Ditemukan 55475 dokumen yang sesuai dengan query
Rizki Riza Muttaqin
"Halte merupakan salah satu elemen penting dalam sistem transportasi perkotaan. Di Jakarta, banyak halte yang tidak terpakai, baik karena kondisi dan peletakannya yang dirasa kurang tepat, maupun karena kebiasaan penumpang dan penyedia angkutan untuk menaikkan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Kondisi tersebut memicu munculnya halte bayangan, yaitu area yang dijadikan tempat menunggu kendaraan umum, meskipun area tersebut tidak diperuntukan sebagai halte. Selain dikarenakan posisinya yang potensial, pembentukan halte bayangan juga diyakini disebabkan oleh faktor fisik lingkungan halte bayangan. Keberadaan affordance, yaitu potensi yang dapat dimanfaatkan dari suatu objek, juga ikut andil dalam proses pembentukan dan keberadaan halte bayangan.
Bus stop is one of important element in urban transportation systems. In Jakarta, a large number of bus stops are unused, either because of its condition and location, or the habit of transport suppliers and passengers to stop the vehicles at any places. These conditions lead to the appearance of unofficial bus stops, an area used as a place to wait for public transportation, although the area is not allocated as a bus stop. In addition to its potential position, the unofficial bus stops also possibly caused by physical factors around the environment. The presence of affordance, which is the potency of an object that can be used, is also contribute in the process of establishment and existence of the unofficial bus stops. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S919
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Ine Silvianasari
"Pembangunan di sektor transportasi dianggap sebagai salah satu solusi dalam mengurangi jumlah kemacetan di Jabodetabek, khususnya di Jakarta sebagai pusat roda bisnis nasional. Sebagai moda transportasi baru, MRT diharapkan dapat meningkatkan jumlah penggunaan transportasi publik di Jakarta. Namun MRT Jakarta dianggap kurang efektif menarik minat masyarakat untuk berpindah moda dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Pada situasi ini, salah satu faktor yang berperan besar adalah kualitas layanan transportasi itu sendiri yang kemudian memengaruhi keputusan calon pengguna untuk memilih transportasi publik dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas layanan dan kepuasan penumpang terhadap niat penggunaan kembali MRT Jakarta. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini non-probabilita, purposive sampling, menggunakan survei melalui instrumen kuesioner kepada penumpang MRT Jakarta yang sesuai dengan kriteria responden pada penelitian ini sebanyak 163 responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa niat penggunaan kembali dipengaruhi secara positif oleh kualitas layanan dan kepuasan.
Development in the transportation sector is considered as one of the solutions in reducing the amount of congestion in Jabodetabek, especially in Jakarta as the center of the national business wheel. As a new mode of transportation, MRT is expected to increase the number of uses of public transportation in Jakarta. However, MRT Jakarta is considered less effective in attracting people to switch modes from private vehicles to public transportation. In this situation, one of the factors that play a major role is the quality of the transportation service itself which then influences the decision of prospective users to choose public transportation and reduce the use of private vehicles. This study aims to analyze the effect of service quality and passenger satisfaction on the intention to reuse MRT Jakarta. The method used in this study is quantitative and the technique used to collect data on This research is non-probability, purposive sampling, using a survey through a questionnaire instrument to MRT Jakarta passengers according to the criteria of respondents in this study as many as 163 respondents. The results of this study indicate that the intention to reuse is positively influenced by service quality and satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sunarwoko
"Jakarta dihadapkan pada masalah transportasi yang berkaitan dengan kemacetan, jumlah kendaraan pribadi yang terus bertambah, polusi udara yang semakin parah, dampak negatif polusi udara bagi kesehatan, kerugian finansial dan waktu akibat kemacetan, serta pemborosan bahan bakar. Salah satu alternatif dalam menyelesaikan masalah kemacetan sekaligus polusi perkotaan adalah dengan elektrifikasi armada bus pada sistem Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta dengan mengganti armada bus existing yaitu bus diesel dan CNG dengan bus listrik. Keuntungan menggunakan bus listrik dibandingkan dengan mesin konvensional atau Internal Combustion Engine antara lain tidak bising, lebih efisien, bisa mengurangi pemakaian bahan bakar minyak sehingga secara langsung mengurangi emisi Gas Rumah Kaca. Studi ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan ekonomi penerapan bus listrik pada sistem BRT Transjakarta berdasarkan profil rute bus yaitu kecepatan, elevasi jalan, jarak dan waktu perjalanan untuk mendapatkan estimasi konsumsi energi dengan model matematis. Data profil rute diperoleh dengan memanfaatkan sensor Global Positioning System (GPS) pada smartphone dan software GPS logger berbasis android. Penilaian kelayakan investasi menggunakan perhitungan Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback Period. Hasil analisis berdasarkan asumsi siklus hidup 15 tahun, MARR 10% dan bunga 6% menunjukkan bahwa bus listrik masih memenuhi kelayakan ekonomi dengan NPV 292 milyar rupiah, IRR 14% dan payback period selama 8 tahun.
