Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116698 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yan Sumaryana
"ABSTRAK
Studi ini membahas hubungan antara variabel dependen orientasi pilihan pekerjaan (OPP) dengan variabel-variabel independen pandangan terhadap status pekerjaan (PSP), pandangan mengenai hakekat kerja (PHK), dan faktor-faktor yang dianggap paling menentukan dalam mendapatkan pekerjaan (FMP). Variabel dependen OPP mengungkapkan jenis-jenis pekerjaan yang diharapkan sebagai pilihan oleh responden penelitian, dalam hal ini adalah sebagian dari para siswa kelas 3 SMA Budi Bhakti Depok. Pekerjaan-pekerjaan tersebut dikelompokkan menja di tiga jenis menurut sektor pengelolaannya, yaitu pekerjaan pegawai negeri, karyawan swasta, dan wiraswasta. Pengelompokan itu bercirikan tinggi-rendahnya tingkat relativitas stabilitas, keteraturan dan kepastian dalam pendapatan dari gaji atau upah yang diperoleh, serta kedudukan dan jabatan yang dipegang. Urutan tingkat relativitas stabilitas, ketraturan dan kepastian itu dari tinggi ke rendah adalah pegawai negeri, karyawan swasta, dan wiraswasta. Variabel independen PSP menelaah pemikiran, perasaan dan isi hati, yang diwujudkan melalui pendapat responden penelitian mengenai hirarki atau tingkatan jenis-jenis pekerjaan yang ada dalam masyarakat, yang pada tingkatan umum tertentu secara normatif diatur atau dikendalikan oleh nilai-nilai dan norma-norma standar yang hidup di dalam masyarakat. Variabel independen PHK mengungkapkan pemikiran, perasaan dan isi hati, yang diwujudkan melalui pendapat responden penelitian mengenai arti dan tujuan bekerja. Sedangkan, variabel independen FMP menunjuk pada pemikiran, perasaan dan isi hati, yang diungkapkan melalui pendapat responden penelitian mengenai faktor-faktor apa saja yang di-. perlukan untuk memperoleh suatu pekerjaan yang diharapkan. Hipotesa dalam studi ini memperkirakan bahwa OPP merupakan fungsi (f) dari PSP, PHK, dan FMP (OPP f(PSP,PHK,FMP)). Dengan kata lain, orientasi pilihan pekerjaan merupakan hasil (output) dari pandangan terhadap status pekerjaan, pandangan mengenai hakekat kerja, dan faktor-faktor yang dianggap paling menentukan dalam mendapatkan pekerjaan. Untuk membuktikan hipotesa tersebut dipergunakan dua uji statistik. Pertama, uji statistik chi-square/khi-kuadrat (X2(D.F.) den6an alpha 0.05 (5%) 95% (X2 , atau interval kepercayaan ). Kedua, uji statistik berdasarkan koefisien korelasi pangkat D menurut Somers, untuk mengukur kekuatan hubungan yang tak siraetrik antara dua variabel yang berskala ordinal. Berdasarkan dua uji statistik itu atas data hasil penelitian, hipotesa dapat diterima; meskipun perlu disertai beberapa catatan. Hasil penelitian menunjukkan, dalam hubungan antara variabel dependen OPP dengan variabel independen PSP, hanya sebagian variabel independen PSP, yaitu pandangan mengenai jenis pekerjaan paling ideal yang memiliki signifikansi untuk. X2 terhadap variabel dependen OPP. Sedangkan sebagian variabel inde- 0.95 penden PSP lainnya, yaitu pandangan mengenai jenis pekerjaan paling dihormati serta berkedudukan tinggi dalam masyarakat, tidak 2 memiliki signifikansi untuk X penden OPP. Pandangan mengenai jenis pekerjaan paling dihormati serta berkedudukan tinggi dalam masyarakat, cenderung tidak berhubungan dengan OPP. Variabel independen PSP hanya bisa diartikan sebagai pandangan mengenai jenis pekerjaan paling ideal, apabila hendak dilihat hubungannya terhadap variabel dependen OPP. Hubungan atau korelasi antara kedua