Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97730 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Agus Erinita
"Penelitian ini membahas keutuhan wacana dalam buku pelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing. Konsep keutuhan dilihat melalui dua aspek, yaitu aspek pemarkah kohesi dan aspek koherensi. Analisis dilakukan terhadap 10 teks dalam buku Survival Indonesian (SI). Teori yang digunakan untuk menganalisis kohesi ialah teori Halliday dan Hasan yang dikombinasi dengan teori hubungan koordinatif dan subordinatif dari Alwi dkk, sedangkan untuk menganalisis koherensi digunakan teori hubungan antarproposisi dari Larson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penulis teks lebih banyak menggunakan pemarkah kohesi berupa pengacuan, konjungsi, dan pengulangan dalam mengikat keutuhan wacana. Di sisi lain, dalam menjaga koherensi, penulis lebih banyak menggunakan pola hubungan INDUK-amplifikasi. Walaupun kohesi dan koherensi digunakan dalam teks, pemanfaatannya belum maksimal. Beberapa teks belum menggunakan pemarkah kohesi dengan tepat. Selain itu, adanya kehadiran proposisi yang membawa topik yang tidak berkaitan secara langsung dengan topik yang sedang dibicarakan membuat koherensi teks terganggu. Di samping itu, dari hasil penelitian ini juga diketahui bahwa hanya sebagian teks yang menggunakan alur wacana naratif, selebihnya menggunakan wacana eksposisi.

This research discusses about discourse wholeness of Indonesian textbook for foreign speaker. The concept of wholeness can be seen in two aspects: cohesion marker aspect and coherence aspect. The analysis carried out on ten texts in 'Survival Indonesian' book. The theory used to analyze cohesion is Halliday and Hasan theory combined with coordinative and subordinate relation theory by Alwi et al, whereas coherence analysis uses the inter-proposition relation by Larson. The result of research shows that the text writer often uses cohesion marker in form of reference, conjunction, and repetition more in order to bind the discourse wholeness. On the other hand, the writer often uses HEAD-amplification relation pattern more in order to maintain the coherence. Although cohesion and coherence used on text, their utilization is not maximized. Some texts do not use the appropriate cohesion marker. Besides that, the presence of proposition carry unrelated topic directly into the topic that being discussed, make the text coherence disturbed. In addition, the result of this research shows that only half of the number of texts use narrative discourse plot, and the rest of texts use exposition discourse."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
T29576
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yokebed Triwigati
"Penelitian mengenai Analisis Wacana Iklan Indonesia ditujukan untuk mempelajari keutuhan wacana iklan dan unsur persuasifnya. Penelitian dilakukan dengan cara mcnganalisis sejumlah data yang dipilih melalui pengelompokan wacana iklan yang sering muncul dalam majalah Ayahbunda selama tahun 1995. Melalui penelitian ini diperoleh aspek yang membangun keutuhan wacana iklan, yaitu aspek leksikal, gramatikal dan semantik. Selain itu juga diperoleh unsur yang membangun wacana iklan yang bersifat persuasif."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Rinie Handayanie
"Majalah Mingguan Tempo edisi bahasa Inggris menghadirkan laporan khusus bertajuk "Special Report Religion?. Laporan ini mengangkat hasil survei yang dilakukan oleh PPIM IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil survei tersebut digunakan sebagai data pendukung dalam membahas radikalisme Islam di Indonesia, penerapan syariat Islam dan jihad. Penelitian ini dilakukan untuk memerikan Konstruksi wacana radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam "Special Report Religion? Tempo (SRRT).
Analisis wacana model Michel Foucault digunakan untuk mendekati korpus penelitian, untuk memerikan struktur atau kontruksi wacana (discursive formations) yang dibangun "Special Report Religion? mengenai radikalisme Islam dan aspek-aspeknya (syariat Islam dan jihad). Konsep mitos Roland, Barthes juga diterapkan untuk melihat wacana (pengetahuan) yang telah dikembangkan dan mendominasi paradigma pemahaman radikalisme Islam. Konstruksi wacana diperoleh dengan memerikan statement yang dibangun dalam kumpulan artikel serta arsip foto SRRT, dan menganalisis ketaksesuaian dalam konstruksinya. Kedisiplinan dalam bertutur dan seleksi berita serta foto menentukan jenis wacana dominan dalam SRRT mengenai radikalisme Islam. Analisis ini tidak bersifat kasuis dengan tujuan membenarkan maupun menyalahkan kontruksi wacana yang dibangun laporan tersebut. Analisis akan mengungkapkan rejim wacana, sebuah cara pandang dan mengungkapkan radikalisme Islam versi "Special Report Religion" Tempo.