Jakarta is facing transportation problems related to congestion, the increasing number of private vehicles, severe air pollution, negative impact of air pollution, waste of fuel, financial losses and time because of congestion. One alternative to solve the problem of congestion, as well as urban pollution, is by electrification of the bus fleet on the TransJakarta Bus Rapid Transit (BRT) system by replacing the existing fleet of buses i.e. diesel buses and CNG with electric buses. The advantage of using an electric bus compared to a conventional engine or Internal Combustion Engine, are, less noise, more efficient, can reduce the use of fuel oil so that it directly reduces greenhouse gas emissions. This study aims to analyze the economic feasibility of applying electric buses on the TransJakarta BRT system based on bus route profiles, namely speed, road elevation, distance, and travel time to obtain estimations of energy consumption with a mathematical model. Route profile data is obtained by utilizing the Global Positioning System (GPS) sensors on smartphones and Android-based GPS logger software. The assessment of investment feasibility uses the calculation of Total Cost of Ownership (TCO), Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR) and Payback Period. The analysis results are based on the assumption of a 15-year life cycle, 10% MARR and 6% interest indicating that the electric bus still meets economic feasibility with NPV 292 billion rupiahs, 14% IRR and an 8-year payback period."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54153
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ray Ferza
"
ABSTRACTBus Terminal, as a revenue-producing service entity in the regional government jurisdiction, is expected to contribute to the independence of the region in the form of the Regional Governments Own-Source Revenue (Pendapatan Asli Daerah/PAD). However, the performance of the bus terminals levy was less than desirable. Furthermore, due to the change of authority over some type of bus terminals, it no longer able to produce revenue for the Regional Government. The authority to raise levies from the bus terminals motivated the regional government to introduce service innovations for the bus terminals under their jurisdiction. One example of such innovation was Tirtonadi Bus Terminal in Surakarta, Central Java. This study objective was to understand the impact of the terminal services innovations on the improvement of PAD in Surakarta, Central Java. The study used descriptive methods with a qualitative approach. The result of the study showed that the innovation in Tirtonadi Bus Terminal services was in the form of modernization of the bus terminals facilities. The impact of terminal services innovations on the increase of levy collections was not significant. The impact of the innovations on the improvement of services was mainly on the physical aspect. The innovations increase customer satisfaction; however, the number of passengers tend to be stagnant and even slightly decrease. Some problems also appear in relation to the change of authority over the bus terminal, in the form of transfer of personnel, funding, infrastructures, and documents (personil, pendanaan, sarana/prasarana dan dokumen/P3D). The change of the authority has a positive impact on the management of the bus terminal. To reap the benefit, the bus terminal management should be directed to utilize a Public Private Partnership cooperation (PPP), change the revenue base and adopt the transit-oriented development (TOD) approach."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, 2019
351 JBP 11:2 (2019)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Catharina Widyadayinta
"
ABSTRAKTransjakarta telah mengembangkan cakupan layanan dengan membuat Transjabodetabek Suburban Service , yang memberikan layanan dari kota-kota pinggir Jakarta ke dalam Jakarta dan sebaliknya. Salah satunya rute Ciputat ndash; Bundaran HI Tosari yang terintegrasi dengan Transjakarta Koridor 1 dan 8. Rute ini tidak menggunakan jalur khusus dan tidak ada halte fisik seperti pada koridor utama Transjakarta.Survei statis maupun survei dinamis dilakukan pada hari kerja, untuk mendapatkan data waktu tempuh dan tundaan, waktu tunggu penumpang, headway waktu antara , serta data ridership penumpang . Kemudian hasil pengolahan data dibandingkan dengan Standar Pelayanan Minimal Transjakarta yang terkait dengan Kecepatan Perjalanan, Kepadatan Penumpang, Waktu Antara serta Waktu Tunggu di Halte sebagai variabel-variabel yang sering menjadi concern masyarakat. Uji korelasi dan komparasi dilakukan untuk menentukan variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja, sebagai dasar prioritas dalam mengembangkan layanan.Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja bus Transjabodetabek Ciputat ndash; Tosari berdasarkan keempat indikator SPM, belum memenuhi standar yang ada, kecuali indikator kepadatan penumpang. Berdasarkan korelasi Rank Spearman, variabel waktu tempuh paling banyak memiliki hubungan positif dengan variabel tundaan dibandingkan variabel lainnya. Peningkatan kinerja layanan dilakukan dengan penambahan jumlah bus. Dibutuhkan 18 bus untuk mencapai waktu antara bus dilepas dari Pool sebesar 10 menit pada pagi hari dan 13 menit pada sore hari. Dengan mengurangi tundaan, dibutuhkan 15 bus untuk mencapai waktu antara 10 menit pada pagi hari dan 11 menit pada sore hari.
