Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207263 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prabowo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5209
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
W. Putri Mahardhikartini
"Dewasa ini semakin banyak perusahaan yang melakukan ekstensifikasi atau perpanjangan produk dari film-film animasi yang disukai anak-anak. Perpanjangan produk itu mencakup berbagai jenis barang, mulai dari mainan untuk dikoleksi yang dipaketkan sebagai merchandise dari makanan kecil atau paket makanan dari restoran tertentu, pakaian, mainan, peralatan sekolah, peralatan makan, asesoris, kaset vcd, sampai kaset Play Statlon. Semua itu merupakan perpanjangan dari film-film animasi yang saat ini sedang disukai anak-anak seperti film Pokemon, Digimon, dan Digimon 2: Adventure.
Tugas karya akhir ini berusaha memberi gambaran bagaimana anak-anak dengan pemahaman mereka yang begitu terbatas tanpa disadari menjadi korban konsumtif dari para produsen yang melakukan perpanjangan produk tadi. Selain itu tugas karya akhir ini berusaha memberi gambaran tentang karakteristik anak seperti apa yang cenderung lebih mudah dipengaruhi oleh budaya konsumtif, dan sebenarnya pengaruh apa yang lebih berperan dalam tindakan anak-anak yang mengkoleksi produk-produk tie-ins tersebut.
Penelitian ini menggunakan teknik penelitian observasi karena dianggap dapat memberi gambaran terlengkap tentang masalah-masalah yang telah dikemukakan di atas. Ada tiga orang subyek penelitian yang berusia 6-8 tahun, dua orang laki-laki dan satu orang perempuan, ketigatiganya datang dari keluarga menengah ke atas. Namun waktu, tenaga, dan peralatan dalam proses observasi yang amat terbatas membuat hasil observasi belum maksimal.
Hasil pengamatan terhadap subyek penelitian dikaitkan dengan beberapa pemikiran seperti televisi sebagai sarana hiburan dan sarana komersial, hegemoni televisi, dan juga budaya konsumen. Hal ini karena film animasi yang diputar di televisi mempunyai hubungan yang erat dengan produk-produk tie-ins yang dibicarakan. Selain itu perilaku konsumtif anak dalam membeli produk tie-ins dikaitkan dengan budaya konsumen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa televisi (film animasi) merupakan sarana hegemoni produsen terhadap anak-anak dalam mengkonsumsi produk tie-ins. Anak-anak bahkan keluarganya tanpa disadari ikut mengukuhkan dominasi produsen dengan membeli barang-barang dari film yang menjadi kesukaan anak-anak. Dilihat dari tingkah laku kosumtif anak-anak, dapat dikatakan bahwa tayangan televisi bukanlah hal utama yang mendorong perilaku konsumtif anak terhadap produk tie-ins, melainkan orang tua dan keluarga, serta keadaan keuangan keluarga. Kontrol terbesar ada di tangan orang tua, dan ini yang diharapkan mampu mengendalikan perilaku konsumtif anak-anak terhadap produk-produk tie-ins.
Dalam keluarga yang disiplin, dan pengawasan dilakukan oleh orang tua sendiri atau kakak yang sudah dewasa, maka perilaku konsumtif anak-anak cenderung lebih sedikit atau lebih dapat dikendalikan. Sedangkan dalam keluarga yang disiplinnya agak sedikit longgar, Han pengawasan lebih banyak dilakukan pembantu rumah tangga, maka perilaku konsumtif anak-anak cenderung lebih sulit untuk dikendalikan karena yang mengawasi bukan orang tua sendiri.
Anakanak kadang sulit untuk mematuhi pembantu rumah tangga karena merasa pembantu rumah tangga tidak berhak untuk mengatur atau memarahi mereka. Sifat anak itu sendiri juga mempengaruhi perilakunya dalam mengkoleksi produk tie-hu. Anak-anak yang tidak mau kalah, selalu ingin menang dari temannya, atau cenderung suka pamer, biasanya akan lebih banyak mengkoleksi produk tie-ins atau produk lain yang sedang dikoleksi oleh teman-temannya. Koleksi itu dilakukan bukan hanya karena ia menyukai produk itu, tapi juga karena ia tidak mau kalah dengan teman-teman lainnya yang sudah mempunyai produk tersebut, anak yang terbuka dan mudah beradaptasi juga cenderung lebih mudah menerima pengaruh dari teman atau lingkungan sekitarnya.