Hasil penelitian mengungkapkan masih dominannya paradigma lama mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad dalam SRRT. Walaupun SRRT telah menyajikan cara memaknai radikalisme Islam yang beragam, wacana yang termarjinalkan di dalamnya masih mampu dilacak untuk mencari pengetahuan spesifik (wacana) dominan. Pada akhirnya, SRRT hanya merupakan bagian dan kelanjutan dari wacana global mengenai radikalisme Islam, syariat Islam dan jihad."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11597
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Margono
"Indonesia adalah negara dengan banyak etnis atau multietnis dan multikultur. Etnis Tionghoa yang hanya merupakan salah satu etnis dari banyak multietnis di Indonesia, sering memperoleh penyosokan negatif. Sehingga terbentuk suatu presepsi dalam masyarakat Indonesia. Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Arief Budiman tentang presepsi masyarakat terhadap etnis Tionghoa di jawa tengah menunjukan bahwa sentimen terhadap etnis Tionghoa di masyarakat hanya berada di tataran prasangka. Presepsi yang dimiliki masyarakat berbeda dengan realitas yang dihadapinya. KOMPAS menjadi bahan penelitian ini karena jaringan dan kerjasamanya yang luas dengan media di daerah bisa menjadi salah satu kekuatan yang sangat panting untuk membuat masyarakat berpikir mengenai kenasionalisannya dan juga membentuk imagined community. Imlek adalah perayaan tahun baru Cina berdasarkan perhitungan peredaran bulan dan matahari. Suatu tradisi, budaya, adat istiadat yang dilakukan turun temurun sebagian etnis Tionghoa.
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran diatas maka masalah penelitian dirumuskan adalah bagaimana keadaan politik sosial dan budaya mempengaruhi tema pemberitaan KOMPAS mengenai imlek (dan Tionghoa) dari waktu ke waktu. Dan tujuan Mengetahui representasi serta tema pemberitaan KOMPAS mengenai imlek (dan etnis Tionghoa). Harapannya agar tesis ini dapat menjadi menjadi bahan refleksi pemberitaan Tionghoa di surat kabar dan mampu memberikan rekomendasi kepada KOMPAS, sehubungan dengan merepresentasi Tionghoa.
Penelitian ini adalah merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan Metodologi Penelitian Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis), dengan pendekatan analisis multilevel. Level pertarria adalah pendekatan sosial, budaya dan ekonomi. Level kedua adalah analisis wacana organisasi media seperti keadaan mental, interaksi atau keadaan sosial sehubungan dengan etnis Tionghoa di Indonesia.. Pada level teks asumsinya adalah penciptaan makna dapat melibatkan safah satu atau keseluruhan mulai dari struktur kalimat, preposisi, implikasi, presuposisi, bagaimana seseorang digambarkan dan lain-lain. Untuk mengaitkan teks dengan dua level lainnya digunakan analisis antar teks ( intertextualy analysis).
Tesis ini membuktikan pandangan bahwa rasialisme hadir dalam berbagai bentuk, ada dalam bentuk keseharian dalam masyarakat, ada juga dalam bentuk hirarki masyarakat. Racist Discourse (Wacana rasial) menurut Teun A. van Dijk adalah suatu bentuk praktek diskriminasi sosial yang berada (manifest) dalam teks, pembicaraan dan komunikasi. Bersamaan dengan praktek diskriminasi nonverbal, wacana mendukung atau memperkuat praktek anti rascal di dalam suatu masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mengekspresikan, konfirmasi atau legitimasi opini, prilaku dan ideologi golongan etnis yang dominan.
