Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 99788 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan, 2003
615.53 IND p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of this study was to know the patients? characteristics, antituberculosis drug use, and to analyzed the influence of counselling about tuberculosis therapy on patient?s adherence in Pancoran Mas-Depok. This study was quasi experiment design (non randomized control group pretest-postest design). The in-
clusion criteria were the people with tuberculosis who took antituberculosis drugs from February ? May 2007 in Pancoran Mas-Depok, and followed pretest and postest. Total samples were fifty two respondents. Respondents were divided into two groups, intervention group and control group. Both of groups were given questionnaire (pre-test). After that, intervention group were given counselling about tuberculosis therapy. A month later, both of groups were given a similar questionnaire (postest). Data was analysed with t-test. The result of this study showed that majority of respondents in intervention and control group were productive aged, low education, employee, but majority of intervention group were women and majority of control group were men. The results of this study showed that there was a significant different of adherence to
tuberculosis therapy between intervention group and control group (p value = 0,007). There was influence of conselling on patient?s adherence to tuberculosis therapy."
[Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, Universitas Indonesia], 2007
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alifa Nuramalia Putri
"Penyakit tuberkulosis dianggap sebagai masalah darurat kesehatan publik dunia selama 25 tahun kebelakang. Efek samping terhadap obat anti tuberkulosis umum terjadi karena penggunaannya dalam jangka waktu panjang. ESO dapat menyebabkan morbiditas dan kematian jika tidak dikenali sejak dini. ESO dapat mempengaruhi kepatuhan dan hasil pengobatan tuberkulosis. Penelitian ini menganalisis efek samping obat tuberkulosis pada pasien rawat jalan di RS UI pada 2022 hingga 2023 dengan desain cross sectional dan pengambilan data secara retrospektif. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode consecutive sampling. Data ESO didapatkan berdasarkan skrining aktif terhadap kejadian tidak diinginkan (KTD) yang dialami pasien berdasarkan rekam medis. Terdapat 112 pasien yang dianalisis dan 92 pasien dari total tersebut mengalami ESO. Analisis kausalitas ESO dilakukan menggunakan algoritma Naranjo. Hasil penelitian didapatkan bahwa 75% pasien merupakan pasien dewasa. 54,5% pasien mengalami ESO setelah satu hingga empat minggu pengobatan. Pasien TB sensitif obat merupakan yang paling banyak, yaitu 68,8% pasien. Hasil analisis naranjo menunjukkan bahwa kasus ESO yang mungkin dialami oleh pasien paling banyak terjadi baik pada pasien dengan atau tanpa komorbid. Pada pasien dengan komorbid terdapat 55,8% kasus, sementara pada pasien tanpa komorbid terdapat 58,1% kasus. Efek samping yang paling sering terjadi adalah mual, muntah, anemia, gatal, dan dyspnea. Pada hasil analisis preventability, kasus paling banyak adalah kasus yang sangat dapat dicegah (93,2%), sementara pada analisis severability adalah kasus ESO dengan keparahan sedang (56,9%). Variabel yang mempengaruhi efek samping obat adalah komorbid, durasi penggunaan obat, dan jenis tuberkulosis dengan signifikansi masing-masing 0,007; 0,000; dan 0,006. Tingginya kejadian efek samping obat membuat pelaporan efek samping oleh tenaga kesehatan serta kelengkapan rekam medis menjadi komponen yang sangat penting untuk dilakukan.

