Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159395 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1982
S5522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Bahari
"ABSTRAK
Studi ini didasari pemikiran bahwa industrialisasi yang dilaksanakan akhir-akhir ini di Indonesia telah dan akan berpengaruh terhadap perubahan sosial masyarakat. Struktur hirarkhi dan status sosial dalam masyarakat yang tadinya berdasarkan atas garis keturunan (ascribed) secara perlahan-lahan diatur berdasarkan prestasi atau achievement. Faktor yang berperan penting sebagai chanel dalam perubahan tersebut adalah pendidikan dan ketrampilan serta status pekerjaan pertaman karyawan di samping status social orang tua sendiri. Diasumsikan bahwa mereka yang berasal dari latar belakang status social menengah dan atas berasal dari latar belakang status sosial menengah dan atas (middle class occupation dan elite) mempunyai peluang yang lebih besar untuk mencapai pekerjaan-pekerjaan berstatus tinggi dibanding dengan mereka yang berasal dari latar belakang status sosial rendah (lower class).
Bertolak dari pemikiran tersebut maka studi ini berusaha membahas masalah pencapaian status sosial pekerja industri khususnya yang berkaitan dengan proses transmisi posisi orang tua kepada mereka (mobilitas intergenerasional) dan pencapaian status sosialnya dari status pekerjaan pertamanya ke status pekerjaannya yang sekarang (mobilitas intergenerasional). Pada dasarnya secara keseluruhan studi ini bermaksud untuk mengetahui sejauh mana faktor status pekerjaan orang tua, tingkat pendidikan, tingkat ketrampilan dan status pekerjaan pertama karyawan berpengaruh terhadap pencapaian status sosialnya.
Dari hasil survei terhadap 124 responden karyawan di tiga industri kayu yang terpilih sebagai sampel menggambarkan pencapaian status sosial karyawan sudah cenderung berdasarkan achievement. Dengan kata lain bahwa sistem sosial masyarakat industri yang diteliti sudah lebih bersifat terbuka.
Berdasarkan hasil analisis yang lebih terpenrinci dengan menggunakan analisis jalur (path analisys) ditemukan secara signifikan ke empat variabel bebas telah berpengaruh terhadap variabel terikat. Temuan seperti ini menunjukkan bahwa pencapaian status sosial karyawan tidak lain merupakan pengaruh agregat dari keempat variabel bebas tersebut. Namun jika dilihat dari konstribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya maka ternyata variabel tingkat pendidikan dan status sosial pekerjaan pertama karyawanlah yang berpengaruh lebih besar terhadap pencapaian status sosialnya dibanding dengan variabel status sosial pekerjaan orang tua dan tingkat ketrampilannya.Temuan lain yang menarik dalam studi ini adalah adanya pengaruh variabel lain terhadap pencapaian status sosial karyawan disamping pengaruh keempat variabel bebas yang telah ditetapkan. ini menunjukkan bahwa selain keempat variabel bebas yang telah ditetapkan masih ada variabel lain yang perlu diperhitungkan pengaruhnya terhadap pencapaian status sosial karyawan. Hal lain yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tidak signifikannya pengaruh status pekerjaan orang tua terhadap status pekerjaan pertama karyawan, dan tingkat pendidikan terhadap tingkat ketrampilan karyawan. Konsekuensinya model empirik yang ditemukan menjadi tidak sama dengan model hipotetik yang ditetapkan dalam model analisis, karena ada beberapa jalur pengaruh yang harus dihilangkan.
Secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem sosial masyarakat industri yang diteliti telah cenderung bersifat terbuka. Hal ini ditunjukkan kuatnya pengaruh tingkat pendidikan dan status sosial pekerjaan pertama karyawan terhadap pencapaian status sosialnya dibandingkan pengaruh status sosial pekerjaan orang tuanya. Dengan demikian maka pendidikan dapat dianggap sebagai alat yang membantu terjadinya mobilitas pekerjaan karyawan terutama dalam menseleksi dan mengalokasikan orang-orang ke dalam hirarkhi pekerjaan tertentu."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1985
S6568
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Triputrawiguna Atmowidjaja
"Berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 Mei 1992 menandai kehadiran institusi ekonomi yang menerapkan prinsip syariah di Indonesia. Pada awalnya kehadiran bank yang dikenal dengan prinsip bagi hasil ini diharapkan dapat mengakomodasi keengganan dari umat Islam, selaku mayoritas penduduk Indonesia untuk berinteraksi dengan bank konvensional berbasis bunga yang diidentikkan dengan riba dan diharamkan dalam ajaran Islam. Optimisme akan besarnya permintaan layanan jasa perbankan syariah ini juga telah memunculkan bank-bank lain yang berlandaskan prinsip syariah dalam menjalankan operasinya, seperti Bank Syariah Mandiri dan Bank IFL
Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, temyata sambutan masyarakat muslim Indonesia atas keberadaan bank dengan prinsip syariah ini tidak terlalu menggembirakan. Hal ini ditunjukkan dengan lambatnya mobilisasi dana oleh perbankan syariah dibandingkan dengan penyaluran dana yang dilakukan. Masalah ini bila dibiarkan berlarut-larut akan menyebabkan bank-bank syariah mengalami kesulitan likuiditas dalam jangka panjang.
