Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2554 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retna Ginatri S. Noer
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5139
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Ginatri S. Noer
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5260
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizqi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5333
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Ima Purbasari
"ABSTRAK
Studi ini mencoba membahas penggambaran trend pesan propaganda yang disampaikan Amerika Serikat terhadap negara-negara lain melalui media hiburan, yaitu film layar lebar Hollywood. Sebagai industri produk jasa yang memberi masukan negara Amerika Serikat kedua terbesar setelah bidang ruang angkasa, perfilman Hollywood hingga saat ini memang masih merajai pasaran film internasional. Dijadikannya Hollywood sebagai bangunan industri mengkondisikan perfilman Amerika Serikat dalam iklim kompetisi, baik dalam hal teknologi maupun content (isi), yang salah satunya adalah kreativitas tema cerita film. Salah satu tema cerita film Amerika Serikat yang masih mendominasi adalah mengenai penanaman iklim musuh Amerika Serikat yang ditemui dalam realitas sosial kehidupan politiknya. Penciptaan tokoh heroistik atau kepahlawanan Amerika Serikat yang mengiringi perkembangan perfi1man Hollywood mulai periode detente pertama (1971-1980), berlanjut ke perang dingin kedua (1981-1987) hingga saat ini. Penciptaan tokoh kepahlawanan oleh insan film Hollywood masih dijadikan tema cerita yang banyak dijual, walau dengan warna yang sedikit berbeda. Sosok tokoh Amerika Serikat digambarkan sebagai seorang yang demokratis, memi1iki loyalitas tinggi terhadap profesi kerja, polisi dunia yang menegakkan keadilan dan keamanan baik di dalam negerinya sendiri maupun negara lain, dan sebagainya. Sementara profil sosok negara lain digambarkan dalam cerita film cenderung disudutkan pada posisi sebaliknya. Pesan ideologi yang disampaikan melalui media hiburan tersebut memberi kesan dan tanda bahwa aplikasi propaganda di saat ini tidak dapat lagi diartikan sebagai penanaman nilai politik yang murni, karena pada dasarnya dapat pula disampaikan secara tersirat dalam arus budaya pop dimana penonton pun terkadang tidak menyadarinya. Film yang diteliti meliputi True Lies, Die Hard with a vengance, dan Crimson Tide. Ketiga film ini dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi secara kualitatif. Dari hasi 1 penelitian yang diperoleh berdasarkan kategorisasi name calling dan glit tering generalities, baik secara verbal maupun non-verba1, penggambaran pesan propaganda Amerika Serikat dalam realitas kamera yang ditujukan pada negara lain cenderung merefleksikan bias pandangan dengan melakukan penamaan buruk."
1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Susilo
"Analisis SituasiFilm dapat dinikmati dari berbagai kalangan dengan latar belakang usia maupun status. Keberadaan film begitu magis karena kekuatannya yang mampu menggambarkan realitas masyarakat. Seperti yang dikemukakan oleh Effendi, film diartikan sebagai hasil budaya dan alat ekspresi kesenian. Sebagian dari mereka yang membuat film masih berpatron pada produk budaya dan industri, yang artinya selain film dibuat sebagai medium penyalur gagasan, tujuan utama film dibuat adalah sebagai sarana hiburan bagi penontonnya yang juga mempertimbangkan sisi ekonomi komersil . Dari segi media ekspresi, sineas menarik diri dari kebutuhan penonton akan hiburan. Mereka membuat film dengan dasar panggilan jiwa yang melihat realitas kehidupan masyarakat yang dinamis dan terlepas dari faktor komersil industri. Dari sini kita bisa melihat dualisme ideologi para pembuat film tentang tujuan mereka, yaitu film sebagai produk hiburan yang komersil, serta film sebagai medium ekspresi realitas. Jika selama ini film hiburan yang komersil merajahi layar bioskop, maka pertanyaannya adalah kemana film yang lebih mengangkat ekspresi realitas alternatif dipertontonkan ?Pernyataan KebutuhanMeski sudah sepuluh tahun berdiri dan kini dikelola secara lebih professional, masih banyak perbaikan yang harus dilakukan oleh Kineforum demi mencapai tujuan luhurnya. Salah satu yang menjadi pekerjaan banyak pihak adalah kesadaran masyarakat akan keberadaan ruang ini. Dalam pengelolannya, Kineforum mendapat bantuan dari pemerintah provinsi DKI Jakarta yang artinya masyarakat juga turut andil dalam membuat Kineforum bisa hidup. Namun kenyataannya, Kineforum masih dianggap menjadi tempat berkumpulnya mereka yang memang sudah paham tentang film sehingga terkesan sangat eksklusif. Maka dari itu film pendek ini secara tidak langsung menyoroti tentang bagaimana Kineforum ini dibentuk, lalu juga melihat apa yang sedang dihadapi sekarang dan tantangan yang akan datang. Sehingga diharapkan khalayak sasaran utamanya disini adalah masyarakat Jakarta dari kalangan anak muda, dapat memiliki rasa memiliki terhadap Kineforum dan turut serta untuk mengembangkannya.Maksud dan TujuanTujuan utama dalam pembuatan karya ini adalah ingin memberikan pengenalan tentang Ruang Putar Alternatif, sehingga penonton memiliki pilihan/referensi untuk budaya menonton yang tidak hanya di bioskop. Selain itu, berdasarkan riset awal yang sudah dilakukan, masih belum ada arsip digital seperti film yang mengangkat seputar Ruang Putar Alternatif, meskipun sudah cukup banyak tulisan yang mengangkat seputar Ruang Putar Alternatif. Itulah mengapa meskipun manfaat yang didapat cukup beragam, akan tetapi masih sedikit minat penonton.Sasaran KhalayakSasaran khalayak primer dari film ini adalah laki-laki dan perempuan berusia 16-24 tahun yang masih memiliki status sebagai pelajar, mahasiswa, atau karyawan pekerja. Aspek geografisnya tinggal di wilayah Jabodetabek dengan akses ke bioskop baik komersil ataupun Kineforum lebih dekat. Aspek psikografisnya memiliki ketertarikan tinggi terhadap film dan suka menonton. Secara status sosial ekonomi, terbuka untuk semua kalangan yang memiliki daya beli terhadap tiket bioskop.Ide DasarMembuat film dokumenter yang tujuannya untuk mengenalkan ruang putar alternatif utamanya Kineforum kepada khalayak sasaran, sehingga memiliki referensi dalam budaya menonton yang tak hanya di bioskop.Pendekatan Struktur dan Gaya PenulisanStruktur yang digunakan dalam film ini adalah kronologis dengan pendekatan gaya penuturan sejarah profil. Menampilkan ulasan tentang perjalanan berdirinya Kineforum dan juga bagaimana perkembangannya, lalu dilanjutkan ke bagian pengelolaannya sekarang serta sistem programasi yang digunakan.SinopsisRuang putar film di Indonesia didominasi oleh bioskop komersil yang notabene hanya memutarkan film-film tertentu. Film alternatif, film indie, maupun film pendek jarang mendapat tempat di layar lebar. Oleh karena itu, Kineforum lahir sebagai sebuah ruang putar alternatif yang menjadi wadah bagi film-film yang tidak terjamah bioskop arus utama.Anggaran DanaPra Produksi : Rp. 675.000Produksi : Rp. 675.000Pasca Produksi : Rp. 460.000 Total Biaya Produksi : Rp. 1.810.000