Tuberculosis has been considered a world public health emergency for the past 25 years. Adverse reactions of anti-tuberculosis drugs are common due to long-term use. AR can cause morbidity and death if not recognized early and influence outcomes of tuberculosis treatment. This study analyzes AR of tuberculosis drugs in outpatients at UI Hospital from 2022-2023 with a cross-sectional design and retrospective data collection with a consecutive sampling method. AR data is  obtained based on screening for adverse events experienced by patients based on MR. There were 112 patients analyzed and 92 of them experienced AR. AR causality analysis was carried out using the Naranjo algorithm resulting 75% of patients were adult patients. 54.5% of patients experienced AR after 1-4 weeks of treatment. Drug sensitive TB patients are the most numerous, namely 68.8% of patients. The results of the Naranjo analysis show that most cases of AR may be experienced by patients with and without comorbidities. In patients with comorbidities there were 55.8% of cases, while in patients without comorbidities there were 58.1% of cases. The most frequent AR are nausea, vomiting, anemia, itching, and dyspnea. Preventability analysis showed most cases were highly preventable (93.2%), while in the severability analysis showed most  AR cases had a moderate severity (56.9%). Variables that influence AR are comorbidities, duration of drug use, and type of tuberculosis with a significance of 0.007 each; 0,000; and 0.006. The high incidence of AR from drugs makes reporting by health workers and completing medical records very important components."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Alti
"Trauma Brain Injury (TBI) merupakan kondisi cedera pada otak yang terjadi ketika terjadi serangan fisik secara tiba-tiba dari kondisi eksternal. Kerusakan dapat bersifat focal (terbatas pada satu area otak) atau diffuse (terjadi di lebih dari satu area otak). Perubahan fisiologis pada pasien geriatri seperti penurunan fungsi ginjal, fungsi hati dan komposisi tubuh menyebabkan adanya perbedaan farmakokinetika dan farmakodinamika pada pasien geriatri. Dengan dilakukannya PTO diharapkan dapat mengoptimalkan efek terapi obat dan mencegah atau meminimalkan efek merugikan akibat penggunaan obat. Apoteker berperan penting dalam pelaksanaan PTO untuk mencegah terjadinya masalah terkait obat. Tujuan dalam penyusunan laporan tugas khusus ini adalah melakukan pemantauan terapi obat dan mengidentifikasi masalah terkait penggunaan obat pada pasien Ny. YS di lantai 6 Selatan Gedung Anggrek di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Berdasarkan hasil kegiatan Pemantauan Terapi Obat pada pada pasien Ny. YS dengan Trauma Brain Injury di Gedung Teratai Lantai 6 Selatan RSUP Fatmawati dapat disimpulkan bahwa pengobatan yang diterima oleh pasien Ny. YS telah tepat indikasi dan tepat dosis. Penggunaan antibiotik seftriakson telah tepat sesuai dengan PPK KSM Bedah Saraf RSUP Fatmawati dengan diagnosis Trauma Brain Injury. Namun durasi penggunaannya terlalu lama yaitu 22 hari.

Trauma Brain Injury (TBI) is a condition of injury to the brain that occurs when there is a sudden physical attack from external conditions. Damage can be focal (limited to one area of the brain) or diffuse (occurring in more than one area of the brain). Physiological changes in geriatric patients such as decreased kidney function, liver function and body composition lead to differences in pharmacokinetics and pharmacodynamics in geriatric patients. Drug Therapy Monitoring can optimize the effects of drug therapy and prevent or minimize adverse effects due to drug use. Apothecary play an important role in implementing Drug Therapy Monitoring to prevent drug-related problems. The purpose of preparing this special assignment report is to monitor drug therapy and identify problems related to drug use in Mrs. YS on the 6th floor South of the Orchid Building at Fatmawati General Hospital. Based on the results of monitoring drug therapy activities in patients Ny. YS with Trauma Brain Injury at Teratai Building South Floor 6 Fatmawati Hospital, it can be concluded that the treatment received by patient Ny. YS has the right indication and the right dose. The use of ceftriaxone antibiotics was appropriate according to PPK KSM Neurosurgery at Fatmawati Hospital with a diagnosis of Trauma Brain Injury. But the duration of use is too long (22 days).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifia Wulandari
"CNT memiliki kecenderungan untuk beragregasi, sehingga diperlukan fungsionalisasi untuk menggunakan CNT dalam aplikasi biomedis. Minyak zaitun dan CTAB bertindak sebagai surfaktan yang dapat memodifikasi permukaan MWCNT. Proses fungsionalisasi dengan tahapan pencampuran, pendispersian pada water bath ultrasonik, penyaringan, hingga pengeringan. Karakterisasi FTIR MWCNT dengan minyak zaitun ataupun dengan CTAB menghasilkan gugus fungsional baru, yaitu C=O pada 1600 cm-1 dan O-H pada 2430 cm-1, kedua gugus tersebut merupakan gugus polar yang memiliki sifat hidrofilik.
