Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3318 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jayapura: TSA Komunika, 2009
R 995.4 DOO
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Monim, Harold A. D.
"Tulisan ini mengkaji pergantian pemimpin tradisional (Ondoafi) pada masyarakat Sentani di kampung Puay, Kecamatan Sentani Timur, Kabupaten Jayapura-Papua. Tujuannya menjelaskan, bahwa tatanan kehidupan masyarakat adat menjadi tidak stabil atau tidak terstruktur karena terjadi penyimpangan dalam pranata adat pergantian (alih) pemimpin tradisional (Ondoafi). Timbul pertanyaan, mengapa terjadi penyimpangan dalam prinsip pergantian (alih) pemimpin tradisional (Ondoafi) dan bagaimana dampak penyimpangan tersebut terhadap kehidupan masyarakat adat dalam aspek sosial, politik dan hukum. Untuk memahami masalah tersebut, digunakan beberapa konsep untuk mengarahkan penjelasan: pemimpin, tipe pemimpin, komponen kekuasaan pemimpin dan penyimpangan pergantian pemimpin. Pengumpulan keterangan (data) di lapangan menggunakan metode kualitatif dengan tehnik pengamatan, pengamatan terlibat dan wawancara.
Berdasarkan hasil analisa data di lapangan menunjukan, bahwa keabsahan seorang Ondoafi di dasarkan pada prinsip primogenitur patrilineal, artinya garis keturunan yang ditarik melalui garis lurus dengan tokoh leluhur (pendiri kampung) dan adalah anak laki-laki sulung dari Ondoafi sebelumnya. Prinsip ini merupakan bagian dari sistem keOndoafian dan sekaligus sebagai fakes dari kebudayaan masyarakat Sentani, serta di jadikan norma adat yang dipatuhi sebagai acuan hidup dalam berinteraksi dengan lingkungan dalam arti yang luas dari generasi ke generasi. Pranata adat ini memberikan jaminan keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Dalam perkembangan masyarakat, pranata adat pergantian (alih) pemimpin tradisional (Ondoafi) mengalami penyimpangan, karena tidak lagi berdasarkan prinsip primogenitur patrilineal.
Kondisi tersebut di atas terjadi karena adanya pengaruh ekstern dan intern. Pengaruh ekstern: (a) rekrutmen pengurus LMII tidak mengakomodir kepentingan seluruh warga kampung ; (b) institusi agama (gereja) dan pemerintah (Pemerintah rasa) cenderung berpihak pada salah satu kelompok; (c) uang dipergunakan sebagai sarana untuk mendapat legitimasi dari masyarakat. Pengaruh intern: (a) penguasaan dan pemanfaatan sumberdaya kehidupan kolektif secara individu; (b) adanya penggalangan yang dilakukan oleh para pemimpin (R.F. dan Y.A.) ke dalam (intern warga kampung) dan keluar (warga masyarakat dari kampung lain) untuk mendukung kepemimpinannya.
Dalam mewujudkan masing-masing pemimpin agar eksistensinya diakui oleh pengikutnya dan pihak luar serta dapat survive dalam persaingan yang sedang terjadi, ditempuh cara-cara damai tetapi juga konflik. Cara-cara seperti ini memberi dampak pada berbagai aspek kehidupan masyarakat terutanva aspek sosial, politik dan hukum. Dampak terhadap aspek sosial: (a) terjadi disintegrasi dan disorganisasi dalam masyarakat; (b) rasa solidaritas sebagai satu komunitas adat yang berasal dari satu pangkal keturunan (satu nenek moyang) digeser oleh solidaritas kelompok yang sempit yang didasari oleh kepentingan yang sama sebagai satu kelompok kepentingan dalam konflik yang terjadi; (c) timbul sikap apatis (apriori) oleh sebagian warga masyarakat terhadap program-program pembangunan di kampung. Dampak terhadap aspek politik dan hukum: (a) muncul 2 (dua) pihak yang berbeda saling memperebutkan satu struktur pemerintahan adat dalam masyarakat, akibatnya terjadi ketidakpastian hukum dalam pemanfaatan dan pelepasan tanah adat kepada pihak luar; (b) rekrutmen pembantu Ondoafi (khoselo) dalam struktur pemerintahan adat tidak mengacu pada prinsip primogenilur patrilineal, akibatnya muncul kelompok elit politik Baru yang merupakan lapisan sosial baru dalam masyarakat; (c) institusi yudikatif tidak dapat menegakan hukum adat dan keadilan, akibatnya pihak ketiga dipilih sebagai mediator dalam menyelesaikan setiap konflik dalam masyarakat.
