Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Presilia Prihastuti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai ragam banmal yang dikenal sebagai ragam nonhonorifik
di dalam bahasa Korea. Secara spesifik, skripsi ini membahas tentang
penggunaannya di kalangan mahasiswa dengan mengambil studi kasus mahasiswa
junior. Penggunaan ragam banmal itu sendiri merupakan penggunaan ragam
banmal dari mahasiswa junior kepada mahasiswa senior dan kepada teman satu
angkatannya. Penelitian ini adalah penelitian sosiolinguistik yang
menghubungkan penggunaan ragam bahasa banmal dengan faktor-faktor nonlinguistik
yang terbagi menjadi faktor sosial dan faktor situasional.

ABSTRACT
The focus of this study is about banmal which is known as a non-honorific speech
in Korean language. The aim of this study is to explain about the using of banmal
among Korean students especially by taking the case study on students in lower
grade. The using of banmal itself describe the using from junior students to senior
and other students in same year. This is a sociolinguistic study which is relating
the using of banmal to non-linguistic aspects which consisted of social aspect and
situasional aspect.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1796
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Rizka Azhara
"Studi literatur ini bertujuan untuk menelaah tingkat tutur bahasa Korea yang difokuskan pada bentuk penghormatan terhadap subjek. Pertanyaan penelitian yang diangkat adalah bagaimana tingkat tutur penghormatan terhadap subjek diwujudkan dalam bahasa Korea. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan dengan menggunakan bahan dan koleksi perpustakaan untuk mendapatkan data. Dari hasil studi literatur ini dapat disimpulkan bahwa tingkat tutur penghormatan terhadap subjek memiliki empat elemen (실현 요소) yang dapat digunakan untuk menandakan penghormatan, yaitu praakhiran (선어말어미), penanda subjek (주격 조사), afiks (접사), dan kata khusus (특수 어휘). Selain itu, ada pengecualian untuk penghormatan terhadap subjek yang disebut dengan abjonbeob (압존법). Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi acuan bagi pemelajar bahasa Korea sebagai bahasa asing untuk memahami tingkat tutur bahasa Korea lebih dalam.

This literature study aims to scrutinize speech levels in the Korean language, with a specific focus on the expressions of subject honorification. The research question in this study is how subject honorification is manifested in the Korean language. To address that, this study employs a literature review method, utilizing materials and collections from the library to gather data. From the literature study result, it can be concluded that subject honorification encompasses four elements (실현 요소) that can be utilized to signify respect, namely pre-final ending (선어말어미), subject marker particle (주격 조사), affix (접사), and special vocabulary (특수 어휘). Additionally, there is an exception to subject honorification, referred to as abjonbeob (압존법). This study is expected to serve as a reference for Korean learners as a foreign language, enabling them to gain a deeper understanding of the levels of speech in the Korean language."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuris Alfa Toni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan kalimat honorifik bahasa Korea, menemukan kesalahan yang paling dominan dan memaparkan faktor-faktor penyebab kesalahan tersebut. Rumusan pertanyaan penelitian ini bagaimanakah jenis-jenis kesalahan kalimat honorifik yang dilakukan oleh pemelajar Indonesia? Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif, dengan menggunakan instrumen angket tes sebagai teknik pengumpulan data. Angket tes berisi 20 pertanyaan yang terbagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama untuk memperoleh data penggunaan kalimat honorifik penghormatan terhadap subjek kalimat. Bagian kedua untuk memperoleh data penggunaan bentuk kalimat honorifik pernghormatan terhadap mitra tutur. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea Universitas Indonesia angkatan 2016 dan 2017 dengan sampel sebanyak 76 orang. Data dianalisis dan diklasifikasikan berdasarkan jenis kesalahan berdasarkan teori Dulay (2013). Hasil penelitian menunjukkan, ditemukan 713 data kesalahan. Kesalahan kalimat honorifik penghormatan terhadap subjek kalimat ditemukan sebanyak 408 (57%) kesalahan dan kesalahan kalimat honorifik penghormatan terhadap mitra tutur sebanyak 305 (43%) kesalahan dari total data kesalahan. Sementara, dari hasil identifkasi dan klasifikasi jenis kesalahan, ditemukan tiga jenis kesalahan dari lima kesalahan berdasarkan teori Dulay. Jenis kesalahan tertinggi yang ditemukan adalah kesalahan `salah bentuk` (misformation), sebanyak 346 (49%), jenis kesalahan tertinggi kedua adalah `pengurangan` (omission) sebanyak 325 (46%), dan jenis kesalahan terendah adalah `penambahan` sebanyak 17 (2%) dari total data kesalahan. Jenis kesalahan `salah urutan` (misodering) dan pemaduan (blends) tidak ditemukan. Kesalahan tersebut bisa terjadi diakibatkan karena kurangnya pemahaman penggunaan unsur pembentuk kalimat honorifik dan faktor-faktor lainnya.