Upaya sosialisasi telah dilakukan oleh BMI dengan dukungan berbagai pihak yang merasa terpanggil untuk mendukung keberadaan sistem perbankan syariah di Indonesia melalui seminar, media massa, pelatihan maupun lokakarya. Kegiatan sosialisasi perbankan syariah ini dapat dikategorikan sebagai pemasaran sosial yang memfokuskan diri pads penyampaian pemahaman landasan etika normatif yang bersumber pads ajaran Islam berkaitan dengan kegiatan ekonomi secara umum dan perbankan secara khusus. Hal ini dimaksudkan agar khalayak peserta program sosialisasi memahami esensi dari keberadaan sistem perbankan syariah.
Suatu upaya evaluasi atas pencapaian tujuan program pemasaran sosial berkenaan dengan pemahaman etika Islam, perubahan cara pandang dan kaitannya terhadap intensi untuk memberikan dukungan secara nyata dengan menjadi nasabah di bank syariah perlu untuk dilakukan. Upaya ini akan memberikan bahan masukan perbaikan program sosialisasi perbankan syariah yang tengah berjalan ataupun yang tengah direncanakan.
Penelitian dilakukan terhadap para peserta kuliah informal ekonomi Islam
yang merupakan salah satu bentuk kegiatan sosialisasi yang diadakan di Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Rerangka konseptual penelitian ini diilhami oleh
model penelitian Thong dan Yap (1998) dengan merujuk pads The General Theory of
Marketing Ethics dari Hunt dan Vitell (1986) yang telah banyak digunakan dalam
berbagai penelitian untuk menganalisis proses pengarnbilan keputusan etik pads
konteks organisasi penjualan dengan menggunakan skenario sebagai dasar
permasalahan etik. Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menetapkan skenario,
konsekuensi tindakan dan pihak terkait utama yang relevan sebagai dasar keputusan
untuk menjadi nasabah di bank syariah bagi responden yang mayoritas mahasiswa.
Tiga skenario tindakan altematif yaitu tindakan alternatif memberikan hukuman
(punitive action), tidak memberikan hukuman (non punitive action ) dan tidak
melakukan tindakan (no action) ditetapkan mengikuti anjuran Hunt dan Vitell (1986).
Permasalahan yang diuji dalam penelitian ini adalah menganalisis proses
pengambilan keputusan yang terkait dengan pertimbangan etik dan pengaruhnya
terhadap intensi moral para peserta program sosialisasi untuk menjadi nasabah pada
bank syariah di Jakarta. Analisis proses pertimbangan etik ini meliputi proses evaluasi
berdasarkan etika normatif dan proses evaluasi berdasarkan benar atau salah
dikaitkan dengan konsekuensi positif dan negatif. Secara lebih terperinci, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah :
1. Mengetahui pengaruh dari proses evaluasi etik berdasarkan etika normatif (evaluasi deontologis) para peserta sosialisasi perbankan syariah terhadap pertimbangan etik untuk menjadi nasabah di bank syariah.
2. Mengetahui pengaruh dari proses evaluasi etik berdasarkan pertimbangan benar atau salah yang dikaitkan dengan konsekuensi positif dan negatif (evaluasi teleologis) para peserta sosialisasi perbankan syariah terhadap pertimbangan etik untuk menjadi nasabah di bank syariah.