Situation Anasysis Film can be consumed by audiences in various ages and status backgrounds. Its existence is magical because of its power to depict the society. According to Effendi, film can be defined as a culture produt and a device to express art. For some filmmakers, film is patronized by culture product and industry, which means film is not just be made as a medium of idea, but it also has a main goal to become a medium of entertainment for the audience that considers commercial aspect. As a medium of expression, filmmakers pull theirselves out from the audience rsquo s need of entertainment. They create film based on the calls from their hearts who see the dinamical social reality despite the commercial industry factor. From here, we can see the filmmakers rsquo ideology dualism according to their goals, which are film as commercial entertainment products, and film as media to express the reality. If nowadays commercial entertainment films dominate theaters, where films which express the reality go Question of Need Even though Kineforum has been established for ten years and has professionally been managed, Kineforum needs to do a lot of fixations to achieve its noble goals. One of the jobs is to encourage the people rsquo s awareness of Kineforum rsquo s existence. In its management, Kineforum is supported by the Governor of DKI Jakarta, which means the society can also help Kineforum to survive. However, in reality Kineforum is viewed just to be a place for people who has deep knowledge about film, so it is considered as exclusive. In response to that, this film indirectly highlights to how Kineforum was established, what is the problems it has to face, and its challenges for the future. The main aim for this film is Jakarta rsquo s young audiences, so they can have affections toward Kineforum and take parts to improve itAim and Purpose The main purpose of this project is to give an introduction to alternative theater, so the audience can have the choices or references to watching culture outside the mainstream theater. Besides, according to the early research, there is no digital archive such as film which pick up the issue related to alternative theater. That is why the benefit gained from the film is abundant, but the audience rsquo s interest is small.Audience Target The primary audience target in this film are men and women age 16 24 years old who are still having status as students, college students, or workers. The geographic aspect of the target is that the audiences live in Jabodetabek with near access to commercial theaters and Kineforum.The psychographic aspect is that the audiences have high interest in film and love to watch movies. In economic status, it is open for all people who can afford buying box office ticket.Basic idea Produce a documentary film which aim is to introduce alternative theater especially Kineforum to the audiences, so they have more references in watching culture outside the commercial theater.Structure Approach and Writing Style Structure used in this film is a set of chronology with historical profile description approach. It shows review of Kineforum rsquo s establishment and how it improves, then it continues to its managerial nowadays along with its programation system.Synopsis Theaters in Indonesia are dominated by commercial theaters which just play particular kinds of film. Alternative movies, Indie movies, or short movies are scarcely have place in the big screen. In response to that, Kineforum was born as an alternative theater which can be a place for films that do not have a place in mainstream theather.BudgetingPre Production Rp. 675.000Production Rp. 675.000Post Production Rp. 460.000 Total Budget Rp. 1.810.000 "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ambar Alimatur Rosyidah
"ABSTRAK
Analisis Situasi
Kualitas sumber daya manusia memiliki peran penting dalam
mengembangkan sebuah negara, akan tetapi stereotip yang
disosialisasikan media memperkuat sistem patriarki yang berlaku
di Indonesia sehingga kedudukan pria dianggap lebih tinggi.
Pemikiran seperti ini akan mempengaruhi remaja kemudian
dapat mengakibatkan kesenjangan kualitas sumber daya manusia
di Indonesia. Dengan langgengnya pemikiran ini cenderung akan
menjadikan wanita sebagai kelompok bungkam ketika menikah.
Apalagi bila pernikahan tersebut terjadi di usia dini di mana
wanita belum sampai kepada tahap mandiri, maka ia cenderung
tidak dapat mengutarakan pendapatnya dan belum mampu
mengembangkan dirinya. Sehingga kesetaraan dan keadilan bagi
wanita di bidang pendidikan tinggi dan ekonomi penting untuk
dikampanyekan.
Manfaat dan Tujuan Prototype
Manfaat : memberikan pengetahuan kepada perempuan
mengenai pentingnya pendidikan dan urgensi kemandirian di
bidang ekonomi.
Tujuan : meningkatkan kualitas perempuan di Indonesia.
Prototype yang Dikembangkan
Film pendek berjudul ?Putri? ini mengangkat tema edukasi dan
wanita dengan dongeng mengenai Putri menjadi mediumnya,
dirancang untuk ditayangkan dalam festival-festival film dan
institusi pendidikan dengan durasi 10 menit, target khalayaknya
adalah perempuan dan orang tua.
Evaluasi
- Pretest dilakukan dengan FGD sebelum film ditayangkan.
- Terdiri dari 10-15 orang perempuan berusia 17-25 tahun.
- Evaluasi terdiri dari evaluasi internal dan eksternal.
- Evaluasi internal dilakukan setelah pre-test dan sebelum
evaluasi eksternal oleh kru dan pihak-pihal terkait.
- Pada evaluasi eksternal akan dilakukan Focus Group
Discussion (FGD) untuk evaluasi.
- Terdiri dari dua kategori: remaja dan orang tua. Masingmasing
10-15 orang.
- Evaluasi eksternal akan dilakukan setelah film selesai
ditayangkan.
Anggaran
- Jumlah total anggaran pembuatan prototipe: Rp 1.900.000,-
- Jumlah total anggaran pembuatan program: Rp 203.600.000,-
- Jumlah anggaran evaluasi: Rp 800.000,-