Hasil Penelitian ini menunjukan teks pemberitaan KOMPAS mengenal imlek dan Tionghoa sangat dipengaruhi konteks soslal, politik dan ekonomi dalam masyarakat indonesia. Kebijakan pemerintah yang semakin terbuka kepada etnis Tionghoa, termasuk terbuka untuk merayakan Imlek secara bebas juga memepengaruhi tulisan-tulisan KOMPAS yang semakin terbuka mengungkap adanya diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. Tahun 1965 - 1966 tidak ada berita, liputan suasana perayaan imlek di Indonesia ataupun cerita mengenai Imlek. Pada masa orde barukarakter minoriti dipresentasikan dengan suatu stereotip tertentu. Sampai masuk ke era reformasi (pasca orde baru) karakter minoriti dipresentasikan sebagai orang baik, terhormat atau orang jahat. Sejak bergulirnya reformasi pemberitaan KOMPAS sehubungan dengan imlek dan Tionghoa menjadi semakin bersifat anti rasial KOMPAS selain mengintrepretasikan dan mengoreksi juga mengkritik dan meminta sejumlah pembenahan di bidang hukum, kewarganegaran.
Hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis pribumi dari masa ke masa selalu berada dalam lingkungan persaingan, dendam, curiga. Hal ini akan selalu menimbulkan prasangka-prasangka dan kehidupan bemegara yang tidak sehat, dan rentan terhadap prilaku diskriminasi. Secara sederhana bisa diasumsikan bahwa apabila kita bisa mengubah stereotipe dan prasangka yang ada, maka kita pun bisa menghapuskan, atau paling tidak, mengubah dampak dari katagori-katagori pembeda yang dibuat atas dasar stereotip dan prasangka tersebut. Untuk itu etnis Tionghoa dalam membaca atau memaknai tulisan di media massa perlu berpikir positif. Membubuhkan profiling (penyosokan) yang relevan membutuhkan pemikiran dan standard baku dalam penulisannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanung Wahyuning Linuwih
"Al-Asbun adalah sebuah buku karya Pidi Baiq yang memiliki keistimewaan format yang mengandung nilai paradoks yang membuatnya berbeda dengan buku humor pada umumnya. Paradoks tersebut dinilai sulit dipahami sehingga memungkinkan timbulnya pertanyaan mengapa buku ini dapat dikategorikan sebagai buku humor. Oleh karena itu, penelitian melalui aspek linguistik ini dilakukan dengan harapan mampu menjawab pertanyaan tersebut. Pertama, untuk melihat bagaimana format tersebut membentuk humor dalam wacana, penelitian ini menggunakan salah satu bab dari Al-Asbun yang dianggap dapat mewakili keseluruhan buku, yakni "Rapia". Selain suprastruktur format, penelitian dilakukan untuk melihat faktor lain yang mungkin dapat memunculkan humor, yakni suprastruktur naratif dan gaya bahasa. Teori yang digunakan untuk penelitian ini adalah teori suprastruktur format berupa iluminasi yang dinyatakan oleh Ann dan McGlynn, suprastruktur naratif oleh Labov dan Waletzky dan teori mengenai gaya bahasa Keraf. Kesimpulannya, suprastruktur format, suprastruktur naratif, dan gaya bahasa merupakan faktor-faktor yang membentuk humor dalam wacana "Rapia" sebagai perwakilan dalam buku Al-Asbun sehingga buku tersebut dapat diberi label sebagai buku humor.

Al-Asbun is a book by Pidi Baiq which has a distinctive format that contains paradox that makes it different from the books of humor in general. The paradox is considered difficult to understand so it brings the question of why this book can be categorized as a humor book. Therefore, research through the linguistic aspect of this is done with the hopes of answering the question. First, to see how the format form of humor in discourse, this study using one of the chapters of Al-Asbun which is considered to represent the entire book, entitled "Rapia". In addition to the superstructure of the format, the research done to see other factors that may bring humor, which are the superstructure of narrative and style. The theory that is used for this research is the theory of superstructure form in the form of illumination expressed by Ann and McGlynn, superstructure narrative by Labov and Waletzky and stylistic theory by Keraf. In conclusion, the superstructure form, superstructure narrative and style are all factors that make up the humor in discourse "Rapia" as a representative in the book Al-Asbun so that the book can be labeled as a book of humor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumadi
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
499.221 5 SUM k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Rahman
"Seiring dengan "runtuhnya" rezim Orde Baru, fokus studi hubungan Islam dan negara mengarah pada masalah partisipasi umat Islam dalam agenda konsolidasi demokrasi. Studi ini mengambil fokus pada analisis wacana hubungan Islam dan demokrasi yang dikembangkan oleh kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) dalam kerangka penguatan masyarakat sipil (civil society).
