Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 58090 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tema-tema penting persoalan ketuhanan yang muncul saat ini dan cukup mendapat perhatian para teolog sebagai bentuk jawaban atas kritk kaum eteis adalah seputar masalah keadilan Tuhan dan masalah kejahatan. Pada zaman ini dalam bidang teologi ditandai dengan lahirnya pemikir-pemikir ateis dan materialis yang berusaha mengeritik agama lewat penelaran filosofisnya yang perlu mendapat jawaban yang komprehensif dari tokoh-tokoh teolog. Murtadha Mutaharri berusaha membuka cakrawala baru dalam bidang teologi dengan mengedepankan jawaban yang tuntas yang berangkat dari persoalan-persoalan kemanusian, sebagai jawaban atas kritik kaum eties terhadap aksistensi keberadaan Tuhan."
[Arab, Universitas Indonesia], 2005
050 ARI 7 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Zaki Ma`rufi
"Kemunduran merupakan persoalan yang tengah melanda dunia Arab-Islam. Kemunduran ini ditandai dengan ketertinggalan Dunia Arab-Islam dari dunia Barat dalam bidang ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi. Muhammad Abid Al-Jabiri hadir untuk menjawab persoalan ini dengan mengajukan tawaran pembaruan dengan apa yang ia sebut al-qiraah al-muashirah. Al-qiraah al-muashirah adalah suatu telaah kritis atas tradisi pemikiran Arab-Islam. Tradisi tersebut dipilah untuk mengambil tradisi apa yang sesuai dengan kekinian sehingga memperoleh basis ideologis bagi pembaruan. Tradisi yang sesuai dengan kekinian dapat dijelaskan dalam satu frase, spirit of averroisme.

Arab-Islamic world was suffering in decadence that characterized by underdevelopment of the Arab-Islamic world beside the Western world in the economic, science and technology fields. Muhammad Abid al-Jabiri propose what he called al-muashirah al-qiraah to answer the need of reform in Arab-Islamic world. Al-muashirah al-qiraah is a critical review of the Arab- Islamic thought. The ideological basis of reform come from selection of tradition, which one can be take that correspond with contemporary context. Traditions that correspond with the present day can be explained in one phrase, the spirit of averroisme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16055
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Restia Ariyani
"Leonid Nikolaevic Andreev merupakan salah satu penulis periode dekaden yang berhasil mengangkat gagasan eksistensialisme dalam karya-karyanya. Eksistensialisme di sini menekankan bahwa pikiran hendaknya bertitik tolak pada eksistensi manusia individual sebagaimana diungkapkan oleh Kierkegaard, yang merumuskan kebebasan dan tiga tahap jalan hidup. Dui pcmahaman ini, muncul suatu pennasalahan, bagaimana kebebasan dan tahap-tahap jalan hidup dapat membuktikan eksistensi manusia dalam PaccKa3 o Cearu HoeeuteuuhlX Ra.s'ska: o Sent/ Povesennyx (Cerita tentang Tujuh Orang Terhukum iantung) lewat tokoh-tokohnya_ Analisis terhadap novela karya Andeev ini dilakukan untuk menemukan unsur cksistensialisme berupa kebebasan dan tahap-tahap jalan hidup. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitik. Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa kebebasan dan tahap-tahap jalan hidup dapat membuktikan eksistensi manusia secara individual"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14890
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raffman, Diana
Cambridge The MIT Press 1993
781.11 R 26 l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Qardhawi, Yusuf
Jakarta: Mitra Pustaka, 2001
297.211 Qar m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Susatyo Adi Nugroho