Kesimpulan dari kajian ini yaitu, proses pergantian (alih) pemimpin tradisional (Ondoafi) tidak berjalan sesuai pranata adat yang berlaku (prinsip primogenilur patrilineal). Penyimpangan ini ditandai dengan munculnya dua pemimpin (Ondoafi) yang memiliki pengikut dan mendapat legitimasi dari pengikutnya dan pihak luar, menyebabkan koflik horisontal yang mengakibatkan masyarakat terpecah menjadi dua kelompok.
Rekomendasi bagi penyelesaian masalah ini, yaitu dengan dilandasi pemahaman bahwa masyarakat adat di kampung Puay merupakan satu komunitas adat yang berasal dari satu pangkal keturunan (nenek moyang), perlu diberikan kewenangan yang penuh kepada mereka untuk memperbaiki hubungan kekerabatan yang telah retak (hancur), melalui musyawarah adat yang dilandasi oleh jiwa keterbukaan, adil dan jujur, agar hasil yang akan disepakati bersama dirasakan adil berdasarkan perasaan keadilan yang diciptakan mereka sendiri. Karena nilai-nilai agama Kristen telah membudaya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga pihak gereja (Pendeta/Guru Jemaat) dapat dipercaya sebagai mediator, sebab mereka percaya, bahwa Pendeta/Guru Jemaat adalah Hamba Tuhan (Wakil Tuhan) yang diutus o1ehNya ketengah-tengah kehidupan masyarakat untuk menyampaikan berita damai, kasih, sukacita, dan sejahtera bagi umat Tuhan yang sedang dilandasi berbagai persoalan hidup."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11424
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Modouw, Hirsah Harina
"This study was designed to examine the structure and tioristic composition a lowland
rainforest on the southern slope of Cyclops Mountains, Jayapura. at 300-500 m above sea level.
Plants were sampled in 6 plots of 40 m x 40 m each and 1 plot of 20 m x 20 m. The study
recorded 130 tree species (DBH equel or bigger than 10 cm at dbh) belonging to 39 families, with
density of 743 treeslha and total basal area 1993.62 mz. Anisoptera thurffera dan Mallolus
echinatus are the leading species. The bigest diameter reoorded was 95 cm (Anisoptera thunifera)
and the tallest tree reach 50 m (Anisoptera thur.'ra, Hopea iriana and Syzygium
leptoraphleboides). Tree species richness is similar to other forests in the north of Papua
(Mamberamo) and north of the Cyclops Mountains. Regeneration was very poor. There is an
indication that the forest sampled was at one time disturbed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T32909
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karuwai, George
"Sampai saat ini hampir tidak satupun wilayah di Indonesia yang tidak mengenal konflik, baik dari konflik yang sifatnya Un Manifest (belum muncul ke permukaan) maupun konflik yang Manifest (sudah menjadi konflik terbuka). Di daerah Sentani dapat terlihat bahwa implikasi teoritis dan praktis dari saling pengaruh antara hukum negara (nasional) dan hukum adat (lokal) mengakibatkan konflik tanah adat antara sesama komunitas adat Sentani, antara warga dan pendatang, antara warga dan pemerintah, antara pemerintah setempat dengan pemerintah yang lebih besar (tinggi). Konflik yang terjadi di daerah Sentani merupakan konflik laten maupun konflik kekerasan yang kapan dan dimanapun dapat muncul kembali. Penelitian ini difokuskan kepada jenis-jenis konflik, akar penyebab pemicu konflik, sumber-sumber penyebab konflik, bentuk dampak dari konflik serta langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik tersebut.
Di dalam penulisan ini metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, sebagai prosedur yang tertulis atau lisan dari orang-orang serta perilaku yang dapat diamati dan diarahkan pada latar dari individu serta organisasi secara holistik (utuh).
Penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif yakni menggambarkan tanah adat dan potensi konflik yang terjadi antara masyarakat adat Sentani, masyarakat adat Sentani dan pendatang maupun masyarakat dan pemerintah serta pemerintah dan pemerintah di daerah Sentani dengan desain penelitiannya adalah studi kasus.
Dengan adanya konflik atau sengketa tanah adat memungkinkan pandangan-pandangan yang selama ini dianggap baik, diperdebatkan kembali sehingga muncul pandangan baru. Hal yang tebih penting lagi yaitu untuk menguji gagasan dan nilai kinerja kelompok institusi-institusi yang ada dalam masyarakat adat Sentani sehingga penanganan konflik atau sengketa yang dilaksanakan selama ini secara sadar dan pemecahannya dapat diterima oleh semua pihak, dapat memberikan sumbangan yang berupa pola-pola atau pegangan-pegangan baru dalam penyelesaian konflik atau sengketa di daerah Sentani.