Selain itu, pengamatan juga menunjukkan bahwa pilihan anak-anak terhadap produk tieins yang mereka beli bukan didasarkan atas kesetiaan mereka terhadap tokoh atau film tertentu, melainkan terhadap kesukaan mereka terhadap film apapun yang sedang ramai dibicarakan teman-teman sebaya mereka saat itu yang selalu berganti. Dengan demikian pembelian terhadap produk tie-ins juga akan terus berlangsung tanpa henti."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S3746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Larasati
"Penempatan produk menjadi sangat diminati sejak Reeses Pieces melakukan penempatan produk pada film E.T di tahun 1982. Alasan para pengiklan menggunakan penempatan produk diantaranya tidak terdapat zapping atau pengindaran iklan.
Penempatan produk juga terdapat pada film ?Twilight?, yaitu film adaptasi dari novel dengan penjualan terbaik karangan Stephanie Meyer ini terdapat 23 merek yang melakukan penempatan produk. Permasalahan penelitian ini adalah bagaimana kesadaran khalayak terdapap penempatan produk dalam film?Twilight?. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui bagaimana kesadaran penonton.
Metodologi penelitian menggunakan paradigma positivis, pendekatan kuantitatif, bersifat deskriptif (univariat). Teknik pengumpulan data dengan kuesioner, dengan mengambil sampel sejumlah 100 responden dengan metode sampel acak sederhana.
Hasil penelitian ini yaitu penonton sadar dengan adanya penempatan produk dalam film ?Twilight? dalam tingkatan top of mind, brand recall, dan brand recognition, dan terdapat tiga merek yang terdapat di brand unaware.

Many marketers interest to uses product placement to promote their brand since 1982 when Reeses Pieces appears in E.T. One of the reason is because there is no zapping or avoiding advertising in product placement.
The movie ?Twilight? is adapted from a bestseller novel written by Stephanie Meyer, and the movie includes 23 product placements. This research inquires the awareness of the audience towards product placement in the movie ?Twilight?? The aim of this research is to find out the awareness of the audience.
Positives paradigm is used with descriptive quantitative methods and survey methods to collect the sample. The data collection technique uses questionnaire with 100 responden.
Result of this research is the audience aware of the product placement in the movie ?Twilight? in brand awareness stages top of mind, brand recall, and brand recognition and there is three brand in stage brand unaware."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Monica Lovenia A.P
"Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melakukan aktivitas media relations yang dilaksanakan oleh Humas yang tergabung dalam Pusat Komunikasi Publik untuk mencapai publisitas yang dapat digunakan untuk penyebarluasan informasi mengenai pariwisata dalam negeri kepada masyarakat khususnya calon wisatawan nusantara.
Penelitian ini mencoba menganalisis secara deksriptif mengenai aktivitas media relations untuk mencapai publisitas yang dapat mendukung promosi pariwisata dalam negeri dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara wawancara mendalam serta melakukan studi pustaka seperti data yang didapatkan dari sumber literatur kepustakaan berupa buku-buku, surat kabar, artikel/tulisan pada media massa dan internet, foto, dokumen dan website Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Kesimpulan penelitian ini memperlihatkan bahwa Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyadari bahwa media merupakan hal yang sangat penting untuk dapat menyebarluaskan informasi mengenai promosi pariwisata dalam negeri, dan hubungan dengan media tersebut dapat diupayakan melalui aktivitas media relations yang dilakukan oleh Humas secara konvensional dan special treatement walaupun dalam prakteknya terdapat banyak hambatan. Humas juga telah melakukan peran, fungsi serta tugasnya dalam upaya pencapaian publisitas pendukung promosi pariwisata dalam negeri melalui aktivitas media relations tersebut.

Ministry of Tourism and Creative Economy, Republic of Indonesia holds media relations activities that is implemented by Public Relations which is incorporated in Centre of Public Communication in efforts to achieve publicity which can be used to dissemination of information about domestic tourism promotion especially candidate of domestic tourism.
This thesis try to analize in descriptive way about media relations activity to achieve publicity for supporting domestic tourism promotion by using qualitative approach through in depth interviews, and also doing literature study such as data obtained from literature sources in form books, newspaper, article/posts on mass media and internet, photos, document and website of Ministry of Tourism and Creative Economy.
Conclusion of this thesis shows that Ministry of Tourism and Creative Economy realize that media is a very important thing to dissemination information about promotion of domestic tourism, and media relations can be pursued through media relations activities conducted by the Public Relations in conventional and special treatment although in practice there are many obstacles. Public Relation also has done the role, functions and duties well in supporting efforts to achieve publicity for tourism promotion activities in the country through the media relations."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Frida Hidayah
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5275
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriani F. Syahrul
"Adanya beberapa kecenderungan dampak negatif pada anak-anak setelah menonton TV (khususnya pada tayangan film cerita), misalnya tentang agresivitas anak, menyebabkan penulis tertarik untuk melihat lebih jauh proses kognitif apa yang terjadi pada anak ketika mereka menyaksikan suatu film cerita. Salah satu aspek kognitif yang terdapat di antara saat menonton TV dan dampaknya adalah 'pemahaman' (Berry & Asamen, 1993).
