Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132858 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siwi Ayuning Atmaji
"Minapolitan atau kota berbasis sektor perikanan merupakan salah satu program utama Kementerian Kelautan dan Perikanan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup nelayan dan produktivitas kawasan pesisir. Saat ini pemerintah sebatas menentukan definisi dan kriteria secara umum kawasan Minapolitan. Bagaimana elemen-elemen spasial pembentuk Minapolitan dapat terimplementasikan di Palabuhanratu sebagai pilot project. Pengamatan terhadap Palabuhanratu perlu dilakukan untuk mengetahui elemen-elemen spasial kota dan Minapolitan perikanan tangkap. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah pengamatan langsung di wilayah studi guna mengetahui kegiatan perikanan masyarakat Palabuhanratu. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa pola spasial Minapolitan kawasan Palabuhanratu sangat tergantung dengan kondisi geografis serta eksisting wilayah dan perbedaan kondisi terbangun di bagian Selatan dan Utara di Palabuhanratu. Keberadaan laut dan kegiatan perikanan tradisional masyarakat nelayan maupun kegiatan perikanan skala besar dipengaruhi oleh Pelabuhan Perikanan Nusantara sebagai kawasan inti Minapolitan. Perbedaan kondisi terbangun bagian utara dan selatan Palabuhanratu dapat menciptakan kesenjangan pengembangan kawasan dan menghambat berkembangnya Minapolitan. Hal ini memunculkan kebutuhan akan sinergitas pembangunan dibagian utara dan selatan Palabuhanratu.

Minapolitan or fisheries-based city sector is one of the main program of the Ministry of Maritime Affairs and Fisheries aimed to improve the quality of fishermen life and productivity of coastal zone. The government is currently determining the definition and criteria of Minapolitan in larger scope. This research tend to find how the spatial elements of Minapolitan can be implemented in Palabuhanratu as pilot projects. Observation of Palabuhanratu, Sukabumi needs to be done to determine the spatial elements of Minapolitan Palabuhanratu capture fisheries. The methods are direct observation in the study area to determine Palabuhanratu community fisheries activities. Based on observation, it is known that the spatial pattern of Minapolitan Palabuhanratu region depends on the geographic conditions and existing territories. The existence of ocean, traditional fishing activities of fishermen and large-scale fishing activity is influenced by the Pelabuhan Perikanan Nusantara as the core area of Minapolitan. Differences of northern and southern in Palabuhanratu can create gaps inhibit the development of the region and the development of Minapolitan. This condition raises the need for synergy development in the north and south Palabuhanratu."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1365
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdullah Ali
"Transformasi metode penyampaian peringatan dini cuaca konvensional berupa informasi berbasis fenomena menjadi informasi berbasis dampak memberikan dampak yang signifikan terhadap upaya pengurangan resiko bencana. Algoritma prediksi berdasarkan data resolusi tinggi menjadi komponen yang penting daam sistem peringatan dini cuaca. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian spasial implementasikan algoritma prediksi Short Term Ensemble Prediction System (STEPS) menggunakan data radar cuaca dalam pembuatan peringatan dini cuaca berbasis dampak di Kabupaten Bogor. Teknik weighted overlay digunakan untuk menghitung indeks peringatan berdasarkan nilai variabel Quantitative Precipitation Estimation (QPE) 24 jam, Quantitative Precipitation Forecast (QPF) 3 jam dari algoritma STEPS, dan nilai indeks risiko bencana banjir. Nilai pembobotan pada setiap variabel ditentukan menggunakan teknik Analytical Hierarchy Process (AHP) dan nilai batas ambang QPE dan QPF dihitung menggunakan metode persentil. Studi kasus yang digunakan adalah kejadian banjir pada tahun 2020 di Kabupaten Bogor. Algoritma STEPS menghasilkan performa prediksi yang baik dimana 75% dari seluruh studi kasus memiliki structure, amplitude, dan location yang hampir sama dengan nilai observasi. Indeks peringatan dini cuaca berbasis dampak pada seluruh studi kasus memiliki rentang nilai 5 hingga 10 atau masuk dalam kategori siaga hingga awas dengan potensi dampak banjir dimana seluruh potensi dampak tersebut sesuai dengan kejadian di lapangan.

