Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191749 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Egi Wahyuni
"Berdasarkan penelitian Dinas Kesehatan Republik Indonesia kebiasaan merokok telah menjadi salah satu dari tiga perilaku yang beresiko tinggi terhadap kematian. Meskipun semua orang tahu bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, tetapi perilaku merokok para remaja tidak pemah surut. Hal yang lebib memprihatinkan, usia orang mulai merokok setiap tahun semakin muda. Melihat hal ini, Dinas Kesehatan Kota Bogor yang merupakan unsur pelaksana teknis di bidang kesehatan, akan menjadikan .Kota Bogor sebagai kota percontohan bagi program Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Dengan adanya landasan hukum dan dukungan kuat yang ditunjukkan oleh Pemerintah Daerah Kota Bogor; Humas (hubungan masyarakat) Dinas Kesebatan Kota Bogor sebagai penunus kebijakan teknis di bidang kesehatan, harus memulai langkah pertamanya dalam memulai program KTR. Sasaran utamanya adalah pelajar dari 11 SMA di Bogor untuk dijadikan sekolah percontohan bagi program KTR. Program ini baru mulai akan digalakkan pada tahun 2005. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dalam memulai sebuah proses strategi perencanaan, melakukan riset dan analisis data yang akurat sangat panting. Oleh sebab itu sebelumnya Humas Dinas Kesebatan Kota Bogor harus dapat menelaah dulu seperti apakah kondisi lingkungan sosial dan bagaimana sikap dari sasaran program KTR sebelum meluneurkan program. Hal ini harus segera dilakukan karena memonitor dan menganalisis lingkungan sosial bukanlah hanya sekedar langkah pertama dari proses ini, tetapi juga merupakan tahap yang paling sulit. Humas pernerintah yang bersifat non-profit seperti Dinas Kesehatan Kota Bogor perlu mensosialisasikan program KTR dengan menggunakan suategi pemasaran sosial, untuk mengubah perilaku masyarakat Kota Bogor. Oleh karena itu kegiatan penelitiannya pun perlu disesuaikan dengan strateei riset pemasaran sosial„ kbususnya analisis terhadap lingkungan dan khalayak sasaran program. Melihat hal di atas makatujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi lingkungan khalayak sasaran program Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bogor.
2. Untuk mengetahui sikap dari khalayak sasaran program Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bogor. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif dengan unit pengamatan SMA Negeri 1 Bogor dan unit analisis pelajar SMA Negeri 1 Bogor. Penelitian terhadap kondisi lingkungan pemasaran sosial dilakukan berdasarkan teori Kotler yaitu dengan 6 dimensi lingkungan yaitu demograk, ekonomi, rsik, teknologi, politik dan sosiokultural. Sedangkan dalam menganalisa sikap, khalayak sasaran dianalisa dari aspek kognitif, afektif dan konatif Kesimpulan yang dapat diambil dari analisis lingkungan adalah, tingkat kebiasaan merokok pada pelajar SMA Negeri 1 Bogor bermula sejak usia belia (SD), akses mendapatkan rokok yang sangat mudah, pengaruh lingkungan pergatulan, orang tua dan iklan yang sangat gencar. Sedangkan analisis pada sikap khalayak sasaran program Kawasan Tanpa Rokok menunjukkan kurangnya pengetahuan dan informasi yang benar tehadap bahaya rokok terhadap kesehatan pada perokok aktif maupun pasif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun strategi pemasaran sosial program KTR yang akan dijalankan oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliati
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara keempat di dunia dengan angka prevalensi perokok
terbanyak di dunia. Peraturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah upaya untuk
melindungi masyarakat dari dampak paparan asap rokok. Tempat kerja merupakan
salah satu area KTR. Meskipun peraturan KTR merupakan inisiatif pemerintah
Kabupaten (pemkab) Bogor yang telah ditetapkan sejak tahun 2012, pada
pelaksanaannya masih banyak pegawai pemkab Bogor yang merokok pada area tempat
kerja. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi kepatuhan pegawai pemkab Bogor terhadap peraturan KTR di tempat
kerja agar dapat dijadikan pedoman dalam menyusun strategi penegakkan peraturan
KTR. Penelitian ini dilakukan di 28 satuan kerja perangkat daerah (SKPD) kabupaten
Bogor dengan jumlah responden 321 pegawai. Desain penelitian cross sectional,
pengambilan sampel menggunakan probability proporsional to size (pps). Hasil
penelitian ini menemukan bahwa 43,5% responden pegawai perokok patuh dan 51,7%
responden pegawai non perokok patuh. Hasil regresi logistik menunjukkan hubungan
bermakna antara umur dan persepsi keseriusan penyakit akibat paparan asap rokok
dengan kepatuhan terhadap peraturan KTR ditempat kerja pada responden pegawai
yang perokok. Hasil regresi logistik pada responden pegawai non perokok menunjukan
hubungan yang bermakna antara persepsi manfaat, jenis kelamin dan keyakinan diri
(self efficacy) terhadap kepatuhan peraturan KTR di tempat kerja.

