Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153281 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marlan Akip
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1991
S6187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims to find out the causes and processes of society support for its member but this is not to support something positive like in general, but the supporting society of its member who works as pickpocket on Jabodetabek train. In an effort to get the results of research in accordance with its objectives, the researcher using qualitative research methods. This study set in a village on suburb of Depok. The results of this research is: First, pointed out that the perpetrators and residents in village x has low socio-economic characteristics as well as having a strong social cohesion. Second, the existence of the support provided by the society to the prepetrator in the form of letting, acceptance and protection. This happens through a support process in which the society that located in lower socio-economic form a cultural framework that is legal cynicism. Here we can also see that the perpetrator retains the values of kindness shown to their family and the society of X village."
[Departemen Kriminologi. FISIP UI, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Steviana
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebab-sebab dan proses pendukungan suatu masyarakat kepada warganya tetapi pendukungan ini bukan kepada sesuatu yang bersifat positif seperti pada umumnya, namun pendukungan masyarakat terhadap warganya yang berprofesi sebagai pencopet di KRL Jabodetabek. Dalam upaya untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan tujuannya, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif. Studi ini berlatar di sebuah kampung di daerah pinggir kota Depok. Informan diambil berdasarkan teknik snowball sampling dari informan kunci ke informan-informan lainnya yang dibagi menjadi empat pihak, yaitu warga kampung x, pelaku, tokoh masyarakat dan pemuda, serta institusi formal.
Hasil penelitian ini, pertama menunjukkan bahwa para pelaku pencopetan dan warga di kampung x memiliki karakteristik sosio-ekonomi yang lemah serta memiliki kohesivitas sosial yang kuat. Kedua, adanya dukungan yang diberikan oleh masyarakat terhadap pelaku pencopetan baik dalam bentuk pembiaran, penerimaan maupun perlindungan. Pendukungan ini terjadi melalui suatu proses yang mana masyarakat yang berada dalam kondisi sosial ekonomi rendah membentuk suatu kerangka budaya yaitu sinisme hukun. Sinisme hukum ini terjadi karena masyarakat sudah tidak percaya bahwa pemerintah dan hukum bisa membuat mereka sejahtera, karena itulah mereka memilih untuk melakukan pencopetan, dan karena pencopetan tersebut memberi manfaat kepada masyarakat baik secara sosial maupun ekonomi, maka akhirnya tindakan pencopetan ini mendapatkan dukungan dari masyarakat.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat kampung x memiliki keterikatan sosial yang kuat. Mereka saling berbagi nilai-nilai termasuk sinisme hukum. Tindakan pencopetan yang dilakukan oleh warga di kampung x memberikan manfaat kepada warga sehingga warga memberikan pendukungan terhadap para pelaku pencopetan. Di sini dapat kita juga dapat melihat bahwa pelaku pencopetan tetap memiliki nilai-nilai kebaikan yang diakui oleh masyarakat dominan yang ditunjukkan kepada keluarga dan warga kampungnya.

This research aims to find out the causes and processes of society support for its member but this is not to support something positive like in general, but the supporting society of its member who works as pickpocket on Jabodetabek train. In an effort to get the results of research in accordance with its objectives, the researcher using qualitative research methods. This study set in a village on suburb of Depok. The informant was taken on the basis of snowball sampling technique from the gatekeeper to other informants are divided into four parts, namely x villagers, prepetrator, community and youth leaders, as well as formal institutions.
The results of this research is first, pointed out that the perpetrators and residents in village x has low socio-economic characteristics as well as having a strong social cohesion. Second, the existence of the support provided by the society to the prepetrator in the form of letting, acceptance and protection. This happens through a support process in which the society that located in lower socio-economic form a cultural framework that is legal cynicism. This legal cynicism happens because the society already do not believe that the government and the law could make them prosperous, that is why they choose to do pickpocket, and because it is benefitial for the society both socially and economically, then finally this criminal act had the support of the society.