ABSTRACTTransjakarta have developed their services scope as Transjabodetabek Suburban Service that operate from greater Jakarta into Jakarta central vice versa. One of the route is Ciputat ndash Bundaran Hotel Indonesia Tosari and integrated with corridor 1 one and 8 eight . This services are not travel on the exclusive lane busway.Static and dynamic surveys are conducted on weekdays to get variable of travel time and delay, waiting time of passenger at the bus stop, headway and ridership of the bus. Minimum Service Standard MSS of Transjakarta will be compared with the result of variable headway, travel speed, and waiting time at the bus stop as concern of all the people of Jakarta. Analysis with correlation and comparison test will do to find the most influential variable on performance as the base of priority to develop services for the people.Analysis results show the performance of Transjabodetabek Ciputat Tosari based on the four MSS indicators has not met the existing standard, except the passenger density indicator. Based on Rank Spearman correlation, the travel time variable has positive relationship with delay compared to the other variables. Improved service performance is done by increasing the number of buses. It takes 18 buses to reach headway the time between the buses released from the Pool by 10 minutes in the morning and 13 minutes in the afternoon. By reducing the delay, it takes 15 buses to reach the headway by 10 minutes in the morning and 11 minutes in the afternoon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67308
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siregar, Martha Leni
"Berangkat dari asumsi bahwa minimnya informasi visual sangat berpengaruh terhadap tingginya resiko terjadinya kecelakaan, maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperaleh gambaran mengenai perilaku pengendara ketika berkendaraan di jalan dalam kandisi berbeda. Secara khusus peneiitian dilakukan dalam kondisi pada saat kendaraan memasuki persimpangan. Sejumlah subjek diminta untuk mengemudikan sebuah kendaraan studi sepanjang jalan yang ditentukan dengan menggunakan alat perekam gerakan mata (Eye Mark Recorder) yang dipasangkan di kepala. Alat yang digunakan adalah Eye Mark Recorder NHC V yang dapat mencatat secara terpisah gerakan masing-masing bola mata dan menerjemahkannya kedalam notasi berbeda untuk mata kiri dan mata kanan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisa untuk gerakan mata tiap mili second berdasarkan variasi objek yang di Iihat, waktu tatap maupun frequensinya. Hasil analisa kemudian dihubungkan dengan aspek keselamatan dan resiko kecelakaan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Hikmawan Bagus Prakoso
"Latar belakang penelitian ini adalah rencana penutupan terminal Lebak Bulus dikarenakan pembangunan proyek MRT (Mass Rapid Transit) yang berimbas terhadap rencana pemindahan bus AKAP (antar kota antar propinsi) dari terminal Lebak Bulus ke terminal Kampung Rambutan.
Tujuan penelitian ini adalah menentukan prioritas bus AKAP yang dipindahkan ke terminal Kampung Rambutan dan dampak yang ditimbulkan akibat pemindahan tersebut serta memberikan alternatif solusi terhadap penumpang.
Metode yang dipakai dalam penentuan prioritas pemindahan bus AKAP antara lain berdasarkan analisis proporsi bus AKAP dan analisis karakteristik demand penumpang, sedangkan metode yang dipakai dalam mengetahui dampak yang terjadi, antara lain analisis peningkatan perjalanan dan analisis penambahan beban volume lalu lintas akibat pemindahan bus AKAP.
