Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51448 dokumen yang sesuai dengan query
cover
wawan Ichmanuddin
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S5706
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosua Praditya Suratman
"Bergesernya ancaman konvensional kedalam bentuk ancaman non-konvensional merupakan ancaman besar bagi Indonesia. Ancaman non-konvensional berupa perang proxy sudah dan tengah dijalankan di Indonesia kedalam beberapa bentuk, termasuk didalamnya adalah konflik internal. Jumlah konflik internal, baik horizontal maupun vertikal yang semakin meningkat sejak era reformasi dapat saja terjadi karena memang ada pengaruh dan kepentingan asing. Perang proxy cenderung lebih dipilih oleh kelompok kepentingan karena biayanya yang murah dibandingkan perang konvensional, akan tetapi dampak dan daya hancurnya sangat signifikan. Memang menjadi sulit apabila pemerintah mencoba melihat apakah konflik terjadi secara alamiah atau ada unsur kesengajaan (by designed). Untuk itu perlu melakukan pemetaan konflik internal yang telah dan sedang terjadi di berbagai bidang, khususnya di luar bidang militer. Pemetaan ini akhirnya akan menuntun pemerintah, terlebih aparat keamanan dalam menelusuri aktor dan kelompok-kelompok kepentingan. Konflik internal saat ini memang dilatarbelakangi oleh berbagai aspek, yaitu ideologi, politik, ekonomi, dan sosial-budaya, yang berpotensi menjadi perang proxy di Indonesia. Akhirnya, perang proxy akan tetap dipilih oleh aktornya mengingat sumber daya yang digunakan (manusia dan alam) adalah milik negara yang dituju. Posisi Indonesia yang strategis, serta besarnya kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, membuat Indonesia akan selalu berada di bawah bayang-bayang ancaman perang proxy.
"
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2017
345 JPUPI 7:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Titien Diah Soelistyarini
"Perang Saudara (1861-1865) dan masa Rekonstruksi (1865-1877) merupakan sebuah periode sejarah yang berulangkali mengalami reinterpretasi. Hingga saat ini peristiwa ini terus diingat bukan sekedar sebagai sebuah episode dalam sejarah Amerika melainkan telah menjadi sebuah legenda. Salah satu upaya untuk menghidupkan terus legenda seputar Perang Saudara dan masa Rekonstruksi yang menandai kelahiran kembali bangsa Amerika adalah diproduksinya film The Birth of a Nation yang disutradarai oleh DW Griffith pada tahun 1915.
Masalah yang diteliti dalam tesis ini adalah reinterpretasi sejarah bangsa Amerika masa Perang Saudara dan masa Rekonstruksi seperti yang ditampilkan dalam film The Birth of a Nation. Tesis ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa interpretasi kembali sejarah bangsa Amerika masa Perang Saudara dan masa Rekonstruksi dalam film tersebut merupakan upaya untuk melakukan rasionalisasi dan justifikasi atas kekalahan Selatan dalam Perang Saudara dan kegagalan program Rekonstruksi dengan menghidupkan kembali legenda The Lost Cause. Dengan demikian, film ini berharap dapat mengembalikan harga diri dan kehormatan Selatan yang harus menelan kekalahan pahit dalam Perang Saudara. Selain itu, Rekonstruksi pasca perang dianggap semakin mengacaukan kondisi masyarakat Amerika di Selatan sehingga film ini ingin mewujudkan tatanan ideal masyarakat sebagaimana sebelum pecahnya perang tersebut dengan membangkitkan kembali kejayaan `the Old South`.

Reinterpreting the American History of the Civil War and Reconstruction Era: A Study of The Birth of a Nation. American Studies. Civil War (1861-1865) and Reconstruction (1865-1877) is a historical period that time and again has undergone so many reinterpretations. Hitherto, this event has been remembered not simply as an episode in the American history but more as a legend. One of the attempts to preserve the legend of Civil War and Reconstruction that marked the rebirth of America as a nation was the production of The Birth of a Nation, a film directed by DW Griffith in 1915.