The transformation of extreme weather early warnings format from phenomenon-based information into impact-based information has a significant role on disaster risk reduction. Prediction algorithms based on high-resolution data become an important component in extreme weather early warning systems. This research aims to conduct a spatial study of the implementation of the Short Term Ensemble Prediction System (STEPS) using weather radar data in the making of impact-based extreme weather early warnings in Bogor Regency. The weighted overlay technique is used to calculate the warning index based on the value of the Quantitative Precipitation Estimation (QPE) variable 24 hours ago, the Quantitative Precipitation Forecast (QPF) 3 hours ahead from the STEPS algorithm, and the value of the flood risk index. The weighting value for each variable was determined using the Analytical Hierarchy Process (AHP) technique and the threshold values ​​for QPE and QPF were calculated using the percentile method. The case study used is the flood incident in 2020 in Bogor Regency. The STEPS algorithm produces good predictive performance where 75% of all case studies have the same structure, amplitude, and location as the observed values. The impact-based early warning index in all case studies has a range of 5 to 10 or is in the category of alert to alert with potential flood impacts where all of these potential impacts are in accordance with events in the field."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiq Hidayah
"Petir merupakan fenomena cuaca dalam atmosfer bumi dan memiliki potensi bahaya akibat sambaran petir baik langsung maupun tidak langsung khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar menara BTS (base tranceiver station). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan spasial antara sambaran petir dengan menara BTS di wilayah permukiman Kota Depok. Kejadian petir di wilayah Kota Depok memiliki frekuensi yang sangat tinggi dibandingkan di daerah lain di Indonesia. Metode penelitian menggunakan data spasial sebaran jumlah kejadian dan frekuensi sambaran petir berdasarkan sistim grid dan dilakukan uji statistik.
Hasil penelitian menunjukan tidak adanya pengaruh yang kuat dari keberadaan bangunan menara BTS terhadap kejadian dan frekuensi sambaran petir di Kota Depok. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai korelasi antara jumlah bangunan menara BTS dengan jumlah kejadian dan frekuensi sambaran petir di Kota Depok dalam kategori korelasi lemah dengan nilai R2 yang sangat kecil mendekati nol.

Lightning is a weather phenomenon in the Earth's atmosphere and has the potential hazards caused by lightning strokes, either directly or indirectly, in particular for communities around the tower BTS (base transceiver station). This study aims to assess the spatial relationship between lightning strokes the tower base stations in residential areas the city of Depok. Incidence of lightning in the area of Depok city has a very high frequency than in other regions in Indonesia. The research method uses spatial data distribution and frequency of occurrence of lightning strikes based grid systems and conducted statistical tests.
The results showed no strong influence of the presence of BTS tower building on the incidence and frequency of lightning strikes in the city of Depok. This is shown by the correlation between the number of BTS tower building with a number of events and frequency of lightning strikes in the city of Depok in the category of weak correlation with the value of R2 is very small close to zero.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T30058
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Roland Tejo Prayitno
"Tesis ini membahas tentang transitory dengan produk utama dari transitory ini adalah peluang spasial (spatial opportunity). Ide utama dari transitory ini adalah tentang keberlanjutan suatu ruang. Ruang transitory menjadi ruang normalisasi untuk memungkinkan munculnya
peluang spasial (spatial opportunity), yang mana peluang ini memiliki peranan penting dalam menjaga keberlanjutan ruang tersebut. Ruang dalam tesis ini dipahami sebagai suatu konfigurasi (place) pada lokasi tertentu yang beroperasi. Konfigurasi yang beroperasi ini kemudian didasarkan dari tiga parameter, yaitu arah, kecepatan, dan waktu, dimana disini kemudian saya menemukan pergerakkan sebagai bentuk konfigurasi yang beroperasi. Pergerakkan ini kemudian didisrupsi dengan strategi indeterminacy untuk kemudian menjadikan pergerakkan ini menjadi pergerakkan drifting. Dalam drifting inilah kemudian titik peluang spasial diproduksi dengan intensitas tinggi. Titik peluang spasial ini menawarkan peluang interaksi, dimana dalam kasus ruang yang saya angkat, yaitu ruang komersial, menjadi sangat penting dalam mempertahankan relevansinya (keberlanjutannya) dalam keseharian keberadaan ruang ini.