Hasil penelitian menyatakan bahwa pemindahan bus AKAP diprioritaskan untuk trayek Jawa Barat dikarenakan trayek Jawa Barat merupakan trayek dominan dan memiliki demand penumpang yang cukup besar di sekitar Kampung Rambutan, selain itu pemindahan ini berdampak meningkatkan antrian di sekitar Kampung Rambutan terutama di Pasar Rebo.
The background of this research is the plan of shutdown of Lebak Bulus Terminal because of MRT project which effects to displacement of AKAP buses (inter city and inter province) from Lebak Bulus Terminal to Kampung Rambutan Terminal. The purpose of this research is to determine the priority of AKAP buses that are moved to Kampung Rambutan terminal and effects that are caused by that displacement and also gives alternative solution to the passengers. Method that is used in determining priority of displacement of AKAP buses is proportion analysis of AKAP buses and passenger's demand characteristic analysis. Meanwhile, method that is used to know effects that happen is analysis of trip's increasing and analysis of traffic volume increasing as a result of AKAP buses displacement. The result of this research states that displacement of AKAP buses is prioritized for West Jawa's trayek because West Jawa's trayek is one of dominant's trayek and has passenger's demand that is quite big around Kampung Rambutan. Besides of that, this displacement has the impact to increase queue around Kampung Rambutan, mainly at Pasar Rebo."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56202
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Widia Rahayu Nita
"Seiring dengan pertumbuhan mahasiswa, kendaraan yang melintasi Universitas Indonesia (UI) semakin banyak. Pada tahun 2019, kurang lebih terdapat sebanyak 2500 kendaraan keluar masuk area UI setiap harinya. Banyaknya kendaraan yang keluar masuk ini menyebabkan UI menjadi penyumbang besar emisi gas karbon dan hal ini bertentangan dengan visi UI untuk menjadi kampus hijau. Sistem transportasi memainkan peran penting pada tingkat emisi karbon dan polutan di universitas serta transportasi merupakan salah satu kategori dalam penilaian kampus hijau. Dengan adanya hal ini, diperlukan suatu alternatif untuk mengurangi jumlah kendaraan dan pengurangan gas karbon. Salah satu alternatif yang dapat digunakan yaitu dengan beralih dari kendaraan pribadi menjadi transportasi umum. UI menyediakan layanan transportasi umum kampus yang disebut bus kuning untuk memfasilitasi mahasiswa, dosen, staff dan masyarakat disekitar UI ketika berkegiatan didalam kampus. Untuk mendorong seseorang agar mau menggunakan layanan bus kuning, maka dilakukan studi mengenai faktor yang menjadi pertimbangan seseorang untuk menggunakan layanan bus kuning. Studi ini menggunakan second-order confirmatory analysis untuk melihat faktor yang mempengaruhi kualitas layanan bus kuning serta structural equation modeling untuk melihat faktor apa yang mempengaruhi intensi seseorang untuk menggunakan bus kuning. Studi ini memberikan rekomendasi strategi untuk meningkatkan intensi penggunaan bus kuning sebagai alat transportasi dalam kampus berdasarkkan hasil yang diperoleh dari structural equation modeling dan relationship matrix quality function deployment.