From the results of the research, then it can be concluded that the society of X village has a strong social ties. They share values including the legal cynicism. Pickpocket taken by the residents of the X village giving benefits to the society so the society give the support for the prepetrator. Here we can also be seen that the perpetrator retains the values of kindness shown to their family and the society of X village.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Burhanuddin
"ABSTRAK
Sebagai perekonomian negara sedang berkembang di Indonesia sektor jasa masih sangat tertinggal. Anggapan yang melatar belakangi penelitian dan penulisan tesis ini ialah ketertinggalan sektor jasa itu. termasuk jasa profesional ( Professional Servicess ) tidak saja dikarenakan belum maju dan berkembangnya keahlian dan keterampilan profesional. Tetapi juga karena kelembagaan organisasi yang mendukung pelayanan jasa profesional belum cukup dapat dihandalkan. lni karena belum meluasnya kesadaran keunggulan bersaing sangat ditentukan oleh "organization capability", sehingga organisasi dipandang sebagai alat saja.
Karena itu tesis ini, usaha melakukan deskripsi permasalahan kelembagaan organisasi kemitraan profesional secara medasar, yaitu berkenaan dengan " Professional Turnover " dari perspektif organisasi. Dengan tujuan agar melalui perspektif itu dapat diungkap berapa besar tingkat "turnover" organisasi kemitraan profesional, apa yang mendorong terjadinya, bagaimana kondisi internal organisasi yang mengalami "turnover" itu, apa yang dilakukan atau dapat dilakukan agar tingkat "turnover" itu dapat ditekan. Sehingga tidak menjadi "emergent system" bagi organisasi kemitraan profesional. Ternyata "turnover" organisasi kemitraan profesional dapat dikatakan sangat tinggi. Dengan Cara perhitungan menggunakan total anggota tahun terakhir penelitian saja munculnya angka 48,0-persen mitra ( Partners ) keluar dan angka 71,0-persen mitra baru. Kalau perhitungan dilakukan menggunakan persentase keluar tiap tahun angka-angka itu akan jauh lebih besar, yaitu 52,0-persen mitra keluar. Sehingga dalam 10-tahun dapat dikatakan tiap organisasi keritraan sudah merupakan organisasi baru sama sekali, karena semua orang baru.
Tingkat "turnover" seperti itu tidak tampak ganjil jika dikaitkan dengan keadaan pasar tenaga kerja profesional di Jakakarta sebagai Iingkungan mikro dari organisasi kemitraan profesional itu di mana surplus penawaran tenaga kerja profesional muncul bersamaan dengan tidak tecisinya sejumlah kesempatan kerja, atau ada jurang kualitas tenaga kerja tersedia dengan kualifrkasi kerja yang tersedia. Di pihak lain pendidikan mitra yang tinggi mendorong tenaga kerja profesional cenderung oportunistik
Internal organisasi kemitraan profesional ternyata masih Iemah terutama pada aspek kapasitas pelayanan dan keseuaian internalnya ( servicess capacity and internal compatibility ). Tetapi dari aspek struktur, komunikasi atau relasi sudah cukup memadai.
Sementara itu pada faktor strategik, ternyata organisasi kemitraan profesional belum sepenuhnya memberikan otonomi yang dibutuhkan kegiatan profesional, masih terdapat tekanan yang mengganggu penyelenggaraan kegitan profesional para mitra. Belum ada sistim imbalan yang berdekatan di antara organisasi sehingga cenderung mendorong tenaga kerja berprilaku kutu loncat, ini terbukti dari jarak penggajian yang begitu besar antara organisasi yang satu dengan yang lainnya. Dan dari segi loyalitas, pada dasarnya di dalam organisasi kemitraan profesional sudah demikian baik."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
S6265
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimantoro
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Ridho Nugroho
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggara Kusumaatmaja
"Tugas akhir ini merupakan hasil adaptasi alat ukur sikap profesional pegawai yang sebelumnya pemah digunakan oleh Richard Hall. Alat ukur sikap ini dimaksudkan untuk membantu Departemen X, dalam upaya menjngkatkan perilaku profesional pegawai. Alat ukur ini menjadi langkah awal yang sangat penting untulc memperoleh gambaxan sikap profesional pegawai. Alat ukur ini disusun dengan konstruk sikap profesional, yang terdiri dari lima komponen yaitu komponen atiliasi komunitas, kewaiiban sosial, peraturan profesi, dedikasi, dan tuntutan kemandirian. Kelima komponen ini kemudian diinteraksikan dengan tiga aspek sikap yaitu aspek kognitif aspek afektif dan aspek konatiif.
