Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150368 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Praptianingsih
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
344.041 4 SRI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Praptianingsih
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2007
344.041 4 SRI k (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pengurus BesarIkatan Doktor Indonesia, 1990
344.041 PAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Martha Evi Riana
"Pendokumentasian asuhan keperawatan dalam pelaksanaannya merupakan hal yang rumit. Beberapa upaya telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan pendokumentasian. Namun belum ada penelitian yang menggali pendokumentasian dikaitkan dengan integritas perawat. Tujuan penelitian mengeksplorasi pengalaman perawat dalam pendokumentasian asuhan keperawatan kaitannya dengan integritas. Penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif melibatkan 10 perawat di salah satu RS pemerintah. Metode dilakukan dengan wawancara mendalam. Data dianalisis menggunakan analisis Colaizzi.
Hasil penelitian mendapatkan tujuh tema meliputi 1) Menuliskan pendokumentasian asuhan keperawatan sesuai proses asuhan keperawatan, pendokumentasian terintegrasi oleh perawat yang berperan sesuai SPO, 2) Mendokumentasikan asuhan keperawatan  belum sesuai SPO dan pedoman pengorganisasian pelayanan keperawatan yang dipengaruhi oleh faktor dari SDM perawat, metode penugasan, dan, material RS, 3) Merasakan beragam perasaan senang jika berhasil mendokumentasikan dan beragam perasaan bersalah jika belum mendokumentasikan 4) Mendapatkan manfaat pendokumentasian asuhan keperawatan, 5) Mengalami hambatan dan upaya mengatasi hambatan dalam pendokumentasian asuhan keperawataan, 6) Memahami integritas dalam pendokumentasian sebagai kemampuan kognitif, memiliki prinsip nilai, kejujuran, bertanggung jawab, dapat diperhitungkan, sesuai SPO, berkomitmen, kompeten, konsisten, sesuai identitas diri dan mengimplementasikan asuhan yang aman 7) Mengharapkan perawat semakin pintar, terampil dengan pendidikan berkelanjutan, adanya sistem JCI, akreditasi menertibkan pendokumentasian dan pendokumentasian yang lebih spesifik dan terkomputerisasi  Secara umum belum semuanya partisipan melakukan pendokumentasian asuhan keperawatan secara berintegritas. Perawat perlu meningkatkan integritas dalam pendokumentasaian asuhan keperawatan. Perawat dapat melakukan pendokumentasian secara berintegritas harus didikukung oleh manajemen rumah sakit dan tim  keperawatan.

Documentation of nursing care in its implementation is a complicated matter. Several efforts have been made in overcoming documentation problems. However, no research has been conducted to explore the documentation associated with nurse integrity. The purpose of the study explores the nurse`s experience in documenting nursing care in relation to integrity. Qualitative research with descriptive phenomenology approach involved 10 nurses in one of the government hospitals. The method is done by in-depth interviews. Data were analyzed using Colaizzi`s analysis.
The results of the study obtained seven themes including 1) Writing down the documentation of nursing care according to the nursing care process, integrated documentation by nurses who acted according to SPO, 2) Documenting nursing care not in accordance with SPO and guideline for organizing nursing services that were influenced by factors from nurses human resource, assignment methods, and, hospital material, 3) Feeling a variety of happy feelings when successfully documenting and varying feelings of guilt if it has not documented 4) Getting the benefits of nursing care documentation, 5) Experiencing obstacles and efforts to overcome obstacles in nursing care documentation, 6) Understanding integrity in documentation as an ability cognitive, has the principle of value, honesty, is responsible, can be calculated, according to SPO, is committed, competent, consistent, in accordance with self-identity and implements safe care 7) Expects nurses to be smarter, skilled with educators continuous, the existence of a JCI system, accreditation in order to document and more specific and computerized documentation In general, not all participants have documented nursing care with integrity. Nurses need to improve integrity in documenting nursing care. Nurses can document with integrity must be supported by hospital management and the nursing team.