ABSTRACT
Situation Analysis
Human quality has an important role to the development of this
country. But the stereotipe which was spreading from any media,
makes patriarchy system in Indonesia powerful. Believing that
the position of man is higher in this society. This belief will
affect teenager decision in life, gender inequality, and
discrepancy the quality of youth. Early marriage is a common
case. And woman, who not already independent, will be in on
muted group. They tend to not expressing their opinion and can
not doing self development. So that, equality and equity for
women in higher education and economic sector is important to
be campaigned.
Advantages and Purpose of Prototype Development
Advantages: knowledge about the important of education and
independency in economics sector for woman.
Purposes: improving the quality of women in this country.
Developing Prototype
This short movie titled ?Putri? using education and woman as a
theme. The tales about princess will be the medium. Planned to
be broadcasted in movie festival, and education institution. The
duration of this movie is 10 minutes with woman and parents as
the target audience.
Evaluation
- Pretest is conducted by Focus Group Discussion (FGD) which
conducting before the movie will be broadcasted.
- 10-15 women, age from 17-25 y.o.
- Evaluation: internal and external. Internal evaluation will be
held after pre-test and before external evaluation with the
crew and other related part.
- External evaluation will be conducted by Focus Group
Discussion (FGD) for two category: teenager and parents
after the movie being broadcasted. Each of them 10-15
person.
Budgeting
- The budgeting of prototype: Rp 1.900.000,-
- The budgeting of the movie: Rp 203.600.000,-
- Th budgeting of evaluation: Rp 800.000,-"
2016
S63251
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Abduh Aziz
Depok: Komunitas Bambu, 2019
791.430 9 ABD d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rarasati Prameswari Manoto
"Masih sedikit penelitian yang mendiskusikan bagaimana film dapat mempengaruhi keinginan seseorang untuk berkunjung ke lokasi yang digunakan di dalam film ketika film tersebut ditonton melalui jenis media yang berbeda. Perbedaan pengalaman yang dimiliki konsumen dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan mereka untuk mengkonsumsi produk. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh destination image yang terbentuk dari film terhadap visit intention penontonnya dengan engagement yang mereka miliki terhadap film tersebut ketika film ditonton melalui layar lebar dengan layar kaca. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan survey ke 432 responden yang pernah menonton film yang terpilih, baik dari layar lebar maupun layar kaca. Hasil penelitian akan dianalisis dengan PLS-SEM menggunakan Multigroup Analysis untuk membandingkan hubungan yang terjadi untuk kedua kelompok responden yang menggunakan jenis media yang berbeda. Penulis mendapatkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara viewers’ engagement dengan destination image dan visit intention serta destination image dengan visit intention. Akan tetapi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mereka yang menonton melalui layar lebar dan layar kaca. Penelitian ini dapat membantu marketers dan akademisi dalam proses pengambilan keputusan mereka ketika menggunakan film dari layar lebar maupun layar kaca sebagai media untuk mempromosikan destinasi mereka.

