Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 125112 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Elis Yulyana Tiurma
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1992
S7509
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahreza Aditya
"ABSTRACT
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhannya, manusia menggunakan ruang kota sebagai tempat beraktivitas. Setiap kegiatan manusia pada ruang kota, dipengaruhi oleh persepsi dan latar belakang masing-masing individu. Hal ini membentuk akitivitas yang beragam, sehingga menjadikan kota sebagai ruang yang kompleks dan dinamis. Karena hal ini, banyaknya aktivitas manusia di ruang kota sulit untuk dipahami, sehingga fungsi ruang kota yang dapat memberi manfaat kepada kehidupan manusia justru terabaikan. Fotografi sebagai ekstensi dari indera visual, memiliki kemampuan untuk menangkap kejadian dengan membekukan kejadian ke dalam objek visual berupa foto, sehingga segala kejadian yang ditangkap dapat dievaluasi lebih lanjut. Oleh karena itu, skripsi ini akan fokus untuk membahas fotografi yang digunakan sebagai perangkat membaca aktivitas manusia dalam menggunakan ruang kota, sebagai upaya untuk memahami cara dari masing-masing individu dalam menggunakan ruang kota. Dalam kajian ini kegiatan pasar di dalam ruang kota akan dijadikan sebagai contoh studi kasus. Skripsi ini juga dilakukan untuk mendalami fotografi sebagai perangkat yang digunakan dalam kajian keruangan, sehingga fotografi dapat digunakan sebagai perangkat dalam meninjau lebih lanjut tentang ruang kota dan pengaruhnya terhadap manusia.

ABSTRACT
In an effort to fulfill their needs, humans use the city space as a place of activity. Every human activity in urban space is influenced by the perception and background of each individual, making the city a complex and dynamic space. Because of this, the function of urban space that can provide benefits to human become neglected because of the difficulty to comprehend the number of human acitvities in urban space. Photography as an extension of the visual sense has the ability to capture events by freezing it into visual objects in the form of photographs, so that all the events captured can be further evaluated. Therefore, this study will focus on discussing photography used as a tool for reading human activities, in an attempt to understand the ways of each individual in using urban space. In this study, market activity within the city space will serve as the case study. This study also explores photography as a tool used in spatial studies, so that it can be used as a tool in reviewing more about urban space and its effects on human life. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Starlita
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6675
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Hastobroto Sudarmono
"Tesis ini adalah tentang pelanggaran merek (pembajakan merek) yang dilakukan pedagang jeans, di pasar Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Perhatian utama tesis ini adalah: pada mekanisme pengelolaan dan strategi dalam memilih segmen pasar, menentukan target pasar, menilai kemauan pasar, mengembangkan produk, menentukan harga, menyediakan pasokan, pelayanan terhadap konsumen, mempromosikan dagangannya, dan dalam mengamankan perdagangan jeans tiruan, sehingga perdagangan masih bisa berjalan lancar sampai sekarang.
Tesis ini untuk menunjukkan bahwa kegiatan perdagangan jeans tiruan masih berjalan lancar karena adanya permintaan pasar yang menjadikan peluang pengusaha mengembangkan pengelolaan dan strategi dagang dalam menuai keuntungan materi, disamping peluang tersebut tindakan polisi terhadap pelanggaran merek itu tidak konsisten dan berkelanjutan, tindakan cenderung mendua antara menindak pelanggaran dan mendahulukan pelayanan keamanan.
Masalah penelitian dalam tesis ini adalah: pengelolan perdagangan jeans tiruan di pasar Cipulir dan strategi dalam melakukan perdagangan. Sedangkan pertanyaan penelitian dari tesis ini adalah mengapa perdagangan jeans masih bisa berjalan sampai sekarang walaupun melanggar hukum?
Dalam tesis ini, perdagangan jeans tiruan dilihat dari perspektif pedagang dan polisi secara timbal balik, yang berupa pelanggaran merek yang dilakukan aleh pedagang jeans di pasar Cipulir dan tindakan yang dilakukan kepolisian, dalam hal ini polsek kebayoran lama. Oleh sebab itu saya menggunakan metodologi etnografi, yang dilakukan dengan cara pengamatan terlibat, pengamatan dan wawancara dengan pedoman untuk mengungkapkan proses pengelolaan dan strategi yang dilakukan oleh pedagang jeans, serta tindakan polsek dalam melihat pelanggaran merek.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa pedagang bisa bertahan karena melakukan pengelolaan dan strategi dagangnya seperti disebut diatas. Berdasarkan pengalaman berdagangnya mereka menjalankan kegiatan dilakukan dengan memperhitungkan permintaan pasar dan harga jual murah para pedagang mampu terus menjual dagangannya dan bertahan sampai sekarang. Selain itu sikap yang lebih mendahulukan pelayanan keamanan, menguntungkan kegiatan mereka. Selain itu dalam menjalankan kegiatan sehari-hari, mereka mempererat hubungan mereka dengan cara, menjalin hubungan pertemanan, sesama pedagang, menjaga hubungan baik dengan karyawan dan orang-orang yang berkaitan dengan proses perdagangan dan produksi. Sedangkan dengan aparat kepolisian hubungan bersifat personal, dan hubungan baik.