ABSTRACT
Indonesia is the fourth country in the world with the highest prevalence of smokers.
The Regulation of smoke free zone is an effort to protect public from the impact of
exposure to secondhand smoke. Although the smoke free zone regulation is an
initiative of Bogor regency government which has been established since 2012, in the
implementation there are still many government employees who smoke in the working
area. The government employee is the role model in implementing smoke free zone.
This research was conducted to find out the factors influenced government employees
in compliance smoke free workplaces regulations in order to be used as guidance in
formulating strategies for enforcing smoke free zone regulations. This research was
conducted in 28 units of government office in Bogor district with 321 respondents
government employee. Study design is Cross sectional and sampling using probability
proportional to size (pps). The results of this study found that 43.5% of smokers
employee and 51.7% of non-smoker employees are comply the smoke free workplaces
regulation. The result of logistic regression showed a significant correlation between
age and perceived seriousness towards of smoke free workplaces regulation
compliance on smoker respondent and the perceived benefits, gender and self-efficacy
towards of smoke free workplaces regulation compliance on non-smoker respondents.
"
2017
T47804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Nur Annisa
"Sarana pendidikan merupakan perlengkapan sekaligus penopang yang menjadi bagian penting dalam kemajuan dunia pendidikan. Terbatasnya ketersediaan lahan dalam pendirian sekolah di perkotaan, disebabkan oleh pesatnya pembangunan pada berbagai sektor sehingga menyebabkan kondisi lingkungan sekolah yang beragam dan terjadi di SMA Negeri di kota Bogor. Beberapa lokasi SMA Negeri di kota Bogor berada pada lokasi yang kurang sesuai sebagai area yang semestinya dapat memberikan suasana kondusif yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran dan berpotensi menimbulkan kebisingan. Penelitian ini dilakukan di 10 lokasi SMA Negeri di kota Bogor dengan variabel penelitian yakni sebaran sekolah, jarak dengan jalan raya dan fasilitas, kepadatan penduduk dan tingkat kepemilikan kendaraan di sekitar lokasi sekolah. Hasil pengukuran tingkat kebisingan di lingkungan sekolah digunakan dalam menganalisis dampak kebisingan tersebut terhadap siswa sekolah, dengan banyaknya responden pada setiap sekolah sebanyak 64 siswa menggunakan teknik kuesioner skala likert yang berisi pengetahuan siswa terhadap kebisingan, gangguan komunikasi, gangguan emosional, dan gangguan konsentrasi, dan hasilnya tingkat kebisingan tertinggi berada pada sekolah di lingkungan pusat kota dan area terbangun, yaitu SMA Negeri 1 kota Bogor, SMA Negeri 3 kota Bogor dan SMA Negeri 9 kota Bogor, adapun siswa yang teridentifikasi mengalami dampak kebisingan tertinggi berupa gangguan komunikasi dan gangguan emosional dirasakan oleh siswa SMA Negeri 1 kota Bogor, dan gangguan konsentrasi tertinggi dirasakan oleh siswa SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 9 kota Bogor.