Pemahaman yang dimaksud di sini adalah seperti yang dikemukakan oleh Collins, et.al. (1978), yang artinya bahwa pemahaman itu mengacu kepada pengentian dari penonton, dan adanya integrasi dari bermacam bagian dari suatu program, kedalam suatu keseluruhan yang berarti. Pemahaman itu sendiri dilkaukan terhadap tingkah laku, kejadian, akibat, baik yang ditampilkan secara eksplisit maupun implisit, dalam satu atau beberapa satuan adegan dalam film cerita. Berry & Asamm (1993), mengatakan bahwa fungsi dari pemahaman itu adalah sebagai filter (penyaring) dan mediator (perantara).
Ketika anak menemui suatu hal/adegan yang dapat menimbulkan dampak negatif, maka di sini pemahaman berfungsi sebagai filter, sehingga anak tersebut tidak meniru tayangan yang disaksikannya. Ketika anak perlu memikirkan lebih jauh hubungan sebab-akiibat, motivasi, serta konsekuensi, maka di sini pemahaman berfungsi sebagai mediator, sehingga anak mendapatkan gambaran yang jelas tentang apa yang disaksikannya. Dari beberapa referensi, antara lain seperti yang dikemukakan olda Piaget (dalam Nobel, 1975) diketahui bahwa pemahaman anak pada usia sekitar 9 atau 10 tahun lebih tinggi daripada anak yang berusia di bawahnya.
Mengetahui pentingnya faktor pemahaman ketika naka menyaksikan tayangan film cerita, dan adanya perbedaan kondisi antara anak-anak di lndonsia dan anak-anak di Barat terhadap cerita yang disaksikannya membuat peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan: "Bagaimana pemahaman anak yang berada pada tahap konkret operasional (khususnya usia sekitar 8 tahun, dan 10-12 tahun) terhadap film cerita anak yang disaksikannya di TV?".
Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pemahaman anak-anak tersebut terhadap film cerita yang disaksikannya di TV, khususnya bagi sampel yang ada di beberapa sekolah di Jakarta-Indonesia. Lebih jauh Iagi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para orangtua, guru, maupun pihak penyelenggara TV tentang pemahaman anak tersebut, sehingga mereka dapat rneiakukan pendekatan yang lebih tepat guna meningkatkan pemahaman anak ketika menonton suatu film cerita anak.
Disain penelitian ini adalah ?studi lapangan? (field study), dengan metode pengambilan data non probability sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 64 orang (terdiri dari 33 orang sampel berusia 7;6 - 8;6 tahun, dan 31 orang sampel berusia l0;6 - 12;6 tahun), berasal dari 4 Sekolah Dasar Negeri di Salemba - Jakarta Pusat. Selain usia, kriteria sampel penelitian ini adalah: memiliki tingkat kecerdasan rata-rata, berasal dari tingkat sosial- ekonomi menengah, sehat mata dan telinga, sudah bersekolah, pernah menonton film Mighty Morphin Power Rangers. Adapun prosedur pengambilan data dalam penelitian ini adalah: (1) subyek diberikan tayangan Film Power Rangers selama 31 menit; (2) setelah menonton subyek diminta mengisi kuesioner yang telah disusun untuk mengukur pemahaman mereka (melalui aspek recall dan inference).
Gambaran yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa pemahaman anak yang berada pada tahap konkret operasional secara umum masih kurang (di bawah separuh pemahaman orag dewasa). Pemahaman anak pada tahap ini secara umum masih berkisar pada hal-hal yang eksplisit, misalnya mengenai konsekuensi dari suatu tindakan tokoh. Anak yang berusia 10 - 12 tahun mendekati separuh dari pemahaman orang dewasa, dan secara signifikan memiliki pemahaman yang lebih tinggi daripada anak yang berusia di bawahnya (dilihat dari signifikansi pada nilai recall: p=0,001; dan nilai inference: p=0,000; dengan 1os=0,005). Pemahaman mereka itu ditunjukkan dengan kemampuannya yang cukup dalam mengurutkan adegan yang pentlng dalam film cerita, dan menyimpulkan adegan yang eksplisit dan implisit dalam adegan tersebut. Namun demikian, hanya sepertiga (10 orang) dan jumlah sampel berusia l0;6 - l2;6 tahun yang memiliki pemahaman tinggi (diatas nilai rata-rata). Selain itu, dari latar belakang anak yang memiliki pemahaman tinggi dan rendah, terlihat bahwa peran orangtua ketika menemani anaknya nonton TV masih belum efektif terlebih lagi untuk anak yan gberusia dibawah10-12 tahun.
Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain adalah agar jumlah sampel diperbanyak, mengingat bahwa gambaran subyek yang memiliki pemahaman tinggi dalam penelitian ini hanya sedikit, hingga kesimpulannya belum dapat digeneralisasikan. Adapun saran yang dapat diterapkan dalam masyarakat adalah: hendaknya peran orangtua, guru, dan pihak penyelenggara TV ditingkatkan dengan caranya masing-masing, agar pemahaman anak semakin meningkat, baik untuk anak yang berusia 10 - 12 tahun, apalagi untuk anak yang berusia di bawahnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Firmanza
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh persepsi pada promosi penjualan terhadap keputusan pembelian pada merek. Persepsi pada promosi penjualan adalah interpretasi pelanggan mengenai program Ufia Infaq Rp15/liter. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menyebar kuesioner kepada 72 orang responden. Melalui uji Spearman ditemukan bahwa ada hubungan yang sangat kuat antara persepsi pada promosi penjualan dengan keputusan pembelian pada merek. Hasil lanjutannya menunjukkan bahwa keputusan pembelian pada merek dipengaruhi oleh persepsi pada promosi penjualan. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai rekomendasi akademis dan praktis dalam memaksimalkan fungsi program promosi penjualan dalam menciptakan keputusan pembelian pada merek. Serta memberikan implikasi studi bahwa model proses IMC dapat digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan proses terjadinya promosi penjualan akan mempengaruhi keputusan pembelian pada pelanggan.

The aim of the research is find out the perception influence of sales promotion on purchase decision of brand. The perception of sales promotion is customer interpretation about Ufia Infaq Rp15/liter programmed. The research used quantitative approach which spread a questioner to 72 respondent. Through Spearman test there found relation between perception of sales promotion with purchase decision of brand. Another result has shown that purchase decision of brand had influenced by perception of sales promotion. The research result can use for academic and practical recommendation to increase sales promotion program which can create a purchase decision of brand. It had an implication with IMC Process Model that can explain process of sales promotion will influence the customer purchase decision."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Umiko
"ABSTRAK
Untuk mempromosikan produk, diperlukan strategi periklanan yang dapat menggerakkan konsumen ke arah yang menjadi tujuan dari promosi. Salah satu caranya adalah dengan memilih media yang tepat untuk menyampaikan pesan-pesan dari pengiklan/pengirim pesan. Belakangan ini di Indonesia, khususnya Jakarta, sedang meningkat penggunaan media Direct Mail sebagai media penyampai pesan dalam mempromosikan suatu produk. Terutama yang menggunakan jasa Direct Mail ini adalah perusahaan-perusahaan seperti produsen kosmetika, perhiasan, buku-buku, pameran-pameran, real estate, dan tentu saja bank-bank. Hal ini telah berlangsung selama lebih kurang sepuluh tahun. Dalam penelitian ini, PT. Laxmi Jaya telah menggunakan Direct Mail promosi produk-produknya sejak akhir tahun 1988. sebagai media Penelitian ini ingin melihat bagaimana sebenarnya sikap khalayak penerima Direct Mail terhadap Direct yang mereka terima tersebut. Sikap itu sendiri Mail terbentuk setelah seseorang berpengalaman dengan suatu obyek, dengan menaruh kepercayaan dan mempunyai evaluasi tertentu terhadap obyek. Direct Mail itu sendiri adalah bentuk iklan yang menggunakan jasa pos untuk menyampaikan pesan. Dikirimkan untuk orang-orang tertentu, yang telah disesuaikan dengan produk yang akan dipromosikan. Untuk melihat sikap khalayak terhadap Direct Mail tersebut, maka dilihat dari faktor kepercayaan dan evaluasi khalayak terhadap atribut-atribut produk yang dianggap menonjol (salient belief), dan faktor-faktor yang mempengaruhi sikap mereka. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa sikap khalayak terhadap Direct Mail yang dikirim oleh PT. Laxmi Jaya adalah cenderung sangat positif. Dan dalam menentukan sikapnya, khalayak tidak begitu dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar Direct Mail."
1992
S3961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S5771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>