The research problem of this thesis is the reinterpretation of the American history of the Civil War and Reconstruction era as depicted in the film The Birth of a Nation. This thesis proposes that the reinterpretation of the American history in the Civil War and Reconstruction era as portrayed in this film is an attempt to rationalize and justify Southern defeat and the failure of Reconstruction by reviving the myth of The Lost Cause. By doing so, this film is expected to salvage Southern pride and honor from the all-encompassing defeat. Furthermore, as the post-war Reconstruction has long been considered to bring ruin and degradation to the Southern society, this film wished to realize the ideal image of the antebellum Southern life by revitalizing the glory of `the Old South.`
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13577
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Riza Widyarsa
"Disertasi ini membahas peran zuama dalam Perang Saudara di Lebanon pada tahun 1975-1990. Studi ini memperlihatkan struktur politik yang tidak stabil, keragaman budaya baik agama maupun tradisi, menjadi factor yang menyebabkan perang saudara di Lebanon. Fokus kajian ini adalah mengenai peran zuama untuk mengakhiri perang dalam dinamika pola konflik yang terjadi. Penelitian ini juga mengungkapkan nilai-nilai yang secara ideologis dapat menyatukan perbedaan kepentingan zuama, sehingga tercapai kesepakatan untuk mengakhiri perang saudara. Penelitian menggunakan metode sejarah dan konsep ilmu politik yaitu politik identitas dan patron-client, dan dilakukan secara kualitatif, dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data Primer berupa koran sejaman dan dokumen yang terkait dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan adalah penelitian sebelumnya berupa buku dan jurnal, yang terkait. Temuan dari penelitian ini adalah terjadi pola konflik selama Perang Saudara 1975-1990. Pola pertama terbentuk antara 1975-1982 karena warga Maronite bersatu melalui politik identitas. Sedangkan warga non-Kristen memperjuangkan Pan-Arabisme dan pembagian porsi yang lebih banyak dipemerintahan. Pola ini membentuk aliansi antara warga non-Kristen dengan gerilyawan Palestina atas dasar Pan-Arabisme, untuk melawan milisi Maronite. Pola kedua adalah pada 1983- 1989, yaitu terjadi pergeseran di antara warga non-Kristen akan pandangan mereka terhadap Suriah, saat invasi Israel ke Lebanon tahun 1982. Pada periode 1983-1989, fokus dari konflik tidak kepada isu Pan-Arabisme, namun kepermasalahan pembagian kekuasaan, seperti yang terjadi pada perundingan di Genewa di tahun 1983, Lausanne di tahun 1984, dan Taif pada tahun 1989. Pola ini membentuk Perjanjian Taif di tahun 1989. Pola ketiga terbentuk pada 1990, yang disebabkan karena masih adanya pasukan Suriah dan Israel di Lebanon, sehingga fokus kepada permasalahan nasionalisme, di saat warga Maronite ingin agar pasukan Suriah keluar dari Lebanon dan warga non-Kristen ingin agar pasukan Israel keluar dari Lebanon Selatan. Pola ini membentuk kesepakatan di antara warga Maronite dan non-Kristen, bahwa mereka bekerja sama untuk mengusir Suriah dan Israel dari Lebanon. Meskipun ada perbedaan di antara para zuama, namun mereka menemukan titik temu antara ideologi yang dicetuskan oleh Amin Gemayel dan keluarga Jumblatt, tentang nasionalisme dan Pan-Arabisme. Baik Amin Gemayel dan keluarga Jumblatt setuju agar Lebanon menjadi negara yang berdaulat yang mementingkan kepentingan nasional, namun tidak melepaskan identitas ke Araban mereka.

This dissertation discusses the role of zuama in the Civil War in Lebanon in 1975-1990. This study shows that the political structure is unstable, the diversity of cultures, both religions and traditions, are the factors that cause the civil war in Lebanon. The focus of this study is on the role of zuama in ending war in the dynamics of conflict patterns that occur. This research also reveals values that can ideologically unite the different interests of the zuama, so that an agreement is reached to end the civil war. The research was conducted using using historical methodology and concepts from political science, which are identity politic and patron-client, and using qualitative method, by collecting primary and secondary data. Primary data is in the form of newspapers and documents related to research. Secondary data used is previous research in the form of books and journals, which are related. The findings of this study are that there is a pattern of conflict during the 1975-1990 Civil War. The first pattern was formed between 1975-1982 because Maronite citizens united through identity politics. Meanwhile, non-Christians struggled for Pan-Arabism and a greater share of the government. This pattern formed an alliance between non-Christians and Palestinian guerrillas on the basis of Pan-Arabism, to fight against the Maronite militias. The second pattern is in 1983-1989, namely there was a shift among non-Christians in their views on Syria, during the Israeli invasion of Lebanon in 1982. In the 1983-1989 period, the focus of the conflict was not on the issue of Pan-Arabism, but on the issue of division. power, as happened in the negotiations in Geneva in 1983, Lausanne in 1984, and Taif in 1989. This pattern formed the Taif Agreement in 1989. The third pattern was formed in 1990, due to the presence of Syrian and Israeli troops in Lebanon, so the focus is on the issue of nationalism, at a time when Maronites want Syrian troops to leave Lebanon and non-Christians want Israeli troops out of South Lebanon. This pattern established an agreement between Maronites and non-Christians that they would work together to expel Syria and Israel from Lebanon. Although there are differences between the zuama, they find common ground between the ideology coined by Amin Gemayel and the Jumblatt family, of nationalism and Pan-Arabism. Both Amin Gemayel and the Jumblatt family agree that Lebanon becomes a sovereign state that prioritizes national interests, but does not give up their Arab identity"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaini Azhar Maulani