Educational facilities serve as essential equipment and support that play a crucial role in the advancement of the education sector. Limited land availability for school establishment in urban areas is a result of rapid development across various sectors. This leads to diverse environmental conditions in schools, particularly in State High Schools located in the city of Bogor. Several public high school locations in Bogor are situated in areas that are unsuitable for providing a conducive learning atmosphere due to potential noise disturbances. This study was conducted across 10 public high school locations in Bogor, focusing on variables such as school distribution, proximity to roads and facilities, population density, and surrounding vehicle ownership levels. The study aims to analyze noise levels in school environments and their impact on students. The research involved 64 students from each school, using a Likert scale questionnaire to assess students' awareness of noise, communication disruptions, emotional disturbances, and concentration disorders.The findings reveal that the highest noise levels are observed in schools located in central and densely populated areas, namely SMA Negeri 1 Bogor City, SMA Negeri 3 Bogor City, and SMA Negeri 9 Bogor City. High school students from SMA Negeri 1 Bogor City reported experiencing the highest impact of noise in terms of communication disruptions and emotional disturbances. Additionally, students from SMA Negeri 5 and SMA Negeri 9 Bogor City reported the highest levels of concentration disturbances."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Intan Puspita
"Diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita. Tingkat kejadian diare pada balita di Jawa Barat, khususnya di Kota Bogor masih cukup tinggi. Diare juga termasuk dalam 10 penyakit menular terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cakupan pemberian ASI eksklusif, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jamban sehat, dan kepadatan penduduk terhadap kejadian diare pada balita di Puskesmas Sindang Barang tahun 2019-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi time trend serta analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian ASI eksklusif (p = 0,000), penggunaan air bersih (p = 0,045), penggunaan jamban sehat (p = 0,006), dan kepadatan penduduk (p = 0,007) dengan kejadian diare pada balita. Sementara untuk variabel mencuci tangan dengan sabun menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian diare pada balita. Berdasarkan peta analisis spasial tidak terlihat pola yang konsisten. Namun, kejadian diare pada balita cenderung lebih sering terjadi di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih intensif dalam pencegahan dan pengendalian diare, terutama di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Diarrhea remains a health issue in Indonesia as it is one of the leading causes of death among toddlers. Diarrhea remains highly prevalent among toddlers in West Java, specifically in Bogor City. Diarrhea is also among the top ten most common infectious diseases in the working area of Sindang Barang Public Health Center, West Bogor District. This study aims to investigate the correlation between the coverage of exclusive breastfeeding, use of clean water, handwashing with soap, use of healthy latrines, and population density with the incidence of diarrhea in toddlers in Sindang Barang Public Health Center 2019-2022. The study uses ecological time trend study methods and spatial analysis. The results reveal a significant relationship between variables such as exclusive breastfeeding (p = 0.000), use of clean water (p = 0.045), use of healthy latrines (p = 0.006), and population density (p = 0.007) with the incidence of diarrhea in toddlers. However, handwashing with soap does not show a significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers. The spatial analysis map does not exhibit a consistent pattern. However, the occurrence of diarrhea in toddlers tends to be more frequent in urban village areas with high population density. Therefore, more intensive efforts are required for the prevention and control of diarrhea, especially in densely populated urban village areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Ratri Cahyani
"Dalam rangka memacu pertumbuhan ekonomi, pemerintah Indonesia telah memprakarsai pembangunan daerah, salah satunya dengan menetapkan Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat sebagai kawasan industri, yang menyebabkan laju migrasi ke daerah ini meningkat. Kawasan industri yang efisien mempertimbangkan perumahan bagi karyawannya, sayangnya pemenuhan perumahan masih menjadi masalah besar di Kabupaten Cileungsi. Program Sejuta Rumah merupakan program pemerintah untuk mengakomodir kebutuhan perumahan yang terjangkau bagi pekerja berpenghasilan rendah yang terus meningkat. Namun, perumahan yang disediakan melalui program ini masih dianggap tidak berkelanjutan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis keberlanjutan dan keterjangkauan perumahan dan memberikan perbaikan perumahan yang dapat dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan angket, wawancara, dan observasi. Kriteria keberlanjutan dan keterjangkauan yang digunakan untuk menilai diperoleh melalui tinjauan literatur dari beberapa jurnal. Data yang diperoleh melalui kuesioner diolah dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Rumah yang dianalisis tidak sepenuhnya berkelanjutan dan terjangkau. Ada beberapa aspek perumahan yang tidak berkelanjutan seperti: aksesibilitas, efisiensi energi dan air, bahan dan kualitas, dan ukuran rumah. Sementara itu, tidak terjangkau bagi penduduk dengan pendapatan bulanan kurang dari Rp 4.000.000.