Akibat adanya konflik-konflik tanah adat tersebut memunculkan dampak konflik negatif dan konflik positif di daerah Sentani yang menjadi ancaman bagi keberlanjutan kehidupan komunitas lokal itu sendiri antara lain : retaknya hubungan sosial, terhambatnya fungsi sosial masyarakat, dan rapuhnya nilai-nilai sosial kemasyarakatan pada masyarakat Sentani, adanya inovasi (pembaharuan) dan perkembangan-perkembangan dari kebudayaan lokal (adopsi) serta pranata sosial di dalam komunitas adat Sentani itu sendiri maupun pemerintah Kabupaten Jayapura.
Karena itu disimpulkan bahwa akar penyebab konflik tidak berdiri sendiri dan merupakan satu kesatuan yang saling terkait sehingga diperlukan pola penyelesaian yang harus dilakukan sesegera mungkin dan secara cepat, menyuluruh serta terpadu (komprehensif) di dalam komunitas adat Sentani (struktur dan sistem adat) maupun di pihak pemerintah (mengimplikasikan kepentingan-kepentingan adat setempat) dengan memperhatikan faktor-faktor yang saling terkait tersebut.
(VI Bab, xxiv, 303 Halaman, 3 Tabel, 1 Peta, 4 Bagan, 3 Foto, Bibliografi : 58 Buku, 4 Peraturan Pemerintah, 2 Tesis, 2 Skripsi, 7 Makalah, 3 Jurnal, 2 Lampiran)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13902
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mujiati
"Penelitian ini dilakukan pada bulan Desernber 2005 sampai Pebruari 2006, dengan lokasi perikanan budidaya perikanan keramba jaring apung di perairan danau Sentani Jayapura, dan analisis sampel di laboratorium kesehatan provinsi Papua, dan laboratorium biologi FMIPA Universitas Cenderawasih Jayapura.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perubahan-perubahan konsentrasi unsur-unsur di perairan danau akibat adanya KJA, mengetahui pengaruhnya terhadap kualitas air berdasarkan baku mutu, dan pengaruhnya terhadap eutrofikasi (N dan P) perairan danau, serta mempelajari cara pengelolaan perikanan sistem KJA.
Data penelitian merupakan data primer dengan melakukan survei lokasi, menentukan titik sampling, pengambilan sampel air dengan cara purposive sampling, sampai pengujian kualitas air di laboratorium. Lokasi pengambilan sampel air adalah 3 stasiun yaitu keramba 1 (didalam keramba), keramba 2 (dekat keramba) dan di tengah danau, dengan pengulangan tiga kali berdarkan perubahan waktu pagi, siang dan sore hari. Parameter yang diamati adalah pH, oksigen terlarut, BOD 5 , nitrit, nitrat, amonia dan orthofosfat serta biomassa fitoplankton (kelimpahan sel, indeks keanekaragaman, indeks keadilan dan indeks dominasi). Uji statistik menggunakan regresi linier berganda dan uji t-test.
Hasil penelitian dari pengukuran dan anidisis kualitas perairan adalah pH 6,20 - 7,90; oksigen terlarut berkisar 4,0 - 5,7 mg/l, BOD 5 berkisar antara 3,0 - 8,3 mg/1, nitrit bernilai 0,004 - 0,012 mg/l, nitrat pada kisaran 0,05 - 1,7 mg/l, amonia berkisar antara 0,01 - 0,27 mg/l dan orthofosfat bernilai 0,17 - 2,0 mg/l. Sedangkan nilai kelimpahan fitoplankton 40 - 625 sel/ml, indeks keanekaragaman (H') 0,8239 -2,1377; indeks keadilan (E) berkisar antara 0,1183 - 0,771; nilai indeks dominasi (D) adalah 0,8135 - 1,0002 dan jenis fitoplankton yang ditemukan adalah kelas Bacillariophyceae seperti synedra, navicula dan diatoma. Dari analisis regresi hubungan antara kelimpahan plankton (sebagai peubah terikat) dengan unsur NH], NO 3 dan PO 4 sebagai peubah bebas, dan uji beda t-test adalah dengan membandingkan mean sampel dengan ambang Batas (baku mutu PP 8212001)dengan hipotesis null (hipotesa nol). Dan dari klasifikasi status mutu kualitas perairan danau Sentani akibat kegiatan K.IA adalah cemar sedang, dan berdasarkan tingkat kesuburan termasuk dalam oligotrofik.