Implikasi dari tesis ini adalah, perlunya melakukan tindakan menyeluruh dalam menangani permasalahan ini, hal ini untuk menjaga masyarakat agar tetap dapat berproduksi, tetapi juga tidak merugikan negara."
2001
T8060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Surati Suwiryo
"Sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa "Jakarta dibangun oleh pendatang" mensiratkan suatu partisipasi aktif dari para urbanis yang sangat heterogen. Bila dilihat dari jenisnya, maka wujud dan bentuk partisipasi itu sangat variatif, yang mungkin secara alami, partisipasi itu akan tersegmentasi ke dalam tiga bagian, yaitu besar, menengah dan kecil.
Berkenaan dengan hal tersebut, tesis ini memfokuskan kajiannya pada segmen terakhir, yaitu segmen kecil, dalam hal ini pembakul. Dengan kata lain, tesis ini mengkaji kaum wanita pembakul yang bekerja di sektor informal di perkotaan seperti Jakarta, tepatnya di Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kegiatan perbakulannya di pasar kota dan kegiatan mereka di dalam rumah tangganya. Dalam konteks demikian, wanita pembakul memiliki peran sentral dalam ekonomi rumah tangga dan ekonomi di pasar. Di mana wanita pembakul memberikan kontribusi ekonomi lebih besar dari anggota rumah tangga lainnya.
Sedang kegiatan mereka di pasar kota, dilihat dari perspektif gender, kaum pembakul ini tidak jarang dilihat dengan sebelah mata, yang mensiratkan mereka berada di posisi inferior. Namun kenyataannya, menunjukkan hal sebaliknya. Mereka adalah Ibu rumah tangga dengan pengetahuan dan ketrampilan membakul di pasar kota yang terbatas, menghadapi persaingan pasar kompleks adanya. Mereka bertekad meninggalkan sementara anak dan keluarganya hanya untuk kepentingan yang lebih besar, yakni kelangsungan hidup rumah tangganya.
Persaingan yang memerlukan perjuangan fisik dan psikis yang tentu saja beresiko tinggi ini menghadapkan mereka pada realitas-realitas sebagai berikut: sosok kekuasaan yang terkadang tidak jarang bersikap "tidak peduli", sistem kompetisi yang ketat dengan maksud dirinya eksis dan usahanya berkelanjutan, dari faktor modal (capital), yang tak jarang mereka menciptakan sistem keuangan tersendiri. Dalam kegiatan demikian, mereka memperoleh pelajaran membagi waktu, pikiran, kegiatan dan permodalan.
Di sisi lain, di kalangan mereka, juga tercipta sikap saling menindas, saling merangkul (solidaritas), suap, korupsi, selingkuh dan beberapa karakteristik lainnya. Mereka menganggap sebagai sesuatu yang wajar, alami dan selalu mewarnai perjuangan mereka. Hal ini secara tidak langsung, akan menciptakan keadaan siapa yang kalah dan siapa yang menang. Dan dari sana pula, akan tercipta strategi besar, sedang dan kecil.
Hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa pada satu sisi pembakul ingin mengubah keadaan, ingin lebih maju dan mensejahterakan rumah tangganya. Di lain sisi, secara tidak langsung mereka dikatakan sebagai kontributor dan penyangga ekonomi perkotaan. Bersamaan dengan itu, sudah pasti muncul persoalan mengenai kerumitan penataan kota dan kependudukan di Jakarta Selatan, khususnya."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Augustina Rahardjo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban berlapis yang ditanggung perempuan pedagang di Pasar Kebayoran Lama. Selama ini, beban berlapis perempuan hanya diartikan sebagai kerugian akibat adanya peran perempuan secara umum. Penulis berargumen bahwa beban berlapis perempuan pedagang semakin berat dengan adanya digitalisasi yang selama ini dianggap dapat meningkatkan peluang yang menguntungkan karena digitalisasi memerlukan peningkatan kemampuan, alat teknologi, dan waktu yang lebih sebelum perempuan pedagang di pasar dapat merasakan manfaat tersebut. Untuk mengkaji persoalan ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, dengan melakukan wawancara mendalam dengan perempuan pedagang di pasar tradisional dan observasi langsung di pasar tradisional. Dalam kajian ini, penulis menemukan bahwa beban berlapis yang ditanggung oleh perempuan pedagang pasar berkaitan dengan era digitalisasi saat ini. Dalam beban produktif, perempuan pedagang harus beradaptasi dengan teknologi untuk berjualan online. Dalam beban reproduktif, beban mereka bertambah dengan adanya tugas mendampingi anak saat pembelajaran online. Sementara itu, untuk pengelolaan komunitas, digitalisasi memungkinkan komunikasi terjadi kapan saja di luar waktu pertemuan komunitas. Ketiga beban tersebut saling berhubungan dan memberikan dampak tersendiri bagi perempuan pedagang, seperti dampak terhadap kesehatan, waktu luang untuk diri sendiri dan keluarga, serta ekonomi. Dalam mengatasi dampak tersebut, perempuan pedagang memiliki cara khusus, namun cara yang digunakan seringkali menambah beban yang sudah mereka miliki. Implikasinya, perempuan pedagang memerlukan program pelatihan dan dukungan yang memungkinkan mereka untuk menguasai teknologi digital, memanfaatkan platform e-commerce, dan memahami strategi pemasaran online guna menghadapi beban berlapis di era digitalisasi.

This study aims to determine the multiple burdens borne by women traders in Kebayoran Lama Market. So far, the layered burden of women has only been interpreted as a disadvantage due to the role of women in general. The author argues that the multiple burdens of women traders are exacerbated by digitisation, which has been considered to increase profitable opportunities because digitisation requires increased skills, technological tools, and more time before women traders in the market can experience these benefits. To study this issue, the researcher used a qualitative method, by conducting in-depth interviews with women traders in traditional markets and direct observation in traditional markets. In this study, the author found that the multiple burdens borne by women market traders are related to the current digitalisation era. In the productive burden, women traders must adapt to technology to sell online. In reproductive burden, their burden increases with the task of accompanying children during online learning. Meanwhile, for community management, digitalisation allows communication to occur at any time outside of community meetings. The three burdens are interconnected and have their own impacts on women traders, such as impacts on health, free time for themselves and their families, and the economy. In overcoming these impacts, women traders have specific ways, but the methods used often add to the burden they already have. The implication is that women traders need training and support programmes that enable them to master digital technology, utilise e-commerce platforms, and understand online marketing strategies to deal with the multiple burdens of digitalisation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Wayan Gede Ardana
"Masalah penelitian ini menyangkut Pembentukan Polisi RW sebagai Implementasi Polmas di Kecamatan Kebayoran Lama. Permasalahan yang tercakup dalam penelitian ini adalah, pertama, pelaksaaan Polisi RW Polsek Kebayoran Lama saat ini, serta peran Polisi RW dalam menerapkan program Polmas pada komunitas masyarakat di tingkat RW dirasakan belum maksimal. Kedua, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksaaan Polisi RW Polsek Kebayoran Lama dalam rangka mengimplementasikan Polmas, termasuk kekuatan dan kelemahan yang berasal dari internal organisasi, serta peluang dan kendala yang diakibatkan oleh perkembangan lingkungan strategik (eksternal). Ketiga, upaya Polsek Kebayoran Lama dalam meningkatkan kinerja Polisi RW melalui pendekatan Polmas, merupakan strategi Polsek Kebayoran Lama dalam meningkatkan kemampuan individu SDM Polri (enabling) maupun pemberdayaan institusi (empowering) Polisi RW itu sendiri.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan data dan informasi sebagai representasi dari keadaan sebenarnya atau fenomonologis. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan data dan informasi yang obyektif melalui teknik wawancara mendalam (indepth interviewing), studi literatur, dan pengamatan terlibat (participant observer).
Konklusi dari hasil penelitian ini adalah pelaksanaan kegiatan Polisi RW melalui pendekatan Polmas di Kecamatan Kebayoran Lama belum tercapai karena tidak ada parameter baku yang digunakan untuk mengukur. Hal ini dipengaruhi faktor yang berasal dari internal dan eksternal. Upaya Polsek Kebayoran Lama dalam menyikapi hal tersebut dengan membangun strategi yang berlandaskan Program Kerja. Sasaran, mencakup penyempurnaan struktur organisasi, pengawakan, dan tahapan serta transformasi organisasi.