3. Mengetahui pengaruh dari pertimbangan etik para peserta sosialisasi perbankan syariah terhadap intensi moral untuk menjadi nasabah di bank syariah
Etika normatif diukur dengan menggunakan lima indikator. Sementara evaluasi deontologis, konsekuensi positif 1 negatif bagi calon nasabah 1 pihak terkait utama, evaluasi teleologis, pertimbangan etik dan intensi moral masing-masing diukur dengan dua indikator. Secara keseluruhan terdapat 63 indikator untuk ketiga skenario tindakan alternatif yang kesemuanya dituangkan dalam bentuk kuesioner.
Metode analisis yang digunakan adalah Structural Equation Modeling (SEM), dengan melakukan pengukuran secara terpisah untuk ketiga model tindakan alternatif. Metode ini dipilih karena dapat menguji rangkaian hubungan saling ketergantungan, di mana terdapat suatu variabel terikat yang menjadi variabel babas pada hubungan saling ketergantungan berikutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari norma deontologis etika Islam terhadap evaluasi deontologis calon nasabah. Sementara, evaluasi deontologis, yang menurut basil pengujian lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor lain selain etika Islam, tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan etik untuk skenario tindakan alternatif memberikan hukuman, tapi berpengaruh secara signifikan untuk skenario tindakan alternatif tidak memberikan hukuman dan tidak melakukan tindakan.
Di lain pihak, evaluasi teleologis untuk ketiga skenario tindakan berpengaruh secara signifikan dan lebih dominan pengaruhnya terhadap intensi moral untuk menjadi nasabah di bank syariah dibandingkan dengan evaluasi deontologis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tidak terdapat_pengaruh yang signifikan dan pertimbangan etik terhadap intensi moral peserta program sosialisasi untuk menjadi nasabah di bank syariah. Intensi moral untuk menjadi nasabah di bank syariah untuk ketiga tindakan altematif ini lebih dipengaruhi oleh evaluasi teleologis.
Dari perspektif pemasaran sosial, basil penelitian ini menunjukkan bahwa perlu dilakukan upaya perbaikan strategi dalam hal penyampaian nilai-nilai etika yang disosialisasikan sehingga lebih mengefektifkan internalisasi nilai-nilai tersebut. tJpaya ini memerlukan waktu yang cukup lama sehingga dituntut komitmen jangka panjang dari para penyelenggara program sosialisasi. Di samping itu, berdasarkan basil penelitian nampak bahwa penetapan pihak-pihak terkait utama dan konsekuensi¬konsekuensi tindakan yang dianggap relevan bagi para peserta sosialisasi dapat memunculkan suatu permasalahan etik bagai para peserta. Lebih lanjut, relevansi kedua hal tersebut bagi para peserta sosialisasi akan berpengaruh terhadap pembentukan intensi moral untuk menjadi nasabah di bank syariah.
"
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T20329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maabuat, Rolex L.
"Penelitian ini bertolak dari dugaan bahwa produktivitas pekerja ditentukan oleh dua variabel utama yaitu kemampuan dan motivasi kerja para pekerja. Variabel-variabel yang menentukan motivasi kerja antara lain karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi. Produktivitas pekerja sebagai perbandingan antara keluaran dengan masukan dalam satuan waktu kerja tertentu setiap pekerja. Karakteristik pekerjaan sebagai sifat-sifat yang terdapat pada pekerjaan operator yaitu variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, otonomi, dan umpan balik. Kehadiran kelima dimensi inti karakteristik pekerjaan ini dapat menimbulkan kondisi psikologis kritis pada individu pekerja yang menuntun pada pencapaian produktivitas. Sedangkan iklim organisasi sebagai suatu lingkungan internal perusahaan dalam bentuk peraturan, kebijakan pimpinan, prosedur serta cara pelaksanaan kegiatan perusahaan, relatif bersifat tetap dan dialami setiap pekerja dalam dimensi-dimensi otonomi individual, tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, orientasi imbalan, perhatian dan kehangatan serta dukungan, serta perkembangan dan kemajuan. Sebagai lingkungan internal perusahaan, maka iklim organisasi dapat mempengaruhi produktivitas pekerja.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi berdasarkan data empiris mengenai besaran dan arah pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi terhadap produktivitas pekerja. Penelitian ini bersifat "ex post facto", dengan subyek penelitian sebanyak 99 orang pekerja operator Bagian Linking PT Big Star Knitting di Jakarta. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan Panduan Observasi Produktivitas, kuesioner Job Diagnostic Survey, dan kuesioner Iklim Organisasi. Kedua macam kuesioner tersebut telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Pengolahan dan analisis data menggunakan komputer Program SPSS/PC+4.0, untuk analisis varians, analisis korelasi, dan analisis regresi ganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan:
1. Terdapat pengaruh karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi secara bersama-sama terhadap produktivitas pekerja. Karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi dapat memberi sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap produktivitas pekerja. Secara sendiri-sendiri karakteristik pekerjaan dan iklim organisasi dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja, di mana karakteristik pekerjaan memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan pengaruh iklim organisasi terhadap produktivitas pekerja.
2. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara karakteristik pekerjaan dan kondisi psikologis kritis. Dimensi variasi ketrampilan, identitas tugas, dan signifikansi tugas berhubungan secara positif dan bermakna dengan kondisi keberartian pekerjaan. Ketiga dimensi karakteristik pekerjaan tersebut dapat memberikan sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap munculnya kondisi keberartian pekerjaan. Tidak terdapat hubungan yang positif antara dimensi otonomi dan kondisi tanggungjawab pekerjaan. Sedangkan dimensi umpan balik berhubungan positif dan bermakna dengan kondisi pengetahuan hasil kerja.
3. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara kondisi psikologis kritis dan produktivitas pekerja.
4. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara karakteristik pekerjaan dan produktivitas pekerja. Terbukti dimensi umpan balik mempunyai hubungan yang positif dan bermakna dengan produktivitas pekerja. Sedangkan variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan otonomi, masing-masingnya tidak ada hubungan yang bermakna dengan produktivitas pekerja.
5. Dimensi-dimensi karakteristik pekerjaan secara bersama-sama dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Kelima dimensi karakteristik pekerjaan dapat memberikan sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhadap produktivitas pekerja. Hanya dimensi umpan balik yang dapat berpengaruh positif terhadap produktivitas pekerja, sedangkan dimensi variasi ketrampilan, identitas tugas, signifikansi tugas, dan otonomi, masing-masing tidak berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pekerja.
6. Terdapat hubungan yang positif dan bermakna antara iklim organisasi dan produktivitas pekerja. Dimensi orientasi imbalan, dan dimensi perhatian, kehangatan serta dukungan, masing-masing berhubungan secara positif dengan produktivitas pekerja. Sedangkan dimensi otonomi individual, tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, dan perkembangan serta kemajuan, masing-masingnya tidak berhubungan secara positif dengan produktivitas pekerja.
7. Dimensi-dimensi iklim organisasi secara bersama-sama dapat berpengaruh positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Kelima dimensi iklim organisasi dapat memberi sumbangan efektif secara bersama yang bermakna terhdap produktivitas pekerja. Dimensi orientasi imbalan, dan dimensi perhatian, kehangatan serta dukungan, masing-masing dapat berpengaruh secara positif dan bermakna terhadap produktivitas pekerja. Sedangkan dimensi otonomi individual, dimensi tinggi rendahnya posisi berdasarkan struktur, dan dimensi perkembangan dan kemajuan, masing-masing tidak berpengaruh secara positif terhadap produktivitas pekerja.
8. Hasil penelitian ini membawa implikasi, antara lain, karakteristik pekerjaan operator Linking dan iklim organisasi PT Big Star Knitting di Jakarta perlu dikendalikan untuk mempertahankan ataupun meningkatkan produktivitas pekerja. Dalam penelitian selanjutnya, perlu mengkodisikan proses produksi untuk pengamatan produktivitas pekerja; serta mengembangkan Job Diagnostic Survey dan kuesioner Iklim Organisasi agar kedua kuesioner ini bisa reliabel dengan keofisien alpha yang lebih tinggi."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
T4228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi
"Tesis ini menganalisis pengaruh belanja daerah terhadap penanggulangan kemiskinan pada tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Regresi Data Panel dengan metode fixed effect. Hasilnya menunjukkan bahwa belanja daerah untuk urusan pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan umum memiliki pengaruh yang signifikan dalam mengurangi kemiskinan di kabupaten/kota di Jawa Tengah pada periode penelitian tahun 2007-2009. Hal ini ditunjukkan dengan adanya koefisien belanja per kapita untuk ketiga belanja tersebut sebagai variabel bebas yang bertanda negatif terhadap masing-masing indikator kemiskinan sebagai variabel dependennya. Belanja per kapita urusan pendidikan memiliki pengaruh paling besar dalam mengurangi persentase penduduk miskin (P0), diikuti oleh belanja kesehatan dan belanja pekerjaan umum. Sedangkan untuk indeks keparahan kemiskinan (P1) dan indeks kedalaman kemiskinan (P2) paling besar dipengaruhi oleh belanja per kapita urusan kesehatan, diikuti oleh belanja pendidikan dan belanja pekerjaan umum. Adanya variasi intersep antar kabupaten/kota yang ada dalam ketiga model persamaan yang digunakan menunjukkan bahwa masingmasing kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah mempunyai karakteristik kemiskinan yang berbeda-beda.