"
2019
T53299
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baderel Munir
"Meskipun sebagian diantara pakar antropologi meragukan adanya kebudayaan di rumah sakit, namun penelitan ini memperlihatkan banyaknya peranan unsur-unsur kebudayaan terlibat dalam proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.
- Tesis mengkaji masalah hubungan antar pelaku dan masalah dalam proses pelayanan kesehatan di IGD, Rumah Sakit Umuum Pusat Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta, yang pada hakekatnya adalah tinjauan tentang subkebudayaan rumah sakit.
Kajian dalam tesis ini berhasil mengangkat dua hal pokok mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku para pelaku dalam proses pelayanan kesehatan di IGD.
Pertama, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi secara positif terhadap perilaku para pelaku, sehingga proses pelayanan yang terjadi berdampak pada terpenuhinya standar ideal pelayanan kesehatan. Faktor-faktor tersebut ialah adanya kesamaan diantara para pelaku dalam hal pengetahuan dan penghayatan terhadap nilai luhur yang menganggap penting, mulia dan terpuji upaya memberikan pertolongan kepada orang sakit untuk mencegah kematian atau keadaan kesehatan yang semakin memburuk. Selain itu diantara para pelaku pemberi pelayanan kesehatan, mereka memiliki pengetahuan dan kepatuhan terhadap tatanan birokrasi yang telah digariskan. Adanya peranan unsur kekerabatan diantara para pemberi dan penerima pelayanan kesehatan, disatu sisi memberikan dukungan terhadap kelancaran pelayanan kesehatan bagi pasien di IGD.
Kedua, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi secara negatif terhadap perilaku para pelaku, sehingga proses pelayanan yang terjadi berdampak pada belum terpenuhinya. standar' ideal pelayanan kesehatan. Faktor-faktor tersebut ialah adanya perbedaan persepsi diantara para pelaku yang terlibat, pengaruh negatif dari perilaku birokrasi, pengaruh negatif dari peranan unsur kekerabatan dan adanya pengaruh negatif dari primordialisme berdasarkan spesialisasi medis.
Adanya perbedaan persepsi antar para pelaku bersumber dari kebutuhan yang berbeda-beda dan berbeda pula dalam hal model-model pengetahuan yang dimiliki yang secara selektif digunakan sebagai rujukan untuk memahami dan menginterpretasi kan objek yang dihadapi serta melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan tersebut,. sedangkan di IGD tidak tersedia forum yang memungkinkan berbagai pihak yang .terlibat untuk dapat saling memahami mengapa seseorang berbuat seperti apa yang ia lakukan, juga tidak tersedia petugas yang bertugas memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya tentang mekanisme pelayanan kepada pasien.
Adanya pengaruh dari perilaku birokrasi yang bersumber dari aturan birokrasi yang bersifat imperatif dan hierarkikal, yang menuntut kepatuhan mutlak dan melihat manusia dari sudut pandang pangkat dan jabatan, yang diterapkan secara kurang bijaksana, ternyata berdampak kepada terabaikannya etika profesi dan kode etik dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien di IGD.
Selain itu peranan hubungan kekerabatan, sebagai salah satu unsur kebudayaan, yang ada diantara pemberi dan penerima pelayanan, berpengaruh pula terhadap pengambilan keputusan dalam pemberian prioritas pelayanan, dan melemahkan komitmen petugas terhadap pelaksanaan etika profesi dalam pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang dalam pemberian prioritasnya seyogyaanya berdasarkan kepada tingkat kegawaian pasien tanpa membedakan suku bangsa, agama, status sosial ekonomi, namun pada kenyataannya sering berorientasi kepada ada atau tidaknya hubungan kekerabatan diantara pemberi dan penerima pelayanan.