Konsep civil society yang digunakan mengikuti pendekatan Robert W Hefner yang lebih dekat dengan terminologi "masyarakat warga" atau "masyarakat kewargaan" yang memiliki ruang di antara individu (keluarga) dan negara. Untuk kasus Indonesia, Hefner melihat adanya kecenderungan mengarah pada "civic pluralist" atau "civil Islam" sebagai kelompok yang berlawanan dengan Regimist Islam (Islam Politik) yang disebut Gellner sebagai musuh bebuyutan dari pluralisme dan kebebasan sipil.
Kerangka teori yang digunakan mengikuti perspektif kritis Habermas mengenai evolusi sosial. Dalam hubungannya dengan subjek penelitian yang ingin melihat wacana J1L mengarah pada "civic pluralist," menghasilkan kerangka pikir mengenai evolusi sosial melalui tiga tahap sebagai berikut
Pertama, tahap interaksi melalui simbol-simbol, agama dipandang sebagai sistem simbol harus memberikan sebuah kerangka ideal normatif berkenaan dengan kebebasan, martabat individual, hak kolektif untuk menentukan nasib sendiri, dan prosedur yang mengatur koordinasi interaksi di antara berbagai kelompok; Kedua, pada tahap tuturan yang dideferensiasikan dengan pernyataan-pernyataan. Hasil elaborasi simbol keagaman dijadikan sebagai sebuah "patokan" evaluasi untuk memperoleh peran sosial tertentu; Ketiga perbincangan (diskursus) argumentatif. Terdapat hipotesis antara kesadaran moralitas dari agama dengan peran sosial sebagai warga negara. Target yang hendak dicapai adalah sebuah struktur hukum yang dilembagakan dan struktur penjelasan moral yang mengikat.
Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan pendekatan hermeneutika. Langkah teknis yang digunakan meliputi dua langkah pokok. Pertama, memahami keseluruhan wacana III., lalu mengklasifikannya dan mengambil fokus pada dua masalah pokok: makna "liberal" dalam Islam Liberal dan memahami argumen penolakan negara syariat sebagai implikasi langsung dari pemahaman keagamaan secara liberal. Kedua, menganalisisnya dengan menggunakan kerangka konsep evolusi perkembangan masyarakat menuju civic pluralist, seperti dikemukakan di atas.
Tema penelitian: (1) JIL adalah kelanjutan dari gerakan neo-modernisme Islam, baik secara isi maupun metodologi; (2) Wacana yang dikembangkan JIL selama 2001-2003, meliputi empat agenda pokok: kebebasan berpendapat; merumuskan sebuah teologi untuk negara modern sekular; emansipasi perempuan; dan mencari sebuah bentuk teologi untuk merumuskan hubungan harmonis antar umat beragama. Terdapat sebuah kerangka logis dan alur argumentasi yang dikembangkan bahwa dengan bersikap liberal dalam pengertian bebas berpendapat akan melahirkan sebuah sikap beragama yang inklusif, toleran, plural dan sekular. (3) Secara umum wacana JIL dalam perspektif teori evolusi Habermas masih berada dalam tahap interaksi melalui simbol, di mana tuturan dari tindakan masih terkait dengan kerangka kerja sebuah bentuk komunikasi tunggal yang bersifat memerintah. Di mana tindakan-tindakan, motif-motif (harapan-harapan tingkah laku), dan subjek-subjek tindakan masih merujuk pada struktur umum tindakan. Hal ini berlaku baik ketika memposisikan liberalitasnya maupun ketika beragumen mengenai penolakan negara syariat.