This research has been held since December to Pebruary 2006, fishery aquaculture floating cage in Sentani lake Jayapura, and sampling analysis in research centre Health laboratories Jayapura, and Biology laboratories Cenderawasih University Jayapura.
The aims of this research are 1) to analyse of changes water quality concentration in lakes obtain the result of floating cage culture; 2) identify water quality concerning to chemical-physical and biological aspects; 3) and to retrieve the effect of fisheries aquaculture for eutrophycation (nitrogen and phosphorus) in lakes; 4) and to study method of organize fishery aquaculture floating cage.
Primary research data are survey locations, set sampling points, taken water sampling are grab samples and so analyze water quality at laboratory. The samples were taken from 2 stations inside floating cage culture; and 1 station outside the location with repeat 3 times, at consistent time interval. Observatory parameters are pH, dissolved oxygen, biochemical oxygen demand (BOD 5 ), nitrit, nitrat, ortofosfat and phytoplankton biomass (diversity index, equitability index and phytoplankton dominant). Statistic analysis using double linear regression and t-test hypotesis.
The research result as the measurement of water quality analyze are pH 6,20-7,90; dissolved oxygen is about 4,0 - 5,7 mg/l; biochemical oxygen demand (BOD 5) is about 3,0 - 8,3 mg/l; nitrit 0,004 - 0,012 mg/1; nitrat is about 0,05 -1,7 mg/1 ; ammonia 0,01-0,27 mg/l and orthofosfat 0,17 - 2,0 mg/l. The average of phytoplankton biological index were found low; i.e phytoplankton abundan range from 40 - 625 cell/ml; 0,8239 - 2,1377 for diversity index; 0,1183 - 0,771 equitability index and the phytoplankton dominant index was ranged of 0,8135 - 1,0002 is relatively high and the result show that of phytoplankton from class Bacillariophyceae i.e synedra, navicula, and diatoms. From regression analysis show that there is relationship with nutrient content and phytoplankton abundance, and from quality status, Sentani lakes from KJA effect. There are polluted middle, so it means that Sentani lake in condition of oligotrofik.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Fredi Wally
"ABSTRAK
Tesis ini membahas Proses Pelaksanaan Program Pemberdayaan Kampung
berbasis ADK pada Kampung Yakonde dan Kampung Waibron. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa proses pemberdayaan berjalan baik di Kampung
Yakonde, sebaliknya di Kampung Waibron banyak mengalami hambatan. Faktor
pendukung yaitu peran kepala kampung, partisipasi masyarakat, dan akses
terhadap program pemberdayaan, sedangkan faktor penghambat yaitu persepsi
masyarakat, ketergantungan terhadap dana, hubungan patron klien, belum adanya
Peraturan Daerah menyangkut pelaksanaan program pemberdayaan, sistem
administrasi yang terlalu birokratis, dan kurangnya pendampingan oleh tenaga
pendamping.

ABSTRACT
This thesis discusses the Village Empowerment Program of Implementation
Process with ADK-based on Yakonde and Waibron village. This study used a
qualitative approach and descriptive research. The research concludes that the
process of empowerment went in order at Yakonde Village otherwise in Waibron
Village experienced many obstacles. Supporting factors are the role of the village
head, public participation and access to empowerment program while the obstacle
factors are public perception, the dependence on funding, patron-client
relationships, the absence of the Regional Regulation concerning the
implementation of empowerment programs, very bureaucratic administrative
system and the lack of companion by assistants."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Danau Sentani terletak di Kabupaten Jayapura pada ketinggian 70-90 m di atas permukaan laut, dengan luas 9360 ha, memiliki fungsi sebagian lahan kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya dan pariwisata. Fitoplankton merupakan salah satu biota penting di perairan dan merupakan indikator kualitas perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi dan kelimpahan fitoplankton di Danau Sentani. Pengumpulan data dengan metode survei berstrata pada kedalaman 0, 2, 4, 8 m di empat lokasi penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan September dan November 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelimpahan fitoplankton berkisar 28.168-246.464 ind/l yang terdiri atas lima kelas dan 30 genera yaitu Chlorophyceae (15 genera), Cyanophyceae (5 genera), Bacillariophyceae (6 genera), Dinophyceae (2 genera) dan Euglenaphyceae (2 genera). Tingginya kelimpahan fitoplankton terkait dengan kondisi danau yang telah mengalami eutrofikasi. Tingkat keanekaragaman fitoplankton cenderung sedang dan kemerataan yang rendah hingga relatif meratan, anamun pada pengamatan di bulan November terdapat dominansi jenis fitoplankton, yaitu Peridinium sp sebesar 80 persen di Teluk Yope. Kata Kunci: Danau Sentani, fitoplankton, kelimpahan, komposisi