This research aims to identify the types of errors in Korean honorific sentences, find the most dominant errors and explain the factors that cause these errors. This research answers the following question, that is what are the types of honorific sentence mistakes made by Indonesian students. This research uses qualitative and quantitative methods by using a questionnaire in the form of a test to collect the data needed. The test consists of 20 questions which divided into 2 parts. The first part is to focus on the use of honorific sentences in sentences` subject. The second part is to focus on the use of honorific sentences used by speakers. The population in this research is students of Korean Language and Culture major, Universitas Indonesia batch 2016 and 2017 with 76 people as the sample. Data were analyzed and classified according to Dulay`s (2013) the type of error theory. The results show that there are 713 errors in the data, 408 (57% of total data) errors are in the use of subject honorification and 305 (43% of total data) errors in the use of addressee-related honorification . Meanwhile, based on types of error identification and classifications, there are three types of errors out of Dulay`s five types of errors found in the data. The most common type of error is 'misformation' error, which is 346 (49%), the second is `omission` 325 (46%), and the last is `addition` with the number 17 (2%) of the total error data. The type of error `wrong order` (misordering) and blends were not found. The error can occur due to a lack of understanding of using the elements to form the honorific sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Ningsih
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai sistem honorifik dalam bahasa Korea yang dibatasi pada bentuk penghormatan terhadap subjek (subject honorification), mitra tutur (addressee-related honorific), dan objek (object honorification). Penelitian dilakukan dengan metode tinjauan pustaka dan menggunakan pendekatan kualitatif. Dari hasil tinjauan ditemukan bahwa honorifik terhadap subjek ditandai dengan partikel subjek -께서[kkésô] dan penanda honorifik 시 [si]; honorifik terhadap mitra tutur ditandai dengan pemakaian akhiran kalimat (ending) yang berbeda-beda sesuai tingkat ragam dan jenis kalimatnya; dan honorifik terhadap objek ditandai dengan partikel objek ?께 [kké] dan verba khusus.

