radio broadcasts, posters and others. In addition to the mobilization of health workers is difficult to reach locations that need to be activated.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Josiah Macy. Jr. Foundation, 1978
610.7 INT i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Chicago: American Hospital Association, 1990
581.6 AME p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Elsiana Missa
"Besarnya penggunaan dana untuk penyakit jantung iskemik dapat mengancam sustainability pembiayaan JKN yang akan berdampak terutama pada pelayanan kesehatan penyakit jantung iskemik dan juga pelayanan penyakit lainnya. Pengetahuan biaya yang akurat sangat penting sebagai dasar strategi BPJS Kesehatan dalam mengalokasi dana secara rasional. Analisis biaya dapat dilakukan melalui studi Cost of Illness secara khusus pada biaya medis langsung. Studi ini bertujuan untuk mengetahui faktor faktor yang berhubungan dengan biaya medis langsung rawat inap penyakit jantung iskemik peserta JKN di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut. Penelitian yang menggunakan data sekunder dari data sampel BPJS Kesehatan 2015-2016 ini, dilakukan dengan pendekatan cross sectional. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menemukan rata rata biaya medis langsung per pasien sebesar Rp.13.200.000, penderita umur diatas 54 tahun Rp.15.200.000, laki laki Rp.15.300.000, perempuan Rp.9.807.036, rumah sakit tipe A Rp.36.800.000, rumah sakit tipe B Rp.10.100.000, dengan terapi medis saja Rp.7.060.097, dengan intervensi PCI dan terapi medis Rp.65.500.000 dan dengan pembedahan dan terapi medis Rp.94.500.000. Faktor faktor yang berhubungan dengan biaya adalah tipe fasilitas kesehatan, tipe manajemen penyakit, tingkat keparahan penyakit, frekuensi rawat inap dan length of stay. BPJS Kesehatan perlu meningkatkan investasi untuk mendukung upaya first prevention dan secondary prevention di fasilitas kesehatan tingkat pertama dan rujukan serta menerapkan clinical pathway, rujukan berjenjang dan rujukan balik untuk mengontrol biaya di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut.

The large use of funds for ischemic heart disease can threaten the sustainability of JKN financing which will have an impact on healthcare for ischemic heart disease and healthcare for other diseases. Accurate cost knowledge is very important as the basis for the BPJS Kesehatan strategy in allocating funds rationally. Cost analysis can be done through a Cost of Illness study specifically on direct medical costs. This study aims to determine the factors that are associated with the direct medical costs of inpatient ischemic heart disease at advanced referral health facilities. The study used secondary data from the 2015-2016 BPJS Kesehatan sample data, which was conducted using a cross sectional approach. Data analysis was performed by univariate and bivariate. The results of the study found that the average direct medical cost per patient was Rp.13,200,000, patients over 54 years old were Rp.15,200,000, men Rp.15,300,000, women Rp.9,807,036, type A hospital Rp.36,800,000, type B hospital Rp.10,100,000, with medical therapy Rp.7,060,097, with PCI intervention and medical therapy Rp.65,500,000 and with surgery and medical therapy Rp.94,500,000. Factors associated to cost are type of health facility, type of disease management, severity of disease, frequency of hospitalization and length of stay. BPJS Kesehatan needs to increase investment to support first prevention and secondary prevention efforts in first level and referral health facilities and implement clinical pathways, tiered referrals and back referrals to control costs at advanced referral health facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teaneck: Dickinson University, 1970
362.1 FAI h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiah Yahya
"Saat ini tuntutan terhadap mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut semakin tinggi, dimana mutu pelayanan dipengaruhi oleh kepuasan kerja tenaga kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan hubungan antara faktor psikologis, organisasi, individu dengan kepuasan kerja tenaga kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Jakarta Pusat. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang.
Hasil penelitian menunjukkan, dua variabel tidak memiliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan kerja, yaitu usia dan lama kerja. Sikap kerja berkorelasi lemah dengan arah positif. Waktu kerja dan pendidikan berkorelasi sedang dengan arah positif. Fasilitas, penghasilan, ruang kerja, dan keterampilan berkorelasi kuat dengan arah positif.

Demands of quality of oral health services has increased, and the quality is affected by job satisfaction. This study aims to determine the strength of the relationship of psychological, organizational, and individual factors with job satisfaction of oral health workers at public health centers in Central Jakarta. This research is a quantitative study using cross sectional design.
The result shows, age and length of employment don?t have a significant correlation. Working attitude has a positive and weak correlation. Working time and education have a positive and moderate correlation. Facilities, income, work space, and skills have a positive and strong correlation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krauel, Jacobo
Barcelona: Linksbooks, [Date of publication not identified]
R 725.51 KRA h
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Wardah
"Kematian ibu merupakan indikator yang penting untuk menggambarkan status kesehatan maternal. Di Indonesia, angka kematian ibu masih relatif tinggi (228/100.000 kelahiran hidup). Tingginya angka kematian ibu terkait dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan masih rendah. Layanan antenatal dapat dijadikan sarana untuk memotivasi ibu hamil agar bersalin di fasilitas kesehatan. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan layanan antenatal dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan di Indonesia.
Penelitian dilakukan terhadap ibu yang melahirkan anak terakhir dalam kurun waktu 5 tahun (2005-2010) dengan menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 dan metode penelitian cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 19.803 responden. Analisis data menggunakan metode regresi logistik ganda (complex samples).
Hasil penelitian ini memperlihatkan hubungan yang signifikan antara layanan antenatal dengan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan. Namun efek layanan antenatal K4 berbeda menurut ekonomi keluarga dan wilayah tempat tinggal setelah dikontrol oleh pendidikan dan paritas. Ibu hamil yang melakukan layanan antenatal K4 pada ekonomi keluarga miskin (kuartil 1) dan keluarga kaya (kuartil 4) memiliki peluang 3 kali lebih besar untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan saat persalinan. Demikian juga dengan wilayah tempat tinggal, pedesaan memiliki peluang 3 kali lebih besar memanfaatkan fasilitas kesehatan saat persalinan dibandingkan ibu hamil yang layanan antenatalnya tidak K4.
Untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas kesehatan saat persalinan, motivasi ibu hamil terutama di masyarakat pedesaan ternyata berkaitan dengan keberhasilan pelayanan antental terpadu yang maksimal.

Maternal death is an indicator of maternal health status in a country. In Indonesia, maternal mortality ratio is relatively high (228 per 100,000 live births). High rate of maternal mortality is often associated with low rate utilization of health facilities during birth delivery. The antenatal services should be used to motivate mothers to deliver their babies in health facilities. The objective of this study is to ekonomic the correlation between use of antenatal services and utilization of health facilities during birth delivery in Indonesia.
Sample included mothers who gave birth to their last child during 2005-2010 taken from the Basic Health Research/Riskesdas 2010 data. The Riskesdas used a cross sectional study design with a total sample size of 19.803 respondents. Modelling used a multiple logistic regression method.
Findings show significant correlations between use of antenatal services and use of birth delivery facilities. The effect differs according to family economic status and location of residence, after controlling for education level and parity. Pregnant women from lower economic status (quartile one) and better economy (quartile four) were 3 times more likely to use birth delivery facilities. By location of residence, women who lived in rural areas were 3 times more likely to delivery in birth facilities than women who did not reach four times antenatal care.
To increase the number of birth delivery in health facilities, the findings showed a positive correlation with successful and complete antenatal care (4 times), especially in rural areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31824
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>