"
551 LIMNO 16:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yasyfini Hidayah
"Secara geologi, wilayah Indonesia timur memiliki potensi besar terjadinya proses keterbentukan logam seperti Cr, Ni, Co, Fe, Pt, dan Pd. Kota Sentani Barat merupakan salah satu kota yang terletak di wilayah Indoesia timur dan berpostensi menghasilkan logam, terutama nikel yang terbentuk dari hasil pengayaan mineral pada endapan nikel laterit. Faktor yang menjadikan Sentani Barat berpotensi menghasilkan endapan nikel laterit karena kota ini tersusun dari batuan ultrabasa peridotit dan dunit, serta dilalui jalur tektonik, dan memiliki iklim tropis. Deteksi keberadaan nikel di Sentani Barat dapat dilakukan salah satunya menggunakan metode ground penetrating radar yang memanfaatkan gelombang elektromagnetik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penetrasi gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi keberadaan endapan nikel laterit. Membedakan zona bedrock, limonit, dan saprolit berdasarkan refleksi gelombang elektromagnetik, serta mengetahui sebaran dan volume nikel di Sentani Barat. Penelitian ini akan memperlihatkan bahwa endapan nikel laterit di Sentani Barat tersusun atas zona top soil, saprolit, dan limonit yang setiap zonanya memiliki nilai konstanta dielektrik berbeda dan berpengaruh terhadap respon dari gelombang radar. Hasil dari penelitian ini pun memperlihatkan sebaran nikel dengan nilai kandungan tertinggi pada wilayah ini yaitu lebih dari 5900 ppm yang terletak di zona saprolit dan persebarannya ke arah baratlaut dengan volume sebesar 1.634.300 m3.

Geologically, Eastern Indonesia has enormous potential for the mineralization process to form magnetic minerals such as Cr, Ni, Co, Fe, Pt, and Pd. West Sentani is one of the potential cities that preserved magnetic minerals, especially nickel due to the composition of the rocks by ultramafic rocks (peridotite and dunite), also passed by tectonic pathways. To detect the nickel laterite deposits, we can use ground penetrating radar methods. This method applies electromagnetic waves to detect the contrast of electrical properties in nickel laterite deposits. The goal of this research is to analyze the electromagnetic wave’s penetration for determining nickel laterite deposits. Distinguish nickel laterite’s profile (bedrock, saprolite, limonite, top soil) based on electromagnetic wave’s response on radargram. Determine nickel distribution and nickel resource estimation in West Sentani. This research will show the nickel laterite profile in West Sentani consists of top soil, limonite, and saprolite. Every profile or zone has a different relative dielectric permittivity (RDP), so it affects the response of electromagnetic waves. The result also shows the nickel distribution which has the highest value of more than 5900 ppm located on the saprolite zone and heading northwest with resource estimation around 1.634.300 m3."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lazarus Revassy
"Penelitian ini ingin memusatkan perhatian pada kondisi di Irian Jaya. Hal ini dikarenakan bahwa wilayah ini agak spesifik, bila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lain di Indonesia. Salah satu unsur yang penting (crucial) dalam masa pembangunan bangsa (National building) adalah faktor kepemimpinan. Di Irian Jaya faktor ini dilihat dalam konteks sosio-budaya, mempunyai kemiripan dengan model-model yang berlaku dalam kebudayaan Pasifik, akan tetapi secara teritorial dan etnis dianggap termasuk wilayah Indonesia.
H.D. Sahlins, dalam menganalisis kepemimpinan politik tradisional di daerah kepulauan Lautan Teduh, berpendapat bahwa penduduk di daerah kebudayaan Melanesia, mengenal tipe kepemimpinan big man. Sebaliknya, penduduk di daerah kebudayaan Polinesia mengenal tipe kepemimpinan chief in. Berbagai penelitian etnografi lain setelah itu memperlihatkan bahwa garis kontinum yang dikemukakan oleh Shalins itu sebetulnya tidak seluruhnya benar. Di kalangan penduduk Melanesia sendiri, selain tipe kepemimpinan big man, dijumpai pula tipe kepemimpinan chief man.
Untuk masyarakat kebudayaan di Irian Jaya yang merupakan bagian pendukung kebudayaan Melanesia, kepemimpinan politik tradisional cukup bervariasi dan dapat digolongkan menurut: (1) big man, (2) chief man, (3) head wan dan (4) campuran."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>