Dalam perspektif civic pluralist pola keberagarnaan JIL di atas bisa dibaca sebagai langkah "pesiapan" dengan mempersiapkan sejumlah sikap yang liberal, plural, toleran, dan sekular bagi perumusan nilai-nilai atau kultur baru sebagai warga negara dari sebuah masyarakat yang multikultur. Dengan rumusan sikap di atas, maka memungkinkan JIL menjadi semacam kelompok civil religion-dalam pengertian Bellah yang merujuk sejarah kebangsaan Amerika-untuk kasus Indonesia.
Implikasi Teoretik: Meski JIL sudah menggunakan sebuah media (www.islamib.com) yang bisa disebut sebagai public sphere, respon dan kritik yang diterima JIL tidak semuanya berjalan dalam sebuah proses dialog yang terbuka. Bahkan gesekan ini pada akhirnya hanya menghasilkan perbedaan secara diametral antara Islam Liberal dan Islam Fundamental. Atau antara Islam Liberal dengan Postradisionalis (POSTRA) Islam. Dan debat melebar keluar, tidak dalam dimensi wacana tapi melanjut ke arah tudingan politis: siapa dibalik dan kekuatan politik ideologi apa di balik masing-masing kelompok. Hal ini sepertinya tidak diantisipasi oleh Habermas yang berjalan terlalu linear dalam menentukan proses perubahan sosial. Sedangkan pada Hefner hanya disediakan pemetaan mana yang civic/civil dan mana yang uncivic/uncivil."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Oktarini
"Darurat militer di Nanggroe Aceh Darussalam merupakan jalan terakhir yang ditempuh pemerintah Indonesia setelah Gerakan Aceh Merdeka menolak syarat yang diajukan pemerintah untuk kembali ke pangkuan bumi pertiwi. Kondisi Aceh pada saat menjelang pemberlakuan darurat militer menjadi semakin kritis. Hampir semua media massa mengulas masalah Aceh pada masa itu dan menempatkannya sebagai berita utama. Karen konflik, selalu memiliki nilai berita dan sangat menarik untuk diberitakan.
Koran Tempo adalah salah satu media cetak nasional yang pada masa pemberlakuan darurat militer selama Mei-November 2003, memberitakan dengan gencar. Bahkan menempatkannya dalam halaman khusus Perang Aceh. Penempatan berita, penggunaan kata-kata, ternyata mengandung motif tertentu. Motif idealisme dan motif ekonomi.
Untuk mengetahui bagaimana motif-motif tersebut mempengaruhi pemberitaan darurat militer di Aceh dalam Koran Tempo, penulis menggunakan analisis framing dalam menganalisa teks di Koran Tempo. Dalam perspektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk menelaah Cara-cara atau ideologi media saat memproduksi berita. Analisi framing mencermati cara-cara media melakukan seleksi, penonjolan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, menarik, lebih berarti atau diingat untuk menggiring interpretasi pembaca sesuai perspektif media. Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan wartawan ketika menyeleksi dan menulis berita.
Menurut Norman Fairclough, menganalisa teks tidak bisa dilepaskan dari konteks produksi, serta latar sosial yang sedikit banyak berpengaruh pada pelaku pembuat teks. Salah satu metode penelitian yang memandang teks sebagai satu kesatuan dengan konteks dan latar sosialnya adalah Critical Discourse Analysis (CDA) Norman Fairclongh. Penulis membuktikan tujuan penelitian. CDA dilakukan dalam tiga tahap, yaitu (a) analisa teks, (b) analisa proses produksi, konsumsi dan distribusi teks, serta (c) analisa sosiokultural yang berkembang di sekitar wacana darurat militer.
Pada level teks, Koran Tempo mengenakan citra tertentu pada pihak yang terlibat dalam konflik di Aceh selama darurat militer berlangsung. Namun, setiap pemberitaannya, Koran Tempo tetap pada posisi berada di tengah dengan melengkapi narasumber dari berbagai pihak yang bertikai maupun terlibat.
Koran Tempo memilih kata-kata yang dipakai dengan dua faktor pendorong. Faktor ideologi dengan tujuan menyampaikan informasi yang sebenar-benarnya atau sesuai fakta di Aceh. Dan faktor ekonomi dengan tujuan meningkatkan oplah dan menarik pengiklan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>