This thesis is discussing about transitory, whereas the main product of this transitory notion is spatial opportunity. The main idea of transitory is about continuity of space, whereas this continuity is the result of the production of new/next space, adapting its relevance with the context. Transitory space is the normalization space to open the possibility of spatial opportunity production, whereas this spatial opportunity plays important role to maintain the continuity of the space. The term space in this thesis is conceived as an operational state of a configuration (place) at certain location. There are three parameters that make a configuration operate, that is vector, velocity, and time, whereas then, I found movement is a form of a configuration that is in operational state. This movement then, will be disrupted by the "indeterminacy" strategy, to induce this movement to become drifting. In drifting, the spatial opportunity will be produced with higher level of intensity. This spatial opportunity offers an interaction opportunity, which plays important role in this thesis's spatial case, commercial space. It is fundamental for a commercial space to constantly produce interaction opportunity between the actors (seller and buyer), to maintain its continuity and relevance as an everyday business area."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arief Kurniawan
"Dewasa ini tidak dipungkiri bahwa media sosial menjadi perantara untuk menghubungkan penggunanya dengan segala bentuk penyampaian informasi yang diberikan. Begitu juga dengan pencarian digital untuk tempat bersua atau yang kerap disebut tempat nongkrong dalam platform TikTok. Pencarian akan tempat ini bertujuan untuk menemukan lokasi yang tepat, baik untuk menikmati kesendirian ataupun berbincang dengan kerabat yang diinginkan. Pencarian yang dihasilkan menghadirkan berbagai tayangan yang memengaruhi persepsi penggunanya. Semakin lama menggali informasi terhadap tempat tersebut, maka semakin jelas juga bayangan akan tempat yang dituju. Akibatnya, tercipta sebuah karakteristik spasial dari elemen visual yang tanpa disadari mampu untuk memikat audiens berdasarkan apa yang ditangkap dan ditayangkan.

Social media has undoubtedly evolved into a conduit for connecting consumers with all information sources in the current day and age. The same goes for digital searches for meeting spots or what are often called as hangout on TikTok. The aim of this location search is to find a suitable spot where you may spend a considerable amount of time alone or interacting with preferred relatives. A wide range of impressions are shown in the resulting search, influencing the user's perspective. The more you research the location, the more precise your personal perception of it will be. This leads to the creation of a spatial characteristic in visual elements which, depending on what is caught and presented, can unintentionally attract the audience."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisya Thalia Faz
"Keputusan pemilihan Sekolah Menengah Pertama (SMP) oleh orangtua adalah aspek penting dalam membentuk pendidikan anak-anak mereka, yang berpotensi memengaruhi perkembangan dan prospek akademik anak-anak tersebut. Proses ini seringkali terpengaruh oleh beragam faktor, termasuk karakteristik orangtua dan variabel geografis. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merinci lebih lanjut bagaimana karakteristik orangtua murid sekolah menengah pertama. Penelitian ini menginvestigasi pola spasial distribusi karakteristik orangtua murid di Kecamatan Cipayung. Fokusnya adalah karakteristik orangtua murid, dengan tujuan mengidentifikasi karakteristik orangtua murid SMP di Kecamatan Cipayung, serta mengevaluasi dampak daya layan terhadap pemilihan sekolah. Metode penelitian mencakup survei kepada orangtua murid dan analisa data sekunder. Data karakteristik orangtua, berupa tingkat pendidikan, jenis permukiman, dan penghasilan, dikumpulkan bersama dengan data sekolah menengah pertama tempat anak mereka bersekolah. Selain itu, dilakukan analisa serta evaluasi daya layan SMP dalam hubungannya dengan pola spasial distribusi karakteristik orangtua murid SMP. Hasil penelitian menunjukan adanya pola spasial yang terbentuk antara karakteristik orangtua murid dengan karakteristik sekolah. Temuan ini diharapkan dapat membantu merumuskan rekomendasi kebijakan yang mendorong pemahaman yang lebih baik tentang pola pemilihan sekolah serta potensi perbaikan dalam penyediaan pendidikan di Kecamatan Cipayung.

The decision-making process of selecting a Junior High School (SMP) by parents is a crucial aspect in shaping the education of their children, potentially influencing the development and academic prospects of the students. This process is often influenced by various factors, including parental characteristics and geographic variables. Therefore, this research aims to provide a detailed insight into the characteristics of parents of junior high school students. The study investigates the spatial distribution patterns of parental characteristics in Cipayung District, focusing on identifying the characteristics of parents of SMP students in the area and evaluating the impact of services on school selection. The research methodology involves surveys of parents of junior high school students and the analysis of secondary data. Data on parental characteristics, such as educational level, settlement type, and income, are collected along with information about the junior high schools where their children attend. Additionally, an analysis and evaluation of the services provided by junior high schools are conducted in relation to the spatial distribution patterns of parental characteristics. The research findings reveal the presence of spatial patterns formed between parental characteristics and school characteristics. These findings are expected to contribute to formulating policy recommendations that encourage a better understanding of school selection patterns and potential improvements in education provision in Cipayung District."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anggraeni
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola semburan emisi karbondioksida di Provinsi Banten yang terdapat dua PLTU dengan sembilan unit pembangkit, menggunakan model dispersi gaussian. Emisi karbondioksida menyebar sesuai dengan arah angin dari arah Barat Daya, Selatan, dan Utara. Pola keruangan emisi karbondioksida ditentukan oleh tipe pembangkit dan cerobong serta faktor meteorologi diantaranya arah dan kecepatan angin, serta stabilitas atmosfer. Semburan emisi karbondioksida PLTU membentuk pola semburan dengan peningkatan yang tajam dan setelah mencapai konsentrasi maksimum akan menurun secara lambat.