Hasil SEM menunjukkan morfologi MWCNT + minyak zaitun yang didominasi oleh minyak zaitun, sedangkan morfologi MWCNT + CTAB terlihat adanya modifikasi permukaan MWCNT dan terpisah satu tube dengan tube lainnya. Karakterisasi EDX menghasilkan persentase berat unsur C yang terkandung pada MWCNT + minyak zaitun 100ml dan 200ml secara beruturut-turut mengalami penurunan sebesar 30,5% dan 31,09%. Namun penambahan O sebesar 84,97% dan 85,22%. Sedangkan untuk MWCNT + CTAB, terjadi penurunan C sebesar 5,37% dan O sebesar 71,31% yang dikarenakan munculnya unsur baru pada MWCNT + CTAB, yaitu Br dan N. Karakterisasi XRD menunjukkan intensitas kristalin unsur C paling tinggi berada pada MWCNT + CTAB, MWCNT murni, MWCNT + 100ml minyak zaitun, dan MWCNT + 200ml minyak zaitun secara berturut-turut. Intensitas ini berbanding lurus dengan diameter rata-rata MWCNT.

CNT has their tendency to aggregate, it could be overcome to use the functionalization of CNTs for biomedical applications. Olive oil and CTAB acts as a surfactant to modify the surface of the MWCNT. There are several stages on functionalization process, mixing, dispersing in an ultrasonic waterbath, filtration, then drying. FTIR spectrum shows MWCNT that had functionalization with olive oil or CTAB have new functional group, C=O at 1600 cm-1 and O-H at 2430 cm-1.
SEM micrographs shows morphology MWCNT + olive oil are dominated by olive oil, meanwhile morphology MWCNT + CTAB show the occurance of surface modification of MWCNT on the outer surface wall and separated from one tube to another tube. EDX shows the percentage of the C elements contained in the MWCNT + 100ml and 200ml olive oil is decreasing, 30.5% and 31.09%, respectively. But increasing O, 84.97% and 85.22%, respectively. As for MWCNT + CTAB, C and O are decreasing for 5.37% and 71.31%. This is due to the emergence of new elements from CTAB, Br and N. The results from XRD characterization are the highest intensity of crystalline C is MWCNT + CTAB, pristine MWCNT, MWCNT + 100ml, and MWCNT + 200ml olive oil.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64975
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Sukmawati Kapota
"Pelayanan kefarmasian merupakan pelayanan terkait sediaan farmasi kepada pasien yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pasien. Salah satu pelayanan kefarmasian di apotek adalah pelayanan farmasi klinik pengkajian resep, pengkajian merupakan salah satu aspek penting dalam penilaian kelengkapan dan kesesuaian resep dengan kondisi pasien. Terdapat 3 bagian telaah pengkajian/skrining resep yaitu telaah administrasi, farmasetik dan klinik. Saat ini prevalensi polifarmasi dari tahun ke tahun terus meningkat pada semua kelompok usia, kelompok terbesar terjadi pada kelompok usia 10−19 tahun (9,1%), kelompok usia 60−69 tahun (7,2%), dan usia 70−90 tahun (8,6%). Resep polifarmasi rentan terhadap Medication Error dan Drug Related Problems dikarenakan penggunaan obat yang lebih dari 1. Tujuan dari skrining resep pada pasien polifamasi pada penelitian ini adalah untuk mencegah Medication Error dan Drug Related Problem yang rentan terjadi pada pasien dengan penggunaan obat bersamaan lebih dari 5. Pengkajian Skrining resep menggunakan metode deskriptif retrospektif dari data resep-resep pasien poliarmasi dalam 1 bulan terakhir selama proses praktik kerja berlangsung. Data skrining resep menunjukan ada beberapa ketidaksesuaian pada aspek administrasi seperti cap dokter, tanda tangan dokter dan berat badan pasien maupun aspek klinik seperti adanya interaksi obat.