variabel tersebut cukup kuat; hampir 0.6 berdasarkan koefisien korelasi pangkat D menurut Somers. Semakin dipandang ideal suatu jenis pekerjaan, maka pekerjaan tersebut cenderung semakin diharapkan sebagai pilihan. Hubungan antara variabel dependen OPP dengan variabel independen PHK, dan hubungan antara variabel dependen OPP dengan variabel independen FMP, juga signifikan untuk x2 0.95* Akan tetap kedua hubungan tersebut korelasinya kurang kuat; masing masing hanya 0.2 berdasarkan koefisien korelasi pangkat D menurut Somers. Semakin tinggi PHK, dan semakin tinggi FMP, dalam arti semakin banyak faktor-faktor yang dianggap menentukan dalam mendapatkan pekerjaan, maka cenderung mengharapkan jenis pekerjaan dengan tingkat stabilitas yang relatif semakin rendah sebagai pilihan."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Jane Savitri
"Adversiry Quotient adalah kemampuan individu untuk berespon terhadap kesulitan yang didasari oleh keempat dimensinya yaitu kontrol, Ownership, Reach dan Endurance
(Stoltz, 1997). Advemily Quonenr rnemberikan pcmahaman baru mengenai apa yang diperlukan siswa untuk mencapai kesukscsan , terutama bagi peningkatan kemampuan
untuk mengatasi hambatan 31811 keaulitan yang dihadapi dalam proses pendidikan maupun tantangan kehidupan . `
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang timbul dengan menguji
tiga hipotesis. Metode penelitian yang digunakan yaitu korelasi. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi ( sumbangan yang bermakna ) dari Orientasi Masa Depan dalam bidang pcndidikan dan iklim kelas baik secara bersama-sama
maupun tersendiri atau parsial terhadap Adversify Qumienr siswa, besamya sumbangan yang bermakna tersebut.
Sampel penelitian adalah siswa kelas dua SMUK 2 BPK Penabur Bandung
sebanyak 169 orang. Alat ukur yang digunakan adalah Adversiry Quorienr yang diadaptasi oleh Lesmawati , dari alat ukur yang dikembangkan oleh Stoltz, Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan hasil modifikasi Victoriana dari tcori Nurmi, dan iklim kelas yang dimoditikasi bcrdasarkan skala iklim kelas dari Trickett dan Mons. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi Multiple Regression dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Orientasi Masa Depan dalam bidang
pendidikan memberikan sumbangan yang bermakna terhadap Adverxi/y Quolienr, bcrbeda dengan iklim kelas yang tidak memberikan sumbangan bermakna terhadap Advenviry Quolienl Namun secara bcrsama-sama , Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan
dan iklim kelas masih membcrikan sunibangan bcmnakna terhadap Adversity Quotient.
Berdasarkan pengolahan Iebih lanjut diperoleh hasil bahwa aspek perencanaan dan evaluasi dari Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan membcrikan sumbangan bermakna
terhadap dimensi conrrol, ownership dan endurance dari Adversily Quorienl , sedangkan dimensi Involvement dan Teacher Comm! memberikan sumbangan bemakna bagi dimensi control , owncrzv/tip dan reach dariadversity Quntient
Saran yang dibcrikan pada sekolah adalah berusaha untuk mengembangkan ketiga aspek Orientasi Masa Depan dalam bidang pendidikan secara berkesinambungan dan membekali guru dengan pemahaman /hlvenwry Qfmfiem dan mcrancang aktivitas kelas yang memfasilitasi siswa untuk tcrlibal dan berpartisipasi aktiff Sclain ilu guru berupa unluk
lebih banyak menekankan pengalaman-pcngalaman keberhasilan siswa daripada pengalaman-pengalaman kegagalan mcreka agar keyakinan diri siswa dalam mencapai keberhasilan semakin meningkat.
Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan pula untuk melakukan penulitian mengenai Adversiry Quorien/ pada setting pendidikan yang lain dengan cakupan yang lebih luas. Selain ilu yang dapat ditclili variabcl-variabci Iain yang mungkin mempengaruhi
Adversity Quorienr seperti pengaruh-pcngaruh dari orang tua, guru, teman sebaya dan orang-orang yang memiliki peran penting selama masa kanak~kanak , sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih komprehensif tentang Adversity Quurient."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Emil Mukti
2004
S3355
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa. Pada masa transisi ini, banyak stressor yang mempengaruhi sehingga lebih mudah stres dibandingkan dengan masa perkembangan yang lain. Menghadapi ujian nasional merupakan suatu hal yang dapat menyebabkan terjadinya stres yang menimbulkan rasa cemas yang berbeda-beda tingkatannya. Dalam menghadapi hal tersebut remaja membutuhkan koping. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kecemasan dan mekanisme koping yang digunakan siswa kelas 3 SMA daIam menghadapi ujian nasional. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2008 di SMA. Negeri 13 Jakarta. Desain penelitian deskriptif korelatif untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan koping menghadapi ujian nasional pada siswa kelas 3 SMA. Teknik pengambilan sampel metode simple random sampling sejumlah 69 responden. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini yaitu tingkat kecemasan pada 67 responden (97,1%) dalam menghadapi ujian nasional adalah rendah hingga sedang. Koping yang dilakukan 39 responden (56,52%) dalarn menghadapi ujian nasional adalah konstruktif. Ada hubungan yang lemah antara tingkat kecemasan dengan koping dalam menghadapi ujian nasional, yaitu 0,023. Arahnya negatif yaitu semakin rendah tingkat kecemasan semakin baik koping yang digunakan. Namun, hubungan yang terjadi tidak signifikan karena p=1,000 dengan alpha 0,05. Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=1,310, artinya tingkat kecemasan yang rendah mempunyai peluang 1,31 kali meoniliki koping konstruktif. Peneliti merekomendasikan agar pihak sekolah dan orangtua siswa memperhatikan kecemasan dan koping yang terjadi pada siswa."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5695
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haryono
"Penelitian ini berangkat dari pemikiran bahwa masa remaja merupakan persiapan memasuki masa dewasa dan remaja adalah unsur generasi penerus bangsa, sehingga pembinaan dan pengembangannya perlu ditingkatkan keefektifannya. Di sisi lain remaja sebagai individu yang sedang dalam suatu tahap perkembangan dari rentang hidupnya, memiliki karakteristik yang menuntut pengertian dan perlakuan tersendiri dari semua pihak yang berhadapan dengannya. Untuk itu pemahaman mengenai remaja merupakan hal yang sangat mendasar atau esensial. Dengan dasar pemahaman yang komprehensif diharapkan usaha pembinaan dan pengembangan remaja tersebut dapat berhasil dengan lebih baik, yaitu terciptanya genarasi penerus yang berkualitas dan orang-orang dewasa yang matang dan mandiri.
Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara tingkat aspirasi, ketepatan pilihan bidang pekerjaan, dan Sikap terhadap sekolah pada remaja, bagaimana hubungannya dengan status sosial ekonomi orang tua, mengingat keluarga masih merupakan lingkungan utama bagi remaja pertumbuhan dan perkembangan remaja masih belum terlepas dari pengaruh orang tua. Berdasarkan kajian teori diajukan enam hipotesis untuk dibuktikan kebenarannya. Penelitian dilakukan pada remaja akhir dengan rentang usia antara 17 hingga 22 tahun, yaitu siswa kelas tiga SMA Negeri I, III, dan IX di Kodya Semarang - Jawa Tengah tahun ajaran 1991/1992. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1. Ditinjau dari tingkat_aspirasi, ketepatan pilihan bidang pekerjaan, dan sikap terhadap sekolah, remaja (khususnya di Kodya Semarang) pada umumnya belum memiliki persiapan yang memadai untuk memasuki masa dewasa. Hereka mamiliki tingkat aspirasi yang cukup tinggi untuk dimensi cita-cita dan hasrat, tetapi sedang untuk dimensi ketetapan hati, ketepatan pilihan bidang pekerjaan dalam kualifikasi cukup, dan sikap yang positif terhadap sekolah sebagai lembaga pendidikan. 2. Tingkat aspirasi dan ketepatan pilihan bidang pekerjaan secara signifikan berhubungan dengan sikap terhadap sekolah, tetapi antara tingkat aspirasi dan ketepatan pilihan bidang pekerjaan tidak menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan. 3. Di antara ketiga aspek perkembangan (variabel) yang diteliti, hanya tingkat aspirasi yang masih menunjukan adanya hubungan seoara signifikan dengan status sosial ekonomi orang tua (hasil analisis Korelasi Sederhana). Tetapi setelah dilanjutkan dengan analisis Korelasi Parsial, ketiganya tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan. Selanjutnya dengan hasil temuan itu diajukan saran agar ditingkatkan nsaha menumbuhkembangkan tingkat aspirasi, ketepatan pilihan bidang pekerjaan, dan sikap terhadap sekolah pada renaja, dengan mengembangkan situasi dan kondisi yang memungkinkan ketiga aspek itu dapat berkembang secara optimal. Perlu dilakukannya penelitian lanjutan dengan memperluas jangkauan sampel penelitian, menggnnakan alat ukur yang lebih standar, dan metode pengumpulan data sacara terpadu, Serta dimanfaatkannya hasil penelitian ini sebagai salah satu bahan masukan dalam upaya pembinaan dan pengembangan remaja lebih lanjut."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Ashilla Zahrantiara
"Konsumsi buah dan sayur di Indonesia masih terbilang sangat rendah. Kelompok usia remaja ditemukan sebagai salah satu yang paling rendah konsumsi buah dan sayurnya, hal tersebut akan berdampak terhadap peningkatan risiko menderita penyakit tidak menular di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi konsumsi buah dan sayur serta berbagai faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa/i SMA Negeri 3 Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan dilakukan pada bulan Maret – Mei 2021. Responden pada penelitian ini berjumlah 124 orang yang dipilih dengan metode quota sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan formulir food record secara mandiri oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 79,8% responden masih kurang konsumsi buah dan sayur (<400 gram/hari). Analisis bivariat dengan uji chi-square diketahui terdapat perbedaan proporsi konsumsi buah dan sayur berdasarkan preferensi (p-value = 0,032; OR = 3,086), pengaruh orang tua (p-value = 0,001; OR = 10,824), ketersediaan buah dan sayur (p-value = 0,009; OR = 4,250), dan kebiasaan sarapan (p-value = 0,016; OR = 3,490). Berdasarkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik berganda ditemukan bahwa pengaruh orang tua merupakan faktor paling dominan dalam mempengaruhi konsumsi buah dan sayur pada siswa/i SMA Negeri 3 Depok (OR = 7,075).

Consumption of fruit and vegetables in Indonesia is still relatively low. Adolescents are found as one of the age group with lowest consumption of fruit and vegetables, that may increase the risk of non-communicable diseases in the future. This study aims to determine the proportion of fruit and vegetables consumption and factors that associated with fruit and vegetable consumption among students in SMA Negeri 3 Depok. This study used cross sectional design and was conducted in March until May 2021. Respondents in this study consisted of 124 students that selected by using quota sampling. Data was collected by self-administered online questionnaires and food record form. Results of this study indicate that there are 79,8% of respondents consume less fruit and vegetables (<400 grams per day). Bivariate analysis with chi-square test shows that there are differences in the proportion of fruit and vegetable consumption based on preferences (p-value = 0,032; OR = 3,086), parental influence (p-value = 0,001; OR = 10,824), fruits and vegetables availability (p-value = 0,009; OR = 4,250), and breakfast habits (p-value = 0,016; OR = 3,490). Based on multivariate analysis with multiple logistic regression test are found that parental influence became the dominant factor that associated with fruit and vegetables consumption among students in SMA Negeri 3 Depok (OR = 7,075). "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>