here are still a limited number of studies that discuss how a film can impact someone’s visit intention to the location used in the film if it is watched by different kinds of media. The difference in the experience that a consumer gets can affect their decision-making process to consume a product. Hence, this study aims to see the difference in impact of destination image created from the film on the audiences’ visit intention with their engagement towards the movie itself when the movie is watched from big screen and small screen. The study is held by doing a survey to 432 respondents who have watched the chosen film. The result will be analyzed with PLS-SEM by using Multigroup Analysis to compare the effect between the two kinds of media used. The author(s) found that there’s a positive correlation between viewers’ engagement with destination image and visit intention and between destination image and visit intention. However, there is no significant difference between respondents who watched the movie on big or small screen. This study will be able to help marketers and academicians’ decision-making process when they’re using film from big and small screen as a tool to promote their destination."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Darussalam
"

BAGIAN SATU

Analisis Situasi

Keberadaan waria sering mendapat diskriminasi, kekerasan, dikucilkan, maupun ditolak keberadaannya di masyarakat. Miskonsepsi terhadap ajaran agama juga seakan melanggengkan sikap diskriminasi terhadap waria. Media mainstream yang jarang mengupas hal ini membuat dokumenter menjadi solusi akan permasalahan tersebut. Hasil riset masih menunjukan bahwa peminat dokumenter masih tinggi sesuai dengan konten apa yang dibawakan.