ABSTRACT
The focus of this study is to discuss about the Korean honorific system constrained to the form of subject honorification, addressee-related honorific, and object honorification. This study is using a literature-review method and qualitative approach. In conclusion, it found that subject honorification can be identified by the use of subject particle -께서[kkésô] and honorific marker 시 [si]; while addressee-related honorific can be identified by the use of variant ending according to the speech level and sentence-style; and object honorification can be identified by the use of object particle ?께 [kké] and some special honorific verb."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1771
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pujangga Wisnu Murti
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh brand ambassador asal Korea Selatan sebagai strategi pemasaran yang dapat menggiring masyarakat pada suatu situasi pembelian produk secara berlebihan di kalangan mahasiswa Universitas Indonesia. Kondisi ini berkembang karena melihat potensi konsumen yang ada. Ditambah penikmat budaya Korea yang cukup banyak dari berbagai kalangan, membuat produsen menggunakan strategi yang memanfaatkan minat dari konsumennya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan pengaruh brand ambassador Korea bagi masyarakat serta mengetahui faktor yang mendasari pembelian produk yang dipromosikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dalam bentuk deskriptif. Dengan menggunakan metode purposive sampling dipilih sembilan orang narasumber. Selanjutnya dari narasumber yang sudah dipilih, informasi dihimpun dengan teknik wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor budaya dan faktor psikologis menjadi faktor yang paling memengaruhi perilaku konsumen di kalangan mahasiswa. Selanjutnya pengaruh dari brand ambassador Korea pada produk instan di Indonesia bagi mahasiswa hanya bersifat impulsif dan tidak berlangsung dalam waktu yang lama, sehingga tidak memengaruhi perubahan gaya hidup. Kondisi ini dipengaruhi oleh kualitas produk yang ditawarkan, kebutuhan terhadap produk, serta minatnya terhadap selebritas yang menjadi brand ambassador.

This study discusses the influence of brand ambassador from South Korea as a marketing strategy that can lead people to a situation of excessive product purchase among students of the Universitas Indonesia. This condition thrives by looking at the potential existing consumers. Plus, there are quite a lot of Korean culture connoisseurs from various circles, making producers use strategies that take advantage of the interest of consumers. The purpose of this study is to describe the influence of Korean brand ambassador have for the community and to find out the factors underlying the purchase of the promoted product. This study uses qualitative method in descriptive form. By using purposive sampling method, selected nine speakers. From the selected speakers, information is collected by using interview technique. The results of this study indicate that cultural and psychological factors influences consumer behavior the most among students. The influence of Korean brand ambassador on instant product for Indonesian students is only impulsive and does not last for a long time, hence it does not affect lifestyle changes. This condition is influenced by the quality of the products offered, the need for products, and interest in celebrities as brand ambassador."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Triana Dewi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai kesalahan ejaan dan tata bahasa Korea pada karangan yang dibuat oleh 35 mahasiswa Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea Universitas Indonesia angkatan 2013/2014. Penelitian ini menggunakan analisis kesalahan berbahasa dan metode campuran dengan mendiskripsikan jenis kesalahan ejaan dan tata bahasa dari data kuatitatif yang didapat. Sumber penelitian ini diambil dari soal ujian TOPIK (Test of Profiency in Korean). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan berbahasa Korea terjadi pada kesalahan ejaan vokal, konsonan, dan susunan kata, serta kesalahan tata bahasa yakni pada partikel, final ending, kala, dan struktur.

ABSTRACT
The topic of this paper is Korean Grammar and Spelling Errors of writing examination result which was made by 35 Korean Studies Students of the academic year of 2013/3014 of the University of Indonesia. This research is using language error’s analysis, and also using mix method by describing types of grammar and spelling errors from the qualitative data that was got. This sources in this research is taken from writing case of TOPIK (Test of Profiency in Korea). The result of this reseach shows that spelling error is occured on vowel and consonant writing, word formation, and also occurred in grammar, such as Korean particle using, final ending, tenses , and the structure of sentence."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S56258
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Ji Hyun
"Penelitian ini berusaha menginvestigasi fenomena code switching yang dilakukan oleh penutur asli bahasa Korea dan mahasiswa program studi Korea di FIB UI. Data yang digunakan dalam penelitian menunjukan bahwa code switching dalam bahasa Korea mengkonstruksi hirarki sosial dan memberikan pengaruh kepada mitra tutur. Penelitian ini didasarkan pada observasi code switching pada situasi tertentu dengan melihat tuturan objek penelitian dan situasi yang dibuat sedemikian rupa dalam bahasa Korea. Penelitian ini turut menunjukan bahwa bahasa tidak hanya alat untuk berkomunikasi tetapi juga untuk mencerminkan sebuah kebudayaan. Lebih jauh, penelitian ini membuktikan bahwa code switching yang dilakukan oleh penutur Indonesia yang berbicara bahasa Korea menyimpulkan bahwa bahasa merupakan sarana untuk bersosialisasi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa Indonesia yang mengambil program studi bahasa dan kebudayaan Korea melakukan code switching dalam bahasa Korea sehingga mereka dapat meningkatkan solidaritas kepada mitra tutur yang merupakan orang Korea asli. Hal ini dilakukan karena mereka berusaha untuk merasa lebih dekat dengan penutur Korea asli. Bahasa Korea dapat digunakan untuk mengidentifikasi derajat otoritas penuturnya sehingga mahasiswa program studi Korea tersebut memperoleh pengetahuan hirarki sosial di dalamnya.