Adanya sifat primordialisme spesialisasi yang ternyata berpengaruh terhadap model pembagian ruangan-ruangan IGD, berpengaruh pula terhadap proses pelayanan kepada pasien, dan berdampak mengurangi sifat integratif pelayanan, sebagai sifat yang menjadi ide dasar pembentukan unit pelayanan gawat darurat menjadi satu instalasi tersendiri. Dalam pelayanan kesehatan di IGD, ruang spesialisasi masih sangat menonjol dalam pembagian ruangan, khususnya di lantai I, sehingga pemanfaatan ruangan meniadi kurang efisien bagi pelayanan kepada pasien."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutiany
"Mutu merupakan fokus sentral dari setiap upaya pelayanan kesehatan. Untuk menjamin bahwa pelayanan telah bermutu atau sesuai standar maka perlu dilakukan evaluasi, diantaranya dengan audit akreditasi rumah sakit. Perawat manajer adalah orang yang terlibat dalam akreditasi dan bertanggung jawab atas pengelolaan pelayanan keperawatan, sehingga tujuan pelayanan keperawatan yang bermutu tercapai. Banyak faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat manajer. Gibson (1985), Ilyas (1999), dan Robbins (1996) mengemukakan bahwa kinerja berhubungan dengan pemahaman tentang tugasnya. Pengalaman tentang akreditasi merupakan stimulus untuk pemahaman dan perilaku (Thoha, 2000). Maka diasumsikan pemahaman tentang akreditasi dapat menyebabkan perilaku perawat manajer untuk melaksanakan tugasnya sesuai standar.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif korelasional yang bersifat cross sectional, yang bertujuan mendapatkan gambaran bubungan antara pemahaman tentang akreditasi rumah sakit: bidang pelayanan keperawatan dengan kinerja perawat manajer. Populasi penelitian ini adalah semua perawat manajer fungsional (lower or first level managers), yang meliputi kepala ruangan 22 orang, wakil kepala ruangan 20 orang, kepala rawat jaga 13 orang, dan ketua tim keperawatan 141 orang. Sampel penelitian adalah total populasi, yaitu 193 orang. Data yang diperoleh adalah data primer, dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner penelitian, yang validitas dan reliabilitasnya telah diuji sebelum penelitian di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta.
Hasil analisis univariat menunjukkan 49,7% perawat manajer di Rumah Sakit Fatmawati menilai kinerja mereka dengan kategori kurang, dan 50,8% mempunyai pemahaman tentang akreditasi dengan kategori kurang. Hasil analisis bivariat dengan uji Kai Kudrat, diketahui bahwa dari enam sub variabel pemahaman tentang akreditasi, dengan alpha 0,05 hanya satu variabel pemahaman yang berhubungan secara signifikan dengan kinerja perawat manajer, yaitu pemahaman tentang falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan (p=0,011). Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda diketahui bahwa 69,95% variasi kinerja perawat manajer di Rumah Sakit Fatmawati secara signifikan dapat dijelaskan oleh variabel pemahaman tentang falsafah dan tujuan; jabatan; dan unit kerja, dengan nilai G= 48,569 dan nilai p = 0,0001. Dan variabel yang paling dominan berkontribusi dengan kinerja perawat manajer, adalah unit kerja, setelah dikoreksi variabel pemahaman tentang falsafah - tujuan, dan jabatan.
Berdasarkan hasil penelitian, rekomendasi yang ditujukan kepada Direktur Pelayanan Medis dan Keperawatan, serta Kepala Bidang Keperawatan Rumah Sakit Fatmawati, adalah meningkatkan kinerja perawat manajer melalui peningkatan pemahaman dan keterampilan, serta sikap perawat manajer sesuai standar yang ditetapkan. Upaya yang dapat dilaksanakan diantaranya adalah melakukan pelatihan tentang akreditasi rumah sakit, khususnya tentang falsafah pelayanan keperawatan, visi, misi, dan tujuan pelayanan keperawatan, serta standar dan indikator pelayanan keperawatan bermutu. Rekomendasi kedua adalah agar diadakan lokakarya dan kerja kelompok keperawatan dalam rangka penyempurnaan uraian tugas, tanggung jawab, kewenangan, dan standar operasional prosedur untuk perawat manajer, sesuai falsafah, dan tujuan pelayanan keperawatan, terutama di Instalasi Rawat Jalan (IRJ), Instalasi Rawat Darurat (IRD), dan Instalasi Bedah Sentral (IBS).