BAGIAN DUA

Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototype Film Dokumenter

Memberi informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terkait isu waria dari berbagai perspektif yang jarang dikupas di media mainstream Indonesia. Tujuan dari dibuatnya film dokumenter ini selain memberi pesan kepada masyarakat akan pentingnya menghindari sikap diskriminasi, juga memberi pesan bahwa persepsi dan stigma negatif yang selalu diasosiasikan kepada kelompok waria tidak selamanya benar.

BAGIAN TIGA 

Prototype Film Dokumenter yang Dikembangkan

Film dokumenter berdurasi 20 menit yang akan diunggah ke situs Youtube ini menceritakan tentang kisah hidup dibalik seorang waria. Melalui film dokumenter ini akan dibahas secara objektif dari berbagai perspektif serta akan dikupas kehidupan waria yang berbeda dari apa yang distigmakan secara negatif oleh masyarakat.

BAGIAN EMPAT

Metode Riset dan Evaluasi

Riset dilakukan dengan metode kuantitatif berupa penyebaran kuesioner survey berisi 20 pertanyaan yang berguna sebagai justifikasi pembuatan prototype. Selain itu, penulis nantinya akan melakukan evaluasi berbentuk FGD dan evaluasi menggunakan data dari Youtube Analytics.

BAGIAN LIMA

Anggaran

Anggaran pembuatan sebesar Rp3.300.000 sedangkan prakiraan pendapatan yang diterima sebesar Rp9.121.800 dan prakiraan total pendapatan sebesar Rp5.821.000.


CHAPTER ONE

Situation Analysis

The exixtence of waria (ladyboy) was often got discriminated, abused, margoinalized, or even refused. Misconseption regarding religion's taught also perpetuate the discrimination toward waria. Mainstream media that barely exposed this issues make documentation as an option to deliver the idea to solve this problem. Research shows that documenter enthusiasm are still high in number according to the content.

CHAPTER TWO

Benefits and Goals of Documentary Film Prototype

This film will give the information to the society about waria in many perspectives that barely proposed and exposed in mainstream media in Indonesia. The objective of this film other than giving messages to society about the importance of avoiding discrimination, is also for delivering messages the perception and negative stigma that always associated with waria community is not always true.

CHAPTER THREE

Developed Documentary Film Prototype

This documenter film that has 20 minutes of duration and later will be uploaded into Youtube tells you a story about waria undercover. Through this documenter film, there will be an objective exposure from different perspectives about waria's life that is so much different from the negative stigma that had been consturted in the society.

CHAPTER FOUR

Research Method and Evaluation

Research was conducted with quantitative method in the form of questionnaire contain 20 questions that functionated for prototype making justification. Besidesm researcger will cinduct further evaluations in the form of focus group group discussion (FGD) and evaluation using the data from Youtube Analytics.

CHAPTER FIVE

Budgetting

The budget for this film cost Rp3.300.000 while the income approximation is Rp9.121.800 and the approximation of total is Rp5.821.000

"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Junita Diah A.
"Bila sebuah novel diangkat ke layar lebar, akan terjadi beberapa perubahan. Perubahan dapat terjadi dalam kisah cerita yang disampaikan, dalam cara penyajiannya, ataupun keduanya. Hal tersebut tidaklah dapat dihindari, karena di sini terjadi perubahan media, yaitu dari, media cetak ke media visual. Novel Hersenschimmen karya J. Bernlef adalah sebuah novel yang telah diadaptasi ke layar putih oleh sutradara Heddy Honnigman dengan judul yang sama. Novel dan film tersebut mengisahkan tentang proses kepikunan seorang laki_laki setengah baya. Walaupun terdapat kesamaan dalam kisah cerita yang disampaikan, karena novel dan film merupakan dua media yang berbeda, berbeda pula cara penyajiannya. Dalam skripsi ini saya membandingkan novel dan film Hersenschimmen. Dari perbandingan itu, dapat ditemukan persamaan dan perbedaan di antara kedua karya tersebut serta dapat mengetahui bahwa kenyataan membaca novel terlebih dahulu sangat mempengaruhi pandangan pada waktu menonton film."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S15740
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>