This paper demonstrates the functions of code switching which took place in FIB UI between Korean natives and Korean Language and Culture course students. The data discussed here suggests that code switching for Korean language, in this setting, constructs the social hierarchies and accommodates the addressee. This paper uses the situation-related code switching theory to examine the participants’ utterances and the particular situations in which the use of Korean language is identified. The paper also shows that language is not only a tool for communication but also conveys a culture. Moreover, it demonstrates how the interlocutors’ code switching from Indonesian to Korean language serves as a socializing tool. The result of this analysis is that many Korean Language and Culture course students, as the Indonesian natives, do the code switching to Korean language, so they can improve close solidarity with the addressees, who are the Korean natives. They can also accommodate these addressees, so they can feel comfortable talking with them. Korean language is properly used to invoke figures of authority, so the Korean Language and Culture course students can get the social hierarchies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Septa Ariani
"Para pekerja Korea Selatan terkenal akan etos kerja mereka yang tinggi. Etos kerja yang tinggi tersebut telah mengantarkan Korea Selatan dapat berdiri sejajar dengan raksasa ekonomi dunia seperti Jepang, Cina dan Amerika Serikat. Kesuksesan Korea Selatan dalam bidang ekonomi yang diikuti dengan kemajuan di berbagai bidang lainnya kian memunculkan tanda tanya dan keingintahuan di kalangan masyarakat dunia. Kunci dibalik kesuksesan Korea Selatan tersebut dapat diamati secara jelas melalui etos kerja sinbaram yang sudah menjadi bagian dari nilai yang mereka anggap ideal dalam menjalani kehidupan. Etos kerja inilah yang pada akhirnya menjadi kharakteristik dari masyarakat Korea Selatan dan terus mereka pertahankan sebagai nilai dan budaya yang ideal.

South Korean workers have a good reputation for their high work ethic. That high work ethic has brought South Korea stand firmly among world giant economics such as Japan, China and the United States. South Korea?s achievement in economic sector which is followed by another various sectors has lifted some questions and curiosity into surface from the rest of the world. The key success behind South Korea?s achievement can be observed very clearly from sinbaram work ethic that has been becoming part of values they regarded as ideal through their way of live. This work ethic eventually became characteristic of South Korea?s society which they continue to maintain it as ideal value and culture."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Errdiansha Ibaraki Haryono
"Penelitian ini membahas tentang kesalahan penggunaan akhiran konjungsi -aseo/-eoseo (-아서/- 어서) dan -(eu)nikka (-(으)니까) pada angket yang telah diisi oleh 87 mahasiswa prodi Korea Universitas Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesalahan penggunaan akhiran konjungsi kausal -aseo/-eoseo (-아서/-어서) dan -(eu)nikka (-(으)니까) yang dilakukan oleh mahasiswa prodi Korea Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif sekaligus menggunakan hasil isian angket yang disebar secara daring sebagai bahan analisis. Data yang telah didapat kemudian dihitung jumlah dan dikategorikan berdasarkan jenis kesalahannya dengan menggunakan teori analisis kesalahan berbahasa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kesalahan tertinggi yang dilakukan oleh mahasiswa prodi Korea Universitas Indonesia baik dalam akhiran konjungsi -aseo/-eoseo (-아서/-어서) maupun - (eu)nikka (-(으)니까) adalah kesalahan substitusi, diikuti dengan kesalahan pengurangan dan terakhir kesalahan penambahan. Selain itu, diketahui bahwa jumlah kesalahan penggunaan akhiran konjungsi -aseo/-eoseo (-아서/-어서) lebih rendah dibanding jumlah kesalahan penggunaan akhiran konjungsi -(eu)nikka (-(으)니까).