Jakarta: Dalancang Seta, 2002
355.02 ZAI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jenifer Wildani
"ABSTRAK
Pada jurnal yang berjudul konflik Suriah: mujahidin Chechen di Suriah ini dibahas tentang hal yang berkaitan dengan awal mula yang melatarbelakangi kedatangan para Chechen untuk menjadi mujahidin di Suriah, siapakah para mujahidin Chechen di Suriah hingga apa dapak keterlibatan mereka dalam konflik sengit ini. Pada penulisan jurnal ini, penulis menggunakan metodologi sejarah dengan menggunakan sumber-sumber buku, teks, e-book serta jurnal yang terkait. Teori yang digunakan dalam penulisan ini adalah sejarah konflik timur tengah. Konflik di Suriah dilatarbelakangi oleh kekuasaan Basshar Al-Assad yang diktator dan kejam terhadap rakyat sehingga mengundang reaksi yang beragam dari berbagai pihak. Banyak negara yang mengecam maupun mendukung pemerintahan Basshar Al-Assad. Di Suriah sendiri, rakyat melakukan perlawanan yang sengit terhadap pemerintahan Basshar Al-Assad. Akibat dari kejamnya rezim Basshar Al-Assad, banyak pejuang dari berbagai belahan dunia yang menunjukan dukungannya terhadap rakyat Suriah dengan cara ikut bertempur dalam rangka jihad melawan rezim Basshar Al-Assad. Salah satu pihak yang ikut bertempur dalam barisan mujahidin yaitu mujahidin Chechen dari Chechnya. Mujahidin yang dikenal dengan sebutan the best of jihadist fighters ini adalah para pejuang veteran yang dulu bertempur melawan Rusia, keahlian dalam medan tempur sudah tidak perlu diragukan lagi kehebatannya hal itu karena pengalamannya. Dengan dipimpin Mujahidin Chechen, salah satu dampaknya ialah para mujahidin Suriah berhasil menyerbu basis militer Suriah 80 Resimen yang terletak di dekat bandara utama Aleppo di Suriah timur. Namun di sisi lain, Rusia sebagai salah satu negara yang mendukung pemerintahan Basshar Al-Assad menyangkal keterlibatan mujahidin tersebut dalam konflik Suriah.

ABSTRACT
In this paper entitled the Syrian conflict the Chechen Mujahideen in Syria is discussed about the matters relating to the beginning of the background of the Chechens 39 arrival to become mujahideen in Syria, who are the Chechen mujahideen in Syria to what extent their involvement in this fierce conflict. In writing this journal, the author uses historical methodology by using the sources of books, text, e books and related journals. The theory used in this paper is the history of the Middle East conflict. The conflict in Syria was motivated by the dictatorial and cruel power of Basshar Al Assad against the people, prompting mixed reactions from various parties. Many countries criticize and support the government of Basshar Al Assad. In Syria itself, the people made a fierce opposition to the government of Basshar Al Assad. As a result of the ruthless regime of Basshar Al Assad, many fighters from different parts of the world are showing their support for the Syrians by fighting in the framework of jihad against the regime of Basshar Al Assad. One of the parties who fought in the ranks of the Mujahideen of the Chechen Mujahideen. Mujahideen known as the best of jihadist fighters is the veteran fighters who had fought against Russia, expertise in the battlefield is no doubt his greatness it because of his experience. Under the leadership of the Chechen Mujahideen, one of its effects was that Syrian mujahideen managed to storm the Syrian military base 80 Regiment located near the main airport of Aleppo in eastern Syria. But on the other hand, Russia as one of the countries supporting the Basshar Al Assad government denied the involvement of the Mujahideen in the Syrian conflict."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1999
297.272 581 TAL
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Azis Rahmani
"Perkembangan teknologi informasi di dunia beberapa dekade terakhir juga membuat AS mengembangkan doktrin militer dengan berbasiskan teknologi informasi tersebut yang disebut sebagai ?network centric warfare‟. Ketika AS melakukan invasi ke Afghanistan sebagai bagian dari perang global melawan terorisme doktrin ?network centric warfare‟ diuji untuk dapat mengatasi kondisi perang asimetris di Afghanistan. Disparitas yang terjadi dalam perang asimetris di Afghanistan tidak hanya pada kekuatan militer, tetapi juga pada status, ideologi dan struktural. Pada masa perang di Afghanistan, doktrin ?network centric warfare‟ dapat berfungsi secara efektif untuk meningkatkan kemampuan tempur dan operasi militer AS. Tetapi disparitas ideologi dan struktural antara AS dengan kelompok teroris/perlawanan di Afghanistan membuat tujuan operasi militer di Afghanistan belum sepenuhnya dapat dicapai oleh AS.

The recent development of information technology within global society and contemporer industry also followed by US military as part of Revolution of Military Affairs to develop military doctrine that based on network organization and maximation of information technology to conducting the warfare. The doctrine has been developing since late 20th century within the concept of network centric warfare doctrine. This doctrine come into challenge when implement in the invasion to Afghanistan part of US global war on terrorism policy. The asymmetric conditions in Afghanistan war overcome effectively with network centric warfare doctrine for military combat operation to neutralize terrorist/insurgents organization network in Afghanistan but not comprehensively handling ideology and structural disparity as the war still raging until now."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustinus Wibowo
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2010
899.221 AGU s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>