As the number of higher education students has been increasing, there are also more vehicles crossing at Universitas Indonesia (UI). In 2019, there was approximately 2500 vehicles going in and out to the UI areas every day. The number of vehicles going in and out caused UI to be a major contributor to carbon gas emissions. This is contrary to UI's vision to become a green campus. The transportation system plays an important role in the level of carbon emissions and pollutants in universities. Besides, transportation is also one of the categories in the green campus assessment. Given this, some alternatives are needed to reduce the number of vehicles and reduce carbon gas. One alternative that can be used is by switching from private vehicles to public transportation. UI provides campus public transportation services called yellow buses to facilitate students, lecturers, staff, and the community around UI when they are active on campus. In order to encourage someone to have an intention to use the yellow bus service, a study was conducted on the faktors that were considered by someone to use the yellow bus service. This study uses a second-order confirmatory analysis to see the faktors that influence the quality of yellow bus services and structural equation modeling to see what faktors influence a person's intention to use a yellow bus. This study provides a strategy recommendation to increase people's intention to use yellow buses as a means of transportation on campus based on the results obtained from structural equation modeling and relationship matrix quality function deployment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sondra Rosalina
"Tahap pemilihan moda merupakan salah satu tahap dalam perencanaan transportasi, yang bertujuan untuk mengetahui proporsi orang yang menggunakan moda-moda transportasi yang tersedia. Masalah pemilihan moda ini dapat dimodelkan menjadi model pemilihan diskrit, yaitu suatu prosedur untuk memilih suatu moda terhadap sejumlah pilihan moda yang ada. Setiap pilihan moda memiliki atribut yang menjadi ciri dari pilihan moda tersebut, dimana setiap atribut mempunyai utilitas yang akan dipilih oleh pelaku perjalanan. Selanjutnya, moda transportasi yang memiliki nilai utilitas maksimum yang dipilih oleh pelaku perjalanan. Salah satu atribut yang digunakan dalam model pemilihan moda transportasi adalah waktu perjalanan. Model pemilihan moda yang menggunakan atribut waktu perjalanan diantaranya adalah Becker dan DeSerpa. Pada skripsi dibahas perbedaan antara konsep yang dikembangkan oleh Becker dan DeSerpa yang menerapkan fungsi utilitas untuk pemilihan moda dengan optimasi Lagrange, serta menganalisa pengaruh dari perubahan waktu perjalanan dengan kedua konsep tersebut. Perubahan waktu perjalanan dapat dijadikan sebagai suatu acuan untuk menentukan probabilitas setiap individu yang berperan sebagai pelaku perjalanan dalam memilih moda dengan menggunakan model multinomial logit.
Mode choice phase is one of the phases in transportation planning, which aims to determine the proportion of people who use some available modes of transportation. This mode selection problem can be modeled into a discrete choice model, which defined as a procedure to choose a preferred mode than the other transportation modes. Each options has some attributes which become the characteristics of mode choice phase, where every attributes has utility or satisfaction values that will be selected by travelers. Furthermore, a mode that has maximum utility value will be selected. One of the attributes which is used in the mode choice phase is travel time. Mode choice models which using travel time as its attribute among are Becker and DeSerpa. In this skripsi, it will explained about the differences between the concepts developed by Becker and DeSerpa?s utility function which apply to mode selection with Lagrange optimization, and analyze the sensitivity of travel time with these two concepts. The sensitivity of travel time can be used as a reference in determining the probability of each travelers in the mode choice phase by using multinomial logit model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56777
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Puti Kemalasari
"Jalur khusus busway merupakan Salah satu solusi yang ditawarkan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta untuk mengatasi pennasalahan transportasi yang sernakin pelik Pengembangan koridor busway membutuhkan analisis dan pertimbangan dari berbagai sisi di antaranya biaya di mana Salah satu faktor yang mempengaruhi biaya adalah jenis bus yang akan digunakan di koridor yaitu bm tunggal maupun bus gandeng.
Tahap Pertama yang dilakukan di dalam penelitian ini adalah rnenghitung jumlah setiap jenis bus yang dibutuhkan pada setiap skenario jumlah penumpang, dalam hal ini tiga skenario jumlah penumpang, dengan menggunakan simulasi ProModel. Jumlah bus yang diperoleh dari hasil simulasi akan menjadi masukan bagi Tahap Kedua yaitu membandingkan biaya yang harus dikeluarkan antara setiap jenis bus dan memilih jenis bus manakah yang memberikan biaya optimal. Hasil yang diperoleh dari perhitungan dan analisis adalah jenis bus yang dipilih untuk ketiga skenario jumlah penumpang adalah jenis bus tunggal dengan perincian 27 unit untuk skenario 1, 33 unit untuk skenario 2, dan 40 unit untuk skenario 3.
Busway corridor has been one of the solutions proposed by Govemor of DKI Jakarta to overcome the tralic congestion in Jakarta. The development of busway corridor needs analysis and consideration fiom many aspects including cost. One of the factors that affects cost is the type of bus will be used in the corridor, either single or articulated bus.The research consists of two phases, the Erst phase is counting the number of busses needed for each number of passengers scenario using Prolvlodel simulation Number of busses resulted Rom the simulation will be the input for the second phase, which is comparing the cost between each type of busses and choosing type of bus which gives optimal cost. From counting result and analysis, single bus type is chosen for each scenario; 27 units are needed for scenario 1, 33 units for scenario 2, and 40 units for scenario 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S50023
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library