This research discussed about causal conjuction connective ending -aseo/-eoseo (-아서/-어서) and -(eu)nikka (-(으)니까) on a questionnaire filled out by 87 Korean studies‟s student Universitas Indonesia. This study aims to analyze the error of using causal conjunction connective ending -aseo/-eoseo (-아서/-어서) and -(eu)nikka (-(으)니까) done by Korean studies‟s student Universitas Indonesia. This study uses both quantitative and qualitative methods as well as using the results of questionnaires that are distributed online as material for analysis. Data that has beenobtained are then calculated and categorized based on the type of error using language error analysis theory. The result of this study indicate that the highest type of error made by Korean studies‟s student Universitas Indonesia both in the conjunction connective ending -aseo/-eoseo (- 아서/-어서) and -(eu)nikka (-(으)니까) using is a substitution error, followed by omission error and lastly addition error. In addition, it is known that the number of errors in the using of conjunction connective ending -aseo/-eoseo (-아서/-어서) is lower than the numbers of errors in the using of conjuncion connective ending -(eu)nikka (-(으)니까)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rosyada
"Kopi merupakan salah satu minuman yang telah dikenal secara mendunia termasuk di Korea Selatan. Rutinitas minum kopi masyarakat Korea Selatan sudah membentuk sebuah kebiasaan yang kemudian menjadi sebuah budaya minum kopi di Korea Selatan. Baik laki-laki maupun perempuan mempunyai kebiasaan yang berbeda apabila mengaitkan budaya minum kopi dengan diferensiasi gender. Perbedaan kebiasaan tersebut akankah tetap berbeda, apabila individu Korea berada di luar Korea Selatan, seperti mahasiswa Korea di Universitas Indonesia.  Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas diferensiasi gender pada budaya minum kopi ditinjau dari studi habitus dan lingkungan. Penulis menggunakan metode kualitatif dengan meggunakan tinjauan pustaka dari buku, jurnal, situs internet, pengambilan data berupa kuesioner , dan melakukan wawancara kepada  mahasiswa Korea di Universitas Indonesia sebagai sample dari individu Korea yang berada di luar Korea Selatan. Hasil penilitan ini menunjukkan gender dapat mempengaruhi kebiasaan seseorang dalam menjalani budaya minum kopi, khususnya saat berada di Korea Selatan. Akan tetapi, saat individu tersebut berada di luar Korea, kebiasaan yang dilakukan akan menyesuaikan dengan lingkungan baru yang ada.
Coffee is one of the famous drinks that have been known worldwide, incluiding South Korea. Coffee drinking routine by South Korean people become a habit and later formed a coffee culture in South Korea. Both men and women have different habits when connecting coffee culture with gender differentiation. The difference in coffee drinking habits will remain the same or not, if  South Korean people live outside South Korea, such as Korean Scholars in University of Indoneisa. Therefore, the author is interested in how gender differentiation in coffee culture by point of view from habitus and field theory concept by Pierre Boudieu. The author uses qualitative methods by using books, journals, internet sites, giving a questioner, and interview a Korean Scholar in University of Indonesia for data collection. Korean Scholar in University of Indonesia will become author sample, as Korean people who live outside South Korea. The result of this paper shows that gender differentiation can affect a person when doing a coffee culture, especially in South Korea. However, when a South Korean people lives outside their country like in Indonesia, their habit will adapt to the new environment."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>