In order to spur economic growth, the Indonesian government has initiated regional development, one of which is by establishing Cileungsi District, Bogor Regency, West Java as an industrial area, which causes the rate of migration to this area to increase. An efficient industrial area considers housing for its employees, unfortunately housing fulfillment is still a big problem in Cileungsi Regency. The One Million Houses Program is a government program to accommodate the growing need for affordable housing for low-income workers. However, the housing provided through this program is still considered unsustainable. This paper aims to analyze the sustainability and affordability of the housing and provide improvements to housing that can be implemented. This research uses questionnaires, interviews, and observations. The sustainability and affordability criteria used to assess were obtained through a literature review of several journals. The data obtained through the questionnaire were processed using validity and reliability tests. The homes analyzed are not fully sustainable and affordable. There are several aspects of housing that are not sustainable such as: accessibility, energy and water efficiency, materials and quality, and size of the house. Meanwhile, it is not affordable for residents with a monthly income of less than IDR 4,000,000.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Mustikawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Implementasi dari kebijakan tentang Kawasan Tanpa Rokok di Kota Bogor dikhususkan untuk angkutan kota jurusan Sukasari-Bubulak. Penelitian ini berdasarkan pada konsep teori Mazmanian Sabatier didalam teori tersebut terdapat 3 variabel namun peneliti fokus terhadap 2 variabel yang dianggap mewakili penelitian dengan 7 dimensi dan diturunkan menjadi indikator pernyataan sebanyak 33 indikator. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Data dikumpulkan dengan cara survey, yang menggunakan kuesioner. Populasi terdiri dari 100 orang, menggunakan accidental. Peneliti menggunakan pengukuran analisis deskriptif dengan hasilnya menampilkan tabel frekuensi untuk mengetahui seberapa besar implementasi kebijakan tersebut. Hasil dari pengukuran tersebut ditemukan hambatan-hambatan tidak terlaksanakannya kebijakan secara optimal berdasarkan pada kategori yang telah dikategorikan penulis. Saran dari penulis ialah perlu adanya beberapa tindakan untuk mengoptimalkan kebijakan ini secara baik.

This Reserach was purposed to analyze the implementation of free cigarttes policy in Bogot that?s specially devoted to Sukasari-Bubulak transport departement.This study from concept of the Mazmania Sabatier have three variables but focused two variables that are problem characcter analyze and policy of area with 7 dimensions that derived into 33 indicators. Data were collected by survey, namely by questionnaire. There were 100 subjects in the population (Accidental). Author used descriptive analysis with frequency table to determine how wide the implementation of the policy. The result of measurement determined optimalizes policy implementation obstacles accompanied by factors why policy cant be implemented. Advice author there are some needs to be optimalize the implemenation of the policy."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44989
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imas Cempaka Mulia
"Skripsi ini membahas mengenai pengembangan kawasan agropolitan di Kota Banjar Jawa Barat melalui program agribisnis dalam rangka pencapaian visi sebagai daerah dengan basis pertanian yang maju. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui studi lapangan dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program agribisnis dibagi menjadi dua sub sistem yaitu sub sistem agribisnis hulu dan sub sistem agribisnis hilir dan berjalan dengan cukup baik. Disisi lain, masih terjadi banyak masalah dalam setiap pelaksanaannya karena minimnya dukungan swasta dan masih adanya pengelolaan kelembangaan yang bersifat tradisional.