This study analyzes the effect of local expenditures on poverty reduction at the regencies/cities in Central Java Province. The study uses a quantitative approach with Panel Data Regression with fixed effects methods. The results show that expenditures for education, health, and public works have a significant effect in reducing poverty in the regencies/cities in Central Java in period 2007-2009. This is indicated by the coefficient of expenditure per capita expenditure for all three as independent variables that have negative sign to each of the poverty indicators as the dependent variable. Expenditure per capita for educational affairs has the most impact in reducing the percentage of poor population (P0), followed by expenditure for health and public works affairs. As for the poverty gap index (P1) and the poverty severity index (P2) most affected by the expenditure per capita for health affairs, followed by expenditure on education and public works affairs. The existence of intercepts variation between regencies/cities in the three equation model used indicates that the respective regency/city in Central Java Province has different characteristics of poverty."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29323
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Adi Santoso
"Kemiskinan adalah masalah multidimensi yang menjadi masalah utama di negara ini. Penanggulangan kemiskinan dilakukan oleh Pemerintah Pusat dengan PNPM yang melibatkan partisipasi masyarakat dan melibatkan masyarakat langsung dan Pemerintah Daerah dengan anggaran pro orang miskin melalui sektor pendidikan, kesehatan, dan infrasturktur. Provinsi Jawa Timur merupakan provinsi yang memiliki jumlah penduduk miskin terbesar di Indonesia, selain itu menjadi daerah penerima dana PNPM dan dana perimbangan terbesar. Hal ini menarik karena daerah yang memperoleh alokasi dana yang besar ternyata mempunyai penduduk miskin yang besar. Studi ini meneliti tentang seberapa besar pengaruh pendanaan secara bersama-sama melalui PNPM dan anggaran belanja daerah untuk pengentasan kemiskinan terhadap kemiskinan di Jawa Timur.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa untuk penanggulangan kemiskinan dapat berhasil dilakukan kerjasama antara Pemerintah Pusat dengan daerah. PNPM dan belanja daerah untuk kesehatan berpengaruh negatif terhadap Indeks kemiskinan sedangkan belanja daerah untuk pendidikan dan pekerjaan umum tidak berpengaruh terhadap indeks kemiskinan. PNPM dan belanja daerah untuk pendidikan berpengaruh negatif terhadap indeks kedalaman kemiskinan sedangkan belanja daerah untuk pekerjaan umum berpengaruh positif sementara belanja daerah untuk kesehatan tidak berpengaruh terhadap indeks kedalaman kemiskinan. PNPM dan belanja daerah untuk pendidikan berpengaruh negatif terhadap indeks keparahan kemiskinan sedangkan belanja daerah untuk kesehatan dan pekerjaan umum tidak berpengaruh terhadap indeks keparahan kemiskinan.

Poverty is multidimention problem that being the main problem in this country. Poverty alleviation done by Central Government with PNPM that joining community participation and Regional Government with pro poor budget in education, health, and infrastructure. East Java Province is province that have the biggest poor people in Indonesia, beside that east java is region with the biggest PNPM and transfer fund. This is interesting because region with a lot of fund nevertheless become region with a lot of poor people. This study is to analyze relationship between fund from PNPM and regional budget for education, health, and inftastructure in East Java.
The result of this study is poverty alleviation can succeed if done by cooperation between central and regional government. PNPM and regional budget for health have negative effect for poverty index however regional budget for education and infrastructure don?t have relationship to poverty index. PNPM and regional budget for education have negative effect but regional budget for infrastructure have positive effect for poverty gap index however regional budget for health don?t have relationship with poverty gap index. PNPM and regional budget for education have negative effect for distributionally sensitive index however regional budget for health and infrastructure don?t have relationship with distributionally sensitive index.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29325
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maringga, Fredy Rodeardo
"Latar Belakang: Di Indonesia, angka prevalensi infeksi Soil-transmitted helminths masih cukup tinggi, terutama di populasi siswa sekolah dasar dan yang menjadi faktor risiko utama terjadinya infeksi adalah faktor sosioekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara pekerjaan dan tingkat pendidikan orangtua terhadap infeksi STH di keluarga siswa Sekolah Dasar.