Research concerns with the formation of Neighborhood Policemen regarding the implementation of community policing in Kebayoran Lama District. Issues covered in this study are, first, how far that the implementation of Neighborhood Policemen of Kebayoran Lama Police Sector has not been optimal implementing community policing programs in neighborhood communities. Second, there are several factors that influence the Neighborhood Policemen of Kebayoran Lama Police Sector in realizing the security of public order, namely the strengths and weaknesses from the internal organization, and opportunities and constraints caused by the development of the strategic environment (external). Third, efforts of Kebayoran Lama Police Sector in optimizing the performance of Neighborhood Policemen in realizing the security of public order, is a strategy of Kebayoran Lama Police Sector to increase both of individual capabilities of Neighborhood Policemen and institutional empowerment itself.
The research uses a qualitative approach in which data and information is a representation of actual conditions or in accordance with the phenomena. This approach aims to obtain data and objective information through in-depth interview technique (depth interviewing), literature studies, and involved observations (participant observer).
Conclusion from this research is the implementation of Neighborhood Police by community policing approach in the District of Kebayoran Lama has not been reached because there are no standard parameters used to measure. This is caused by the presence of factors that affect both from internal and external. Kebayoran Lama Police Sector efforts in addressing this by building a strategy based on work program, goals, organizational structure, manning, and the stages and organizational transformation.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29697
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1994
S6773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Astuti Ratna Kusumadewi
"Merebaknya virus corona (COVID-19) telah menyebabkan gangguan pada pola perjalanan dan aktivitas mobilitas.  Namun demikian, hal tersebut berubah pada saat epidemi virus ini mulai menurun. Pada periode Omicron, orang dianggap sudah memahami upaya pengurangan penyebaran virus dan mayoritas penduduk juga telah divaksin. Dengan penerapan protocol kesehatan, pekerja yang sebelumnya melakukan WFH sudah diharuskan WFO kembali. Wilayah pelayanan transportasi yang baik adalah apabila memiliki moda transportasi umum lengkap dengan kualitas yang baik. Dengan tujuan untuk mengetahui pola pemilihan transportasi umum berdasarkan kualitas pelayanan transportasi umum, studi ini menggunakan data sekunder dari instansi yang mengelola transportasi umum, dan kuesioner guna mengetahui karakteristik pelaku perjalanan dengan tujuan perjalanannya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tabulasi silang, sedangkan analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perjalanan jarak pendek, responden tidak memperhatikan kualitas pelayanan moda transportasi, namun menggunakan moda transportasi yang paling mudah didapat. Pada perjalanan jarak sedang, responden memilih moda transportasi umum yang paling mudah dijangkau jaraknya, namun tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Untuk perjalanan jarak jauh, responden memilih moda dengan tarif yang murah, pelayanan yang baik dan dengan penerapan protocol kesehatan yang ketat. Kesimpulan menunjukkan bahwa wilayah dengan kualitas pelayanan moda transportasi terbaik tidak berarti memberikan lebih banyak pilihan.  Hal ini disebabkan karena pemilihan moda transportasi umum dipengaruhi oleh tujuan, penggunaan waktu dan jarak perjalanan, serta profil ekonomi responden.

The outbreak of the coronavirus (COVID-19) has caused major disruptions to travel patterns and mobility activities. However, that situation changed when the epidemic of this virus began to decline. During the Omicron period, people considered to have understood more about this disease, and the majority of residents had been vaccinated. Therefore, by implementing the health protocol, workers who previously carried out Work From Home necessary to return to Work From Office. A good transportation service area is when it has complete public transportation modes of good quality. This study uses secondary data from agencies that manage public transportation, and questionnaires to determine the characteristics of travelers with their travel destinations. Data processing was carried out using cross-tabulations, while analysis was carried out using a spatial approach. The results showed that on short-distance trips, respondents not paying attention to the service quality of the transportation modes but used the most accessible. On medium-distance trips, respondents chose the public transportation mode that was the easiest to reach but still paid attention to the implementation of the health protocol. For long-distance trips, respondents choose a mode with low fares, good service, and the application of strict health protocols. The conclusion shows that the region with the best service quality of transportation modes does not necessarily provide more choices. The choice of public transportation mode is influenced by the destination, use of travel time and distance, as well as the economic profile of the respondent."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S7687
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>