The Relationship between Understanding of Accreditation of Hospital and Nurse Managers Performance in Nursing Services at Fatmawati Jakarta Hospital in 2002"Quality is a central focus of each effort of health services. Evaluation, such as accreditation of hospital, has to be done to guarantee that the effort is qualified or in accordance with standard. A nurse as a manager is a person who is involved in accreditation and is responsible for nursing services so that objectives of qualified nursing services can be achieved. There are many factors that relate to managers performance. Gibson (1955), Ilyas (1999), and Robbins (1996) suggested that the performance related to the understanding of the duty. The experience of accreditation could be stimulus to understanding and behavior (Thoha, 2000). Then, it has been assumed that the understanding of accreditation encourage the managers to do the job based on the standard.
This research is descriptive correlation design, which is cross sectional. It aims to obtain an illustration of the relationship between understanding of accreditation of hospital and nurse managers performance. Population of the research is all lower or first level managers that include 22 head nurses, 20 charge nurses, 13 nurse supervisors, and 141 heads of nursing team. Samples for this research are 193 persons (all of the population). The data obtained is primary data, which is gathered through distributing questionnaires. The validity and reliability of the questionnaires have been tested before the research at Persahabatan Jakarta Hospital.
The result of univariat analysis shows that 49.7% nurse managers at Fatmawati Hospital evaluate that their performance is categorized less, and 50.8% managers have less understanding of accreditation. From the result of bivariat analysis with Chi-square test, it can be seen that among six sub variables of understanding of accreditation, with α =0.05 there is only one variable that deeply relates to nurse managers' performance. That is the understanding of philosophies and objectives of nursing services (p-0.011). The result of multivariate analysis with double logistic regression test shows that 69.95% variation of nurse managers? performance at Fatmawati Hospital can be explained significantly by variable understanding of philosophies and objectives; position; and units of work. The results are G=48.569 and p=0.0001. The variable that dominantly contributes to nurse managers' performance is unit of work after correcting variable of understanding of philosophies, objectives, and positions.
Based on the results of the research, recommendations addressed to Director of Medical and Nursing Services along with Head of Nursing Department of Fatmawati Hospital are to increase nurse managers' performance through raising the understanding and skill, and standardizing managers' attitude. The efforts that can be done are training in accreditation of hospital, specifically about the philosophies of nursing services, vision, missions. The second recommendation is to perform workshops and team works of nursing in order to complete the details of duty, responsibility, authority, standard operational procedure of nurse managers, based on the philosophies and objectives of nursing services especially at out-patient clinics department, emergency and acute care department, and operating room department."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T 10810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Guwandi
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
344.041 GUW d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Laurentia Dewi Fatmawati
"Latar Belakang: Kompetensi IPCN berpengaruh terhadap keselamatan pasien dan kualitas pelayanan. Kondisi di pelayanan, belum ada standar kompetensi sebagai dasar pengembangan karier IPCN. Tujuan: Terbentuk model pengembangan karier IPCN untuk menggambarkan jenjang kompetensi IPCN di Indonesia. Metode: Mix Method melalui tiga tahap penelitian yaitu Descriptive Explorative untuk mengidentifikasi masalah, penyusunan model pengembangan karier IPCN, serta Descriptive Crossectional untuk mengetahui jenjang kompetensi serta korelasi masa kerja, pendidikan, dan CPD dengan kompetensi IPCN. FGD melibatkan 30 IPCN, dan In Depth Interview melibatkan 16 manajer rumah sakit. Proses Delphi dilakukan