Analisa validitas dan reliabilitas dilakukan berdasarkan perhitungan statistika dan diperoleh 25 item yang signitikan pada pada level 0,01 dan 0,05. Dengan kata lain, item-item pada alat ukur sikap prof:-:sional sudah valid atau benar-benar dapat mengukur sikap profesional. Uji reliabilitas dilakukan dengan a¢ha cronbach, didapat_ koefisien alpha alat ukur sikap profesional baik secaza keselumhan (0.703) maupun tiap komponennya (0,673 untuk komponen ailiasi komunitas, 0.677 untuk komponen kewajiban sosial, 0,708 untuk komponen peraturan profesi, 0,682 untuk komponen dedikasi, dan 0,718 untuk komponen tuntutan kemandirian). Maka dapat dikatakan bahwa alat ukur sikap profesional ini reliabel secaxa internal consistency dalam arti, item-item yang terdapat pada alat ukur ini mampu secara konsisten dan akurat untuk mengukur suatu konstruk.

This final assigrunent is. an adaptation of professional attitude scale previously have been used by Richard Hall. Attitude measurement scale is intended to assist the Department of X, in an effort to improve the professional behavior of employees. This scale is the first step which is very important to obtain descriptions of professional employee attitudes. The scale are developed to measure this construct professional attitude, which consists of five components, namely the use ofthe professional organization as a major reference, a belief in service to the public, belief in self regulation, a sense of calling to the field, and autonomy. Those five components are then interaction with three aspects of the aspects of attitude, namely, cognitive aspect, affective aspects, and behavioral aspects.
Analysis of validity and reliability based on the calculation of statistics and obtained 25 items at a significant level at 0.01 and 0.05. In other words, the items on the instrument measuring professional attitudes are valid or truly can measure professional attitudes. Reliability test is done with alpha cronbach, obtained alpha coeflicients measiuing tool professional attitude both overall (0,703) and each of its components (0,673 to use of the professional organization as a major reference, 0,677 component to belief in sen/ice to the public, 0.708 for the belief in self regulation component, component sense of calling to the field to 0.682, and 0.718 for component autonomy demands). S0 it can be said that professional attitude measuring instrument is reliable intemal consistency in meaning, the items that are on the tool is able to measure consistently and accurately to measure a construct.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34047
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nining Kristiana
"ABSTRAK
Peningkatan kuantitas tenaga kerja Indonesia kurang
diiringi oleh peningkatan kualitas khususnya sikap
profesionalisme kurang memuaskan. Pernyataan tersebut
mendorong peneliti untuk meninjau kembali profesionalisme
tenaga kerja profesional melalui konsep Komitmen Profesi yang
secara teoritis berkaitan dengan Komitmen Organisasi. Tujuan
penelitian ini adalah memperoleh gambaran hubungan Komitmen
Profesi dan Komitmen Organisasi sebagai dasar untuk
mengetahui orientasi dan perencanaan karir tenaga
profesional.
Metode penentuan sampel dilakukan dengan metode Non
Probability Sampling, sedangkan pengambilan sampel dilakukan
dengan cara incidental. Subyek dalam penelitian ini adalah
Sarjana Teknik yang bekerja sesuai dengan bidang keahliannya.
Dari penelitian ini diperoleh beberapa hasil. Pertama,
terdapat Hubungan antara Komitmen Profesi dan Komitmen
Organisasi Tenaga Profesional di bidang Teknik. Organisasi
pada Tenaga Profesional di bidang Teknik. Kedua, diperolehnya gambaran subyek pada keempat profil komitmen didasarkan pada
pendapat Miller dan Wager (dalam Flippo, 1984), dan ketiga
diperolehnya gambaran masalah-masalah yang dijumpai tenaga
profesional di bidang teknik.
