Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 56280 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S6982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tisa Febrini
"Sejak memasuki abad 20, dunia keija sudah tidak lagi hanya menjadi milik laki-laki. Jumlah wanita dewasa yang memiliki pekeijaan di luar rumah yang diupah semakin lama semakin meningkat, baik bagi mereka yang telah berkeluarga dan memiliki anak, maupun yang tidak. Saat ini wanita memiliki karir dianggap sebagai hal yang lumrah, namun peran mereka sebagai istri, ibu, dan pengurus rumah tangga tetap tidak dapat diabaikan. Bagi perempuan dewasa, pilihan untuk berkarir atau tidak bukanlah pilihan yang mudah. Masing-masing membawa konsekuansi yang besar terhadap kehidupan mereka selanjutnya. Pilihan apapun yang akhirnya diambil, didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan matang yang diperoleh melalui proses pembelajaran tentang bagaimana sebaiknya seorang perempuan dewasa menjalankan hidupnya. Hal ini diperoleh melalui proses sosialisasi tentang peran gender, terutama sosialisasi oleh keluarga sebagai pihak yang pertama kali menanamkan nilai dan norma pada individu. Status perkawinan turut memegang peranan yang penting bagi seorang wanita dalam menentukan apakah ia akan berkarir atau tidak. Penelitian yang dilakukan secara kualitatif mencoba menggambarkan proses dan isi sosialisasi keluarga tentang peran gender dan bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan dalam hal kari r. Wanita yang disosialisasikan nilai peran gender non-tradisional, dimana orangtua tidak membedakan perlakuan pada anak laki-laki dan perempuan, cenderung lebih memandang penting karir dan dibandingkan dengan wanita yang disosialisasikan nilai peran gender tradisional. Terdapat beberapa faktor dalam sosialisasi keluarga tentang peran gender yang berpengaruh terhadap keputusan yang diambil. Salah satunya adalah keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak dan pekerjaan rumah tangga, sebagai gambaran sikap peran gender yang non-tradisional. Selain itu, status pekerjaan ibu, keberhasilan ibu dalam menjalankan peran sebagai ibu dan pekerja, juga turut berpengaruh terhadap pilihan anak perempuan dalam hal karir."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S10587
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S6996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Naniek D. Handayani
"Manusia telah lama menyadari adanya ketimpangan jender yang berakibat timbulnya berbagai konflik peran jender. Faktor-faktor seperti keluarga, lingkungan sosial, pendidikan, pekerjaan, dan lainnya, turut andil dan berperan memacu timbulnya konflik peran jender tersebut. Permasalahan ini semakin kompleks manakala istri ingin mengaktualisasikan dirinya dan sukses dalam berkarir. Padahal disisi lain suami justru merasa tersisihkan karena waktu bagi keluarga (suami dan anak-anak) tersita oleh karir iitri. Salah satu penyebab dari timbulnya berbagai konflik keluarga yang serius, pada saat istri sukses dalam berkarir pada dekade belakangan ini adalah sikap negatif dan tidak mendukung dari suami. Namun demikian masih dibutuhkan suatu penelitian lebih lanjut untuk melihat seberapa jauh perbedaan sikap suami berdasar peran jendernya, terhadap istri yang berkarir. Sejalan dengan perkembangan waktu dan ilmu pengetahuan psikologi, muncul sebuah konsep 'androgin' yang popular se|ak tahun 1972 (Bern, 1974). Konsep androgin tersebut member! harapan kepada banyak orang khususnya para Istri yang berkarir untuk dapat keluar dari model peran jender yang bersifat pengkotak-kotakan dan dikotomis. Androgin merupakan hasil identifikasi peran jender sedemikian rupa sehingga di dalam diri seseorang terbentuk suatu kepribadian yang mempunyai karakteristik maskulin dan feminin dalam tingkat yang relatif tinggi. Dengan memiliki kepribadian androgin ini, seorang suami diharapkan tidak terlampau kaku dan bersikeras dengan model peran jendernya, yang dapat mengakibatkan adanya ketidakadilan jender antara suami dan istri. Dengan demikian, apakah dapat dikatakan, terdapat perbedaan yang signifikan dalam sikap suami berdasar peran jendernya, terhadap istri yang berkarer? Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 73 subyek. Karena peran jender suami pada penelitian ini dibagi men|adi dua kelompok yaitu karakteristik maskulin dan karakteristik androgin, maka dari keseluruhan subyek yang diteliti, didapatkan subyek dengan peran jender maskulln 30 dan androgin 43. Kesimpulan yang dihasilkan melalui 't-test' adalah "Terdapat perbedaan yang signifikan dalam sikap suami berdasar peran jendernya, terhadap istri yang berkarer"."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S2881
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Tasya Asiila Ramadhina
"Komunikasi keluarga memberikan dampak dalam meningkatkan pemahaman kesetaraan gender kepada anak-anak. Komunikasi keluarga memiliki corak yang berbeda dalam berbagai masyarakat sesuai dengan adat dan budaya masing-masing. Pada suku Minangkabau yang menganut sistem matriarki, corak tersebut bersifat istimewa. Apalagi jika dibandingkan dengan komunikasi keluarga pada beberapa suku lainnya seperti Batak, Korowai, dan Bugis. Posisi perempuan dan laki-laki dalam beberapa suku tersebut memberikan implikasi yang besar dalam adat kehidupan hingga turun temurun. Peran keluarga sebagai komunitas paling inti menjadi yang sangat berperan dalam pengarusutamaan gender. Peran keluarga tersebut perlu diperkuat agar dapat menjadi gerbang utama sebelum mencapai pengarusutamaan gender pada lapisan lainnya yaitu komunitas, organisasi, institusi, pemerintah, dsb.
Family communication has an impact in increasing gender understanding to children. Family communication has a different pattern in various societies according to their respective customs and cultures. In the Minangkabau tribe that adheres to a matriarchal system, this pattern is special. Particularly, when compared to family communication in several other tribes such as the Batak, Korowai, and Bugis. The position of women and men in some of these tribes has a great impact on traditional life for generations. The role of the family as the most core community has a very important role in gender mainstreaming. The role of the family needs to be achieved to become the main gate before gender mainstreaming in other layers, such as communities, organizations, institutions, government, etc.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Abdi Hakim
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8207
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>