"Problem kesenjangan merupakan salah satu problem yang menjadi problem dari rumusan teori keadilan yang hadir pada beberapa dekade belakangan ini. Konsepsi keadilan muncul sebagai rumusan solusi permasalahan kesenjangan dan sekaligus sebagai teori evaluasi atas problem kesenjangan tersebut. Para pemikir keadilan seperti Rawls, Dworkin dan Sen mengurai problem kesenjangan tersebut.Dalam pandangan Amartya Sen, konsepsi keadilan berubah, pengujian atas kondisi inequality yang ada tidak lagi dilihat dari apakah seseorang itu memiliki primary goods ataupun resource, atau bahkan yang kaum libertarian tekankan pada liberties dan rights. Menurutnya pandangan yang ada tentang bagaimana melihat kondisi tidak setara tidak bisa hanya mengunakan salah satu dari variabel basal rights yang harusnya diterima oleh seluruh masyarakat. Maka sebagai penganti dari hal itu Sen mengemukakan teorinya tentang capability to function, dimana kesetaraan harus dilihat dari sejauh mana masyarakat dapat menggapai apa yang ia rencanakan dan inginkan dalam hidupnya. Sen mengedepankan nilai kesejahteraan bukan hanya dilihat dalan kepemilikan atas suatu goods atau yang ia sebut dengan means to freedom, tetapi sejauh mana anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk mengejawantahkan kebebasannya (the extent of freedom). Sejauh mana individu dapat mengkonversikan apa yang ia miliki untuk meraih sesuatu yang ia inginkan menjadi ukuran bahwa sistem penilaian keadilan berjalan. Sen dalam konsepsinya dalam teori keadilan memfokuskan evaluasi kesenjangan kepada persamaan atas akses sumber daya dan kepada kefungsian seseorang. Sen menawarkan cara pandang baru dalam mengatasi hal ini. Pendekatan yang digunakan dalam mengatasi problem ketidaksetaraan untuk mencapai kesetaraan adalah pendekatan partikular atas kesetaraan dalam penilaian keuntungan individu berdasarkan the freedom to achieve, yang berfokus terhadap kemampuan atas kefungsian (capability to function) individu. Pendekatan kapabilitas merupakan perhatian atas kebebasan individu untuk meraih sesuatu. Ketersediaan alternatif-alternatif yang dimiliki individu dalam usahanya meraih well-being memperlihatkan pendekatan kapabilitas yang secara umum peduli pada kebebasan individu untuk meraih sesuatu (freedom to achieve) dan kemampuan individu atas kefungsian (capability to function) secara partikular"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S16133
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhyar Yusuf
"Sejak August Comte mengemukakan filsafat positivismenya, maka pandangan positivisme itu mendominasi dunia ilmiah sampai menjelang abad XX. Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya, menggoyahkan asumsi ontologis, epistemologis, dan aksiologis positivisme yang menganggap alam semesta yang sederhana, mekanis, dan deterministik sebagaimana yang dibayangkan oleh Laplace dan Newton.
Pandangan positivisme ini kemudian mendapat tantangan dari Max Planck (1900) dengan teori kuantumnya dan Einstein dengan relativitasnya. Perkembangan baru dalam fisika mengakibatkan perubahan pandangan dalam epistemologi; terutama penjernihan dalam metodologi. Penjernihan metodologi ini dipelopori oleh Thomas Khun. Di antara para penggagas metodologi dalam ilmu pengetahuan yang paling radikal adalah Paul Feyerabend.
Feyerabend dalam bukunya Against Methode membongkar asumsi-asumsi , positivisme berdasarkan analisis historis dan sosiologis ilmu pengetahuan itu sendiri. Feyerabend melakukan dekonstruksi berupa penyingkapan dan pembongkaran kesalahan pandangan yang mengagungkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat modern.
Dekonstruksi metodologi inilah yang kami angkat sebagai topik permasalahan dalam tesis ini. Untuk memahami esensi pemikiran Feyerabend tersebut kami mencoba melakukan interpretasi secara analitis, sintesis dan kritis yang sifatnya dialogis dan dialektik dari berbagai pemikiran di bidang epistemologi.