This thesis discusses the development of agropolitan in Banjar, West Java through agribusiness program in order to achieve the vision of a region with advanced agricultural base. This research was conducted using a qualitative approach through fieldwork and literature studies. The results showed that the agribusiness program divided into two sub-systems, namely upstream agribusiness and downstream agribusiness subsystems. Both subsystem work well. On the other
hand, many problems still occur. It is caused by the lack of the support from private sector and the institutional management that forced using the traditional system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Sakti Meidiana
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses Implementasi Program FLPP untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dengan menggunakan konsep Implementasi Kebijakan serta menggambarkan faktor-faktor yang memengaruhi pelaksanaan kebijakan tersebut di Kabupaten Bogor. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan angka kemiskinan yang tinggi berkaitan erat dengan hunian tempat tinggal masyarakat di Kabupaten Bogor. Pada pertengahan tahun 2019, terjadi pengurangan kuota FLPP serta penyediaan rumah bersubsidi sehingga menyebabkan calon penerima Program FLPP kesulitan mendapatkan kepastian untuk dapat menempati hunian. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam serta studi kepustakaan. Wawancara mendalam secara individual dilaksanakan terhadap 10 Informan.  Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi Program FLPP untuk MBR di Kabupaten Bogor belum berjalan dengan baik, karena hingga saat ini program FLPP belum berjalan secara sistematis sebab belum memiliki perencanaan kinerja pengembangan program yang menjadi tolak ukur pencapaian, serta masih terjadinya ketidaktepatan sasaran penerima manfaat program FLPP untuk MBR. Penelitian ini menemukan faktor yang mempengaruhi kendala Implementasi Program karena belum seragamnya pemahaman para aktor implementasi mengenai kebijakan yang diampu; Minimnya ketersediaan sumber daya manusia, kewenangan, fasilitas, dan keuangan; Rendahnya pembagian tugas dan tanggung jawab antar aktor serta terdapat ketidaktepatan sasaran kepada MBR pada Implementasi Program FLPP. Kehadiran suatu sistem baru di PPDPP dinilai dapat membantu proses percepatan alur pemilikan hunian dan memonitor pelaksanaan program untuk mengurangi terjadinya kecurangan oleh beberapa pihak. 

The research objective was to describe the implementation process of the FLPP Program for Low Income Communities (MBR) using the concept of Policy Implementation and to describe the factors that influence the implementation of the policy in Bogor Regency. Increased population growth and high poverty rates are closely related to community housing in Bogor Regency. In mid-2019, there was a reduction in the FLPP quota as well as the provision of subsidized housing, causing potential recipients of the FLPP Program to have difficulty obtaining certainty to occupy a residence. This study used a post-positivist approach with qualitative data collection techniques through in-depth interviews and literature study. Individual in-depth interviews were conducted with 10 informants. The results showed that the implementation of the FLPP Program for MBR in Bogor Regency has not been going well, because until now the FLPP program has not run systematically because it does not have a program development performance plan that is a benchmark for achievement, and there are still inaccuracies in the targeting of FLPP program beneficiaries for MBR. This study found the factors that influence the program implementation constraints due to the lack of uniform understanding of the implementing actors regarding the policies being handled; Lack of availability of human resources, authority, facilities and finance; The low division of duties and responsibilities among actors and there is a lack of targeting to MBR in the implementation of the FLPP program. The presence of a new system in PPDPP is considered to be able to help the process of accelerating the flow of residential ownership and monitoring program implementation to reduce the occurrence of fraud by several parties."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Cecilia
"Daerah penelitian berada pada Formasi Klapanunggal, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Formasi Klapanunggal berumur Miosen Tengah hingga Miosen Akhir yang merupakan bagian dari Cekungan Jawa Barat. Daerah penelitian memiliki jenis litologi berupa batugamping. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan melakukan rekonstruksi lingkungan purba daerah penelitian. Metode penelitian terdiri dari pengukuran penampang stratigrafi, analisis petrografi, dan analisis mikropaleontologi. Pada daerah penelitian, terdapat klasifikasi fasies yang terdiri dari fasies Coral Framestone, Skeletal Floatstone, Larger Foraminifera Floatstone, dan Skeletal Rudstone. Keempat fasies tersebut berasosiasi dengan Platform-margin Reef dengan lingkungan zona koral yang terdiri dari back reef, reef front, dan fore reef. Berdasarkan analisis yang dilakukan, daerah penelitian memiliki rentang umur dari N9 hingga N16 (Zonasi Blow) dan Tf 1 hingga Tf 3 (Letter Stage) berdasarkan biozona dari foraminifera Asterorotalia yabei. Hasil rekonstruksi daerah penelitian menunjukkan lingkungan purba dengan karakteristik energi tinggi, intensitas cahaya mesofotik hingga oligofotik, salinitas euhalin hingga sedikit mengarah ke hipersalin, temperatur 18°C hingga lebih dari 25°C yang mengindikasikan iklim subtropis hingga tropis, dan kedalaman laut sekitar 0 meter hingga 70 meter.