tiga putaran dan konsultasi pakar untuk merumuskan Model Pengembangan Karier dan Kompetensi serta Evaluasi Diri IPCN valid dan reliable. Kuesioner diterapkan pada 384 IPCN pada 24 wilayah Indonesia. Hasil: Teridentifikasi lima tema yaitu peran dan tanggungjawab IPCN, kendala yang dihadapi, upaya yang dilakukan, penerapan jenjang karier Perawat Klinis, dan harapan tersusun model pengembangan karier IPCN. Gambaran jenjang karier IPCN di Indonesia adalah IPCN Muda 24,2%; IPCN Madya 68,8%; dan IPCN Ahli 7%. Terdapat korelasi hubungan signifikan antara masa kerja, pendidikan, dan Continuing Professional Development dengan kompetensi. Kesimpulan: Model Pengembangan Karier dan Kompetensi IPCN dapat memberikan gambaran jenjang karier IPCN di Indonesia, sebagai acuan rekruitmen, pengembangan profesional berkelanjutan, dan evaluasi kinerja IPCN secara periodik

Background: IPCN competency affects patient safety and service quality. Conditions in the service, there is no competency standard as a basis for IPCN career development. Objective: An IPCN career development model was formed to describe the IPCN competency level in Indonesia. Method: Mix Method through three stages of research, namely Descriptive Explorative to identify problems, preparation of IPCN career development model, and Descriptive Crosssectional to determine the competency level and correlation of work period, education, and CPD with IPCN competency. FGD involved 30 IPCN, and In Depth Interview involved 16 hospital managers. The Delphi process was carried out in three rounds and expert consultation to formulate a valid and reliable IPCN Career and Competency Development Model and Self-Evaluation. The questionnaire was applied to 384 IPCN in 24 regions of Indonesia. Results: Five themes were identified, namely the role and responsibilities of IPCN, obstacles faced, efforts made, implementation of Clinical Nurse career levels, and expectations of the IPCN career development model. The description of IPCN career levels in Indonesia is Young IPCN 24.2%; IPCN Madya 68.8%; and IPCN Ahli 7%. There is a significant correlation between length of service, education, and Continuing Professional Development with competence. Conclusion: The IPCN Career Development and Competence Model can provide an overview of IPCN career levels in Indonesia, as a reference for recruitment, continuous professional development, and periodic IPCN performance evaluation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
J. Guwandi
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
344.04 GUW m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Made Muryani Triningsih
"Tesis ini membahas tentang faktor-faktor penyebab ketidaklulusan uji kompetensi untuk sertifikasi tenaga kesehatan diploma tiga keperawatan. Penelitian yang dilakukan guna mendukung penyusunan tesis ini meliputi peserta uji kompetensi untuk sertifikasi tenaga kesehatan, pimpinan institusi pendidikan diploma tiga keperawatan dan para pejabat lembaga yang berperan dalam penyelenggaraan uji kompetensi untuk sertifikasi tenaga kesehatan yang berada di wilayah Kota DKI Jakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan postpositivist dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang menyebabkan ketidaklulusan dalam uji kompetensi untuk sertifikasi tersebut meliputi faktor eksternal yaitu alat belajar meliputi soal uji kompetensi dan waktu serta faktor internal yang mencakup kecakapan nyata, sikap kedisiplinan dan penyesuaian diri.

This thesis discusses about the factors that cause unsuccessful test of competence for certification of health workers diploma 3 of nursing. Research carried out to support this thesis include participants competency tests for certification of health workers, leaders of institution diploma 3 of nursing and agency officials involved in the implementation of the competency test for certification of health workers who are in the city of Jakarta. The study was conducted using postpositivist approach with qualitative methods. The results showed some of the factors that lead to failure in the competency test for certification include external factors is a learning tool covering about a competency test and time as well as internal factors that include real skill, discipline and attitude adjustment."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>