Metodologi ternyata bukan sekedar teknik untuk menemukan hukum alam yang pada tahap berikutnya dapat digunakan untuk menguasai alam melalui teknologi itu sendiri. Akan tetapi, ilmu pengetahuan dan metode ilmu pengetahuan secara luas dan mendalam saling terkait dengan aspek kehidupan (budaya). Feyerabend menyadarkan kita bahwa ada kaitan erat antara nilai (value) dengan ilmu pengetahuan, baik pada tataran teoretis maupun praktis. Dengan demikian, kita harus pula memikirkan makna ilmu pengetahuan, kedudukan, dan sifat-sifatnya. Hal ini penting agar kita dapat bersikap lebih arif dan bijaksana dalam menyiasati ilmu pengetahuan dan teknologi yang melaju pesat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T37458
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Xemandros, Wolfgang Sigogo
"Iklan sebagai salah satu bentuk masivitas informasi, bekerja di dalam prinsip semiotik, yakni mengenai relasi tanda. Relasi tanda ini tidak lagi bersifat referensial, melainkan berupa manifestasi dari pertukaran simbolik. Kondisi ini adalah apa yang disebut sebagai hiperrealitas oleh Jean Baudrillard; suatu situasi di mana kita tidak lagi bisa membeda-bedakan status realitas. Iklan pada akhirnya bekerja di dalam prinsip hiperreal.

Advertising, as a massively form, run in the semiotics principle. This semiotics is not longer referential, but a form of symbolic exchange. This situation is what Jean Baudrillard call hyperreality; a situation which we are not able to classify the reality. Advertising, as Baudrillard thought, run in hyperreal principle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16024
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asep Muhammad Romly
"Hubungan ateisme dan kebebasan manusia merupakan tema yang selalu menjadi perdebatan dalam sejarah filsafat. Penganut atiesme sendiri terus meningkat jumlahnya. Salah satu tokoh pemikir yang memperbincangkan masalah ini adalah Karl Marx. la adalah pemikir sekaligus aktivis militan. Upaya mewujudkan teorinya menjadi praxis bukan sekedar wacana, melainkan suatu upaya nyata yang diperjuangkan bersama para pengikutnya dari masa ke masa. Disertasi ini bermaksud mengungkap gagasan Karl Marx tentang ateisme sebagai jalan bagi manusia untuk mencapai kebebasan berdasarkan teorinya tentang alienasi. Tujuannya adalah untuk mencari cara yang rasional dalam membendung bahaya atiesme dan kebebasan tanpa batas. Dalam kaitan ini penulis merumuskan pernyataan tesis bahwa ateisme bukanlah satu-satunya jalan emansipasi manusia dalam memperoleh kebebasannya. Tesis ini menegaskan bahwa ateisme bukan merupakan syarat mutlak untuk mencapai kebebasan manusia, dan teisme bukan merupakan suatu halangan bagi manusia untuk menjadi bebas."
Depok: Universitas Indonesia,
RB 000 A 385 a
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Septriana
"Dominasi kelompok identitas religius di Indonesia, yang diperkuat dengan kekuasaan negara akan meminggirkan wacana yang datang dari kelompok identitas minoritas. Demokrasi harus melindungi iklim keberagaman dan pola hidup yang setara antar-individu, untuk menjaga pertukaran nilai yang dinamis dalam ranah masyarakat. Kekuasaan negara dalam ranah demokrasi, tidak bisa berpegang pada kepentingan sebuah kelompok identitas. Keberagaman, dan nilainilai yang terkandung dalam tiap kelompok identitas merupakan salah satu hal yang bisa dijadikan negara sebagai sumber kekuasaannya. Prioritas negara adalah merekognisi kelompok-kelompok identitas minoritas, dengan regulasi-regulasi yang dikeluarkannya.

Domination of religious identity groups in Indonesia, which got more strength from the power of constitution will repress every discourse that come from minor identity groups. Democracy must protects the diversity and people_s way of life in egalitarian rules, to keep the dynamics of value-exchange in society. The power of the state in a field of democracy, cannot rely on one identity group_s interests. Diversity, and the values of every identity groups are sources of government_s power. A prior responsibility of the state is to recognize minor identity groups, through regulations which is produced by government."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S16012
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>