Pharmaceutical services are types of clinical services that are related to pharmaceutical dosage and patients to improve quality of life. One of the pharmaceutical services in a pharmacy is clinical pharmacy services prescription screening, screening is one important aspect of the assessment completeness and suitability of the prescription with the patient's condition. There are 3 sections of prescription screening, namely administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. Currently, the prevalence of polypharmacy continues to increase from year to year in all age groups, the largest group occurred in the age group of 10−19 years (9.1%), age group 60−69 years (7.2%), and age 70−90 years (8.6%). Polypharmacy prescriptions are vulnerable to Medication Errors and Drug Related Problems due to the use of more than 1 drug. The purpose of prescription screening in polypharmacy patients in this study was to prevent Medication Errors and Drug Related Problems which are prone to occur in patients with more than 5 concurrent medicine use. Prescription screening studies used a descriptive method retrospective of polypharmacy patient prescription data in 1 last month during the internship process. Prescription screening data shows that there are some discrepancies in administrative aspects such as doctor's stamp, doctor's signature, and patient's weight as well as clinical aspects such as drug interactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Friscilia Nindita Pamela
"Evaluasi kesesuaian pelayanan kefarmasian di apotek mulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai termasuk peracikan obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan pemberian obat (medication error). Pelayanan dan pengkajian resep di Apotek Roxy Biak aspek administratif, farmasetika, dan klinis serta pengelolaan sediaan farmasi di Apotek Roxy Biak mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan disertai stok opname yang dilakukan setiap hari, pemusnahan, pencatatan dan pelaporan telah memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan No. 73 Tahun 2016.

Evaluation of the suitability of pharmaceutical services in pharmacies starts with acceptance, checking availability, preparation of pharmaceutical preparations, medical devices and consumable medical materials including drug dispensing, inspection, delivery accompanied by provision of information. At each stage of the prescription service flow, efforts are made to prevent medication errors. The service and review of prescriptions at the Roxy Biak Pharmacy in administrative, pharmaceutical and clinical aspects also management of pharmaceutical preparations at the Roxy Biak Pharmacy starting from planning, procurement, receipt, storage with stock taking which is carried out every day, destruction, recording and reporting has met the requirements of Minister of Health Regulation No. 73 of 2016. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa
"ABSTRAK
Diabetes melitus adalah salah satu penyakit tidak menular yang menyebabkan 4% kematian di Indonesia. Efektivitas obat antidiabetes tipe 2 biasanya dilihat dari nilai HbA1c yang mencerminkan rata-rata glukosa darah pasien, glukosa darah 2 jam postprandial dan glukosa darah puasa. Terapi diabetes melitus tipe 2 memiliki berbagai pola terapi kombinasi. Terapi yang berbeda akan memberikan efektivitas yang berbeda pula. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas terapi kombinasi metformin-sulfonilurea dan metformin-akarbose terhadap parameter glikemik pasien diabetes melitus tipe 2 yaitu nilai HbA1c, glukosa darah 2 jam postprandial dan glukosa darah puasa. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif dengan pengumpulan data primer dan sekunder menggunakan teknik total population sampling. Data primer yang digunakan adalah hasil pengisian kuesioner dan data sekunder didapatkan dari rekam medis dan sistem informasi rumah sakit. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara responden yang menggunakan metformin-sulfonilurea dibandingkan dengan responden yang menggunakan metformin-akarbose terhadap perubahan nilai HbA1c (p value=0.060). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara metformin-sulfonilurea dan metformin-akarbose dengan nilai glukosa darah 2 jam postprandial akhir (p value=0.655) dan nilai glukosa darah puasa akhir (p value=0.460). Variabel olahraga mempengaruhi efektivitas metformin-sulfonilurea dan metformin-akarbose terhadap perubahan nilai HbA1c, variabel jenis kelamin terhadap perubahan nilai glukosa darah 2 jam postprandial dan variabel diet terhadap perubahan nilai glukosa darah puasa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah Tidak terdapat perbedaan bermakna pada perbandingan efektivitas antara terapi kombinasi metformin-sulfonilurea dan metformin-akarbose.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is an uninfectious disease that causes 4% of deaths in Indonesia. The effectiveness of type 2 antidiabetic drugs is usually seen from the HbA1c value that reflects the patient's average blood glucose, 2-hour postprandial blood glucose and fasting blood glucose. Type 2 diabetes mellitus therapy has various combination therapy patterns. Different therapies will provide different effectiveness. This study aims to compare the effectiveness of metformin-sulfonylurea and metformin-acarbose combination therapy on glycemic parameters of type 2 diabetes mellitus patients, namely HbA1c value, postprandial 2 hours blood glucose and fasting blood glucose. This research is a retrospective cohort study with primary and secondary data collection using purposive sampling technique. Primary data used are the results of filling out the questionnaire and secondary data obtained from medical records and hospital information systems. The analysis showed that there was no significant difference between respondents who used metformin-sulfonylurea compared with respondents who used metformin-acarbose to changes in the HbA1c value (p value=0.060). The analysis also showed that there was no significant relationship between metformin-sulfonylurea and metformin-acarbose with 2 hours postprandial blood glucose value (p value=0.655) and fasting blood glucose value (p value=0.460). Sports variable affects the effectiveness of metformin-sulfonylureas and metformin-acarbose on changes in HbA1c values, gender variable on changes in postprandial 2 hours blood glucose values and dietary variable on changes in fasting blood glucose values. The conclusion of this study is that the effectiveness comparison of metformin-sulfonylurea and metformin-acarbose combination therapy is not significant."
2019
T55013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Semiarto Aji Purwanto
"Persoalan kontak dengan kebudayaan asing pada sebuah masyarakat selalu menarik perhatian para ahli antropologi. Dalam thesis ini saya ingin rnenggambarkan bagaimana unsurunsur sistem medis Barat masuk dan dipergunakan secara luas dalam masyarakat kota di Indonesia. Jakarta saya pilih sebagai lokasi penelitian ini karena pertimbangan penduduknya yang relatif lebih terbuka dan memiliki kesempatan lebih banyak bergaul dengan kebudayaan Barat. Unsur sistem medis Barat yang saya amati adalah obat-obatan yang tersebar, dikenal dan dipakai masyarakat luas. Saya ingin menjelaskan bagaimana masyarakat menggunakan obat-obatan Barat dan mengadopsi sistem medis Barat namun penggunaan itu dilandasi oleh ide yang berasal dari sistem medis tradisional.
Sebagai suatu produk kebudayaan asing, obat seharusnya dipahami,dalam konteks yang tepat sehingga penggunaannya bisa memberikan hasil yang maksimal. Hasil penelitian saya menunjukkan pengetahuan mengenai obat-obatan Barat yang kurang sehingga bayangan kerugian akibat efek samping suatu obat berubah menjadi ancaman. Ditambah dengan kesadaran yang rendah terhadap pranata medis (Barat) yang baru serta tanggungjawab yang kurang, ancaman tersebut bukan mustahil menjadi nyata."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Drugs stagnation is an effect of poor logistics systems in the health services industry, partycularly at the Public Health Centre. This was evident as drug stagnation at the "Puskesmas Mentikan KOta Mojokerto" for the 2005 year is stated at 15,44%...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>