Saran yang diberikan untuk mengatasi pengikisan
komitmen profesi adalah memberikan lebih banyak 'training'
yang berkaitan dengan profesi tenaga profesional, sehingga
kebutuhan mereka akan pengetahuan yang 'up to date? bisa
terpenuhi. Disediakan jalur karir sesuai dengan orientasi
karir tenaga profesional. Selain itu juga perlu diadakan
penelitian yang lebih mendalam dengan menggunakan pendekatan
teori lain khususnya dalam Psikologi Industri dan Organisasi."
1995
S2531
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idham Azis
"Perjudian adalah salah satu permasalahan sosial dan merupakan penyakit masyarakat yang selalu hadir dalam kehidupan masyarakat. Berbagai bentuk perjudian muncul, mulai dari yang dimainkan secara tradisionil maupun dengan menggunakan atau memanfaatkan tehnologi. Ada yang dikelola secara perorangan, namun ada juga yang diorganisir dengan rapi. Walaupun petugas keamanan berulangkali menindak mereka, tetapi nyatanya masalah perjudian, yang sebagian telah dikemas sebagai suatu bentuk bisnis, masih tetap dapat beroperasi, khususnya di kota Jakarta. Tesis ini mencoba membahas salah satu organisasi judi yang ada di Jakarta. Permasalahan yang di kemukakan adalah organisasi "Arkan Malik" dalam pengelolaan judi di kelurahan " X" Jakarta. Organisasi perjudian "Arkan Malik" sudah beroperasi selama kurang lebih delapan belas tahun, dan sampai sekarang masih tetap bertahan. Pertanyaan yang muncul dari permasalahan yang dikemukakan, adalah bagaimana strategi yang di tempuh organisasi perjudian "Arkan Malik" sehingga mampu bertahan menjalankan kegiatannya.
Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk memperoleh gambaran, bagaimana suatu organisasi judi, melakukan kegiatan-kegiatannya. Bagaimana mereka mengorganisir anggota-anggotanya, agar organisasi tetap langgeng menjalankan kegiatannya. Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan ini adalah untuk memberikan masukan kepada pihak-pihak yang berkompoten, khususnya kepada aparat pemerintah dan aparat keamanan, dalam mencari solusi yang terbaik terhadap permasalahan yang dikemukakan di atas. Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah metode kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan, wawancara terstruktur, dan pengamatan terlibat.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa, organisasi perjudian "Arkan Malik" bukanlah hanya sekedar masalah pelanggaran hukum, tetapi dibalik hal tersebut, ditemukan permasalahan sosial lain. Organisasi perjudian "Arkan Malik", telah menjadi pusat penampungan pemuda pengangguran, yang kemudian dipekerjakan sebagai karyawan. Anak-anak jalanan selama ini "berkeliaran" di wilayah Jakarta, ditampung di organisasinya, termasuk juga beberapa mantan residivis dart karyawan pabrik yang menjadi korban PHK karena situasi perekonomian yang terus memburuk. Agar aktivitas organisasinya dapat berjalan dengan balk, "Arkan Malik" menjalin hubungan baik dengan aparat keamanan maupun dengan aparat pemerintah daerah. Bagi aparat keamanan, menindak organisasi perjudian "Arkan Malik" adalah suatu hal yang dilematis. Walaupun organisasi ini menjalankan kegiatan yang bertentangan dengan hukum, namun organisasinya telah turut membantu polisi dalam menciptakan keamanan dan ketertiban, khususnya disekitar lokasi perjudian. Dengan °mengurus" anak-anak jalanan yang tidak memiliki keterampilan tersebut, berarti mencegah mereka turun ke jalan jalan, melakukan tindak-tindak kejahatan, sebagai altematif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Penyelesaian makalah perjudian seperti organisasi yang dijalankan °Arkan Malik" memerlukan pemecahan yang tepat, untuk mencegah timbulnya gejolak sosial.
Daftar Kepustakaan: 25 buku
1 dokumen 1 makalah 1 Artikel"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>