The research area is located in Klapanunggal Formation, Klapanunggal District, Bogor Regency, West Java Province. Klapanunggal Formation is formed in Middle Miocene to Late Miocene which is part of the West Java Basin. The research area has type of lithology in the form of limestone. The purpose of this study is to analyse and reconstruct the paleoenvironment of the research area. The research method consisted of measuring section, petrographic analysis, and micropaleontological analysis. In the study area, there are facies classification consisting of Coral Framestone, Skeletal Floatstone, Larger Foraminifera Floatstone, and Skeletal Rudstone facies. The four facies are associated with the Platform-margin Reef with a coral zone environment consisting of the back reef, reef front, and fore reef. Based on the analysis conducted, the research area has an age range from N9 to N16 (Blow Zone) and Tf 1 to Tf 3 (Letter Stage) based on the biozone of the foraminifera Asterorotalia yabei. The results of the reconstruction of the study area show a paleoenvironment with high energy characteristics, mesophotic to oligophotic light intensity, euhaline salinity to slightly hypersaline, temperatures from 18°C ​​to more than 25°C indicating a subtropical to tropical climate, and sea depths of 0 to 70 meters.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathimi
"Pendahuluan: ISPA sering disalahartikan sebagai infeksi saluran pernafasan atas, padahal ISPA tidak hanya menyerang saluran pernafasan atas namun juga mencakup saluran pernafasan bawah. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak hingga menimbulkan penyakit saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli beserta adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor karakteristik individu dan lingkungan terhadap kejadian ISPA pada balita.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study (studi potong lintang), jumlah sampel 163 balita, lokasi penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pancasan, waktu penelitian dari tgl 27 April-30 Mei 2019.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 41,1% balita menderita ISPA, secara statistik variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA adalah jenis kelamin (OR:2,89) dan umur (OR:2,04).
Kesimpulan: Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita baik dari karakteristik balita, karakteristik orangtua, karakteristik lingkungan fisik rumah dan sarana pelayanan kesehatan itu sendiri.
Saran: Pentingnya peran petugas kesehatan terutama meningkatkan kesadaran orangtua dalam memelihara dan menjaga kesehatan anak, memelihara kesehatan lingkungan serta adanya kerja sama lintas program serta lintas sektor.

Introduction: ARI is often misinterpreted as upper respiratory tract infection, whereas ARI does not only attack the upper respiratory tract but also includes the lower respiratory tract. Infection is the entry of germs or microorganisms into the human body and proliferates to cause respiratory tract diseases ranging from the nose to the alveoli and their adnex such as the sinuses, middle ear cavity and pleura.
Objective: This study aims to determine the effect of individual and environmental characteristic factors on the incidence of ARI in infants.
Method: This study used a cross sectional study design, the number of samples of 163 toddlers, the study location in the work area of the Pancasan Health Center, the time of the study from 27 April to 30 May 2019.
Results: The results showed 41.1% of children under five suffered ARI, statistically the variables associated significantly with the incidence of ARI were gender (OR: 2.89) and age (OR: 2.04).
Conclusion: Many factors can influence the incidence of ARI in infants, both from the characteristics of children under five, parental characteristics, characteristics of the physical environment of the home and the health service facilities themselves.
Suggestion: The importance of the role of health workers especially to increase parents awareness in maintaining and maintaining children`s health, environment health and the existence of cross-program and cross-sector cooperation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>