Metode: Penelitian ini dilakukan menggunakan desain potong-lintang (cross-sectional). Data pekerjaan dan pendidikan orangtua diperoleh melalui kuesioner. Status infeksi tinja diperoleh melalui pemeriksaan sampel tinja yang dikumpulkan oleh siswa SD Kalibaru (Jakarta Utara) dan MI Al Amin Batuampar (Jakarta Timur), serta keluarganya. Pemeriksaan sampel tinja menggunakan metode Kato-katz.
Hasil: Dari 207 keluarga yang memenuhi kriteria inklusi, didapatkan prevalensi STH pada keluarga siswa sekolah dasar di Kalibaru adalah sebesar 64,8% dan pada siwa sekolah dasar di Batuampar adalah sebesar 10,4%. Tidak didapatkan hubungan antara pekerjaan bapak dengan infeksi STH di keluarga (p=0,052; p>0,05) dengan OR=2,46, 95% CI = 0,97-6,20. Tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan infeksi STH di keluarga (p=0,512; p>0,05) dengan OR=1,041, 95% CI = 0,511-2,12. Tingkat pendidikan bapak yang rendah menjadi faktor risiko infeksi STH di keluarga (p=0,001; p<0,05) dengan OR=2,52, 95% CI = 1,42-4,44. Demikian juga dengan tingkat pendidikan ibu yang rendah juga menjadi faktor risiko infeksi STH di keluarga (p=0,008; p<0,05) dengan OR=2,25, 95% CI = 1,234-4,105.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan bapak dan ibu dengan infeksi STH di keluarga. Terdapat hubungan yang bermakna antara pendidikan bapak dan ibu dengan infeksi STH di keluarga.

Background: High prevalence of soil-transmitted helminthes in Indonesia, especially in elementary school students is mainly affected by the socioeconomic factors. This research was aimed to find out the relationship between parental occupation and education level towards the prevalence of STH in elementary school student?s families.
Method: This research was conducted using cross-sectional design. Parental occupation and education level was obtained from the questionnaire. The STH infection status was obtained from the examination of fecal sample collected by the students of Kalibaru Primary School and Madrasah Ibtidaiyah Al Amin Batuampar and their families. The fecal sample examination was conducted using Kato-katz method.
Result: From 207 families which fulfilled the inclusion criterias, the prevalence of STH is 64.8% in Kalibaru Primary School and 10.4% in Madrasah Ibtidaiyah Al Amin. There was no direct effect from father?s occupation toward the prevalence of STH among families (p=0.052; p>0.05) with OR=2.46, 95% CI = 0.97-6.20. There was no significant relation between the mother?s occupation and the prevalence of STH among families (p=0.008; p<0.05) with OR=2.25, 95% CI=1.234-4.105. Low father?s educational level is risk factor for STH infection in families (p=0.001; p<0,05) with OR=2.52, 95% CI = 1.42-4.44. Low mother?s educational level is also a risk factor for STH infection in families (p=0.008; p<0.05) with OR=2.25, 95% CI = 1.234-4.105.
Conclusion: There is no relationship between parental occupation and prevalence of STH among families. There is significant relationship between both of mother's and father's level of education with prevalence of STH among families.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Adi Upoyo
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh remunerasi, kelas jabatan, budaya organisasi serta pendidikan dan pelatihan terhadap kinerja auditor. Sampel penelitian ini berjumlah 117 responden yang merupakan auditor Inspektorat Jenderal. Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed method) dengan analisis kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah Explanatory Sequential Design. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial hanya budaya organisasi serta pendidikan dan pelatihan yang berpengaruh terhadap kinerja auditor, namun secara simultan remunerasi, kelas jabatan, budaya organisasi serta pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap kinerja auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

This study aims to determine the effect of remuneration, job class, organizational culture, education and training on the performance of auditors. Samples of this research are 117 respondents who are the auditors of the Inspectorate General. This study is mixed methods with quantitative and qualitative analysis. The approach used is Explanatory Sequential Design. The results show only partially organizational culture and education and training which affect the performance of auditors, but simultaneously remuneration, job class, organizational culture and education and training have an effect on the performance of auditors of the Inspectorate General of the Ministry of Public Works and Public Housing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S6841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>