The purpose of this research is to know the flowing pattern carbon dioxide emission in Province of Banten which has two PLTU that operating nine units of steam power plants, using Gaussian dispersion modeling. Carbon dioxide emission spreads as the wind direction from southwest, south, and north. The spatial pattern of carbon dioxide emission is created by the power plant type and chimney also meteorological factor, such as wind speed and direction also atmosphere stability. The flow of carbon dioxide emission is created a flowing pattern with sharp increasing number of concentration and after reached the maximum concentration it would be decrease slowly."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1875
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranie Dwi Anugrah
"Pertambahan jumlah penduduk di Kecamatan Sawangan mengakibatkan pertumbuhan perumahan semakin meningkat. Hal ini akan mempengaruhi nilai perubahan Koefisien Dasar Bangunan di Kecamatan Sawangan faktanya berdasarkan RTRW 2010-2030 daerah tersebut diarahkan memiliki nilai Koefisien Dasar Bangunan maksimal 45%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perubahan Koefisien Dasar Bangunan perumahan teratur di Kecamatan Sawangan. Nilai perubahan Koefisien Dasar Bangunan diperoleh dari hasil pengambilan sampel sebanyak 81 rumah dengan menggunakan metode proportional random sampling. Untuk mengetahui hubungan antara perubahan Koefisien Dasar Bangunan dengan variabel-variabel penelitian digunakan metode uji korelasi Pearson Product Moment dan One Way ANOVA. Sedangkan untuk mengetahui perbedaan perubahan Koefisien Dasar Bangunan antar tipe rumah menengah pada perumahan teratur digunakan metode komparasi keruangan.
Hasil penelitian ini adalah perubahan Koefisien Dasar Bangunan dominasi dipengaruhi oleh faktor lama tinggal penghuni rumah. Lama tinggal penghuni rumah dengan kelas perubahan Koefisien Dasar Bangunan <15% adalah 4,135 tahun, lama tinggal penghuni dengan kelas perubahan Koefisien Dasar Bangunan 15% - 30% adalah 5,975 tahun, dan lama tinggal dengan kelas perubahan Koefisien Dasar Bangunan >30% adalah 7,667 tahun.

The increasing population in Sawangan sub-district nowadays has involved the growth of housing increase rapidly. It will affect the value changes of Building Coverage Ratio (BCR) in Sawangan sub-district. In fact, Sawangan sub-district must have 45 % for the maximum according to RTRW 2010-2030.
This research aims to look the Building Coverage Ratio value changes of regular housing in Sawangan sub-district. The value changes were obtained from the sample by using the Proportional Random Sampling method. This research uses Pearson Product Moment and One-way ANOVA to see the correlation between the Building Coverage Ratio value changes and the variables. Moreover, this research uses spatial comparative methods to know the differences among the housing samples.
The results show that the KDB value changes were affect dominantly by dwelling time factor. Dwelling time in Building Coverage Ratio class <15% is 4,135 years, dwelling time in Building Coverage Ratio class 15% - 30% is 5,975 years and dwelling time in Building Coverage Ratio class > 30% is 7,667 years.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42124
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Indriani
"Permukiman diaspora etnis Cina khususnya di kota Palembang telah ada sebelum masa penjajahan Belanda. Seorang Kapitan ditunjuk untuk mengelola dan mengawasi ‘ketertiban’ di wilayahnya, Kampung Kapitan, untuk kepentingan penjajah. Permukiman terpisahkan karena pengaruh kekuatan pemerintah, struktur dalam kelompok masyarakat, dan kesenjangan sosial ekonomi.
Riset ini mengungkap 'perubahan spasial' dari diaspora Kampung Kapitan yang sudah berbaur dengan pribumi, serta proses strukturasi dalam masyarakatnya. Untuk memahami perubahan ini pendekatan yang digunakan adalah grounded research dengan melakukan penelitian arsip, pengamatan dan wawancara partisipatif.
Temuan riset menunjukkan bahwa diaspora tidak selalu berkembang menjadi permukiman yang ‘tertutup’ atau terpisah. Segregasi di antara dua kelompok masyarakat dapat berubah menjadi integrasi dengan adanya struktur-praktik toleransi dan adaptasi dalam jangka waktu interaksi yang panjang.

Some diasporic Chinese settlements particularly in Palembang have existed since the Dutch colonialization. A Kapitan was assigned to manage and supervise the society’s order in the area, Kampung Kapitan. The settlement has been segregated because of the government’s power, structures of communities, and socio economic gap.
The research was to identify the spatial formation of the diaspora in Kampung Kapitan that has assimilated with the natives, along with the structuration process of the society. To figure out the changes, the reseach was carried out using grounded research method by doing archival research, observation, and participant interview.
The finding is that diaspora does not always develop into a segregated settlement. Segregation between two ethnic communities may change into integration of them for there are the structurepractice of tolerance and adaptation in long term interaction.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35857
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Hermawan
"Pada tahun 2000 wilayah Kabupaten Jembrana menjadi wilayah dengan luasan hutan paling luas di Provinsi Bali, namun hal ini berubah seiring perkembangan penduduk dan kebutuhan masyarakat. Adanya aktivitas masyarakat dalam mengubah hutan menjadi bentuk lainnya seperti sawah dan kebun menjadi andil utama pada perubahan hutan yang ada di Jembrana. Aktivitas ngawen atau kegiatan merambah hutan demi memanfaatkan hutan sebagai lahan produktif membuat wilayah hutan di Jembrana sedikit demi sedikit berkurang. Ngawen menyebabkan perubahan pada wilayah yang dahulu merupakan tutupan lahan hutan berubah menjadi tutupan lahan non-hutan. Guna meneliti perubahan tutupan lahan di Jembrana, klasifikasi data berdasarkan citra tahun 2000 hingga 2020 dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing menggunakan citra Landsat 7. Selain itu, dilakukan pula proses wawancara serta observasi guna memeroleh data terkait aktivitas ngawen oleh masyarakat. Berdasarkan hasil pengolahan data citra, didapatkan bahwa tutupan lahan hutan di Jembrana berkurang hingga sekitar 30 ribu hektar pada kurun waktu 20 tahun yakni dari tahun 2000 hingga tahun 2020. Melalui hasil analisa fragmentasi juga nampak bahwa wilayah Jembrana telah mengalami fragmentasi pada 34 persen wilayahnnya dan 12 persen diantaranya termasuk dalam kategori sangat tinggi. Adanya perubahan pada tutupan lahan ini berakibat pada terjadinya peristiwa kebencanaan seperti banjir dan tanah longsor yang belum lama ini terjadi. Berdasarkan penuturan informan, peristiwa bencana ini terjadi pasca maraknya aktivitas ngawen yang ada di wilayah hutan Jembrana. Perubahan tutupan lahan di Jembrana sebenarnya sudah berusaha dicegah dan diatur oleh pemerintah melalui upaya pembentukan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jembrana tahun 2012-2032. Namun berdasarkan hasil pemodelan di tahun 2032 wilayah Jembrana diprediksikan tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang disusun oleh pemerintah. Wilayah hutan yang direncanakan menutupi 53 persen wilayah Jembrana, berdasarkan pemodelan hanya mampu menutupi sekitar 32 persen dari keseluruhan wilayah Jembrana.

In 2000 the Jembrana Regency area became the area with the largest forest area in Bali Province, but this changed with the development of the population and community needs. The existence of community activities in turning forests into other forms such as rice fields and gardens is the main contribution to the changes in forests in Jembrana. Ngawen activities or activities to penetrate forests to use forests as productive land make the forest area in Jembrana gradually reduced. Ngawen caused changes in the area that used to be forest land cover turned into non-forest land cover. To examine changes in land cover in Jembrana, the classification of data based on imagery from 2000 to 2020 was carried out by guided classification method using Landsat 7 imagery. In addition, there is also an interview and observation process to obtain data related to authorized activities by the community. Based on the results of processing image data, it was found that forest land cover in Jembrana was reduced to about 30 thousand hectares in the period of 20 years, from 2000 to 2020. Through the results of fragmentation analysis, it also appears that the Jembrana region has experienced fragmentation in 34 percent of its territory and 12 percent of them fall into a very high category. The existence of changes in land cover resulted in disaster events such as floods and landslides that recently occurred. Based on the informant's account, this disaster event occurred after the rise of ngawen activities in the Jembrana forest area. Changes in land cover in Jembrana have actually tried to be prevented and regulated by the government through efforts to establish a Spatial Plan for Jembrana Regency in 2012-2032. However, based on the results of modeling in 2032, the Jembrana region is predicted to be not in accordance with the spatial plan drawn up by the government. The planned forest area covers 53 percent of Jembrana area, based on modeling is only able to cover about 32 percent of the entire Jembrana area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>